Apakah dan bagaimanakah pencerahan itu?
Menurut Al Ghazali adalah penyaksian (musyahadah) secara langsung. Pencerahan adalah kasyaf, terbukanya tabir, berhadap-hadapan antara Ruh yang berasal dari Cahaya Allah dengan Cahaya Allah. Melalui cahaya ini orang-orang arif melakukan pendakian, mi’raj. Cahaya Allah akan senantiasa menyejukkan bathin kita. Cahaya itu akan membimbing serta memberikan petunjuk kepada kita untuk mendaki, naik ke tingkat demi tingkat berikutnya sampai kita mendapatkan harta yang luar biasa, mutiara yang tidak ada bandingnya di dalam bathin kita.
Perhatikan Firman Allah :
1. Surat Al Balad ayat 10-12 : Dan kami tunjukkan kepadanya dua jalan, akan tetapi dia tidak mau menempuh jalan yang mendaki. Tahukah kamu jalan yang mendaki itu.
2. Surat Al Insiqaaq ayat 19 : Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat.
3. Surat An Nuur ayat 35 : Cahaya diatas Cahaya, Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada yang Dia kehendaki.
Selanjutnya berpulang kepada diri kita masing-masing, apakah ingin naik tingkat atau tidak. Apakah kita ingin menyempurnakan keberagamaan kita? Bila ingin, ya kita harus mengikuti jejak Rosulullah saw sewaktu di gua Hira atau mengikuti jejak para Sufi untuk mempelajari tasawuf.
Di dunia ini, jarang sekali orang yang mau mempelajari tassawuf, tidak ada paksaan dalam ajaran Islam. Seharusnya tasawuf di ajarkan sejak dini, agar perilaku para remaja terkendali.
Untuk mempelajari tasawuf apakah perlu dibai’at oleh seorang guru? Apakah Rosulullah pernah dibai’at oleh seorang guru? Apakah Rosulullah memiliki Guru Mursid? Tidak ada seorangpun manusia yang pernah menjadi guru Rosulullah. Karena hati beliau bersih, bahkan dada beliau pernah dibelah kemudian hati beliau dicuci bersih oleh Malaikat Jibril, maka beliau bisa mendapat petunjuk langsung dari Allah. Beliau tidak pernah dibai’at oleh siapapun. Allah-lah Maha Guru Sejati Rosulullah yang telah membai’at Rosulullah.
Allah telah membai’at kita semua ketika masih di alam arwah. Allah berfirman : Bukankah Aku Tuhan-mu. Para Ruh menjawab : Benar kami bersaksi ~ (Al A’raf 7 :172 )
Kata Rosulullah kita harus berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah.
Apakah kita masih belum percaya kepada Rosulullah, sehingga kita harus berpegang pada guru mursid? Seandainya belum mempunyai Guru Mursyid.
Allah pun berfirman : Katakanlah : jika kamu mencintai Allah ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintaimu dan juga mengampuni dosa-dosa kamu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ~ (ALI IMRAN 3 : 31)
Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu berkata kepada manusia : Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah … ~ (ALI IMRAN 3 : 79)
Sabda Rosulullah SAW :
Apabila khalifah tidak ada, maka menghindarlah, dan tidak ada kewajiban bai’at bagi kaum muslimin, tinggalkan semua golongan yang ada.
Mintalah fatwa pada hati-nuranimu sendiri setelah orang lain memberimu fatwa.
Berarti bukan membuat dewan imamah palsu seperti halnya Islam Jamaah atau berupa bai’at-bai’at tarekat-tasawuf pada masa kini, itu semua tanpa dasar baik dari Kitabullah maupun dari Sunnah Rosulullah.
Apakah kita masih ingin dibai’at oleh seorang guru yang disebut guru mursid? Apakah pegangan kita harus beralih kepada guru mursid? Pada umumnya setelah kita dibai’at oleh seorang guru yang menamakan dirinya guru mursid, kita harus selalu patuh kepadanya.
Akibatnya muncul iman taklid dan panatisme yang berlebihan kepada guru tersebut. Kemudian beranggapan bahwa seolah-olah hanya ajaran gurunya saja yang paling benar. Pola pikir menjadi terpasung, Tidak berkembang. Kita lupa bahwa murid bisa berkembang jadi presiden…Apa yang diperintahkan guru segera dikerjakan tanpa dicerna lagi… Para murid yang dibai’at lupa bahwa guru mursid juga manusia biasa yang darahnya masih merah, masih mempunyai hawa nafsu.
Imam Al Ghazali tidak menghendaki kita taklid dan dogmatis… Karena beliau adalah orang yang sangat kritis. Beliau dikenal sebagai Hujatul Islam melalui bukunya : IHYA ULUMUDDIN. Lalu apakah Al Ghazali membai’at murid-muridnya? Bagaimana bila kita tidak pernah berjumpa dengan guru mursid?
Kini abad IPTEK. Bukalah internet untuk menambah wawasan tentang tasawuf. Kita tidak usah takut untuk berlatih dzikir meditasi sendiri agar kita bisa mencapai tingkatan ikhsan kamil! Ingat Guru Sejati ada di dalam diri! Dia adalah Allah yang telah membai’at kita ketika masih di alam arwah dan Allah-lah yang akan membimbing perjalanan Ruh kita dengan Cahayanya menuju CahayaNya, bukan manusia ~ (An Nuur 24 : 35)
Menurut Al Ghazali adalah penyaksian (musyahadah) secara langsung. Pencerahan adalah kasyaf, terbukanya tabir, berhadap-hadapan antara Ruh yang berasal dari Cahaya Allah dengan Cahaya Allah. Melalui cahaya ini orang-orang arif melakukan pendakian, mi’raj. Cahaya Allah akan senantiasa menyejukkan bathin kita. Cahaya itu akan membimbing serta memberikan petunjuk kepada kita untuk mendaki, naik ke tingkat demi tingkat berikutnya sampai kita mendapatkan harta yang luar biasa, mutiara yang tidak ada bandingnya di dalam bathin kita.
