Menurut Master Ching Hai yang beragama Budha : Walaupun pada awalnya berbeda-beda namun untuk mencapai puncak pencerahan Ruhani hanya ada satu jalan yaitu melalui kontemplasi pada Cahaya dan Shabda yaitu Getaran di dalam. Sehingga kita bisa melakukan kontak dengan Ruh, dimana Ruh ini merupakan manifestasi dari Cahaya dan Getaran Suci. Inilah yang disebut metode Kuan Yin.  Metode ini adalah metode pendengaran dan penglihatan ruhani, metode transendental (tak terjangkau akal) yang tidak dapat diuraikan melalui bahasa manusia. Semua ditransmisikan dalam keheningan. Shabda, Firman atau Logos tersebut merupakan musik surgawi, merupakan bahasa dari Cinta Kasih Universal dan Kecerdasan Agung. Semua ajaran berasal dari Suara Hening ini, semua bahasa berasal dari bahasa Universal ini. Melodi surgawi ini dapat menyembuhkan semua luka, serta dapat memenuhi dan memuaskan semua dahaga duniawi. Suara inipun dapat membersihkan kita dari semua dosa-dosa dan membawa kita ke Sumber Asalnya.


Menurut Maharaj Charan Singh yang beragama Hindu : Tidak ada cara lain untuk mengendalikan pikiran agar mulai menanggalkan kecintaannya dan keterikatannya kepada duniawi kecuali menghubungkan pikiran dengan kekuatan dalam yang disebut Nam atau Shabda.

- Nam (Nama Tuhan) yang bisa diucapkan dan dituliskan ada banyak sekali.  
                                                 
- Bagi Orang Hindu : Ram Nam, Ram Dhun, Nirmal Nad, Divya Dhun dll.

- Bagi orang Islam : Ism-u-Azom, Kalam-Ilahi, Sultan-ul-Azkar (Raja segala mantra). 

Menurut Guru beliau, Nam Sejati tidak bisa diucapkan, tidak dapat dituliskan ataupun dibaca. Dialah yang kekal dan abadi, tidak dilahirkan dan tidak mati. Pikiran bila sudah terikat pada Nam Sejati, ia akan memperoleh sifat-sifat Kebenaran. Segala sakit dan penderitaan akan terusir keluar pada saat Kebenaran mulai tumbuh di dalam. Dari Shabda (Nam Sejati) seluruh ciptaan dilahirkan dan kedalam Shabda ia menghilang. Pada saat kiamat kemudian sekali lagi dari Shabda Ia akan muncul kembali.  

Untuk bertemu dengan Tuhan, kita harus bisa mati selagi hidup, melalui meditasi, yaitu : menghampakan pikiran sambil dalam hati mengulang-ngulang nama Tuhan. Jiwa atau Ruh akan mengalir ke suatu titik di antara dan dibelakang mata, yang disebut mata ke tiga, Dengan meditasi kita menyatukan Jiwa atau Ruh dengan kekuatan Cahaya dan Suara di dalam. Hanya dengan memusatkan perhatian kita ke mata ketiga itu sajalah kita bisa mendengar Suara di dalam. Suara di dalam itulah yang akan menarik kita naik ke dalam Cahaya. Yang dimaksud dengan mata ketiga adalah pusat pikiran dan Jiwa atau Ruh dalam keadaan sadar, terletak di tengah-tengah dahi di antara kedua alis mata, lebih tepatnya lagi, kira-kira satu setengah inci dari pusat itu ke arah dalam. Selama kita belum menarik kesadaran kita ke pusat mata ke tiga dan menghubungkannya dengan Ruh, dengan Sumber Suara, Sumber Firman di dalam, kita tidak dapat mati selagi hidup.  Proses kematianpun seperti itu, Ruh kita akan tertarik naik mulai dari telapak kaki ke pusat mata ke tiga. 

