Firman Allah SWT yang dijelaskan dalan hadits Nabi Muhammad SAW kepada Sayyidina Ali r.a melalui telinga kirinya. Dzat dan Rumah Tuhan Ajaran pertama tentang Dzat dan singgasana Tuhan. Ajaran tersebut terbagi menjadi delapan bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Adanya Dzat
Sesungguhnya tidak ada apa-apa, karena pada waktu masih keadaan kosong, belum ada sesuatupun. Yang ada hanyalah Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku. Akulah hakikat Dzat yang Maha Suci, yang meliputi sifat-Ku, yang menyertai Nama-Ku, dan yang menandai perbuatan-perbu atan-Ku.

2. Kejadian Dzat
Sesungguhnya, Aku adalah Dzat yang Maha Kuasa, yang berkuasa menciptakan segala sesuatu. Terjadi dalam seketika, sempurna dari Kodrat-Ku. Pertama kali yang Aku ciptakan adalah sebuah pohon bernama Sajaratul Yakin (pohon kehidupan). Pohon itu tumbuh dialam Adam Makdum (kosong hampa) yang azali dan abadi. Setelah itu Aku ciptakan Cahaya Bernama Nur Muhammad (cahaya yang terpuji), kemudian cermin bernama Mir’atul Haya’i (kaca wira’i), nyawa yang disebut Roh Idhafi (nyawa yang jernih), pelita yang bernama Kandil (lampu tanpa api), pemata yang bernama Dzarrah (permata), dan Jalal (keperkasaan) yang disebut Hijab (dinding jalal atau penutup), yang menjadi sekat bagi penampakan-Ku.

3. Uraian Tentang Dzat
Sebenarnya manusia itu adalah Rahsa-Ku dan Aku ini adalah rahsa manusia karena Aku menciptakan Adam dari empat unsur yaitu : tanah, air, api, dan udara. Keempat unsur itu adalah perwujudan dan Sifat-Ku. Kemudian Aku masukkan kedalam tubuh Adam lima macam mudzarrah, yaitu : nur, rahsa, ruh, nafsu, dan budi yang merupakan diding yang menghalangi Wajah-Ku yang Maha Suci.

4. Susunan dalam Singgasana Baitul Makmur
Sesungguhnya Aku mengatur singgasana dalam Baitul Makmur, yaitu rumah tempat kesukaan-Ku. Tempat itu berada dalam kepala Adam. Dalam kepala itu ada otak, dalam otak itu ada manik, dalam
manik ada budi, dalam budi ada nafsu, dalam nafsu ada sukma, dalam sukma ada rahsa, dalam rahsa ada Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku, Dzat yang melipti semua keadaan.

5. Susunan Dalam Singgasana Baitul Muharram
Sesungguhnya Aku mengatur singgasana berada dalam Baitul Muharram, yaitu rumah tempat pengingat-Ku. Tempat itu ada di dalam dada Adam, di dalam dada itu ada hati, di dalam hati itu ada
jantung, di dalam jantung itu ada budi, di dalam budi itu ada jinem (angan-angan), di dalam jinem itu ada sukma, di dalam sukma itu ada rahsa, di dalam rahsa itu ada Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku, Dzat yang meliputi semua keadaan.

6. Susunan dalam Singgasana Baitul Muqaddas Sesungguhnya Aku mengatur singgasana di dalam Baitul Muqaddas.
Itu adalah rumah, tempat yang Aku sucikan. Berada dalam zakarnya adam, dalam zakar itu ada prinsilan (buah pelir), di antara prinsilan itu ada nathfah yaitu mani, dalam mani itu ada madzi, dalam madzi itu ada wadi, dalam wadi ada manikem, dalam manikem itu ada rahsa, dalam rahsa ada Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku, Dzat yang meliputi semua keadaan, bertahta dalam nukat gaib, turun menjadi Jauhar Awal. Disitulah alam Ahadiyat berada (alam Wahdat dan alam Wahidiyat), alam Arwah, alam Misal, alam Ajsam, dan alam Insan Kamil, menjadi manusia sempurna yaitu
sifat-Ku yang sejati.

7. Peneguh Iman
Yaitu yang menjadi kekuatan iman : Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Aku dan menyaksikan Diri-Ku bahwa Muhammad itu adalah utusan-Ku.

8. Kesaksian
Aku bersaksi dalam Diri-Ku sendiri bahwa tidak ada Tuhan selain Diri-Ku dan menyaksikan Diri-Ku bahwa Muhammad itu adalah utusan-Ku. Bahwa sesungguhnya yang dinamakan Allah itu adalah Badan-Ku, Rasul itu adalah Rahsa-Ku, Muhammad itu adalah Cahaya-Ku. Akulah yang selalu ingat dan tidak pernah lupa, Akulah yang kekal tidak bisa diubah oleh keadaan. Akulah yang selalu tahu, tidak ada suatu apapun yang tersembunyi dari-Ku. Akulah yang menguasai segalanya, yang Maha Kuasa dan Bijaksana, tidak memiliki kekurangan dalam pengetahuan. Sempurna, terang-benderang, tidak terasa apa-apa, tidak kelihatan apa-apa, hanya Diri-Ku yang meliputi semua alam dengan Kodrat-Ku.

(Catatan : Kisah ma'rifat sayyidina Ali dibuat oleh seorang Jendral Belanda bernama VANDEFONER yang telah masuk ISLAM dan belajar di Kairo mesir mengenai agama ISLAM untuk memecah belah ummat ISLAM di nusantara INDONESIA, Konsep ma'rifat digunakan sang jenderal belanda untuk menyesatkan pemahaman ummat ISLAM yang telah menyebar di tanah nusantara INDONESIA, ada ratusan buku ma'rifat untuk menyesatkan pemahaman ummat islam yang di buat dan di sebarkan salah satunya pemahaman ALLAH SWT menyatu dengan manusia dan manusia dapat melihat ALLAH SWT, ajaran ma'rifat yang di rusak dalam kitab kitabnya telah masuk mengakar dalam dunia pendidikan ma'rifat di semua majelis thoriqat dan majelis laduni.

Sayangnya kondisi ini dibiarkan begitu saja oleh para ulama di jaman belanda dan terjadilah perpecahan paham aliran di Nusaantara dengan lahirnya macam macam aliran thoriqat bahkan aliran inkar syariat. Sehingga aliran aliran sesat menggunakan nama ma'rifat tumbuh subur dan merekrut banyak pemuda dan orang dewasa muslim. Banyak aliran ma'rifat yang membebaskan jamaahnya dari kewajiban syariat contohnya, bebas tidak ada lagi hukum wajib sholat 5 waktu dan hukum wajib mengikuti yaqin kepada ALQUR'AN dan ASSUNNAH.