Perhatikan Firman Allah :
1. Surat Al Balad ayat 10-12 : Dan kami tunjukkan kepadanya dua jalan, akan tetapi dia tidak mau menempuh jalan yang mendaki. Tahukah kamu jalan yang mendaki itu.
2. Surat Al Insiqaaq ayat 19 : Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat.
3. Surat An Nuur ayat 35 : Cahaya diatas Cahaya, Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada yang Dia kehendaki.
Selanjutnya berpulang kepada diri kita masing-masing, apakah ingin naik tingkat atau tidak. Apakah kita ingin menyempurnakan keberagamaan kita? Bila ingin, ya kita harus mengikuti jejak Rosulullah saw sewaktu di gua Hira atau mengikuti jejak para Sufi untuk mempelajari tasawuf.
Di dunia ini, jarang sekali orang yang mau mempelajari tassawuf, tidak ada paksaan dalam ajaran Islam. Seharusnya tasawuf di ajarkan sejak dini, agar perilaku para remaja terkendali.
Untuk mempelajari tasawuf apakah perlu dibai’at oleh seorang guru? Apakah Rosulullah pernah dibai’at oleh seorang guru? Apakah Rosulullah memiliki Guru Mursid? Tidak ada seorangpun manusia yang pernah menjadi guru Rosulullah. Karena hati beliau bersih, bahkan dada beliau pernah dibelah kemudian hati beliau dicuci bersih oleh Malaikat Jibril, maka beliau bisa mendapat petunjuk langsung dari Allah. Beliau tidak pernah dibai’at oleh siapapun. Allah-lah Maha Guru Sejati Rosulullah yang telah membai’at Rosulullah.
Allah telah membai’at kita semua ketika masih di alam arwah. Allah berfirman : Bukankah Aku Tuhan-mu. Para Ruh menjawab : Benar kami bersaksi ~ (Al A’raf 7 :172 )
Kata Rosulullah kita harus berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah.
Apakah kita masih belum percaya kepada Rosulullah, sehingga kita harus berpegang pada guru mursid? Seandainya belum mempunyai Guru Mursyid.
Allah pun berfirman : Katakanlah : jika kamu mencintai Allah ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintaimu dan juga mengampuni dosa-dosa kamu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ~ (ALI IMRAN 3 : 31)
Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu berkata kepada manusia : Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah … ~ (ALI IMRAN 3 : 79)
Sabda Rosulullah SAW :
Apabila khalifah tidak ada, maka menghindarlah, dan tidak ada kewajiban bai’at bagi kaum muslimin, tinggalkan semua golongan yang ada.
Mintalah fatwa pada hati-nuranimu sendiri setelah orang lain memberimu fatwa.
Berarti bukan membuat dewan imamah palsu seperti halnya Islam Jamaah atau berupa bai’at-bai’at tarekat-tasawuf pada masa kini, itu semua tanpa dasar baik dari Kitabullah maupun dari Sunnah Rosulullah.
Apakah kita masih ingin dibai’at oleh seorang guru yang disebut guru mursid? Apakah pegangan kita harus beralih kepada guru mursid? Pada umumnya setelah kita dibai’at oleh seorang guru yang menamakan dirinya guru mursid, kita harus selalu patuh kepadanya.
Akibatnya muncul iman taklid dan panatisme yang berlebihan kepada guru tersebut. Kemudian beranggapan bahwa seolah-olah hanya ajaran gurunya saja yang paling benar. Pola pikir menjadi terpasung, Tidak berkembang. Kita lupa bahwa murid bisa berkembang jadi presiden…Apa yang diperintahkan guru segera dikerjakan tanpa dicerna lagi… Para murid yang dibai’at lupa bahwa guru mursid juga manusia biasa yang darahnya masih merah, masih mempunyai hawa nafsu.
Imam Al Ghazali tidak menghendaki kita taklid dan dogmatis… Karena beliau adalah orang yang sangat kritis. Beliau dikenal sebagai Hujatul Islam melalui bukunya : IHYA ULUMUDDIN. Lalu apakah Al Ghazali membai’at murid-muridnya? Bagaimana bila kita tidak pernah berjumpa dengan guru mursid?
Kini abad IPTEK. Bukalah internet untuk menambah wawasan tentang tasawuf. Kita tidak usah takut untuk berlatih dzikir meditasi sendiri agar kita bisa mencapai tingkatan ikhsan kamil! Ingat Guru Sejati ada di dalam diri! Dia adalah Allah yang telah membai’at kita ketika masih di alam arwah dan Allah-lah yang akan membimbing perjalanan Ruh kita dengan Cahayanya menuju CahayaNya, bukan manusia ~ (An Nuur 24 : 35)
Ingat : laa ilaaha illallaah adalah benteng Ku, barang siapa yang memasukinya, maka dia berada dalam perlindungan-Ku (Hadits Qudsi)
Islam itu dinamis tidak taklid dan tidak dogmatis :
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang MahaPemurah, yang mengajarkan manusia melalui kalam. Dia mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya ~ (Al Allaq 96 : 1-5)
Bertakwalah kalian kepada Allah dan Allah akan mengajari kalian …~ (Al Baqarah 2 : 282). Allah Guru Sejati…
Allah akan membimbing dengan Cahaya-nya kepada Cahaya-Nya bagi yang dikehendaki-Nya ~ (An Nuur 24 : 35). Allah Guru Sejati…
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ~ (Ali Imran 3 : 190).
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ~ (Yunus 10 : 100).
Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui ~ (An Nahl 16 : 89).
Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang berusaha melakukan perubahan ~ (Ar Rad 12 : 11).
Ilmu Allah sangatlah luas, seperti samudera tanpa batas, tak mungkin kita bisa mempelajari semuanya. Kadang-kadang semakin banyak apa yang kita pelajari, ego kita menjadi semakin tinggi, sehingga kita menjadi semakin menjauh dari Tuhan. Oleh karena itu bukan seberapa banyak apa yang harus kita pelajari, namun seberapa dekat kita kepada Tuhan.