Perbedaan penting adalah pada mati selagi hidup, hubungan Ruh dengan tubuh tidak terputus. Setelah mencapai mata ke tiga maka perjalanan Ruh yang sesungguhnya akan dimulai. Bila seluruh kesadaran telah meninggalkan tubuh bagian bawah dan telah melewati mata ke tiga, maka Ruh kita akan keluar dari jasmani dan memasuki alam Astral, yang disebut OOBE, Out Of Body Experience, mati sebelum mati, mati selagi hidup. Tanpa mati selagi hidup, tanpa meditasi kita tidak bisa masuk ke dalam untuk berjumpa dengan Tuhan, Guru Sejati kita. Meditasi adalah do’a tanpa kata-kata. Do’a dengan kata-kata adalah sarana menuju meditasi. Dengan meditasi kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan tanpa pamrih, berserah diri secara sempurna. Meditasi adalah do’a yang sesungguhnya, do’a terbaik yang amat sangat disenangi Tuhan dan akan diterima Tuhan, karena Ruh kita ingin kembali bersatu dengan-NYA.  

Menurut Krisnamurthi, seperti kata Al Ghazali bahwa pikiran harus diistirahatkan. Krishnamurti pun mengatakan bahwa : Essensi meditasi adalah berakhirnya pikiran. Otak berhenti berpikir sepenuhnya dari segala permasalahan yang terjadi. Bathin yang meditatif adalah hening, suasana bathin yang sangat religius. Pada saat itu muncul letupan gelora kasih sayang yang luar biasa, kasih sayang universal tanpa syarat, penyerahan total kepada Tuhan. Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi.

Menurut Al Qur’an :
Bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, Allah akan memasukkan rasa kasih sayang ke dalam hatinya ~ (MARYAM 19 : 96)

Dan Allah menjadikan iman itu indah ~ (AL HUJURAT 49 : 7)

Didalam rasa kasih sayang universal ini tidak ada lagi pengkotakkan dan pemisahan duniawi, semua pengkotakkan dan pemisahan duniawi berakhir, terbebas dari ruang dan waktu.  Otak tidak terbelenggu lagi oleh pikiran mesjid, gereja, kuil, pagoda, do’a-do’a maupun lagu-lagu pujian lainnya.  Otak tidak lagi terbelenggu oleh perbedaan warna kulit hitam-putih, coklat-kuning, mata belo-mata sipit.

Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah penciptaan langit dan bumi, adanya aneka bahasa dan warna kulitmu ~ (AR-RUM 30 : 22)

Tidak ada lagi kebencian di hati, karena apapun yang kita benci di dalamnya ada rahasia Allah. Sekalipun itu air comberan, di dalamnya ada kehidupan, ada rahasia Allah. Bila kita memelihara kebencian, memelihara hawa nafsu, berarti memelihara syetan dan iblis, berarti memelihara dosa sirik tersembunyi.  Oleh karena itu ada seorang syufi yang mengatakan : “Aku tidak menyisakan ruang kebencian di hatiku, sekalipun terhadap iblis”.   Barang siapa yang mengikuti hawa nafsunya, dia jauh dari Tuhan, dia dekat dengan iblis. Barang siapa yang mencampakkan hawa nafsunya maka dia dekat dengan Tuhan. 

Kata Musasi jago samurai dari Jepang : musuh adalah guru yang sedang menyamar. Berarti setan dan iblis adalah guru yang sedang menyamar, pelajarilah jurus-jurusnya. Jurus iblis adalah hawa nafsu. Bila kita memusuhi iblis dengan hawa nafsu berarti kita sudah terjebak oleh jurusnya. Nafsu adalah dosa sirik tersembunyi. Iblis bukan untuk dimusuhi dengan hawa nafsu tapi harus dihindari dengan kebersihan hati melalui kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan.

Kata Rumi : Hanya cinta yang dapat membunuh ular nafsu yang telah membeku, lewat air mata do’a dan nyala rindu.

Harus kita sadari pula bahwa pada hakikatnya iblis dan malaikat merupakan manifestasi dari sifat Jalal dan sifat Jamal Allah, oleh karena itu kita harus mengimani kedua sifat Allah tersebut secara seimbang disertai hati yang bersih. Allah telah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling bersilaturahmi, bukan untuk saling bermusuhan.  Namun setiap umat juga diuji kadar keimanan dan ketakwaannya, kesabaran dan keikhlasannya, kasih sayangnya serta rasa syukurnya.

…dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal ~ (AL HUJURAT 49 : 13)

Mereka akan mendapat kehinaan dimanapun mereka berada, kecuali mereka menjaga hubungan (silaturahmi) dengan Allah dan hubungan dengan manusia ~(ALI IMRAN 3 : 112).

