SUMBER KEKUATAN TERPENDAM YANG HARUS DIBANGKITKAN

Setelah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku hembuskan Ruh-Ku kepadanya ~ (AL HIJR 15 :29)

Bila hamba-hamba-Ku yang merasa dekat kepada-Ku tidak sekedar melaksanakan yang Aku wajibkan saja, namun melaksanakan amal-amalan tambahan lainnya, maka Akupun akan mencintainya, bila Aku mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengan itu dia mendengar, Aku menjadi penglihatannya, yang dengan itu dia melihat, Aku menjadi lidahnya, yang dengan itu dia bicara, Aku menjadi tangannya, yang dengan itu dia memegang, Aku menjadi kakinya, yang dengan itu dia berjalan , Aku menjadi hatinya, yang dengan itu dia berkehendak ~ (HADITS QUDSI : IMAM BUKHORI).

Dan bukanlah engkau yang melempar, ketika engkau melempar, Akan tetapi Allah yang melempar ~ (AL AN-FAAL 8 : 17).

Manusia terdiri dari fisik atau jasmaniah, jiwa atau nafsiah dan ruh.  Demikian pula mengenai kesadarannya, ada kesadaran fisik didominasi otak kiri, kesadaran jiwa atau nafs untuk menimbang rasa berpusat di qolbu yang didalamnya ada fuad yaitu hati yang bersih.  Kemudian kesadaran Ruh (Sir), tempatnya lebih dalam dari fuad (syagofa),  berpusat di hati nurani.   Menurut  bahasa ilmiahnya ada yang disebut IQ Kecerdasan Intelektual berpusat di otak kiri, kemampuannya 15%. Sistim limbik dan hippocampus, mengendalikan Kecerdasan Emosional (EQ) yang akan terekam secara permanen di kulit otak kanan dan di otak kanan juga ada God Spot sebagai pusat Kecerdasan Spiritual (SQ), kemampuannya 85% namun masih terpendam dan bisa dibangkitkan dengan cara dzikir-meditasi.   Mengenai IQ, EQ dan SQ, menurut bahasa psikologinya mungkin Ego,  Super Ego dan Id.  

Hanya melalui Kesadaran Ruh lah kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan, karena Ruh adalah Dzat Ilahiah.  Dzat Ilahiah dengan Dzat Ilahiah saling berkomunikasi.

Menurut Rosululloh Muhammad Saw : Manusia itu dalam keadaan tidur, ketika mati barulah mereka terbangun.

Kita harus bisa mati sebelum mati…agar kesadaran ruhnya bangkit.

Rosulullullahpun bersabda : Aku memiliki waktu khusus dengan Tuhan, yang di dalamnya tiada lagi malaikat atau Rosulnya...

Artinya apa? Kenapa tiada lagi?  Muhammadnya kemana? Dimana?

Muhammadnya...lebur... larut...tenggelam...baqo dalam Tuhan!

Ketika ada sahabat yang bertanya : Ya Rasulullah apakah engkau Tuhan? Beliau menjawab :

Ana A’rabun bilaa ain, Aku Arab tanpa ain, berarti : Aku Rab..

Aku Ahmad tanpa mim,  berarti : Aku Ahad..

Apakah itu yang disebut Manunggaling Kaula Gusti?

Bagaimana dengan AL Hallaj : Akulah AL Haq! Kata Siti Jenar : Tidak ada Siti Jenar yang ada Allah, tidak ada Allah yang ada Siti Jenar!

Hamzah Fansuri, Abu Yasid al Busthami dll..Siapa takut!

Mereka dianggap sesat, dianggap menyimpang kemudian dihukum mati, Sebetulnya siapa yang sesat, siapa yang menyimpang!? Pikirin aja sendiri. Jangan nuduh sembarangan! Barang siapa yang mencari Tuhan keluar dari dirinya, maka dia akan tersesat semakin jauh!

Menurut Al Quran :

Katakanlah : Bagaimana pendapatmu jika itu datang dari Sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya.  Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh ~ (FUSHSHILAT 41 : 52)

Di dalam dirimu apakah kamu tidak memperhatikan ~ (ADZ-DZARIYAT 51 : 21)

Aku singkapkan tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu akan menjadi tajam ~ (AL QAAF 50 : 22)

Mereka yang berjuang di jalan Allah, tentu Kami bimbing mereka ke jalan kami ~ (AL ANKABUT 29 : 69).

Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada Cahayanya bagi yang Dia kehendaki (AN-NUUR 24 : 35)

Berdo’alah kepada KU niscaya KU perkenankan bagimu ~ (AL MUKMIN 40 : 60)

Katakanlah (Hai Muhammad) : Jika kamu mencintai Allah ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kamu dan juga mengampuni segala dosa-dosa kamu dst. ~ (ALI IMRON 3 : 31).

Surat ALI IMRON 3 : 31 adalah perintah dari Allah agar kita mengikuti Muhammad. 

Rosulullah Muhammad adalah suri tauladan bagi umat Islam.  Perilaku beliau dianggap sebagai Al Qur’an yang ke dua. Berarti kita juga harus mengikuti tata cara beliau ketika di guha Hiro.  Saat itu belum ada Al Qur’an dan belum ada tata cara sholat seperti sekarang, namun beliau bisa berkomunikasi dengan Tuhan! Kata Rosulullah, belajarlah sampai ke negeri Cina. Bahasa DPR-nya “Studi Banding” gitu loh!  Kenapa Rosulullah tidak menganjurkan umatnya belajar ke Arab? Ada apa di Cina?  Apakah di Cina ada Allah?

Di Cina tidak ada Allah , yang ada di Cina adalah tata cara meditasi. Apakah Allah ada di Mekah?  Jangan kecewa bila di Mekah juga tidak ada Allah,  yang ada  hanya pelajaran dzikir  dari Rosulullah… 

Sifat-sifat dari Ahadiyah dimanifestasikan dalam Wahdah. Sifat-sifat wahdah dimanifestasikan dalam Wahidiyah, maka Wahidiyah juga merupakan manifestasi sifat-sifat dari Ahadiyah. Akan tetapi di dalam Wahidiyah semua Asma dan sifat-sifat Dzat menjadi tersembunyi, dengan perkataan lain Dzat Allah dengan segala Sifat-Sifat-Nya tersembunyi dalam diri setiap insan. Misalnya sifat Laesa kamislihi syae’un, tidak serupa dengan apapun, kenyataannya setiap manusia tidak ada yang serupa, sekalipun dia kembar pasti ada perbedaan, suaranya, kornea matanya dan garis nasibnya tidak pernah sama.  Contoh lainnya adalah Sifat Hayun dan Qoyum, Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, kenyataannya adalah jantung yang berdenyut sendiri tanpa perintah siapapun. Bila jantung manusia dibelah maka pada penampang anatominya mirip dengan lafad Allah.

Pada jantung manusia ada daerah pusat denyut yang menyebarkan energi ke segenap penjuru dinding jantung agar tetap berdenyut, sedangkan di atas hurup Lam akhir pada lafad Allah ada titik 3 yang disebut Tasydid.  Tasydid pada lafad Allah mempunyai makna khusus yang sangat potensil di dalamnya terkandung sesuatu yang luar biasa yang tersembunyi.  Demikian menurut para sesepuh.

Kedua contoh tersebut di atas sesuai dengan firman Allah :

Aku ciptakan manusia dengan cara yang sempurna ~ (A-TIN 95 : 4)

Agar sempurna maka bahan bakunya juga harus sempurna yaitu Dzat Allah itu sendiri, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Setelah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku hembuskan Ruh-Ku ke dalamnya ~ (AL HIJR 15 : 29).

Ruh-Ku mengandung makna bahwa Essensi Dzat Allah berada didalam semua ciptaanNya.  Berarti di dalam diri setiap manusia, ada Essensi Dzat Allah.  Di dalam diri setiap manusia ada benih-benih sifat ke-Ilahian.

Dalam biji tersembunyi benih. Benih mempunyai beraneka ragam potensi (sifat) untuk menjadi akar, batang, dahan, ranting, daun, bunga dan buah sehingga menjadi suatu pohon yang lengkap. Setelah menjadi pohon, maka benih menjadi tersembunyi di dalam pohon, demikian pula sebaliknya.

Surat Al Hijr 15 : 29 mengandung makna yang sangat universal.  Ruh Allah, Dzat Ilahiah tidak hanya sekedar di dalam diri setiap umat manusia namun juga berada di dalam semua benda-mahluk ciptaan Allah, bahkan di dalam debu sekalipun.  Di dalam bunga-bungaan yang berwarna-warni, bunga-bunga tersebut tampak menjadi sangat indah,  karena di dalamnya ada Ruh Allah, ada Dzat Ilahiah.  