Selama ini ego kita yang ngoceh terus memohon kepada Tuhan, tanpa sedikitpun memberi kesempatan untuk mendengarkan Shabda Tuhan, apa kehendakNya untuk kita. Kita harus yakin bahwa Tuhan akan memberikan apa yang terbaik untuk kita di dunia ini. Oleh karena itu alangkah dungunya kita, kalau kita hanya merengek-rengek terus minta duniawi tanpa mau mendengarkan Shabda Tuhan.
Shabda Tuhan adalah hening dalam hening. Dia datang menampakkan CahayaNya, serta dengan lembut Dia menyapa hambanya. Dalam hening dengarkan Shabdanya melalui telinga bathin. Justru inilah harta yang amat sangat berharga bagi kita, bukan harta duniawi, namun perjumpaan denganNYA.
Kata Rosulullah, pembersih hati adalah Dzikir dan jalan terdekat menuju kepada Allah adalah dzikir. Bila hati bersih pintu hati akan terbuka lebar, jalan menuju Allah bebas hambatan. Oleh karena itu mulai sekarang kita harus belajar berdzikir secara bertahap. Sebaiknya dilakukan setelah selesai sholat apa saja agar suasana sakral, suasana religiusnya terbina tahap demi tahap.
Putarkan kaset musik lembut sebagai pembatas waktu serta wangi-wangian atau dupa wangi untuk membantu menentramkan suasana hati kita yang sedang kalut.
Duduklah dengan santai di atas kursi atau duduk bersila di atas lantai dengan alas yang empuk. Duduk setegak mungkin tapi harus santai, jangan dipaksakan. Usahakan agar posisi kepala, tulang punggung sampai tulang ekor berada dalam satu garis lurus. Kedua telapak tangan berada di atas paha.
Santai, senyum dan pasrah sebagai langkah awal dari relaksasi.
Agar perhatian kita tidak bercabang-cabang, maka mata harus dipejamkan. Niatkan dalam hati untuk memusatkan perhatian ke satu titik di kening di antara kedua alis mata atau membayangkan lafad Allah, atau bayangkan wajah ibu kita, atau bayangkan wajah kita sendiri, hanya niat saja, tanpa harus memaksakan diri. Semakin dipaksa kerja otak akan semakin giat. Biarkan seperti air mengalir. Biarkan apa adanya. Setiap pikiran yang berkelebat jangan dianalisa, namun harus kita sadari agar kita segera kembali ke titik semula. Lambat laun pun akan terjadi relaksasi secara alami. Santai, senyum dan pasrahkan semuanya kepada Allah.
Ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit yang artinya dengan ujung lidah kita mengukir asma Allah pada langit-langit. Bila suatu saat nanti kita sudah tidak sanggup lagi untuk mengucapkan Asma Allah, maka cukup dengan menempelkan ujung lidah pada ukiran tersebut, berarti kita eling, ingat kepada Allah, maka kita mati dalam keadaan muslim…mati dalam keadaan berserah diri.
Bacalah buku RAIHLAH HAKIKAT, JANGAN ABAIKAN SYARIAT terjemahan Wahyuddin dari Syeikh Abdul Qadir Jaelani : Adab as-Suluk wa at-Tawashshul ila Manazil al Muluk., di halaman terakhir! Diceriterakan bahwa pada saat menjelang maut, ujung lidah Syeikh Abdul Qadir Jaelani dilipat ke atas menyentuh langit-langit mengucapkan Allah… Allah … Allah… kemudian beliau wafat, sebagai muslim.
Ujung lidah tersebut akan memberikan rangsangan ke langit-langit diteruskan ke otak, ke kelenjar hypofisis, hypothalamus, thalamus dan kelenjar pineal. Hypofisis akan mengeluarkan hormon pertumbuhan untuk regenerasi sel-sel tubuh kita, daya kekebalan tubuh kita meningkat, dan sel anti kanker meningkat, sehingga tubuh kita menjadi sehat. Selain itu otak pun akan mengeluarkan hormon Endomorpin dan Melatonin yang akan mencapai kadar optimalnya pada saat puncak dzikir-meditasi, sehingga terjadi ekstase, otot-ototnya rileks, hatinya tenang dan tentram.
Bila otaknya direkam maka akan muncul gelombang Alpa kemudian pada puncak meditasi muncul gelombang Theta, dengan frekwensi 4–7 Hz.
Karena pengaruh Endomorpin pembuluh darah melebar, sirkulasi darah ke otak lancar, nutrisi dan oksigenisasi ke otak meningkat, sehingga sel otak yang aktif pun meningkat. Secara alami kita menjadi manusia yang cerdas lahir dan bathin. Kecerdasan Emosional dan kecerdasan Spiritualnya meningkat. Ini luar biasa.
Pada saat menahan nafas, penyerapan oksigen menjadi optimal, sehingga proses metabolisme di dalam tubuh meningkat, terjadilah reaksi kimia berantai di dalam tubuh sehingga aktifitas elektron meningkat yang akan menimbulkan gelombang elektromagnetik disekeliling tubuh kita. Bila saat meditasi gelombang elektromagnet ini direkam dengan alat photo Kirlian yang sudah dimodifikasi maka akan terekam cahaya aura, diawali cahaya merah, kuning, hijau, biru, ungu dan pada saat puncak meditasi akan muncul cahaya putih di sekeliling tubuh kita.
Kata Jalaluddin Rumi, apapun agamanya hasil akhir dari keimanan sama.
Selanjutnya tarik nafas secara perlahan-lahan melalui kedua lubang hidung sampai rongga dada terasa penuh, kemudian rongga dada dikempiskan, rongga perut dikembangkan, tahan nafas sebentar kemudian keluarkan nafas secara perlahan-lahan melalui kedua lubang hidung sambil merasakan seluruh otot-otot kita mulai dari ujung kaki sampai ke ujung rambut menjadi relaksasi.
