☼ WAKTU
SUBUH
Waktu Subuh adalah petunjuknya ROHULLOH yang keluar dari
ubun-ubun, berwarna merah, bintangnya Qomar. Sebagai turunnya
wahyu, shalat detak dada, Nabi Adam A.S. shalatnya 2 rokaat,
hal itu merupakan awal kumpulnya Roh dan Jasad.
Jadi inti dari shalat subuh 2 rokaat, adalah yang
mengisyaratkan kita akan adanya 2 unsur yang ada pada diri, yakni
adanya Roh dan Jasad.
☼ WAKTU
DUHUR
Waktu Duhur adalah petunjuknya di Otak yang keluar dari
telinga, Akunya rupa, bintangnya Jauhar, yang mempunyai shalat
tersebut adalah Nabi Ibrahim A.S. Sembahyangnya di Detak hati
kita 4 rakaat itu.
Inti Shalat Duhur :
Yaitu menjabarkan tentang adanya wadag pelengkap kesempurnaannya
wujud, yaitu : Kepala, Badan, Tangan, dan Kaki. Adapun
yang nyata adanya adalah 2 mata, 2 telinga.
☼ WAKTU
ASHAR
Waktu Ashar adalah petunjuknya di Limpa yang keluar dari
hidung, berwarna putih, bintangnya Samsi, pemiliknya Nabi
Yunus A.S. Sembahyangnya di Detak Pusat 4 rakaat, nyatanya di
dada dan punggung lambung kiri kanan.
Inti Shalat Ashar :
Yaitu menjabarkan tentang adanya 4 Dimensi wujud, yang ada pada kita
yaitu : Depan, Belakang, Kiri dan kanan.
☼ WAKTU
MAGHRIB
Pada waktu Maghrib adalah petunjuk keluarnya Nyawa pada tubuh
semua, warnanya hijau, sebab sedang bersifat hidup, bintangnya
Mutakarob, shalatnya pada detak leher, Nabi Isa A.S.
sebahyang 3 rakaat. Hal ini nyata ada pada mulut dan hidung.
Inti Shalat Maghrib :
Yaitu menjabarkan tentang adanya 3 alat inti hidup, yang ada pada
kita yaitu : Akal, Budhi, dan Nafsu. Adapun yang nyata
adanya adalah 1 lobang mulut, 2 lobang hidung.
☼ WAKTU
ISA
Pada waktu Isa adalah petunjuknya keluar dari tulang punggung, sebab
tidak ada jadi adanya, warnanya hitam, bintangnya Juhra, nyatanya
berada di kiyal, Shalatnya berada pada detak lekuk pada dagu. Nabi
Musa A.S. shalatnya 4 rakaat, merupakan perwujudan dari tangan 2,
beserta kakinya.
Inti Shalat Isyab :
Yaitu menjabarkan tentang adanya 4 alat hidup sebagai penggerak.
Adapun yang nyata adanya adalah 2 Tangan, dan 2 Kaki.
☼ MINAL
WITRI
Minal witri ada 2 rakaat petunjuknya keberadaan Hamba dan
Gustinya, bintangnya Jauhar Awal, Nabinya adalah
Nabi Muhammad Rasululloh SAW. Yang memiliki 2 rakaat di Dubur
dan di Zakar.
☼
RAKA’ATAL
Adalah Rakaat Salam, petunjuknya tidak ada lain kecuali Allah Yang
Maha Agung, yang menguasai siang dan malam, Shalatnya ada pada
detak tengkuk. Itulah jangan terlihat sembah dan puji, waspadalah
dalam Do’a.
☼ PENJABARAN
HAKIKAT SHALAT
SEJAK DARI BERDIRI, RUKUK, SUJUD, DAN DUDUK SAMPAI MENGETAHUI
TAKBIRATUL IKHRAM
Tentang
masalah shalat yang sempurna letaknya pada Takbir Mukaranah,
ada 8 (delapan) hurufnya, ketahuilah :
- Huruf Alif Mutakalimun Wahid (ﺍ)
- Huruf Lam Ta bengil ( ﻠ )
- Huruf Lam Jaidah ( ﻠ )
- Huruf He Hu-ahad ( ﻪ )
- Huruf Lintamsur ( ﻻ )
- Huruf Kaf Kabirah ( ﻚ )
- Huruf Berubu birah rera ( ﺐ )
- Huruf Pingul Drajati ( ﻒ )
Lengkap 8
(delapan) huruf di situ berkumpulnya dan akan menjadi 4 hal, yaitu :
IKRAM, MIKRAJ, MUNAJAT, dan TUBADIL.