Kasih Sayang adalah Allah. Dengan adanya kasih sayang universal ini juga akan muncul kesadaran universal, bahwa rumah Tuhan tidak dibuat dari batu bata tapi dari keimanan, ketaqwaan, kesucian, kedamaian, keselamatan serta kasih sayang yang tulus dan murni, kesabaraan dan keikhlasan serta berserah diri kepada Allah Tuhan Semesta Alam.
  
Hadits Qudsi : "Di dalam setiap rongga anak Adam Aku ciptakan suatu mahligai yang disebut dada, dalam dada ada Qolbu, dalam Qolbu ada Fuad, dalam Fuad ada Syagofa, di dalam Syagofa ada Sir, di dalam Sir ada AKU. Aku tidak berada di bumi, Aku tidak berada di langit, tapi Aku berada  dalam hati orang-orang yang beriman".

Wajar bila ada sesepuh yang mengatakan bahwa Qolbu mukmin baitullah. Itulah baitullah yang hakiki, yang harus dibersihkan, buatan Allah sendiri, bukan Ka’bah di Mekah.  Ada sesepuh yang mengatakan : Bila Rumah Allah dibuat dari batu bata seperti Ka’bah lalu Allah-nya seperti apa?  Apakah kita tidak musrik?  Apakah kita tidak tersesat?

Jangan mempersekutukan-KU sucikanlah Rumah-Ku ~ (AL HAJJ 22 : 26)

Di Rumah-rumah, di dalamnya Allah berkenan untuk dihormati-dimuliakan dan disebut Namanya serta bertasbih di waktu pagi dan petang ~ (AN-NUUR 24 : 36)

Mari kita simak Surat AT TAUBAH 9 : 107-108 :

Dan ada yang mendirikan mesjid untuk menimbulkan bencana, untuk kekafiran dan untuk memecah belah diantara orang-orang yang beriman, serta untuk menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rosulnya sejak dahulu. Mereka dengan pasti bersumpah : “Kami hanya menghendaki kebaikan”. Dan Allah menjadi saksi bahwa mereka itu pendusta.

Jangan engkau melaksanakan sholat dalam mesjid itu untuk selama-lamanya.  Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan sholat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih. 

Sucikanlah Rumah-Ku? Apakah Masjidil Harom? Qolbu mukmin itulah baitullah yang harus disucikan agar syaetan, iblis tidak bersarang di dalamnya! Itulah MesjidNya, itulah RumahNya yang hakiki, tidak dibangun dari batu bata, tapi dibangun melalui keimanan, ketakwaan, kesucian, kedamaian, keselamatan, serta kasih sayang yang tulus dan murni, kesabaran dan keikhlasan serta berserah diri kepada Allah. 

Didalamnya Allah berkenan untuk dimuliakan dan disebut NamaNya, bertasbih pagi dan petang ~ (AN NUR 24 : 36)

Di dalamnya Ruh bersujud sejak dalam kandungan ibu, di dalamnya Ruh sudah bertakwa sejak hari pertama kita dilahirkan. Sejak di alam arwah semua Ruh sudah bertakwa kepada Allah, semua Ruh sudah bersyahadat, semua Ruh sudah berserah diri kepada Allah.

Bukankah Aku  Tuhan-mu? Kemudian para Ruh menjawab : Benar kami bersaksi ~ (AL A’RAF 7 : 172). Kemudian Allah meniupkan Ruh ke dalam jasmani... ~ (ASH SHAAD 38 : 72 dan AL HIJR 15 : 29 ), sambil mengemban amanah Allah, karena Allah Maha Mengetahui bahwa manusia itu bersifat dzolim dan bodoh ~ (AL AHZAB 33 : 72).

Di dalam qolbu mukmin Ruh senantiasa mengingat Allah tanpa dibatasi ruang dan waktu. Ingat ya! Allah adalah Al Bathin, Jadi RumahNya, MesjidNya berada di dalam bathin.  Sholatnya adalah sholat bathin. Itulah sholat da’im, itulah sholat yang kekal itulah dzikrullah. Melalui dzikirullah kita belajar mati sebelum mati, agar kesadaran Ruhnya bangkit untuk berkomunikasi dengan Allah.  Karena hanya Ruh yang bisa berkomunikasi dengan Allah melalui dzikir. 

Kata Al Qur’an : dzikir lebih utama ~ (AL ANKABUT 29 : 45).

Rosululloh saw pun bersabda bahwa dzikir adalah pembersih kolbu dan dzikir adalah jalan terdekat menuju kepada Allah.

