Perlu diketahui bahwa derajat makrifat itu semata-mata pemberian dari Allah kepada hamba-Nya, bukan hasil usaha manusia.

Rasul Saw. Bersabda:

عَرَفْتُ رَبِّيْ بِرَبِّيْ

Aku bermakrifat kepadaTuhanku dengan Tuhanku

Salah satu cara yang mudah untuk mencapai makrifatullah adalah dengan membaca sholawat kepada nabi Muhammad. Al-Allamah sayyid Abdurrohman bin musthofa Al-Idrus (tinggal di mesir), menyatakan (dalam penjelasan Beliau tentang sholawatnya sayyid Ahmad Al-Badawi. Komentar ini di tulis dalam kitab yang berjudul "Miraatu Al -Syumus fi manaqibi Aali Al-Idrus " ):Bahwa di akhir zaman nanti, ketika sudah tidak di temukan seorang murobbi (Mursyid) yang memenuhi syarat, tidak ada satu pun amalan yang bisa mengantarkan seseorang wushul (ma'rifat) kepada Allah kecuali bacaan sholawat kepada Nabi SAW, baik dalam keadaan tidur maupun terjaga.

Sebagian kaum "arifin", mengatakan: "sungguhnya sholawat itu, bisa mengantarkan pengamalnya untuk ma'rifat kepada Allah, meskipun tanpa guru spiritual (mursyid)". Karena guru dan sanadnya, langsung melalui Nabi. Ingat! setiap sholawat yang dibaca seseorang selalu diperlihatkan kepada beliau dan beliau membalasnya dengan do'a yang sama (artinya nabi tahu siapa saja yang membaca sholawat kepada beliau dan nabi menjawab sholawat dengan do'a yang serupa kepada pembacanya tadi). Hal ini berbeda dengan dzikir- dzikir (selain sholawat) yang harus melalui bimbingan guru spiritual / mursyid, yang sudah mencapai maqom ma'rifat. Jika tidak demikian, maka akan dimasuki syaithon, dan pengamalnya tidak akan mendapat manfaat apapun ". (Hasyisyah Ash-Showi 'la Al-Jalalain, Hal: 287, Juz III, Toha Putra)

Al-arif Billah Maulana Syeikh Muhammad al-Jauhari berkata:

“Berpegang teguh kepada Allah adalah suatu keharusan untuk tetap selalu mengikuti perintah-Nya. Namun bukan suatu keharusan bahwa untuk sampai kepada Allah harus melalui Guru, sebagaimana pendapat para sufi. Tetang perlunya para guru itu adalah suatu kebiasaan saja. Allahlah yang menghendaki Hamba=Nya atas kehendak-Nya dengan beberapa macam tarikan.”


Cara Pengamalan Sholawat

Adapun caranya adalah sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ صَلِیْ عَلیَ سَيِدِناَ مُحَمّدٍ النَّبِيِّ اْلأُمّيَ وَعَلَیْ أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلّمْ

Allâhumma sholli ‘alâ Muhammadinin-nabiyyil ummiyyi, wa ‘alâ âlihî wa shohbihî wa sallim

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad saw, nabi yang Ummî, dan kepada keluarga dan sahabatnya. Semoga Allah memberikan keselamatan.

1. Ambil air wudhu’ kemudian duduk menghadap kiblat, sambil mengharap barokah dan syafaat dari Rasulullah Saw.

2. Bacalah sholawat ummi di atas tiap hari sebanyak 10000 x

3. Ketika membaca lafad Allahumma sholli, hadirkan Allah dalam hati kita

4. Hendaklah dilakukan setiap hari dengan dasar penuh cinta pada beliau

Jika diamalkan dengan betul niscaya Allah akan membukakan hati pada keindahn Hakekat Nabi Muhammad Saw. Hingga kemudian Allah akan menaikan pada musyahadah terhadp Wujud-Nya Yang Mutlak dalam kandungan Nabi Muhammad saw.

Seperti diketahui bahwa tubuh Nabi Muhammad tidak memiliki bayang-bayang. Ini menunjukkan bahwa Nur beliau berasal dari Nur Dzat Allah.

Barang siapa yang memasuki alam makrifat melalui pintu kenabian Muhammad (dengan sholawat) untuk menuju Allah, menurut para ahli hakekat adalah jauh lebih sempurna dari pada melewati pintu tauhid asma’ dan sifat. Bahkan lebih sempurna jika dibandingkan mereka yang mendapatkannya dengan cara Jidbah (ditarik langsung oleh Allah) (Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari, Kitab al-Durunnafis, hal. 83)

 
Hakekat Nabi Muhammad

Dengan bersholawat kita memuji Nabi Muhammad, Hakikat Muhammad itu ialah NUR MUHAMMAD. NUR MUHAMMAD itu ialah HAKIKAT ALAM. NUR MUHAMMAD atau HAKIKAT MUHAMMAD disebut juga NUR AWAL, artinya asal segala kejadian dan akhir segala kenabian.

Itulah sebabnya hakikat MUHAMMAD itu disebut utusan, maka kalau hakikat Muhammad itu disebut utusan Tuhan maka carilah dan galilah sedalam-dalamnya hakikat hidup kita ini, supaya bisa pulang kembali keasalnya,yaitu kembali kepada hidup yang sejati, yaitu hidupnya Tuhan yang kekal dan abadi, dan azali dan tidak terkena kehancuran. Itulah yang disebut Zat yang maha besar yang dikenal dengan sebutan : HAQQULLAH TA’ALA.

Itulah tempat kembali, tempat manusia Ma’rifat, sebagai kesempurnaan kita yang sejati dan abadi. HAQQULLAH itu adalah sebagai kenyataan kita yaitu untuk alam akhirat nanti dan alam dunia ini.