Bismillahirrohmanirrohim

1. SIRRULLAH
Ini adalah tentang ajaran sadar ma’rifat.
Sirrullah (rahasia Allah)

Siapa Allah? Yang tahu hanya DIA sendiri.
Allah Maha Batin (ghaib), Maha Halus (Lathiifu), Tidak dapat dicapai dengan pengelihatan mata. Namun nurani manusia dapat merasakan kehadirannya. Kehadiran kasih sayangNYA, kehadiran keagunganNYA. Untuk mengenal Allah harus menempuh jalan ma’rifat (ma’rifatullah).

Apa ma’rifatullah itu?
Ma’rifatullah sulit didefinisikan, Begitu luas cakupan yang harus diraih, Begitu banyak unsur-unsur yang harus dipilih, Begitu beragam pengertian yang tumpang tindih.
Secara sederhana ma’rifatullah dapat diartikan: “mengenal Allah”.
Para muhaqqiqin (orang-orang yang mendalami ilmu hakekat) mengartikannya sebagai : “Ketetapan hati mempercayai Dzat yang wajib wujud (Allah) yang memiliki segala kesempurnaan”.
Ma’rifatullah atau “mengenal Allah” wajib hukumnya bagi setiap mukmin.
Setiap insan harus mengenal Allah, mengenal Penciptanya.
Sumber dan muara dari segala sesuatu yang ada, Sumber dan muara terjadinya alam semesta.

Pada hakekatnya tiada yang mengenal Allah kecuali hanya Allah sendiri.
Barang siapa yang mengenal Allah, sesungguhnya itu merupakan rahmat yang dilimpahkan Allah kepada dirinya.


2. DZATULLAH
Pertama, ma’rifatudz-dzat
(mengenal dzat Allah–Dzatullahi)

Ini bagian yang tidak tercapai oleh insan Bagian khusus yang merupakan hak Tuhan. Pikir manusia tidak mungkin mencapainya, Akal manusia tidak mungkin menggapainya. Nabi Muhammad saw bersabda : “Berpikirlah kalian tentang makhluk Allah, jangan sekali-kali berpikir tentang dzat Allah, karena sungguh kamu tidak akan mampu memenuhi kadarnya”

Asma’nya: “ALLAH”


3. SIFATULLAH
Kedua, ma’rifatus-sifat
(mengenal sifat-sifat Allah – Sifatullahi)

Dengan mendalami makna Asma-ul husnah
Insan menjadi mengenal sifat-sifat Allah
Mengenal sifat-sifat kesempurnaan Allah.
Insan hendaknya berakhlak dengan sifat keutamaanNYA
Tentu saja dalam batas kemampuan kemanusiaannya.

Asma’nya:
Al Ahad, Allah Maha Tunggal (Esa)
Al Awwalu, Maha Awal tanpa permulaan
Al Akhiru, Maha Akhir tanpa pungkasan,
Al Hayyu, Maha hidup
Al Jabbar, Maha Perkasa
Ar Rahman, Maha Pengasih
Al Wadud, Maha Mencintai hamba-Nya


4. WUJUDULLAH
Ketiga, ma’rifatul-wujud
(mengenal wujud Allah–Wujudullahi)

Allah itu wujud (Ada).
Namun wujud Allah itu tidak mungkin terjangkau oleh otak manusia.
Tidak mungkin terbayangkan khayal manusia
“laisa kamitslihi syaitu” firman Allah;
“(Allah) tidak serupa dengan apapun juga”
Apapun yang bisa dibayangkan sebagai Allah maka itu bukan Allah, (Maha Besar Allah).
Apapun yang bisa dilukiskan sebagai Allah pasti itu bukan Allah, (Maha Suci Allah).
Siti Aisyah ra, istri Rasul, berkata:
“man khaddatsaka anna Muhammadan saw, ro-a rabbahu fa qad kadzaba”
“barangsiapa menceritakan kepadamu bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya (pada waktu mi’raj) maka dustalah ia”
Bersabda Rasulullah Muhammad SAW :
“wa qad ro’aitu nuron, anna anahu”
“dan sungguh saya melihat cahaya, bagaimana mungkin saya melihatNya (Tuhan)”
“subhanaka, ma’arafnaka haqqa ma’rifataka”
“Maha Suci Tuhan, tidaklah kami dapat mengenalMU dengan pengenalan yang setepat-tepatnya”.

Asma’nya :
Al Bathin, Maha Ghaib
Al Lathiifu, Maha Lembut/halus
Az Zhahir, Maha Nyata


5. AF'ALULLAH
Keempat, ma’rifatul-af’al
(mengenal karya-karya Allah – Af’alullahi)

Melalui Asma-ul Husna, Allah memanifestasikan karya-karyaNYA
Menampakkan af’alnya yang maha hebat
Tergelar dipermukaan seluruh jagad raya
Tersusun rapi dalam organ tubuh manusia
Jagad besar (makrokosmos), jagad kecil (mikrokosmos)
Karya tercanggih yang tak ada bandingannya
Suatu bukti kebesaran Allah tiada taranya
Bagi yang bisa membaca rahasia alam semesta,
Kebesaran Allah nampak jelas, nampak nyata.

Asma’nya :
Al Khalik, Maha Pencipta
Al Muhyi, Maha Menghidupkan
Al Mumit, Maha Mematikan
Al Jami’, Maha Mengumpulkan
An Nur, Sang Pemilik Cahaya
Al Ghaniyyu, Maha Kaya