- IKRAM
Adalah segala tingkah laku shalat sampai pada saat takbir
- MIKRAJ
Maksudnya Budi yang mulia
- MUNAJAT
Maksudnya segala kata-kata, ucapan dalam shalat, berdialaog dengan
Dzat, shalat itu memuliakan Dzat. Dzat bersifat Rahman, bernama Isbat
dan Napi yaitu Kun Fayakun. Itulah Hakikat shalat,
memuliakan yang Suci, meluhurkan yang Kuasa.
- TUBADIL
Maksudnya akan tergantikan jika badan sudah hilang bergeraknya keras
maupun lemah, sudah terwakili pada tindakan yang sekarang.
Ada 8 (delapan) hal yang harus diperhatikan, sebagai hal yang dapat
mengokohkan iman. Diantaranya sebagai berikut :
- SIFAT HAYUN
Maksudnya didalam shalat harus hidup tidak boleh mati, Maksudnya
Hidup adalah menghadapkan hati kepada Allah dengan penuh
kerendahan dan kesadaran.
Sari dari pada Shalat
ialah tuntutan dari pada batin kita untuk memperoleh perhubungan
dengan yang ada diluar kenyataan, Ialah Yang Maha Tinggi yaitu
Allah SWT.”
Shalat ialah
suatu bukti adanya rasa cinta dan bakti terhadap sesuatu Yang
menciptakan kegaiban hidup”.
Shalat ialah
fungsi hayati (hidup) yang terpenting apabila kita ingin berfikir
dengan benar dan ingin mengetahui hakikat kenyataan yang paling
akhir.
- SIFAT QODIRUN (KUASA)
Maksudnya tidak boleh kendor semangatnya dalam meraih ke Ridloan-Nya,
mengharap cinta Allah dengan rasa ikhlas, sungguh-sungguh dalam
shalat.
Shalat ialah
dengan sadar mencari perhubungan dengan Suksma Semesta Alam dan kita
butuh pada itu, seperti kita butuh pada makan dan tidur.
Shalat bukanlah
minta-minta dengan do’a yang diucapkan dengan kerendahan ; Shalat
ialah satu-satunya perbuatan mulia dan berani bagi tiap orang yang
ragu-ragu apakah dia berbuat benar seperti dia harus berbuat.
- SIFAT MURIDAN
Maksudnya kemauan yang kuat dalam menjalankan shalat, tak terhalang
oleh kehendak niat apapun, kecuali kehendak akan Ridho Allah, ‘LA
MAKSUDU ILALLAH’ ( Tak ada maksud / tujuan lain selain
Allah).
Shalat ialah
kemauan yang diruncingkan ke arah Tuhan. Kekuatan Shalat yang
memberi hiburan dan menambah keteguhan terletak didalam kenyataan,
bahwa manusia mengenal sesuatu, kepada siapa ia dapat meminta
pertolongan. Dia merasa tidak bersendiri, Yang Maha Suci ada
berdekatan dengan dia. Dia selalu dapat memaling kepada-Nya dengan
keinginan, kepentingan, kesukaran dan penderitaannya.
- SIFAT SAMIAN
Maksudnya pendengaran yang awas, dengarkanlah (bersuaralah ?) dalam
melakukan shalat.
Mula-mula orang mengira,
bahwa Shalat itu mengucapkan kata-kata; akan tetapi dia mengerti,
bahwa Shalat itu tidak berdiam, akan tetapi mendengarkan. Demikian
Shalat berarti tidak mendengarkan kata-kata sendiri, Shalat berarti
berdiam dan menunggu, agar yang Shalat mendengar suara Tuhan”.
- SIFAT BASIRON
Maksudnya penglihatan dalam shalat tidak boleh buta.
Intinya :
Pada waktu kita menjalankan Shalat, maka pikiran kita tidak lagi
mempunyai hubungan dengan keadaan didunia ini; pikiran kita pada
waktu shalat keluar dari pusat akal dan selanjutnya mengalir ke-arah
Budhi ; didalam Budhi pikiran kita bebas dari pengaruh-pengaruh
buruk. Lebih dalam pikiran kita didalam Shalat ditujukan ke arah
Tuhan Yang Maha Esa, lebih erat pikiran ini mempunyai hubungan dengan
Dia.
