HAKIKAT SHALAT 5 WAKTU DAN PENJELASANNYA
☼ WAKTU SUBUH
Waktu Subuh adalah petunjuknya ROHULLOH yang keluar dari ubun-ubun, berwarna merah, bintangnya Qomar. Sebagai turunnya wahyu, shalat detak dada, Nabi Adam A.S. shalatnya 2 rokaat, hal itu merupakan awal kumpulnya Roh dan Jasad.
Jadi inti dari shalat subuh 2 rokaat, adalah yang mengisyaratkan kita akan adanya 2 unsur yang ada pada diri, yakni adanya Roh dan Jasad.

☼ WAKTU DUHUR
Waktu Duhur adalah petunjuknya di Otak yang keluar dari telinga, Akunya rupa, bintangnya Jauhar, yang mempunyai shalat tersebut adalah Nabi Ibrahim A.S. Sembahyangnya di Detak hati kita 4 rakaat itu.
Inti Shalat Duhur :
Yaitu menjabarkan tentang adanya wadag pelengkap kesempurnaannya wujud, yaitu : Kepala, Badan, Tangan, dan Kaki. Adapun yang nyata adanya adalah 2 mata, 2 telinga.

☼ WAKTU ASHAR
Waktu Ashar adalah petunjuknya di Limpa yang keluar dari hidung, berwarna putih, bintangnya Samsi, pemiliknya Nabi Yunus A.S. Sembahyangnya di Detak Pusat 4 rakaat, nyatanya di dada dan punggung lambung kiri kanan.
Inti Shalat Ashar :
Yaitu menjabarkan tentang adanya 4 Dimensi wujud, yang ada pada kita yaitu : Depan, Belakang, Kiri dan kanan.

☼ WAKTU MAGHRIB
Pada waktu Maghrib adalah petunjuk keluarnya Nyawa pada tubuh semua, warnanya hijau, sebab sedang bersifat hidup, bintangnya Mutakarob, shalatnya pada detak leher, Nabi Isa A.S. sebahyang 3 rakaat. Hal ini nyata ada pada mulut dan hidung.
Inti Shalat Maghrib :
Yaitu menjabarkan tentang adanya 3 alat inti hidup, yang ada pada kita yaitu : Akal, Budhi, dan Nafsu. Adapun yang nyata adanya adalah 1 lobang mulut, 2 lobang hidung.

☼ WAKTU ISA
Pada waktu Isa adalah petunjuknya keluar dari tulang punggung, sebab tidak ada jadi adanya, warnanya hitam, bintangnya Juhra, nyatanya berada di kiyal, Shalatnya berada pada detak lekuk pada dagu. Nabi Musa A.S. shalatnya 4 rakaat, merupakan perwujudan dari tangan 2, beserta kakinya.
Inti Shalat Isyab :
Yaitu menjabarkan tentang adanya 4 alat hidup sebagai penggerak. Adapun yang nyata adanya adalah 2 Tangan, dan 2 Kaki.
☼ MINAL WITRI
Minal witri ada 2 rakaat petunjuknya keberadaan Hamba dan Gustinya, bintangnya Jauhar Awal, Nabinya adalah Nabi Muhammad Rasululloh SAW. Yang memiliki 2 rakaat di Dubur dan di Zakar.

☼ RAKA’ATAL
Adalah Rakaat Salam, petunjuknya tidak ada lain kecuali Allah Yang Maha Agung, yang menguasai siang dan malam, Shalatnya ada pada detak tengkuk. Itulah jangan terlihat sembah dan puji, waspadalah dalam Do’a.