Mungkin itulah sebabnya kenapa Siti Jenar konon kabarnya lebih menekankan dzikir, sholat bathin serta Siti Jenar juga tidak mengharuskan berhaji ke Mekah.

Apakah ini ada kaitannya dengan Surat At Taubah 9 : 107–108?

Apakah Syeikh Siti Jenar sesat?  Menurut lo gimana Bro?

Bila seseorang bathinnya baik maka perilakunya pasti baik. Perjalanan menuju kepada Allah adalah perjalanan dari alam lahiriyah ke alam bathiniah, bukan naik pesawat ke Mekah.  Perjalanan menuju kepada Allah adalah perjalanan yang transendental, perjalanan yang tidak terjangkau akal dan pikiran.

Lalu apakah benar Allah melarang sholat di Masjidil Harom?

Gue bingung bro! Sama dong, gue juga bingung!?

Kalau nggak ada yang ke Mekah maka Arab akan kehilangan devisa dan DEPAG RI akan kehilangan dana dari Tabungan Haji sebesar 100 milyar per bulan.

Wajar bila Arab dan DEPAG RI tidak mau membahas Surat At Taubah ini.

Kata Rosulullah : Mintalah fatwa pada hatimu sendiri setelah orang lain memberimu fatwa, setelah orang lain memberimua fatwa, setelah orang lain memberimu fatwa.

Yang terbaik adalah yang menentramkan ruhani.

Allah memberikan petunjukNya ke hati ~ (AT-TAGABUN 64 : 11). bukan ke otak.

Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati ~ (ALI IMRAN 3 : 13).

Mata hati adalah hati nurani…dari kata Nur-aini…Nur-Cahaya, aini-melihat.

Di dalamnya ada Cahaya Yang Maha Melihat ~ (AL QIYAMAH 75 : 14)

Kata Junaed Al Bagdady : Syareat tanpa hakekat fasik, hakekat tanpa syareat zindik. Bila seseorang melakukan keduanya, maka sempurnalah kebenaran orang itu.
 
Syareat jangan ditinggalin supaye nggak jadi fitnah!

Semoga kita semua mendapatkan hidayah Allah, sehingga terungkaplah pengetahuan yang tidak ada di sekolah. Begitu kate Rumi, sufi dari Persia.

Allah menciptakan bermacam-macam umat dan tata cara penyembahan justru agar kita berlomba-lomba berbuat kebaikan ~ (AL MAIDAH  5 : 48).  Di dalam Surat AL BAQARAH 2 : 62 : Allahpun tidak membeda-bedakan umat-Nya. Tatkala bayi dilahirkan kedunia, Ruhnya sudah membawa amanah ~ (AL AHZAB  33 : 72). Di dalam Al Qur’an tidak dikatakan amanah itu apa? Apakah tugas hidup di dunia sebagai khalifah yang memberi rahmat bagi seluruh alam semesta, menjadi penjahat yang kemudian bertaubat, menjadi ulama yang kemudian berbuat maksiat ataukah amanah itu agama? Bila amanah itu agama, tidak dijelaskan agamanya apa, jadi manusia diberi kebebasan untuk memilih apa agamanya.  Essensi dari amanah agama tersebut adalah agar Ruh tidak membuat kekacauan tatkala dia hidup di dunia, agar dunia ini menjadi damai.  Dengan demikian kita tidak perlu berselisih pendapat tentang masalah agama. Semua umat sama di mata Tuhan apapun agamanya.  Yang berbeda di mata Tuhan adalah kadar keimanan dan ketaqwaannya.