Bisa kita bayangkan bila bunga-bungaan itu hanya mempunyai satu warna putih saja seperti bunga Angrek Bulan, pasti akan membosankan. Sehingga muncul rekayasa genetika, cara penyilangan yang bisa menghasilkan bunga Angrek Bulan yang berwarna hitam dan yang berwarna-warni.  Harga bunga Angrek Bulan yang hitam dan yang berwarna-warni lebih mahal dari bunga Angrek Bulan yang putih. Lalu kenapa kita harus membeda-bedakan sesama umat manusia, berdasarkan ras atau  warna kulitnya?  Semua umat manusia sama dimata Allah yang berbeda adalah kadar keimanan dan ketaqwaannya.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah penciptaan langit dan bumi, adanya aneka bahasa dan warna kulitmu ~ (AR-RUM 30 : 22 )

Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah dia yang paling takwa di antara kalian ~ (AL HUJURAT 49 : 13 ).

Oleh karena itu, untuk meningkatkan keberagamaan dan keberimanan kita, sudah sewajarnya dan sudah seharusnya bila di dalam perjalanan hidup ini,  kita mulai melangkah dari bentuk-bentuk lahiriyah (eksternal) menuju kepada makna yang haqiqi dan tersembunyi (bathin), dari makna yang tersurat kepada makna yang tersirat. Demikian, karena Allah telah membuat perumpamaan-perumpamaan.

Kata Jalaluddin Rumi :  Jangan terpaku pada bentuk.  Bila kau bijak ambillah mutiara dari cangkangnya.

Oleh karena itu, jangan terpesona, jalan terus jangan mandeg di alam lahiriah.

Sebagai umat Islam setiap hari minimal 17 kali kita memohon kepada Allah : Tunjukkanlah jalan yang lurus ~ (AL FAATIHAH 1 : 6).

Kemudian Tuhan berfirman : Inilah jalan yang lurus menuju kepada KU ~ (AL HIJR 15 : 41)

Katakanlah : Inilah jalanku, aku mengajak kamu kepada Allah dengan penglihatan yang nyata ~ (YUSUF 12 : 108)

Selanjutnya terserah kita, apakah kita akan melalui jalan tersebut atau tidak. Manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan mana yang akan dilaluinya.  Jalan ke kiri atau ke kanan, ke atas atau kebawah semuanya berada dalam ketentuan hukum-hukum Tuhan.  Semuanya berada dalam Ke-Esa-an Tuhan.  Lalu bagaimana kita bisa yakin bahwa madu itu manis, bila belum pernah mencicipinya. Bila kita benar-benar mencintai Allah, mau tidak mau kita harus melalui jalan itu, bila tidak berarti kita mencintai yang lain selain Allah. Berarti kita mempersekutukan Allah melalui dosa syirik yang tersembunyi, sehingga akhirnya kita, Umat Islam akan hancur.

Inilah jalan-Ku yang lurus, hendaknya kamu mengikutinya, jangan ikuti jalan-jalan lain, sehingga kamu tercerai-berai dari jalannya. Demikianlah diperintahkan-Nya kepada mu, supaya kamu bertakwa ~ (AL AN’AM 6 : 153)

Beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwanya dan merugilah orang-orang yang mengotorinya ~ (AL SYAMS 91 : 10)

Sesungguhnya sebelum alam semesta dengan segala isinya diciptakan oleh Tuhan, gagasan dan rancangannya sudah ada sebagai ide didalam Diri-Nya, di dalam “Pikiran” Tuhan, di dalam “Pengetahuan” Tuhan, merupakan bentuk-bentuk imaginer (bayangan) di dalam Diri-Nya. Tuhan adalah satu tapi ide NYA banyak.  Bentuk-bentuk imaginer itulah yang disebut al a’yan tsabiita.

Aku menciptakan engkau sebelumnya, ketika engkau belum apa-apa ~ (MARYAM 19 : 9)

Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut ~ (AL INSAN 76 : 1)

Dia menciptakan manusia dalam bayangan Rahman ~ (HADITS)

Dia menciptakan manusia (Adam) sebagaimana wajah-nya ~ (HADITS)

Sebelum penciptaan dilaksanakan, Dia telah mengetahui akan segala macam rinciannya sampai ke bentuk debu sekalipun, oleh karena Dia adalah Al Alim, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia Maha Mengetahui akan segala ciptaan-nya ~ (YASIN 36 : 78)

Allah merangkum segala sesuatu dalam ilmu-Nya ~ (AT-THOLAQ 65 : 12)

