Inilah yang sebenar-benarnya marifat bagi diriku, maka itulah yang disebut INSAN KAMIL.
Maka telah berfirman Allah ta'ala dalam hadist qudsi pada tujuan rahasianya yang mendalam yang telah memberi suatu keterangan terhadap umat nabi muhammad seperti firman Allah ta'ala yaitu:
Maka telah berfirman Allah ta'ala dalam hadist qudsi pada tujuan rahasianya yang mendalam yang telah memberi suatu keterangan terhadap umat nabi muhammad seperti firman Allah ta'ala yaitu:
LAA SYARI'ATIN BIHAKKIN ILLAA SYARI'ATULLAH.
Artinya : tiada syariat engkau pada kelakuan sembahyang dengan sebenar-benarnya melainkan adalah dengan syariatku, IALAH KELAKUAN SEMBAHYANG.
WALAA THARIKATIN BIHAKKIN ILLAA THARIKATULLAH.
Artinya : dan tiada tharikat engkau (jalan) mengata (menyebut) memuji dengan sebenarnya, melainkan adalah dengan tharikatku, SEBUTKAN PUJIKU, AKU MEMUJI DIRIKU SENDIRI.
WALAA HAKIKATIN BIHAKKI ILLAA HAKIKATULLAH.
Artinya : dan tiada hakikat engkau wajib adanya, dan tiada seumpamanya dan ingat padanya, yang rahasianya dengan sebenarnya melainkan wajib ada wujudku, DAN TIADA TUHAN MELAINKAN AKU.
WALAA MA'RIFATIN BIHAKKI ILLAA BIMA'RIFATULLAH.
Artinya : dan tiadalah marifat engkau yang mengenal diri engkau, dan mengenal diriku dengan sebenar-benarnya melainkan dengan ma'rifat ku mengenal diriku, DAN AKU JUALAH MENGENAL DIRIKU SENDIRI.
Berdiri tegaklah dihadapan Tuhanmu...
Dan bertanyalah dengan Sirrmu...
Apakah aku ini sudah kenal akan diriku...?
Apakah aku ini sudah kenal akan Tuhanku...?
Renungkanlah ayat ini: "INNAL-HAQQ SUBHANAHU WA-TA'ALA LAISA BI-MAUJUDIN ILLA FI DLIMNI WUJUDIL KA'INAT,
Artinya : yakni bahwa sesungguhnya haq ta'ala tiada wujud melainkan di dalam kandungan wujud segala mahluk.
Artinya : yakni bahwa sesungguhnya haq ta'ala tiada wujud melainkan di dalam kandungan wujud segala mahluk.
"LA ILAHA ILLALLAH, tiada wujudku, hanya wujud Allah.
1. Nafs Al-ammarah zikirnya : LA ILAHA ILLALLAH
2. Nafs Al-lawwamah zikirnya : ALLAH, ALLAH
3. Nafs Al-mulhamah zikirnya : HU, HU
4. Nafs Al-mutmainnah zikirnya : HAQ, HAQ
5. Nafs Ar-radiyah zikirnya : HAY, HAY
6. Nafs Al-mardiyyah zikirnya : QAYYUM, QAYYUM
7. Nafs Al-kamilah zikirnya : QAHHAR, QAHHAR
Duduk menghadap kiblat seperti duduk di dalam sembahyang, lalu menarik ucapan LA ILAHA dari atas pusat dengan niat merapikan barang yang lain selain Allah dari dalam hati, sedangkan ILLALLAH diucapkan dengan niat menyampaikanNya ke dalam hati sanubari, sambil menggerakkan kepala ke kiri dengan mengingatkan maknanya.
Duduk seperti tersebut di atas sambil mengingat kebesaran tuhan, tenggelam di dalam ke agungan dan ke indahanNya, serta memasuki zikir yang di mulai dari pihak tangan kiri sambil menundukkan kepala dan mengingat kehinaan diri serta ketergantunganNya kepada Tuhan.
Kata LA ditarik dari lutut kiri ke lutut kanan dan di naikkan ke bahu kanan dengan lafal ILAHA sambil mengangkat kepala ke arah itu, lalu dipukulkan ke hati dengan lafal ILLALLAH.
Sedangkan pada permulaan berzikir itu, pada lutut kiri di angkatkan makna LA MA'BUDU ILLALLAH, pada lutut kanan LA MAQSHUDA ILLALLAH, pada bahu kanan LA MAUJUDA ILLALLAH dan pada hati LA MATLUBA ILLALLAH, pada akhir zikir dilanjutkan kata HU ILLALLAH sambil menahan nafas menantikan AL-FAIDLUL-ILAH
Adapun "YA-HU" itu puji napas yang sempurna serta mufakatlah sekalian ulama hakikat.
dan kata setengah ulama puji nafas itu "ALLAH-HU", dan kata setengah "HU-ALLAH", dan kata setengah "ANA-HAQQU", dan kata setengah "LA ILLAHA ILLALLAH", itu pun ia jua lagi sempurna, tetapi yang terlebih sempurna itu yaitu "YA-HU" itu jua adanya.
Adapun makna "YA-HU" itu yaitu "YAKUZAT"
dan kata setengah Ghaibul ghuyub inilah dia "YA-AKU-ZAT", kata setengah arif "YA-HU" itu "YA AKU DZAT SENDIRINYA", dan kata orang Arifbillah yang fana ul fana yang kamil mukamil "YA-AKU-HUWA"
karena sabda nabi saw: "ANAMA KANU MAKANA WALAI SALI MAKANU"
Artinya akulah tempatnya sekalian yang bertempat dari tiada aku mengambil tempat pada sekalian yang bertempat.
Adapun tatkala menerima nafas itu hurufnya "YA" dan tatkala dilepaskan nafas itu dengan huruf "HU" maka sempurnalah yang demikian itu.
Adapun huruf "YA" itu dinamai "YA MUTAQALLIMUL WAHDAH" yaitu serta berkata-kata Allah dengan Muhammad.
Adapun Artinya daripada lafas "HU" itulah "HUWA" inilah tempat "KE-DIAM-AN sekalian Anbiya, Auliya dan Wali dan Mukmin yang Arif, karna "HUWA" itu tempat Umat, sekalian huruf dan sekalian Rupa dan sekalian Perbuatan disitulah tempatnya "TALIBIL HAQQU"
Salam Santun...
0 Komentar