☼PENJABARAN HAKIKAT SHALAT
SEJAK DARI BERDIRI, RUKUK, SUJUD, DAN DUDUK SAMPAI MENGETAHUI TAKBIRATUL IKHRAM
Tentang masalah shalat yang sempurna letaknya pada Takbir Mukaranah, ada 8 (delapan) hurufnya, ketahuilah :
Huruf Alif Mutakalimun Wahid (ﺍ)
Huruf Lam Ta bengil ( ﻠ )
Huruf Lam Jaidah ( ﻠ )
Huruf He Hu-ahad ( ﻪ )
Huruf Lintamsur ( ﻻ )
Huruf Kaf Kabirah ( ﻚ )
Huruf Berubu birah rera ( ﺐ )
Huruf Pingul Drajati ( ﻒ )
Lengkap 8 (delapan) huruf di situ berkumpulnya dan akan menjadi 4 hal, yaitu : IKRAM, MIKRAJ, MUNAJAT, dan TUBADIL.
IKRAM
Adalah segala tingkah laku shalat sampai pada saat takbir
MIKRAJ
Maksudnya Budi yang mulia
MUNAJAT
Maksudnya segala kata-kata, ucapan dalam shalat, berdialaog dengan Dzat, shalat itu memuliakan Dzat. Dzat bersifat Rahman, bernama Isbat dan Napi yaitu Kun Fayakun. Itulah Hakikat shalat, memuliakan yang Suci, meluhurkan yang Kuasa.
TUBADIL
Maksudnya akan tergantikan jika badan sudah hilang bergeraknya keras maupun lemah, sudah terwakili pada tindakan yang sekarang.

Ada 8 (delapan) hal yang harus diperhatikan, sebagai hal yang dapat mengokohkan iman. Diantaranya sebagai berikut :
SIFAT HAYUN
Maksudnya didalam shalat harus hidup tidak boleh mati, Maksudnya Hidup adalah menghadapkan hati kepada Allah dengan penuh kerendahan dan kesadaran.
Sari dari pada Shalat ialah tuntutan dari pada batin kita untuk memperoleh perhubungan dengan yang ada diluar kenyataan, Ialah Yang Maha Tinggi yaitu Allah SWT.”
,,Shalat ialah suatu bukti adanya rasa cinta dan bakti terhadap sesuatu Yang menciptakan kegaiban hidup”.
,,Shalat ialah fungsi hayati (hidup) yang terpenting apabila kita ingin berfikir dengan benar dan ingin mengetahui hakikat kenyataan yang paling akhir.

SIFAT QODIRUN (KUASA)
Maksudnya tidak boleh kendor semangatnya dalam meraih ke Ridloan-Nya, mengharap cinta Allah dengan rasa ikhlas, sungguh-sungguh dalam shalat.
,,Shalat ialah dengan sadar mencari perhubungan dengan Suksma Semesta Alam dan kita butuh pada itu, seperti kita butuh pada makan dan tidur”
,,Shalat bukanlah minta-minta dengan do’a yang diucapkan dengan kerendahan ; Shalat ialah satu-satunya perbuatan mulia dan berani bagi tiap orang yang ragu-ragu apakah dia berbuat benar seperti dia harus berbuat”.

SIFAT MURIDAN
Maksudnya kemauan yang kuat dalam menjalankan shalat, tak terhalang oleh kehendak niat apapun, kecuali kehendak akan Ridho Allah, ‘LA MAKSUDU ILALLAH’ ( Tak ada maksud / tujuan lain selain Allah).
Shalat ialah kemauan yang diruncingkan ke arah Tuhan. Kekuatan Shalat yang memberi hiburan dan menambah keteguhan terletak didalam kenyataan, bahwa manusia mengenal sesuatu, kepada siapa ia dapat meminta pertolongan. Dia merasa tidak bersendiri, Yang Maha Suci ada berdekatan dengan dia. Dia selalu dapat memaling kepada-Nya dengan keinginan, kepentingan, kesukaran dan penderitaannya.

SIFAT SAMIAN
Maksudnya pendengaran yang awas, dengarkanlah (bersuaralah ?) dalam melakukan shalat.
Mula-mula orang mengira, bahwa Shalat itu mengucapkan kata-kata; akan tetapi dia mengerti, bahwa Shalat itu tidak berdiam, akan tetapi mendengarkan. Demikian Shalat berarti tidak mendengarkan kata-kata sendiri, Shalat berarti berdiam dan menunggu, agar yang Shalat mendengar suara Tuhan”.

