Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibanding dengan makluk lainya, oleh sebab itu maka manusia wajib mengetahui akan kemanusiaanya dan juga mengerti akan kesejatianya, supaya sempurna hidupnya karena memahami akan makna dari SANGKAN PARANING DUMADI, yaitu asal muasal dari mana kita berasal? dan kemanakah kita setelah tiada? MANUSIA dalam istilah jawanya yaitu MANUNGSO ~ MANUNGGALE ROSO yang mempunyai arti kumpulnya beberapa rasa maupun perasaan, dimana rasa-rasa tersebut berada dalam sifat manusia yang masuk dalam sisi kejiwaan/rohani dan kejiwaan manusia terbelenggu oleh ikatan-ikatan jasad manusia yang terdiri dari JASAD KERAS DAN JASAD LUNAK.
JASAD KERAS: meliputi rangkaian tumpukan tulang-tulang dan persendian, daging berserta ototnya, rambut yang tumbuh dalam kulit, dan kuku lentik di setiap jari kita.
JASAD LUNAK: terdiri dari gumpalan darah dalam daging, sumsum didalam rongga tulang, otak didalam tengkorak kita, sedangkan jeroan (jantung,usus,dll), terlindungi oleh kerangka kita.
Di sini bisa kita simpulkan bahwa jasad lunak berada didalam rongga jasad keras, rasa atau perasaan manusia lebi bersifat murni atau suci, dimana rasa manusia terproses dalam sebuah kepribadian diri manusia yg disebut PERSOONLICHEID atau PERSONALITY yaitu gerak-gerik perseorangan yg timbulnya dari dalam diri pribadi atau lebih dikenal dgn istilah BUDI PERKETI, hal inilah yang membedakan antara kita manusia dengan binatang,tetapi bilamana rasa atau budi perketi manusia hilang maka sifatdan laku kehidupanya akan menyerupai sifat binatang,atau dengan kata lain hilangnya sifat kemurnian dan kesucian manusia dan lebih dominan pada unsur jasadnya saja.
Di dalam ruang hampa setiap ujung jasad kita terdapat senyawa yang mengikat satu sama lain, dengan kata lain bahwa setiap jasad keras dan lunak terdapat bagian zat yang menggabungkan antara kedua jasad tersebut yaitu RUH atau NYAWA. Didalam JAGAT KECIL maupun JAGAT BESAR terdapat empat elemen yaitu: BUMI, AIR, API dan ANGIN, ke empat elemen tersebut selain dimiliki oleh jagad besar juga dimiliki oleh jagad kecil sebagai sari pati dari jagad besar itu sendiri.
1.BUMI, disebut juga PERTIWI, bentuk lahir yg ada pada kita yaitu badan jasmani.yang berujud kita, hakekatnya dzat kita, menjadi kulit dan daging ini. jendela/pintunya berada DI MULUT.
2. API, wujud lahir yang ada pada kita dinamai PRAMANA, hidupnya dzatulloh, yaitu cahaya hidup manusia, berujud otot dan tulang, jendela /pintunya ada di TELINGA.
3. AIR, juga disebut TIRTOMARTA KAMANDANU, yaitu air yg menghidupi jasad kita, air dibadan kita terdiri dari WADI, MADI, MANI dan MANIKEM.
WADI: tempatnya di pratapan, berujud darah warna merah.
MADI: berujud air kita berwarna hijau
MANI: berujud penguasaan kita berwarna putih, ada dikemaluan kita.
MANIKEM: berujud cahaya kita berwarna kuning.
AIR dalam wujud badan kita yaitu adanya darah dan sumsum, suhud kita, hakekatnya asma kita, jendela/pintu air berada di MATA. Berpengaruh dibirahi.
4. ANGIN, juga mempunyai NAFAS, ANFAS, TANNAFAS dan NUFUS.
NAFAS sebagai tali hidup, ANFAS sebagai tempat hidup (roh), TANNAFAS sebagai pendengaran roh, NUFUS sebagai penglihatan roh semua menjadi AF’AL kita, jendela /pintunya berada di HIDUNG, berwatak sumeleh, sabar, rela, cinta damai, senang akan ke-Tuhan-an.
Dari DATULLOH manusia memiliki SIR, BUDI, CIPTA, RAHSA, yang memiliki arti NIAT (KRENTEG) YANG MENJALANKAN BATIN KITA UNTUK MENCIPTAKAN RASA DALAM KEKUASAAN HIDUP KITA DALAM MENJALANI KESEMPURNAAN HIDUP.