Didalam Budhi pikiran ini
dibersihkan dari semua nafsu-nafsu yang selalu menyertai pikiran kita
dengan menghisap Nur Illahi yang datang dari Allah. Lebih
banyak orang meninggalkan Agama dan tidak menjalankan Shalat, lebih
sering dunia dihinggapi oleh bencana perang, ialah suatu proses bunuh
membunuh dengan tujuan apabila menang, dapat makan kenyang.
Pemusatan pikiran kearah
benda semata-mata berarti kemusnahan, peningkatan pikiran kearah
Budhi, terus ke Tuhan, dengan jalan Shalat, berarti hidup sejati,
sebagai manusia sejati (Insan Kamil)
- SIFAT ALIMAN
Maksudnya mengerti, mamahami apa nama shalatnya.
Intinya : Shalat
melatih kita supaya tahu berterima kasih. Berhubung dengan itu, maka
tidak boleh dilupakan untuk berterima kasih pula kepada mereka,
kepada siapa kita berhutang budi. Mengetahui terimakasih, lahir
maupun batin, boleh kita ibaratkan membayar hutang. Lain dari pada
itu, rasa terima kasih yang meluap-luap, mengantar kita kearah pantai
ibadah, dan ada kalanya, pada waktu kita riang gembira dan bersyukur
kepada Allah, benar-benar kita singgah dipantai ibadah dan bersujud.
Menyicil hutang budi
tidak lain dengan mengucapkan terima kasih dengan sungguh-sungguh,
yang timbul dari hati yang suci, ialah dengan Shalat, oleh karena
semua kemurahan datangnya dari Allah, dan rahmat Allah tidak akan
diturunkan hanya untuk yang ber-Shalat, akan tetapi demikian pula
untuk mereka yang menghutangkan budi. Terhadap kemurahan Allah yang
terbukti didalam kekayaan alam yang semuanya disediakan bagi kita,
kita wajib mengucapkan rasa syukur dan terima kasih.
- SIFAT MUTAKALIMAN
Maksudnya dalam pengucapan tidak terjadi pengulangan, ucapan harus
jelas di dalam shalat.
- SIFAT BAKIN
Maksudnya dalam melakukan shalat harus terus menerus (teratur secara
terus menerus).
Intinya : Shalat
harus dikerjakan dengan tertib dan teratur, serta tepat pada
waktunya, agar semua berjalan dengan teratur dan seragam. Lain dari
pada itu ketertiban menjadi sifat yang terutama dari Kekuasaan yang
menguasai seluruh alam, menjadi satu-satunya alat perhubungan antara
Khaliq dan Makhluk. Allah menghasratkan ketertiban alam lebih
dahulu, sebelum mengadakan sesuatu ; oleh karena itu kekacauan sudah
barang tentu itu bukan kehendak Allah.
Apabila seorang
menjalankan ketertiban, maka ia sebenarnya memasukan sifat Illahi
kedalam sanubarinya; orang yang tertib ialah orang yang ber-Iman,
yang mempunyai tenaga batin. Ketertiban adalah mengirit waktu.
Siapa yang dapat mengirit waktu akan mempunyai waktu yang terulang
yang dapat dipergunakan untuk lain pekerjaan. Hasil pekerjaan oleh
karenanya melebihi yang diharapkan. Akibat dari pada ketertiban
ialah ketenangan dan ketentraman hati menghadapi tiap-tiap goda dan
coba. Ketertiban didalam lahir menimbulkan ketertiban didalam batin,
oleh karena tidak ada gangguan dari kekalutan dan kekacauan, hingga
kita memperoleh kekuasaan dapat memusatkan pikiran kita. Siapa yang
tertib didalam lahir dan batinnya, dengan sendirinya memperoleh
tenaga ghaib yang terbukti didalam hasil pekerjaannya yang memuaskan
dan mena’jubkan.
◘
HAKIKAT BERDIRI, RUKUK, SUJUD, DAN DUDUK DALAM SHALAT
- BERDIRI DALAM SHALAT
Maksudnya tegaknya berasal dari Api,
tapi bukan api seperti sekam, bukan pula api yang menyala lalu mati,
tetapi api yang mempunyai 4 (empat) sifat /hal, Yaitu : Roh Ilafi,
Roh Rahmani, Roh Nurani dan Roh Rahmani. Ke 4 hal itu
mulia, merupakan cahaya kudus. Kudus adalah benih keberuntungan,
keberuntungan itu benih nasibmu, yang menjadikan kepastian nasibmu
adalah Shalat-mu.