SIFAT BASIRON
Maksudnya penglihatan dalam shalat tidak boleh buta.
Intinya : Pada waktu kita menjalankan Shalat, maka pikiran kita tidak lagi mempunyai hubungan dengan keadaan didunia ini; pikiran kita pada waktu shalat keluar dari pusat akal dan selanjutnya mengalir ke-arah Budhi ; didalam Budhi pikiran kita bebas dari pengaruh-pengaruh buruk. Lebih dalam pikiran kita didalam Shalat ditujukan ke arah Tuhan Yang Maha Esa, lebih erat pikiran ini mempunyai hubungan dengan Dia.
Didalam Budhi pikiran ini dibersihkan dari semua nafsu-nafsu yang selalu menyertai pikiran kita dengan menghisap Nur Illahi yang datang dari Allah. Lebih banyak orang meninggalkan Agama dan tidak menjalankan Shalat, lebih sering dunia dihinggapi oleh bencana perang, ialah suatu proses bunuh membunuh dengan tujuan apabila menang, dapat makan kenyang.
Pemusatan pikiran kearah benda semata-mata berarti kemusnahan, peningkatan pikiran kearah Budhi, terus ke Tuhan, dengan jalan Shalat, berarti hidup sejati, sebagai manusia sejati (Insan Kamil)

SIFAT ALIMAN
Maksudnya mengerti, mamahami apa nama shalatnya.
Intinya : ,,Shalat melatih kita supaya tahu berterima kasih. Berhubung dengan itu, maka tidak boleh dilupakan untuk berterima kasih pula kepada mereka, kepada siapa kita berhutang budi. Mengetahui terimakasih, lahir maupun batin, boleh kita ibaratkan membayar hutang. Lain dari pada itu, rasa terima kasih yang meluap-luap, mengantar kita kearah pantai ibadah, dan ada kalanya, pada waktu kita riang gembira dan bersyukur kepada Allah, benar-benar kita singgah dipantai ibadah dan bersujud.
Menyicil hutang budi tidak lain dengan mengucapkan terima kasih dengan sungguh-sungguh, yang timbul dari hati yang suci, ialah dengan Shalat, oleh karena semua kemurahan datangnya dari Allah, dan rahmat Allah tidak akan diturunkan hanya untuk yang ber-Shalat, akan tetapi demikian pula untuk mereka yang menghutangkan budi. Terhadap kemurahan Allah yang terbukti didalam kekayaan alam yang semuanya disediakan bagi kita, kita wajib mengucapkan rasa syukur dan terima kasih.

SIFAT MUTAKALIMAN
Maksudnya dalam pengucapan tidak terjadi pengulangan, ucapan harus jelas di dalam shalat.

SIFAT BAKIN
Maksudnya dalam melakukan shalat harus terus menerus (teratur secara terus menerus).
Intinya : Shalat harus dikerjakan dengan tertib dan teratur, serta tepat pada waktunya, agar semua berjalan dengan teratur dan seragam. Lain dari pada itu ketertiban menjadi sifat yang terutama dari Kekuasaan yang menguasai seluruh alam, menjadi satu-satunya alat perhubungan antara Khaliq dan Makhluk. Allah menghasratkan ketertiban alam lebih dahulu, sebelum mengadakan sesuatu ; oleh karena itu kekacauan sudah barang tentu itu bukan kehendak Allah.
Apabila seorang menjalankan ketertiban, maka ia sebenarnya memasukan sifat Illahi kedalam sanubarinya; orang yang tertib ialah orang yang ber-Iman, yang mempunyai tenaga batin. Ketertiban adalah mengirit waktu. Siapa yang dapat mengirit waktu akan mempunyai waktu yang terulang yang dapat dipergunakan untuk lain pekerjaan. Hasil pekerjaan oleh karenanya melebihi yang diharapkan. Akibat dari pada ketertiban ialah ketenangan dan ketentraman hati menghadapi tiap-tiap goda dan coba. Ketertiban didalam lahir menimbulkan ketertiban didalam batin, oleh karena tidak ada gangguan dari kekalutan dan kekacauan, hingga kita memperoleh kekuasaan dapat memusatkan pikiran kita. Siapa yang tertib didalam lahir dan batinnya, dengan sendirinya memperoleh tenaga ghaib yang terbukti didalam hasil pekerjaannya yang memuaskan dan mena’jubkan.

HAKIKAT BERDIRI, RUKUK, SUJUD, DAN DUDUK DALAM SHALAT

BERDIRI DALAM SHALAT
Maksudnya tegaknya berasal dari Api, tapi bukan api seperti sekam, bukan pula api yang menyala lalu mati, tetapi api yang mempunyai 4 (empat) sifat /hal, Yaitu : Roh Ilafi, Roh Rahmani, Roh Nurani dan Roh Rahmani. Ke 4 hal itu mulia, merupakan cahaya kudus. Kudus adalah benih keberuntungan, keberuntungan itu benih nasibmu, yang menjadikan kepastian nasibmu adalah Shalat-mu.