MANUSIA juga memiliki empat macam nafsu diantaranya adalah :
1. NAFSU AMARAH berwarna MERAH merupakan unsur elemen API dimana hawanya bisa menimbulkan keangkara murkaan, mudah emosi, iri hati, dengki, suka membesar-besarkan masalah, elemen unsur API pintu atau jendelanya berada di TELINGA, bilamana nafsu ini menangkap getaran hawa negatif lewat telinga, akan mudah terinjeksi virus masuk cepat kepikiran dikarenakan letak kedua telinga dekat sekali dengan otak sebagai pencerna dari setiap hawa yang masuk disetiap lubang. Orang yang tipis kupingnya (tidak bisa menerima kata-kata yang memuaskan), orang yang mudah tersinggung atau mereka yang suka bertengkar, orang itulah yang selalu dikuasai oleh nafsu amarah.
2. NAFSU SUFIYAH, berwarna KUNING nafsu ini didominasi oleh elemen unsur AIR (mudah terhanyut), sebagai jendela/pintunya adalah MATA, nafsu ini lebih condong pada KEINGINAN dan HASRAT, bawaanya tergesa-gesa, dan kurang sabar, dan apa yang dilihat dan diminati selalu memaksa untuk dimiliki.
3. NAFSU ALUAMAH, berwarna HITAM nafsu ini didominasi oleh unsur tanah (mudah kotor dan terhempas)sebagai jendela/pintunya adalah di MULUT, nafsu ini suka akan keserakahan, suka akan makan segala-galanya, orang yang tidak pernah puas akan satu macam hidangan, orang-orang yang hanya mengutamakan kesenangan pribadi tanpa memperdulikan orang lain.
4. NAFSU MUTMAINAH, berwarna PUTIH nafsu ini didominasi unsur angin atau hawa, sebagai pintunya adalah HIDUNG (alat perasa) nafsu ini lebih condaon kearoma atau bau wangi-wangian, bisanya nafsu ini lebih condong kesifat kerohanian tanpa memperdulikan jasmaninya atau kesehatanya,mereka ini adalah korban dari nafsu mutmainah, diantara keempat nafsu tersebut diatas hanya nafsu mutmainahlah yang memiliki sifat jujur, misalnya menghadapi barang busuk/bau maka hidung kita tidak akan mengatakan wangi atau segar.
AKAN TETAPI KALAU MUTMAINAH TERPENGARUH OLEH NAFSU AMARAH, SUFIYAH DAN ALUAMAH, MAKA JAGAD KECIL AKAN MENGALAMI KEKACAUAN DAN BISA MENJALANKAN SESEUATU YANG MENGAKIBATKAN KEKACAUAN JAGAD BESAR. Dan bila ketiga nafsu tersebut bisa dikendalikan oleh nafsu mutmainah maka sebaliknya akan merubah menjadi KEMULIAAN.
Kemudian HATI terdiri dari empat macam juga diantaranya :
1. HATI SANUBARI, warna HITAM, berujud dalam rasa, pintunya KAHURULLOH, berada dialam SUFIL, menjadi sempurnaya pembicaraan.
2. HATI MAKNAWI, warna KUNING, purbaning rasa,pintunya diKAMALULLAH, berada dialam SULBIL, menjadi sempurnaya pendengaran.
3. HATI SIRI, warna HIJAU, sempurnaya rasa, pintunyadi JALALULLAH, berada dialam TOUFEK, menjadi sempurnanya indera penciuman.
4. HATI PU’AT, warna PUTIH, hilangnya rasa, pintunya di JAMALULLAH, berada dialam SABIT, menjadi sempurnanya penglihatan.
JASAD MANUSIA terbagi menjadi 3 tataran;
A. Tataran pertama; JAGAD ATAS atau GURULOKA (baitul ma’mur), berada di OTAK, pusat segala rasa, dalam pewayangan disebut Sang hyang Guru, ratunya segala nyawa, dan berkuasa dalam panca indera, berada di kahyangan JUNGGRING SALOKA.
B. Tataran kedua; JAGAD TENGAH atau ENDROLOKA (baitul mukharom), berada di ANGAN-ANGAN, BUDI, CIPTO dan ROSO, yang menjadi penguasa Sang Hyang Indra di ENDRABAWONO.
C. Tataran ketiga; JAGAD BAWAH atau JANALOKA (baitul mukhodas), berada di PANCA ASMARA, yaitu asmara tantra dan asmaragama,yang menjadi penguasa adalah Sang Hyang Wisnu,dikahyangan NGUNTORO SEGORO.