Ulangi lagi seperti tadi, tarik nafas perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut, rongga dada dikempiskan rongga perut dikembangkan, tahan sebentar sambil niatkan dalam hati untuk mengistirahatkan otak kiri kita, berikan senyuman cinta kasih kita kepada otak kiri kita sebagai tanda rasa terima kasih kita kepada otak kiri. Kemudian hembuskan nafas secara perlahan-lahan melalui kedua lubang hidung.
Ulangi lagi seperti tadi, tarik nafas secara perlahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut, tahan sebentar sambil niatkan dalam hati untuk mengistirahatkan otak kanan kita, berikan senyuman cinta kasih kita kepada otak kanan kita, sebagai rasa terima kasih kita.
Ulangi lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut, tahan sebentar, sambil niatkan dalam hati untuk mengistirahatkan otak belakang kita, berikan senyuman cinta kasih kita kepada otak belakang kita, sebagai rasa terima kasih kita, kemudian hembuskan nafas secara perlahan-lahan melalui kedua lubang hidung.
Ulangi lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut, tahan sebentar, sambil niatkan dalam hati untuk mengistirahatkan hati kita dari berbagai macam perasaan, berikan senyuman cinta kasih kita kepada hati, sebagai rasa terima kasih kita kepada hati.
Ulangi lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut, tahan sebentar, hembuskan nafas melalui kedua lubang hidung secara perlahan-lahan sambil merasakan otot-otot seluruh tubuh serta seluruh otak kita menjadi sangat santai, menjadi relaksasi sepenuhnya.
Selanjutnya kita bernafas seperti biasa tanpa menahan nafas, namun ujung lidah masih tetap menyentuh langit-langit…. Kemudian kita berdoa dalam hati sesuai dengan keyakinan kita masing-masing, tanpa do’a pun Tuhan tidak akan marah… Semoga Allah berkenan untuk membersihkan serta membuka hati kita, menerangi hati kita dengan Cahaya Kasih SayangNya sesuai dengan tahap pertama menurut ajaran Al Ghazali yaitu membersihkan hati.
Do’a pembukaan bagi yang non muslim : (baca dalam hati)
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk 1x
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang 3x
Tiada Tuhan Selain Allah 1x
Semua milik Allah akan kembali kepada Allah.
Do’a pembukaan bagi yang beragama Islam : (baca dalam hati)
Audzubillahiminasy syaethon nirojim 1 x
Bismillaahirrohmaanirrohiim 3 x
Asyhadu Al laa ilaaha illallaah, wa asy hadu ana Muhammadarrosulullah 1 x
Innaa lilllaahi wa innaa ilaihi rooji’uun 1 x
Ya Allah… Ya Robbi…
Di kaki-Mu aku bersimpuh…
Ya Allah...hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba niat buka hati, dzikir – meditasi. Badan hamba menghadap ke hati, hati hamba menghadap ke Ruh, Ruh hamba menghadap kepadaMu Ya Allah…
Ya Allah... Engkaulah tujuanku, ku mohon Ridho dan CintaMu serta cinta orang-orang yang mencintaiMu, kuberharap perjumpaan denganMu.
Ya Allah... Terangilah hati hamba dengan Cahaya Hidayah dan Iman, sebagaimana Engkau menerangi bumi dengan cahaya matahari.
Allahumaj’alni fi kulbi nuuro, wafi sama’i nuuro, wafil lisani nuuro, wa fil bashori nuuro, wa fil jasadi nuuro. Ya Allah terangilah hati kami, pendengaran kami, lisan kami, penglihatan kami dan jasad kami.
Tarik nafas perlahan-lahan sambil dalam hati mengucapkan Huuu… sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut, tahan nafas dan bayangkan Cahaya Ilahi turun dari langit memasuki puncak kepala (ubun-ubun), memenuhi rongga kepala, terus turun ke rongga dada memenuhi hati kita serta meliputi seluruh tubuh kita, kemudian hembuskan nafas secara perlahan-lahan sambil dalam hati mengucapkan : ALLAAH.
Ulangi lagi, tarik nafas secara perlahan-lahan sambil dalam hati mengucapkan HUU, sampai rongga dada terasa penuh, turunkan ke perut tahan nafas kemudian baca dalam hati : Ya Allah, abadikanlah cahaya kami, ampunilah kami, Engkaulah Yang Maha Kuasa atas segalanya… ~ (AT TAHRIM 66 : 8).
Kemudian hembuskan nafas secara perlahan-lahan melalui hidung sambil dalam hati mengucapkan Asma : ALLAH
Baca Istigfar (mohon ampunan Allah) 41 kali, salawat 41 kali
Sesungguhnya do’a cukup sampai disini, selanjutnya bernafas seperti biasa tanpa menahan nafas, ujung lidah masih tetap menyentuh langit-langit. Kemudian kita membaca : laa ilaaha illallaah 165 kali dan Muhammadarrosulullah SAW 1 kali, dilanjutkan dengan dzikir pembersih dan pembuka kolbu atau dzikir untuk menghimpun energi, itu terserah kita.
Agar hati kita lebih mantap, sebelum kita membaca laa ilaaha illallaah 165 kali dan Muhammadarrosulullah SAW 1 kali, kita bisa membaca do’a tambahan yang sudah kita persiapkan sesuai selera kita…
Do’a tambahan sesuai selera kita :
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, bukakanlah pintu hati hamba agar hati hamba bisa menerima pancaran Cahaya Rahman-RahimMu, sehingga hati hamba menjadi senantiasa terhubung kepadaMu setiap saat dan untuk selama-lamanya.
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, biarkanlah Cahaya Rahman-RahimMu memancar semakin terang, semakin terang, dan semakin kuat di dalam hati hamba, sehingga hati hamba terhubung kepadaMu semakin erat, semakin kuat dan semakin dekat kepadaMu setiap saat dan untuk selama-lamanya.
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, bukakanlah pintu hati hamba ini lapis demi lapis sampai ke inti hati nurani hamba, agar setiap lapis hati hamba sampai ke inti hati nurani hamba bisa menerima pancaran CRR-Mu, sehingga setiap lapis hati hamba sampai ke inti hati nurani hamba senantiasa terhubung kepadaMu setiap saat dan untuk selama-lamanya.