- RUKUK DALAM SHALAT
Rukuk berasal dari Angin, tapi
bukan angin topan, bukan pula angin yang mendesau-desau. Tetapi angin
yang mempunyai 4 (empat) hal, Yaitu : Nafas, Anfas, Tanafas, dan
Nufus. Nufus adalah benih Ruhyat, adapun rukhyat adalah
benih hidup. Adapun yang hidup itu adalah Shalat-mu itu.
- SUJUD DALAM SHALAT
Sujud berasal dari Air, tapi
bukan air kali, bukan pula air sumur atau air telaga yang dapat surut
atau banjir. Adapun air yang dimaksud adalah yang mempunyai 4
(empat) hal, Yaitu : Roh Rabbani, Roh Nabati, Roh Hewani, dan
Roh Jasmani. Roh Jasmani itu berbenih 7 (tujuh) martabat,
adapun martabat itu berbenih yang menghasilkan Shalat-mu itu.
- DUDUK DALAM SHALAT
Duduk berasal dari Bumi (Tanah),
tapi bukan bumi tempat berpijak, bukan pula bumi yang menonjol.
Tetapi bumi yang mempunyai 4 (empat) hal, keempat hal tersebut itu
adalah : Wadi, Madi, Mani, dan Manikam. Manikam
adalah asal dari Ajal. Adapun Ajal itu adalah benih keabadian yang
tidak berubah, Adapun yang abadi itu adalah nilai dari Shalat-mu itu.
Selalu
rindulah akan shalat, raihlah iman, tauhid dan ma’rifat
Islam melalui shalat. Adapun mengenai tertibnya pelaksanaan
saat Berdiri, saat Duduk. Yang disebut Rukuk
adalah asal dari Angin berasal dari angin. Kehidupan ini
berasal dari bumi yang dimaksud dengan Duduk. Adapun yang
dimaksud dengan Takbir adalah Ma’rifat yang sempurna,
memperoleh air itulah yang dimaksud dengan syariat yang sesungguhnya.
Kesuciannya itu tidak berubah tempat dan tidak bercampur dengan
apapun, saat ia memusatkan hati pada Yang Maha Agung yaitu dalam
posisi duduk. Hakikat duduk yaitu menginginkan kehalusan pandangan,
tidak berubah dalam rasa.
Adapun
arti Islam itu supaya sempurna adalah dengan mengikuti
petunjuk Rohani-mu, karena itulah hati orang mukmin yang
lebih. Seorang mukmin yang mulia adalah yang tidak putus
sembahyangnya. Adapun hati yang terang, yang hendak menjelma yang
dapat mematikan pada badan, yang selalu dicuci pasti akan diberi hati
yang terang oleh Allah Yang Maha Agung.
ADAPUN
GERAKAN SHALAT ITU MERUPAKAN WUJUD ( ﺍﷲ
)
- Huruf Alif Mutakalimun Wahid (ﺍ)
Wujud tegak berdiri, yang mengisyaratkan asal dari Api,
Nafsunya Amarah. Api menjadi Darah pada kita. Tempat
terjadinya berasal dari sifat Allah yang bernama AL-AJIM =
Kebesaran Allah.
- Huruf Lam Ta bengil ( ﻠ )
Wujud Rukuk, yang mengisyaratkan asal dari Angin,
Nafsunya Mutmainah. Angin menjadi Urat pada kita.
Tempat terjadinya berasal dari sifat Allah yang bernama AL-QOWIYU
= Keperkasaan Allah.
- Huruf Lam Jaidah ( ﻠ )
Wujud Sujud, yang mengisyaratkan asal dari Air,
Nafsunya Sawiyah. Air menjadi Tulang pada kita. Tempat
terjadinya berasal dari sifat Allah yang bernama AL-MUHYI =
Kekuatan Allah (Yang Maha Menghidupkan)
- Huruf He Hu-ahad ( ﻪ )
Wujud Duduk, yang mengisyaratkan asal dari Tanah,
Nafsunya Lawwamah. Tanah menjadi Daging pada kita.
Tempat terjadinya berasal dari sifat Allah yang bernama AL-HAKIM
= Yang Maha Kokoh.
0 Komentar