Pada zaman modern ini aktifitas otak bisa direkam dengan memakai alat Elektro Encefalogram (EEG). Pada saat otak beraktifitas atau dalam keadaan kondisi terjaga gelombang yang dipancarkan otak dan direkam oleh alat EEG adalah gelombang Beta, frekuensi berkisar antara 14–30 Hz.  Pada fase Beta otak yang aktif didominasi oleh otak kiri dan hormon yang dikeluarkan adalah cortisol dan norepineprin (adrenalin).  Pada saat memasuki fase meditasi, yang terekam adalah gelombang Alfa, frekuensinya sekitar 8–13 Hz.  Otak mulai mengeluarkan serotonin dan endomorphin dan melatonin secara bertahap.  Hati dan pikiran mulai tenang, denyut jantung, frekuensi pernafasan pun mulai stabil, cenderung melambat.  Selanjutnya masuk ke fase meditasi yang lebih dalam lagi, muncul gelombang Theta  frekuensinya sekitar 4–7 Hz. Hormon endomorphin dan melatonin cukup tinggi untuk menimbulkan efek ekstase, perasaan rileks, bebas dari rasa sakit, lega, nyaman, bahagia. Muncul kesadaran dan rasa kasih sayang universal. Pada fase Theta ini medan energi yang dihasilkannya paling besar.  Pada saat tidur muncul gelombang Delta, frekuensinya 0–3 Hz, medan energinya rendah. Keadaan khusyuk berada pada fase antara gelombang Alfa dan Theta. Pada saat sholat sulit bahkan mungkin tidak bisa khusyuk apalagi untuk bisa mencapai out of body (OOBE), karena ada gerakan perubahan adegan sholat, sekalipun kita ikut kursus.  

Adanya pengaruh endomorphin dan melatonin yang menimbulkan efek ektase dan relaksasi, maka ketegangan ototpun berkurang, kendur, pembuluh darah juga melebar, dengan sendirinya sirkulasi darah ke otak meningkat sehingga oksigenisasi dan nutrisi ke otak juga meningkat maka wajar bila gen-gen yang tidurpun bangkit, sel-sel otak yang aktifpun meningkat dan kemampuannya meningkat menjadi 20 persen. Sungguh luar biasa, melebihi jenius! Kemampuan jenius hanya 15 persen. Melalui dzikir-meditasi terjadi keselarasan dan keseimbangan kerja antara otak kiri dan otak kanan, sehingga tidak hanya sekedar kecerdasan intelektualnya saja namun kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritualnya juga meningkat. 

Aku buka tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu akan menjadi tajam ~ (AL QAAF 50 : 22).

Manusia itu dalam keadaan tidur, ketika mati barulah mereka terbangun.  Kita harus bisa mati sebelum mati ~ (HADITS)

Dari penelitian Agus Mustofa mengenai rekaman aura orang-orang yang sedang bermeditasi tampak adanya perubahan warna yang sangat jelas, mulai dari merah menjadi kuning, hijau, biru kemudian ungu dan pada puncak meditasi warna auranya menjadi cahaya putih seperti cahaya lampu neon.

Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah dia yang paling takwa diantara kalian ~ (AL HUJURAT 49 : 13).  

Bila kita perhatikan ternyata ada persamaan cara untuk mencapai pencerahan, untuk mencapai Cahaya Ilahi, baik bagi yang beragama Islam maupun bagi yang bukan Islam, yaitu melalui kontemplasi, melalui dzikrullah atau meditasi, tidak ada cara lain. Dzikir lebih utama ~ (AL ANKABUT 29 : 45)

Dengan adanya data-data ilmiah, jelas bahwa dengan berdzikrullah atau bermeditasi apapun agamanya ternyata hasil akhir dari aktifitas otak serta efek-efek yang terjadi pada tubuh fisik dan non fisik serta perkembangan spiritualnya sama.

Kata Rumi : Apapun agamanya, hasil akhir dari keimanan akan tetap sama.  Semua umat sama dimata Allah, kecuali kadar keimanan dan ketaqwaannya yang berbeda. Jadi untuk apa kita bertengkar tentang masalah agama.


MENGAPA HASIL AKHIRNYA SAMA?

Karena semua agama mengajarkan perihal yang sama, yaitu tentang keimanan, ketakwaan, kesucian, keselamatan, kedamaian, kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan dan berserah diri kepada Allah. Itulah yang disebut fitrah, itulah Islam sejati yang dianut semua umat manusia.  Semua agama essensinya sama.  Semua agama tujuannya sama, menuju kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tata cara untuk mencapai puncak spiritual juga sama, melalui proses dzikir- meditasi.  Oleh karena itu wajar bila hasil akhir dari keimanan adalah sama, apapun agamanya.  Walaupun demikian ada yang berpendapat bahwa ajaran tasawuf para sufi Abu Yazid al Busthami,  Al Hallaj termasuk Al Ghazali dan Jalaluddin Rumi bukan ajaran Islam, bahkan sudah menyimpang dari Islam. Terutama masalah terciptanya Nur Muhammad melalui teori Emanasi (Pancaran Tuhan, Big Bang) dan Wahdatul Wujud (manunggaling kaula gusti)  dianggap bukan ajaran Islam tapi berasal dari filsafat Panteisme (wahdatul wujud) dan filsafat Neoplatonisme yang merupakan perpaduan teori Em

anasi dan Panteisme.  Semua teori itu berasal dari Yunani yang kemudian berkembang di Arab.   Panteisme atau Neoplatonisme ini konon kabarnya berasal dari filsafat Monisme ajaran Hindu.