Ketiganya disebut dengan TRILOKO, dan yang menguasai Sang Hyang Wisesaning Tunggal.
dan ketiga tataran tersebut sering dipakai oleh KANJENG SUSUHUNAN KALIJAGA dipakai sebagai perlambang kehati-hatian pada setiap manusia untuk dilarang, salah satunya :
1. Ojo Mangan Utek (dilarang makan otak)
2. Ojo Mangan Jeroan (dilarang makan jeroan)
3. Ojo Mangan Pringsilan (dilarang makan kemaluan)
1. DILARANG MAKAN OTAK
yang dimaksud diatas bukan berarti kita dilarang memakan otak binatang, tetapi lebih ditegaskan dalam hal bagaimana cara kita berfikir yang benar, seperti ditegaskan "SEJATINE ENGGONE PEMAREMING DZAT KANG SEJATI IKU DUMUNING ONO ING UTEK, TUHU ANGLIMPUTI ING SAK OBAH OSIKING MANUNGSO, SASOLAH BAWANING MANUNGSO, SAK JRONING BAITUL MAKMUR". Artinya; Sesungguhnya tempat segala kenikmatan didalam dzat sejati itu adalah berada didalam otak, serta seluruh gerak gerik, dengan segala tingkah laku manusia yang berasal di dalam pintu baitul makmur.
beliau mempertegas tentang JAGAD ATAS dengan empat hal yaitu :
A. UTEK IKU ANGLIMPUTI PRAMONO; artinya janganlah kita selalu salah dalam menartikan sesuatau yang kurang bagus menurut penglihatan mata kita.
B. UTEK IKU MRABAWANI BAWANING MANUNGSO; artinya janganlah kita selalu mengucapkan kata-kata yang tidak benar, karna menandai bahwa fikiran kita kurang benar.
C. UTEK IKU NYAMADI MARANG KARNO; artinya janganlah kita selalu mendengarkan soal atau permasalahan yang tidak berguna, dalam arti bila kita mendengar suara atau perkataan yang kurang baik sebaiknya ditinggal pergi tidak perlu ditanggapi.
D. UTEK IKU MRATANDANI MARANG GRONO; artinya janganlah selalu betah dengan suasana bau atau pengap karena bisa mempengaruhi pola fikiran kita yang jorok.
2. DILARANG MAKAN JEROAN
Yang dimaksu dilarang makan jeroan bukan berarti kita dilarang makan jeroan seperti hati, usus, limpa dll, melainkan perlambang bahwasanya didalam hidup kita janganlah memiliki hati yang mudah terhayut atau terlalu terbawa perasaan yang ngelantur. Jagad tengah meliputi :
A. BUDI ANGLIMPUTI SEDYO; artinya didalam kehidpan kita janganlah mempunyai hati/ budi yang kurang bagus.
B. BUDI MRATANDANI CIPTO; artinya didalam kehidupan kita janganlah mempunyai hasrat atau keinginan yang berubah-ubah atau tidak fokus.
C. BUDI MRABAWANI ROHSO; artinya didalam kehidupan kita janganlah memiliki rasa/perasaan yang kurang benar.
D. BUDI WIDAGDO SESANDAN SALIRING SIR; artinya didalam kehidupan kita janganlah mempunyai perkiraan yang kurang pas dengan naluri.
E. BUDI KADUNUNGAN LAKSONO; artinya didalam kehidupan kita akan terlaksana bila hati kita disertai dengan tingkah laku yang benar.
3. DILARANG MEMAKAN PRINGSILAN/KEMALUAN
Mempunyai arti bahwa seyogyanya kita bisa menahan nafsu syahwat, dalam arti tidak mengumbar hawa nafsu dan tau akan tata krama hukum masyarakat, karena dampaknya sangat berarti bagi kehidupan kita sesuai dengan penjelasan dibawah ini :
A. UNGGYANING BUDI NDADEAKE ASMOROGOMO; artinya akan merusak budi perkerti yang nantinya tidak akan diterima dimasyarakat.
B. PANGGONANING DAT ANGLIMPUTI PUTEKING ATI; artinya bisa menjadikan rusaknya sifat diri dan bisa membikin ruwetnya di dalam badan kita.
C. MUKHADAS MRATANDANI PURUS; artinya bisa menjatuhkan derajad serta harga diri kita.
D. MUKHADAS MRATANDANI ROSO SEJATI; artinya sulit untk menjalani hidup yang bahagia dan selalu membikin susah orang lain dan menjadikan banyak permusuhan.
Dan bila ketiga wejangan diterapkan dalm kehidupan kita INSYA ALLAH akan terbukanya pintu hijab TAHTA BAITUL MA’MUR, BAITUL MUCHARROM DAN BAITUL MUKHADAS, dan senantiasa terlindungi dari keselamatan yang diciptakan oleh diri pribadi untuk selalu INGAT dan WASPADA.
0 Komentar