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, biarkanlah Cahaya Rahman-RahimMu memancar semakin terang, semakin terang dan semakin kuat di dalam setiap lapis hati hamba sampai ke inti hati nurani hamba, sehingga setiap lapis hati hamba sampai ke inti hati nurani hamba senatiasa terhubung kepadaMu semakin erat, semakin kuat dan semakin dekat kepadaMu setiap saat dan untuk selama-lamanya.
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, bersihkanlah dan murnikanlah hati hamba ini, agar segala kesombongan, keangkuhan, dibersihkan dan dikeluarkan dari dalam hati hamba, diganti dengan Cahaya Rahman-RahimMu.
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, bersihkanlah dan murnikanlah hati hamba ini, agar semua kemarahan, semua kebencian, semua rasa dendam, semua rasa iri dengki dibersihkan dan dikeluarkan dari dalam hati hamba, diganti dengan Cahaya Rahman-RahimMu.
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, agar segala keserakahan, kerakusan serta kelicikan dibersihkan dan dikeluarkan dari dalam hati hamba, diganti dengan Cahaya Rahman-RahimMu.
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, berilah hamba kekuatan agar hamba bisa memaafkan orang-orang yang mendzolimi diri hamba, baik di rumah, baik dilingkungan hamba bekerja serta dimanapun mereka berada.
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, bukakanlah pintu hati mereka agar hati mereka pun bisa menerima pancaran CRR-Mu serta menyadari pancaran Cahaya Rahman-RahimMu, sebagai sumber kedamaian dan sumber kebahagiaan sejati, sehingga hati mereka pun menjadi senantiasa terhubung kepadaMu setiap saat dan untuk selama-lamanya.
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, bersihkanlah dan murnikanlah hati hamba ini dengan Cahaya Rahman-RahimMu dari segala penyakit hati, dari segala kotoran duniawi, dari segala emosi negatif lainnya, agar hati ini bisa layak untuk hamba persembahkan sepenuhnya kepadaMu Ya Allah.
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, bukalah pintu hati setiap sel di seluruh tubuh hamba, agar hati setiap sel di seluruh tubuh hamba bisa menerima pancaran Cahaya Rahman-RahimMu, sehingga hati setiap sel di seluruh tubuh hamba menjadi terhubung kepadaMu setiap saat dan untuk selama-lamanya.
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, biarkanlah Cahaya Rahman-RahimMu bersinar semakin terang dan semakin terang di dalam hati setiap sel di seluruh tubuh hamba, sehingga hati setiap sel di seluruh tubuh hamba menjadi terhubung kepadaMu semakin erat, semakin kuat dan semakin dekat kepadaMu Ya Allah 2x (Aplikasi Surat At Tahrim 66 : 8).
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, bersihkanlah dan murnikanlah setiap sel di seluruh tubuh hamba dengan CRR-Mu dari segala jenis penyakit, dari segala jenis energi negatif, dari segala jenis ilmu santet yang merusak diri hamba Ya Allah, gantilah dengan sel-sel yang bermandikan CRR-Mu, gantilah dengan sel-sel yang bermandikan Cahaya Rahman-RahimMu, sehingga seluruh tubuh kami bermandikan CRR-Mu setiap saat dan untuk selama-lamanya Ya Allah…~ (Aplikasi Surat At Tahrim 66 : 8).
Ya Allah Ya Robbi... hamba mohon izin dan keridhoanMu, hamba mohon rahmat dan barokahMu, jadikanlah hamba sebagai alatMu untuk bisa menyalurkan Cahaya Rahman-RahimMu ini bagi semua umat, bagi semua makhluk serta bagi seluruh alam semesta Ya Allah.
Sambil kedua telapak tangan kita julurkan kedepan agar energi Ilahi yang memancar keluar dari kedua telapak tangan kita memberkati alam semesta, lamanya terserah kita kemudian kedua telapak tangan kembali keposisi semula. Karena kita semua merupakan bagian dari alam semesta, maka insya Allah alam pun akan membalas kasih sayang kita.
Ya Allah … YaRobbi …
Di kaki-Mu aku bersimpuh …
Ya Allah … Ya Robbi
Rahmatilah aku dengan KITABMU…
Jadikanlah ia sebagai Pemimpin, Cahaya, Petunjuk dan Rahmat bagiku
Ya Allah ingatkanlah aku apa yang aku lupa dari padanya…
Berikanlah aku ilmu apa yang belum aku ketahui mengenainya …
Anugerahkanlah kepadaku untuk membacanya
di tengah malam dan di penghujung siang
Jadikanlah ia sebagai hujah bagiku wahai Tuhan sekalian alam
Ya Allah Ya Robbi…
Sesungguhnya aku tidak pernah merasa bahwa diriku bersih…
Aku tidak pernah merasa bahwa diriku suci…
Aku tidak ingin menjadi orang yang munafik…
Aku tidak ingin menjadi orang yang sok moralis…
Di usia yang tersisa ini…
Aku hanya ingin jujur terhadap diriku sendiri…
Aku sadar bahwa selama darah ini masih merah…
Omong kosong bila diri ini tidak pernah berbuat salah
Aku tidak tahu lagi…
Berapa banyak kebodohan, kebathilan dan kedzoliman yang aku lakukan…
Betapa tebalnya noda dan dosa yang meliputi dinding hati ini…
Yang aku tahu… baju keimananku compang camping…
Baju takwaku porak poranda…
Namun tak henti-hentinya aku berharap … kepadaMu Ya Allah…
Engkaulah lautan ampunan … Engkaulah lautan kasih sayang…
Di pantaiMu… Aku hanya sebutir pasir yang tersingkir…
Dalam lautMu… Aku hanya sekedar buih yang tersisih…
Namun kurentangkan juga sayapku menuju kepadaMu…
Dengan hati merunduk dan sujud…
Ya Allah Ya Robbi… Maha Suci Engkau…
Sesungguhnya aku orang yang dzolim…
Ampunilah hambaMu ini Ya Allah…
Dengan izin dan keridhoanMu… masukkanlah aku ke dalam golongan
Orang-orang yang bersyukur dan berserah diri…
Cabutlah nyawaku… kala aku sedang menyebut namaMu…
Terimalah aku… dalam naungan kasih sayangMu…
Sebagaimana…dan sebagai apa adanya…
Aamiin… aamiin…
Ya Robbal Alamin…
Ujung lidah masih tetap menyentuh langit-langit.