Filsafat Monisme itu apa?

Menurut filsafat Monisme, Tuhan Yang Maha Esa adalah sumber dari segala yang ada dan yang tiada. Tuhan bisa menjelma menjadi bentuk apa saja yang ada di alam semesta ini termasuk pada diri manusia.  Ruh manusia merupakan bagian dari Ruh Alam Semesta atau Tuhan sebagai Radha Swami, Ruh Yang Maha Tinggi.  Tuhan dan alam semesta adalah tunggal. Tuhan bisa berada dimana saja, kapan saja dalam keadaan gaib maupun tidak gaib.

Mari kita bandingkan dengan Hadits-Hadits Rosulullah dan Hadits Qudsi

Aku berasal dari Cahaya Allah, seluruh alam semesta berasal dari cahayaku.
Yang mula-mula dijadikan Allah adalah Nur Nabimu ya Jabir. Allah jadikan dari nur itu segala sesuatu dan engkau wahai Jabir termasuk sesuatu itu.

Barang siapa mengenal dirinya maka dia mengenal Tuhannya, Barang siapa mencari Tuhan keluar dari dirinya maka dia akan tersesat semakin jauh.
Aku Ahmad tanpa mim...Aku Ahad...
Aku tidak berada di bumi, Aku tidak berada di langit, namun Aku berada di dalam hati orang yang beriman (Hadits Qudsi)

Kita bandingkan dengan firman-firman Allah
1. Allah adalah Cahaya langit dan bumi. Tuhan akan membimbing kepada Cahaya-Nya bagi yang Dia kehendaki ~ (AN NUUR 24 : 35)
2. Katakanlah bahwa aku dekat ~ (AL BAQARAH 2 : 186)
3. Lebih dekat Aku dari pada urat leher ~ (AL QAF 50 : 16)
4. Tanda-tanda kami di segenap penjuru dan pada diri mereka, Dzat Allah meliputi segala sesuatu ~ (FUSHSHILAT 41 : 53-54)
5. Dia bersamamu dimanapun kamu berada ~ (AL HADID 57 : 4)
6. Kami telah mengutus seorang utusan di dalam dirimu ~ (AT TAUBAH 9 : 128)
7. Di dalam dirimu apakah engkau tidak memperhatikan ~ (ADZ-DZAARIYAAT 51 : 21)
8. Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan kolbunya ~ (AL ANFAAL 8 : 24)
9. Setelah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku hembuskan Ruh-Ku kepadanya ~ (AL HIJR 15 : 29)

Wajar bila ada yang berpendapat bahwa ajaran Tasawuf dari para sufi termasuk Al Ghazali dan Jalaluddin Rumi bukan ajaran Islam, bahkan menyimpang dari Islam ajaran Muhammad karena ada kemiripan dengan monismenya  Hindu.

Dari firman-firman tersebut jelas bahwa essensi Dzat Ilahiah berada di dalam setiap mahluk ciptaannya, termasuk didalam diri setiap manusia sebagai sumber kekuatan yang tersembunyi. Mirip ajaran Monisme bahwa Tuhan dan alam semesta adalah Tunggal. Tuhan dan alam semesta merupakan suatu kesatuan.

Setelah anda perbandingkan filsafat Monisme Hindu dengan hadits-hadits serta firman-firman Allah silahkan anda pikirkan sendiri apakah ajaran para sufi menyimpang atau tidak dari Islam ajaran Muhammad. Kata para sesepuh, agama itu harus menggunakan akal, memakai logika.  Kata Tuhan : Apakah engkau tidak berpikir. Maha benar Tuhan dengan segala firmannya.

Matahari terbit dari timur, kehidupan mulai dari timur.  Di timur sudah tandur di wilayah barat masih tertidur.  Di Paparan Sundaland Indonesia sudah ada peradaban, sudah ada budaya, sudah ada agama dan sudah ada Borobudur,  di wilayah Arab masih mendengkur.