Kepunyaan Allah segala yang ada di langit dan di bumi dan Allah merangkum segala sesuatu ~ (AN NISA 4 : 126 )

Tiadakah mereka melakukan perjalanan di muka bumi, sehingga mereka mempunyai hati, yang dengan itu mereka memahami (merasa) dan mempunyai telinga, yang dengan itu mereka mendengar.  Sungguh bukanlah matanya yang buta, tetapi yang buta adalah hatinya yang ada di dalam dada ~ (AL HAJJ 22 : 46)

Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya ~ (AT-TAGABUN 64 : 11)

Dialah yang menciptakan pendengaran, penglihatan dan hati (fuad) bagimu, tetapi sedikit saja kamu bersyukur ~ (AL MU’MINUN 23 : 78)

Janganlah ikuti apa yang tiada kamu ketahui, sungguh, pendengaran, penglihatan dan hati (fuad) masing-masing akan dimintai pertanggung jawaban ~ (AL ISRA 17 : 36)

Lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas apa yang mereka lakukan ~ (AN NUUR 24 : 24)

Berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan ~ ( YASIN 36 : 65 )

Allah Maha Pencipta. Dia yang menciptakan jagad raya, alam semesta dengan segala isinya. Allah menciptakan manusia dengan cara yang sempurna, bentuk yang sempurna, diberi mata dan telinga untuk menerima informasi, otak untuk berpikir dan hati untuk mempertimbangkan salah dan benar kemudian disimpan di alam bawah sadar. Pada umumnya manusia lebih menyukai informasi yang negatif, sehingga hatinya berkarat, tertutup hal-hal negatif. Di akhirat nanti semuanya akan dimintai pertanggungan jawab termasuk hati (fuad), yaitu hati yang tidak pernah mengingat Asma Allah. Nuraninya tertutup, benih-benih Ke-Ilahiannya tertutup ego, tertutup berhala duniawi. Biang semua berhala adalah egomu sendiri, demikian kata Rumi. Umat yang seperti itu pasti akan hancur.   Ruh tidak pernah dituntut, karena Ruh adalah bagian dari Dzat Allah yang Suci tidak akan kena polusi duniawi. Ruh berasal dari Cahaya Allah akan kembali kepada Cahaya semula.    
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         
Demikianlah Allah sebagaimana seorang Arsitek yang akan membangun suatu proyek dimana gagasan dan rancangan proyek tersebut sudah ada di dalam pikiran si Arsitek sesuai dengan pengetahuannya sebagai seorang Arsitek. Gagasan dan rancangan tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk gambar dan rinciannya serta dibuatnya pula bentuk-bentuk miniaturnya sesuai dengan selera si Arsitek.

Allah adalah Maha Arsitek dan DIA adalah AL QADIR Yang Maha Kuasa atas segalanya, semua ciptaan–Nya tergantung kepada Kehendak-Nya. Segala macam ciptaan Nya disebut Makhluk. Makhluk tidak memiliki wujud, kecuali Allah menghendakinya. Hanya Allah yang memiliki wujud mutlak dan Dialah pemilik kehidupan. Kata Einstein semua yang tampak hanya ilusi, hanya bayangan. Karena melalui penelitiannya, semua benda, semua atom yang dimasukkan kedalam suatu mesin khusus buatannya, benda tersebut bisa berubah wujud menjadi energi yang bergetar, yang dinamakan Energi Quanta, tidak berwujud dan tidak tampak oleh mata. Energi Quanta bisa berubah menjadi cahaya atau warna dan bisa kembali menjadi atom. Ternyata di dalam setiap energi Quanta sudah terprogram untuk menjadi bahan baku semua benda di alam semesta. 

Energi Quanta 1 bergabung dengan Energi Quanta 2-3-4 dst menjadi atom-molekul-benda akhirnya menjadi manusia, bahkan menjadi alam semesta.

Pertanyaannya adalah siapa yang membuat program tersebut?  Semua Energi adalah Cahaya yang berasal dari Sumber Yang Satu, dari Dia Yang Maha Memiliki Kudrat dan Irodat atas segala sesuatu.

Berdasarkan penjelasan di atas bisa kita ambil suatu kesimpulan bahwa makhluk ciptaan tidak bisa disamakan dengan Sang Penciptanya. Makhluk  tetap makhluk sampai kapanpun, Tuhan tetap Tuhan sampai kapanpun. Seorang hamba jelas tidak bisa berubah menjadi Tuhan.