Bagi yang non muslim ucapkan dalam hati : Tiada Tuhan selain Allah 165 kali.
Bagi yang beragama Islam ucapkan dalam hati : Laa ilaaha illallaah 165 kali, ditutup dengan sayidina Muhammadarrosulullah SAW 1 kali.
Dilanjutkan dengan dzikir-meditasi pembersih yang sederhana tanpa harus menahan nafas, namun setelah menarik napas dalam-dalam, biasanya secara refleks, kita akan menahan napas sebentar. Justru itu lebih baik, karena kita memberi kesempatan kepada paru-paru untuk menyerap oksigen lebih banyak…
Setelah kita selesai dengan dzikir-meditasi pembersih, kemudian kita bisa lanjutkan langsung dengan dzikir untuk menghimpun energi atau dzikir pelepasan. Itu tergantung keinginan kita, lakukan semuanya dengan penuh keikhlasan.
Cara Dzikir Meditasi Pembersih
Pada tahap ini tidak ada do’a lagi, hanya pasrah. Di dalam hati hanya mengucapkan nama Tuhan apapun namanya : ALLAH … ALLAH … ALLAH, diulang-ulang tanpa batas hitungan, atau boleh juga dengan cara lain yang lebih sederhana yaitu : setiap kita menarik nafas ucapkan dalam hati HU, sambil membayangkan Cahaya Allah yang terang benderang turun dari langit, menembus ubun-ubun, memenuhi rongga kepala, turun sampai memenuhi rongga dada, tahan sebentar.
Kemudian pada saat mengeluarkan nafas melalui hidung, ucapkan dalam hati ALLAH, sambil membayangkan Cahaya dari tengah-tengah rongga dada memancar kesegala arah mengeluarkan semua energi negatif. Ulangi tata cara tersebut selama 30 menit. Ujung lidah masih tetap menyentuh langit-langit, bernafas seperti biasa tanpa menahan nafas.
Agar pikiran kita tidak ngelantur kemana-mana boleh kita membayangkan suatu titik jauh di cakrawala atau memusatkan perhatian pada satu titik di kening di antara kedua alis mata atau membayangkan lafad Allah.
Santai … senyum … pasrah …
Kemudian kita akhiri dengan do’a penutup :
do’anya bebas terserah kita
Bismillahirrahmaanirrahiim
Allahuma sholi alaa nuuri Muhammaddin, wa alaa nuuri umatin Muhammaddin ajmain. Allahuma sholi wa salim wabarik alaa sayidina Muhammad, wa alaa ali sayidina Muhammad. Subhana Robbikka rabbil izzati amma yashifun wa salamun alal mursalin wal hamdulillahi robbil alamin.
Al Fatihah 1x.
Shodaqollaahul adzim 1x
Dilanjutkan dengan dzikir-meditasi untuk menghimpun energi.
Cara dzikir-meditasi 11-21-10
Pejamkan mata, ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit. Tarik nafas perlahan-lahan tanpa terlihat gerakan nafas, dalam hati ucapkan ALLAH HU … ALLAH HU… ALLAH HU 11 kali, sambil membayangkan energi masuk melalui pusat, ketengah dada, ke kepala terus menembus kepala ke titik tak berhingga, sampai rongga dada terasa penuh, tahan napas di bawah perut, kemudian turunkan kembali sambil membayangkan Cahaya Ilahi turun masuk menembus kepala sampai ketengah-tengah rongga dada, kemudian di dalam hati ucapkan ALLAH HU … ALLAH HU … ALLAH HU 21 kali, kemudian keluarkan napas perlahan-lahan sambil dalam hati ucapkan ALLAH HU… ALLAH HU… ALLAH HU 10 kali.
Ulangi tata cara tersebut di atas sebanyak 21 kali putaran nafas. Bila nafas terengah-engah, kita istirahat dulu, lakukan pernafasan biasa tanpa menahan napas namun hati tetap berdzikir kepada Allah. Bila kita perhatikan yang di tarik 11 Asma Allah yang dikeluarkan 10 Asma Allah, kita punya tabungan 1 Asma Allah sebagai sumber energi.
Dzikir meditasi ini bila tanpa hitungan putaran nafas, sebaiknya minimal dilakukan selama 30 menit atau sampai suara musik yang kita putar selesai atau sampai kita merasa betapa kecilnya kita berada di jagad raya ini, betapa tak berartinya kita, betapa tak berdayanya kita, hanya Allah Yang Maha Benar, Allah Yang Maha Rahman Rahim, Yang Maha Kuasa atas segalanya.
Kita merasakan kehadiranNya begitu dekat. Kita merasakan getaran-Nya begitu kuat, merinding. Kita merasakan kehadiran Allah menyelimuti diri kita. Kita merasa tubuh kita tidak ada, alam sekitar kita tidak ada, kita merasa larut dengan alam Baqo dalam Tuhan. Kita merasa ringan dan melayang, dada kita terasa lapang, damai dan bahagia. Suatu kenikmatan bathin yang luar biasa Ekstase, karena pengaruh hormon Endomorpin dan Melatonin. Akhirnya menyungkur dan menangis ~ (AL ANFAL 8 : 2, AZ-ZUMAR 39 : 23, MARYAM 19 : 58 ).
Kenapa demikian? Karena Cahaya Kasih Sayang Allah telah membersihkan dan memenuhi hati kita. Tidak ada lagi dendam yang membara di dalam dada, tidak ada lagi rasa benci di hati, karena kita sadar sepenuhnya bahwa apapun yang kita benci di dalamnya ada rahasia Allah. Kita sadar bahwa, Rumah NYA, MasjidNYA tidak dibuat dari batu bata, tapi dibuat dari kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih- sayang, kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Allah melalui keimanan dan ketakwaan. Itulah fitrah.