Semua mahluk adalah ciptaan Allah.  Umat manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna. Umat manusia tidak bisa hidup menyendiri, soliter. Setiap manusia selalu memerlukan manusia lainnya.  Setiap kelompok manusia memerlukan kelompok lainnya. Kemudian di dalam perkembangannya tercipta arus perdagangan, teknologi dan komunikasi. Oleh karena itu wajar bila budaya timur diadopsi barat. Wajar bila filsafat monisme ajaran hindu diadopsi Yunani kemudian berkembang sampai ke Arab. Wajar bila tata cara keberagamaan pun berkembang.  Wajar bila ada persamaan-persamaan dan ada keterkaitan antara agama Hindu-Budha-Nasrani dan Islam. Karena semua agama berasal dari Allah.

Semua nabi baik yang tercatat maupun yang tidak tercatat di dalam Al Qur’an sudah Islam, dalam pengertian para nabi itu telah berserah diri kepada Tuhan. Sedangkan semua hukum-hukum syariat berasal dari hukum-hukum Allah yang diwahyukan melalui nabi sebelumnya ke nabi berikutnya pun berkembang, berkesinambungan, saling melengkapi, ada revisi dan koreksi serta ada penyempurnaan, sesuai situasi dan kondisi zaman dan peradaban manusia itu sendiri. Al Qur’an merupakan himpunan pelajaran tentang Fitrah yang telah disempurnakan dari sejak zaman Nabi Adam sampai dengan Nabi Muhammad. Yang dimaksud disempurnakan adalah tidak dihilangkan namun diganti dengan yang lebih baik atau yang sepadan. Jadi wajar bila ada persamaan dan ada keterkaitan antara agama yang satu dengan agama lainnya, karena semuanya juga berasal dari Allah. Allah Maha Mengetahui atas segalanya dan Allah tidak pernah menyusahkan umat manusia.

Perhatikan Firman-firman Allah :

Untuk setiap umat ada Rosul-Nya. Tuhan mengirimkan seorang Rosul dalam bahasa kaumnya-budayanya. Untuk setiap masa ada Kitab.

Kita harus percaya kepada para nabi serta Kitab-Kitab yang diturunkan sebelumnya. Para nabi itu ada yang kisahnya tercatat di dalam Al Qur’an dan ada yang tidak tercatat.

Para nabi yang tidak tercatat di dalam Al Qur’an ini mungkin saja bukan golongan Arab, bukan bani Israil dan juga tidak berbahasa Arab.  Sampai saat kini kita meyakini bahwa nabi Adam adalah manusia pertama di dunia, karena sumbernya dari Al qur’an.  Bukan suatu hal yang mustahil bila manusia pertama, manusia purba ada di Cina atau di Pulau Jawa?  Karena menurut penelitian para ahli, pada jaman es daratan hanya ada di daerah hatulistiwa yaitu Paparan Sundaland Indonesia, sedangkan wilayah Afrika tandus, tidak memungkinkan untuk kehidupan manusia.  Benua lain masih tertutup es.  Mungkin hal ini ada pada kitab “Qur’an”mereka?  Al Qur’an sungguh luar biasa!

Mari kita simak firman-firman Allah ini :

Bagi tiap-tiap masa ada kitab ~ (AR-RAD 13 : 38)

Sesungguhnya Al Qur’an benar-benar berada dalam kitab-kitab orang-orang terdahulu ~ (ASY-SYUARA 26 : 196)

Dan bila Al Qur’an itu kami turunkan kepada salah seorang dari golongan bukan Arab, lalu dibacakan kepada mereka, niscaya mereka tidak akan percaya ~ (ASY-SYUARA 26 :198-199)

Hal ini merupakan bukti kebenaran Al Qur’an serta merupakan bukti bahwa syariat Islam ajaran Muhammad merupakan revisi dan penyempurnaan dari ajaran-ajaran sebelumnya, terutama mengenai akidah-akidah dari moral jahiliyah bangsa Arab dalam kehidupan sehari-hari menjadi perilaku yang lebih bermartabat. Selanjutnya Syariat Islam ajaran Muhammad pun berkembang ke luar dari wilayah Arab yang kulturnya berbeda.