Walaupun demikian, oleh karena bahan bakunya berasal dari Dzat Allah, maka semua aspek-aspek ketuhanan ada di dalam diri setiap makhluk. Perbedaannya adalah aspek-aspek ketuhanan dalam diri makhluk menjadi tidak sempurna, terikat pada keterbatasan-keterbatasan. Aspek-aspek Ketuhanan dalam Diri Dzat adalah sempurna, mutlak dan abadi, bebas dari segala keterbatasan. Biji gandum setelah menjadi roti, dia tidak punya kemampuan lagi untuk mengeluarkan benih, namun zat gandumnya tetap ada di dalam roti.  Hal ini sesuai dengan hukum kekekalan masa dari Einstein, bila suatu masa energi berubah bentuk menjadi masa energi lain maka potensialitasnya akan berkurang, karena ada bagian masa energi yang hilang.

Dengan demikian keberadaanNYA bisa dimana-mana. Namun di dalam ke-Esa-annya Dia tidak kemana-mana.

Timur dan Barat milik Allah. Kemanapun engkau menghadap disanalah Wajah Allah, sesungguhnya Allah meliputi segala sesuatu dan mengetahui segala sesuatu ~ (AL BAQARAH 2 : 115). 

Dzat Allah meliputi segala sesuatu ~ (FUSHSHILAT 41 : 54).

Juga di dalam dirimu apakah engkau tidak memperhatikan ~ (Adz-DZAARIYAAT 51 : 21).

Dia bersamamu dimanapun engkau berada ~ (AL HADID 57 : 4).

Sesungguhnya Allah selalu mengawasi kamu ~ (AN-NISA 4 : 1)

Dan Tuhan menyaksikan segalanya ~ (AL AHZAB 33 : 52).

Di dalam diri manusia ada Yang Maha Melihat ~ (AL QIYAMAH 75 : 14).

Berarti Allah akan selalu mengawasi dan menjadi saksi atas segala tingkah laku kita dimanapun kita berada. Apakah kita tidak malu?


Aku buka tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu menjadi tajam ~ (AL QAAF 50 : 22).

Ketajaman penglihatan di dalam Surat Al Qaaf 50 : 22 bukan berarti ketajaman penglihatan mata lahir, akan tetapi mata bathinnya, intuisinya atau firasatnya, kecerdasannya, nalarnya menjadi tajam. Sehingga orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah akan menjadi kreatif dan inovatif, menjadi panutan dan menjadi nara sumber bagi orang-orang di sekitarnya.  Kemampuannya melebihi orang-orang yang jenius.  

Otak kiri dan otak kanannya bekerja selaras, serasi dan seimbang. Kemampuan kekuatan alam bawah sadarnya meningkat. Karena Allah sendiri yang akan memberikan pengetahuan kepadanya.  Allah akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada Cahaya-nya bagi siapa yang dikehendaki-Nya.  Karena  Allah adalah Guru Sejatinya.

Sesungguhnya pikiran alam bawah sadar itu adalah kesadaran Ruh. Kesadaran tingkat tinggi, yang disebut kesadaran sejati. Kesadaran dari hati nurani yang membawa kita menuju kepada Ilahi Robbi. Sumber Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati.

Sesungguhnya Hukum-Hukum Allah Yang Hakiki sudah tercetak di dalam hati nurani setiap manusia, sebagai fitrah manusia dan fitrah Allah tidak akan pernah berubah. Fitrah ini tertutup oleh nafsu duniawi, tertutup oleh ego kita sendiri, sehingga harus diinstal ulang melalui wahyu para Rosul.

Dialah Jibril yang menurunkan Al Qur’an ke dalam kolbumu ~ (AL BAQARAH 2 : 97 )

Dia (Allah)akan memberi petunjuk kepada hatinya ~ (AT-TAGABUN 64 : 11)

(Al Qur’an) adalah ayat-ayat yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu ~ (AL ANKABUT 29 : 49)

Hadapkan wajahmu dengan lurus kepada agama fitrah, Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah …~ (AR-RUM 30 : 30)

Sabda Rosulullah SAW : Bacalah kitab yang kekal yang berada di dalam diri kalian. Mintalah fatwa kepada hatimu sendiri, meskipun orang lain telah memberimu fatwa, meskipun orang lain telah memberimu fatwa, meskipun orang lain telah memberimu fatwa. Yang terbaik adalah yang menentramkan ruhani