Itulah Islam sejati yang diridhoi Allah, yang dianut semua umat.
Mudah-mudahan kita semua bisa mencapai tahap fana dan kasyaf. Kita bisa melihat CahayaNya dalam tawakal. Rupa Yang Dipuja setiap insan serta mendengar ShabdaNya. Itulah haji mabrur, bukan haji mabur…
Aamiin … aamiin Ya Robbal alamin.
Santai … senyum … pasrah.
Serahkan sepenuhnya kepada Allah, pasrah total, tidak usah dipikirkan, otak kita diistirahatkan, ego kita dimatikan, biarkan Tangan Tuhan yang bekerja, karena masalah fana dan kasyaf adalah semata-mata urusan Allah.
Bila kita sudah merasa cukup, bila sudah selesai, gerak-gerakkanlah jari-jari tangan kita secara perlahan-lahan, buka mata, gerak-gerakkan kedua kaki kita, kemudian bagi yang beragama Islam bisa kita akhiri dengan do’a penutup
Di dalam diri kita ada sumber kekuatan terpendam yang harus kita bangkitkan.
Setelah Aku sempurnakan kejadiannya Aku hembuskan Ruh-Ku kepadanya ~ (AL HIJR 15 :29)
Ruh adalah essensi Dzat Illahiah yang berada di dalam tubuh kita, yang berada di dalam setiap ciptaanNya. Essensi Dzat Illahiah merupakan energi terpendam yang bisa dibangkitkan melalui dzikir-meditasi. Melalui dzikir-meditasi kita belajar mati sebelum mati agar kesadaran Ruhnya bangkit, agar energi kita bangkit.
Berlatih tata cara berdzikir sebagai dasar untuk menghimpun energi sebaiknya dilakukan selama 41 malam berturut-turut. Setelah berlatih 41 malam, insya Allah kita sudah memiliki energi Illahi yang bisa kita salurkan untuk pengobatan.
Bila hamba-hamba-Ku yang merasa dekat kepada-Ku. Tidak sekedar melaksanakan yang Aku wajibkan saja, namun melaksanakan amal-amalan tambahan lainnya maka Akupun akan mencintainya, bila Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang dengan itu dia mendengar Aku menjadi penglihatannya, yang dengan itu dia melihat Aku menjadi lidahnya, yang dengan itu dia bicara Aku menjadi tangannya, yang dengan itu dia memegang Aku menjadi kakinya, yang dengan itu dia berjalan Aku menjadi hatinya, yang dengan itu dia berkehendak ~ (HADITS QUDSI : IMAM BUKHORI)
Bila ingin mencoba menyalurkan energi Illahi, kita sekedar mohon agar kita dijadikan sarana atau alat Tuhan untuk menyalurkan energi, kita hanya sebagai saluran Tuhan, selanjutnya biarkan tangan Tuhan yang bekerja sesuai Hadits diatas.
Bismillahirohmanirohim …
Ya Allah...Ya Robbi jadikanlah hamba alatmu agar bisa menyalurkan Energi Cahaya Kasih Sayang-Mu melalui kedua telapak tangan hamba yang sesuai untuk menghilangkan semua energi negatif yang ada di dalam tubuh saudara hamba ini, Bismillaah Allahu Akbar.
Tarik nafas perlahan-lahan sambil dalam hati ucapkan HU dan bayangkan Cahaya Illahi yang sangat terang benderang turun dari langit menembus ubun-ubun turun sampai ketengah dada, tahan nafas sebentar sambil dalam hati ucapkan YA ALLAH ... YA ALLAH ... YA ALLAH, kemudian keluarkan nafas sambil membayangkan energi tersalur melalui kedua telapak tangan. Biarkan tangan Tuhan yang bekerja, yang akan membimbing gerakan tangan kita ke arah mana.
Demikian juga bila kita hendak menyalurkan energi jarak jauh, yang kita lakukan hanya sekedar do’a permohonan, kemudian salurkan energi melalui kedua telapak tangan kita sambil membayangkan sasaran kita ada dimana. Biarkan Tangan Tuhan yang bekerja.
Dan bukanlah engkau yang melempar, ketika engkau melempar akan tetapi Allah yang melempar ~ (AL AN-FAAL 8 : 17)
Cahaya di atas Cahaya Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada yang Dia kehendaki ~ (AN NUUR 24 : 35)
Energi Illahi adalah Energi cerdas, tidak terbatas ruang dan waktu… dia akan menggerakkan tangan kita ke sasaran yang tepat dan tidak terduga, berapa lama kita menyalurkan energi, getaran energi akan berhenti dengan sendirinya, biarkan tidak usah kita pikirkan, yang penting kesembuhan penderita.
Setelah selesai ucapkan Alhamdulillah.
Memiliki Energi dan bisa sebagai penyembuh bukan segala-galanya, jangan kita menjadi sombong. Perjalanan kita masih jauh, untuk mencapai keridoan Allah, masih banyak tahapan yang harus dilalui. Kita harus belatih dzikir terus menerus, istiqomah dengan tulus dan ikhlas. Kita harus terus berlatih berdzikir tahap demi tahap, belajar mati sebelum mati, belajar dzikir pelepasan.
Kata Al Ghazali untuk bisa mencapai fana dan kasyaf, terbukanya hijab, itu adalah Hak Allah.
Dzikir Pelepasan
Di awali dengan cara seperti yang tertulis sebelumnya, yaitu sholat dan do’a, selanjutnya pejamkan mata, ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit..
Tarik nafas perlahan-lahan, dalam hati ucapkan Huuuu sambil membayangkan energi Illahi masuk melalui pusar, naik ke arah dada, ke kepala menembus ubun-ubun melesat ke titik tak berhingga. Tahan nafas, turunkan energi dari langit sampai ke tengah dada, dalam hati ucapkan ALLAH ... ALLAH... ALLAH 7 kali, kemudian hembuskan nafas perlahan-lahan, sambil dalam hati ucapkan Allah.