Di abad baru ini,  tantangan bagi umat Islam adalah peradaban IPTEK. Di dunia kedokteran ada bayi tabung, ada transplantasi organ,  ada kloning dll, yang harus kita sikapi secara bijak. Bagaimana menghadapi pornografi melalui hologram dan kejahatan lain melalui internet. Dengan adanya internet dunia terasa sempit, tidak ada jarak lagi untuk berkomunikasi dan bertatap muka dengan siapapun di benua manapun.  Apa yang tejadi di negara lain, bisa langsung kita akses lewat internet. Rahasia Arab berkolaborasi dengan Israel, sekarang sudah bocor lewat internet. 

Bila saja Teknologi Informasi ini sudah ada sejak jaman dahulu, mungkin kita bisa internetan, bisa facebookkan dengan para nabi dan para Rosul diseluruh dunia. Mungkin kita tidak akan heboh soal agama, karena ternyata para Rosul itu mengajarkan hal yang sama. Yang satu bilang papaya, orang Sunda bilang gedang dan orang Jawa menyebutnya kates,  setelah dikupas isinya sama, setelah dimakan rasanya sama dan hasil akhirnya juga sama.

Ngga usah ngerasa jadi pepaya yang paling mateng, nantinya busuk jadi ngga bisa dimakan. Nggak usah ngerasa diri paling islami Bro.

Ketika Islam berkembang keluar dari wilayah Arab, muncul masalah dengan peradaban dan budaya setempat. Rosulullah adalah nabi yang sangat bijaksana, suri tauladan bagi kita semua.  Untuk mengantisipasi masalah urusan dunia, maka Rosulullah pun bersabda : Masalah urusan dunia engkau lebih tahu namun masalah tata cara beribadah ikutilah cara ku.

Islam adalah agama fitrah. Umat Islam pasti mampu menghadapi tantangan zaman bila bijaksana seperti Rosulullah.  Tidak kaku dan tidak takut disebut bid’ah untuk membuat hukum-hukum sekunder disesuaikan dengan perkembangan zaman. Penyempurnaan bukan berarti dihilangkan sama sekali, namun ada bagian yang diganti dengan yang lebih baik atau yang sepadan dengan itu.

Firman Allah :

Kami ganti dengan yang lebih baik atau yang sepadan dengan itu ~ (AL BAQARAH 2 : 106).

Sesungguhnya agama kamu ini satu agama saja ~ (AL ANBIYA 21:92)

Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam-Fitrah ~ (ALI IMRAN 3 : 19)

Aku Ridhoi Islam-Fitrah sebagai agama bagimu ~ (AL MAIDAH 5 : 3)

Tuhan  kami dan Tuhan-mu adalah satu dan hanya kepada-Nya kami berserah diri ~ (AL ANKABUT 29 : 46)

Allah adalah Al Alim Yang Maha Memiliki Ilmu. Semua Ilmu berasal dari Allah. Semua Agama berasal dari Allah yang diturunkan kepada umat manusia melalui utusannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, termasuk budaya dan peradabannya. Allah memberikan jalan kemudahan melalui keberagamaan bagi kehidupan kita di dunia. Allah mah nggak pernah nyusahin manusia, yang bikin susah adalah manusianya sendiri, dengan aturan yang kaku, karena egonya yang kelewat gede. 

Madu itu manis, kita yakin setelah mencicipinya. Demikian juga dengan ajaran para sufi, kita yakin setelah mendapatkan pengalaman-pengalaman spiritual.  Belajar sesuatu jangan hanya cangkangnya saja, galilah maknanya.  Itu kata Rumi.

Bila kita diberi sebutir kelapa, kupas sabutnya, belah batoknya, ambil kelapanya, peras santannya diolah sampai keluar minyaknya. Minyak kelapa bekas pakai kata orang Sunda disebutnya Jalan-tah, Itulah jalan-nya!  Yang telah ditempuh oleh Rosulullah Muhammad dan para sufi melalui dzikir-meditasi.  Itulah yang dilakukan Rosulullah di guha Hiro, pada awalnya sebelum beliau menjadi nabi.

Kata Al Ghazali, pengalaman-pengalaman spiritual itu tidak boleh dibicarakan kepada orang lain yang bukan haq! Karena mungkin bisa menimbulkan salah penafsiran, bisa menimbulkan fitnah.

Firman Allah :
Janganlah sekali-sekali menceritakan halmu kepada seorangpun ~ (AL KAHFI 18 : 19)

Ayat dari surat Al Kahfi ini disebut ayat tengah, karena berada di pertengahan Al Qur’an dan biasanya diberi warna merah.