RUKUK DALAM SHALAT
Rukuk berasal dari Angin, tapi bukan angin topan, bukan pula angin yang mendesau-desau. Tetapi angin yang mempunyai 4 (empat) hal, Yaitu : Nafas, Anfas, Tanafas, dan Nufus. Nufus adalah benih Ruhyat, adapun rukhyat adalah benih hidup. Adapun yang hidup itu adalah Shalat-mu itu.

SUJUD DALAM SHALAT
Sujud berasal dari Air, tapi bukan air kali, bukan pula air sumur atau air telaga yang dapat surut atau banjir. Adapun air yang dimaksud adalah yang mempunyai 4 (empat) hal, Yaitu : Roh Rabbani, Roh Nabati, Roh Hewani, dan Roh Jasmani. Roh Jasmani itu berbenih 7 (tujuh) martabat, adapun martabat itu berbenih yang menghasilkan Shalat-mu itu.

DUDUK DALAM SHALAT
Duduk berasal dari Bumi (Tanah), tapi bukan bumi tempat berpijak, bukan pula bumi yang menonjol. Tetapi bumi yang mempunyai 4 (empat) hal, keempat hal tersebut itu adalah : Wadi, Madi, Mani, dan Manikam. Manikam adalah asal dari Ajal. Adapun Ajal itu adalah benih keabadian yang tidak berubah, Adapun yang abadi itu adalah nilai dari Shalat-mu itu.
Selalu rindulah akan shalat, raihlah iman, tauhid dan ma’rifat Islam melalui shalat. Adapun mengenai tertibnya pelaksanaan saat Berdiri, saat Duduk. Yang disebut Rukuk adalah asal dari Angin berasal dari angin. Kehidupan ini berasal dari bumi yang dimaksud dengan Duduk. Adapun yang dimaksud dengan Takbir adalah Ma’rifat yang sempurna, memperoleh air itulah yang dimaksud dengan syariat yang sesungguhnya. Kesuciannya itu tidak berubah tempat dan tidak bercampur dengan apapun, saat ia memusatkan hati pada Yang Maha Agung yaitu dalam posisi duduk. Hakikat duduk yaitu menginginkan kehalusan pandangan, tidak berubah dalam rasa.
Adapun arti Islam itu supaya sempurna adalah dengan mengikuti petunjuk Rohani-mu, karena itulah hati orang mukmin yang lebih. Seorang mukmin yang mulia adalah yang tidak putus sembahyangnya. Adapun hati yang terang, yang hendak menjelma yang dapat mematikan pada badan, yang selalu dicuci pasti akan diberi hati yang terang oleh Allah Yang Maha Agung.

ADAPUN GERAKAN SHALAT ITU MERUPAKAN WUJUD ( ﺍﷲ )
Huruf Alif Mutakalimun Wahid (ﺍ)
Wujud tegak berdiri, yang mengisyaratkan asal dari Api, Nafsunya Amarah. Api menjadi Darah pada kita. Tempat terjadinya berasal dari sifat Allah yang bernama AL-AJIM = Kebesaran Allah.

Huruf Lam Ta bengil ( ﻠ )
Wujud Rukuk, yang mengisyaratkan asal dari Angin, Nafsunya Mutmainah. Angin menjadi Urat pada kita. Tempat terjadinya berasal dari sifat Allah yang bernama AL-QOWIYU = Keperkasaan Allah.

Huruf Lam Jaidah ( ﻠ )
Wujud Sujud, yang mengisyaratkan asal dari Air, Nafsunya Sawiyah. Air menjadi Tulang pada kita. Tempat terjadinya berasal dari sifat Allah yang bernama AL-MUHYI = Kekuatan Allah (Yang Maha Menghidupkan)

Huruf He Hu-ahad ( ﻪ )
Wujud Duduk, yang mengisyaratkan asal dari Tanah, Nafsunya Lawwamah. Tanah menjadi Daging pada kita. Tempat terjadinya berasal dari sifat Allah yang bernama AL-HAKIM = Yang Maha Kokoh.

Salam Santun