Itu berarti 1 putaran. Bila nafas tersengal-sengal, istirahat, bernafas seperti biasa tanpa menahan nafas sampai pernafasan normal kembali kemudian dilanjutkan.
Berlatihlah minimal 30 menit, dilanjutkan sambil berbaring terlentang rileks di tempat tidur, kedua lengan disamping tubuh, kedua tumit dan kedua ibu jari kaki dirapatkan,mata dipejamkan, ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit.
Tarik nafas perlahan-lahan, dalam hati ucapkan HU sambil membayangkan energi masuk melalui ujung jari kedua kaki, menjalar ke paha, ke perut, ke dada, ke kepala menembus ubun-ubun, bablas ke titik tak berhingga, kemudian keluarkan nafas perlahan-lahan sambil dalam hati ucapkan ALLAH.
Demikian seterusnya, rasakan getarannya yang menjalar dari ujung kaki sampai ke kepala , bablas sampai terjadi pelepasan. Ruh ke luar dari jasad memasuki alam astral. Out Of Body. Perjalanan spiritualpun dimulai, sehingga kita mendapatkan pelajaran yang tidak pernah kita dapatkan di sekolah. Itu kata Jalaluddin Rumi.
Bila telah merasa cukup berlatih, kita akhiri dengan do’a penutup.
Setelah Aku sempurnakan kejadiannya Aku hembuskan Ruh-Ku kepadanya ~ (AL HIJR 15 :29)
Ruh adalah essensi Dzat Illahiah yang berada di dalam tubuh kita, yang berada di dalam setiap ciptaanNya. Essensi Dzat Illahiah merupakan energi terpendam yang bisa dibangkitkan melalui dzikir-meditasi. Melalui dzikir-meditasi kita belajar mati sebelum mati agar kesadaran Ruhnya bangkit, agar energi kita bangkit.
Berlatih tata cara berdzikir sebagai dasar untuk menghimpun energi sebaiknya dilakukan selama 41 malam berturut-turut. Setelah berlatih 41 malam, insya Allah kita sudah memiliki energi Illahi yang bisa kita salurkan untuk pengobatan.
Bila hamba-hamba-Ku yang merasa dekat kepada-Ku. Tidak sekedar melaksanakan yang Aku wajibkan saja, namun melaksanakan amal-amalan tambahan lainnya maka Akupun akan mencintainya, bila Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang dengan itu dia mendengar Aku menjadi penglihatannya, yang dengan itu dia melihat Aku menjadi lidahnya, yang dengan itu dia bicara Aku menjadi tangannya, yang dengan itu dia memegang Aku menjadi kakinya, yang dengan itu dia berjalan Aku menjadi hatinya, yang dengan itu dia berkehendak ~ (HADITS QUDSI : IMAM BUKHORI)
Bila ingin mencoba menyalurkan energi Illahi, kita sekedar mohon agar kita dijadikan sarana atau alat Tuhan untuk menyalurkan energi, kita hanya sebagai saluran Tuhan, selanjutnya biarkan tangan Tuhan yang bekerja sesuai Hadits diatas.
Bismillahirohmanirohim …
Ya Allah...Ya Robbi jadikanlah hamba alatmu agar bisa menyalurkan Energi Cahaya Kasih Sayang-Mu melalui kedua telapak tangan hamba yang sesuai untuk menghilangkan semua energi negatif yang ada di dalam tubuh saudara hamba ini, Bismillaah Allahu Akbar.
Tarik nafas perlahan-lahan sambil dalam hati ucapkan HU dan bayangkan Cahaya Illahi yang sangat terang benderang turun dari langit menembus ubun-ubun turun sampai ketengah dada, tahan nafas sebentar sambil dalam hati ucapkan YA ALLAH ... YA ALLAH ... YA ALLAH, kemudian keluarkan nafas sambil membayangkan energi tersalur melalui kedua telapak tangan. Biarkan tangan Tuhan yang bekerja, yang akan membimbing gerakan tangan kita ke arah mana.
Demikian juga bila kita hendak menyalurkan energi jarak jauh, yang kita lakukan hanya sekedar do’a permohonan, kemudian salurkan energi melalui kedua telapak tangan kita sambil membayangkan sasaran kita ada dimana. Biarkan Tangan Tuhan yang bekerja.
Dan bukanlah engkau yang melempar, ketika engkau melempar akan tetapi Allah yang melempar ~ (AL AN-FAAL 8 : 17)
Cahaya di atas Cahaya Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada yang Dia kehendaki ~ (AN NUUR 24 : 35)
Energi Illahi adalah Energi cerdas, tidak terbatas ruang dan waktu… dia akan menggerakkan tangan kita ke sasaran yang tepat dan tidak terduga, berapa lama kita menyalurkan energi, getaran energi akan berhenti dengan sendirinya, biarkan tidak usah kita pikirkan, yang penting kesembuhan penderita.
Setelah selesai ucapkan Alhamdulillah.
Memiliki Energi dan bisa sebagai penyembuh bukan segala-galanya, jangan kita menjadi sombong. Perjalanan kita masih jauh, untuk mencapai keridoan Allah, masih banyak tahapan yang harus dilalui. Kita harus belatih dzikir terus menerus, istiqomah dengan tulus dan ikhlas. Kita harus terus berlatih berdzikir tahap demi tahap, belajar mati sebelum mati, belajar dzikir pelepasan.
Kata Al Ghazali untuk bisa mencapai fana dan kasyaf, terbukanya hijab, itu adalah Hak Allah.
Dzikir Pelepasan
Di awali dengan cara seperti yang tertulis sebelumnya, yaitu sholat dan do’a, selanjutnya pejamkan mata, ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit..
Tarik nafas perlahan-lahan, dalam hati ucapkan Huuuu sambil membayangkan energi Illahi masuk melalui pusar, naik ke arah dada, ke kepala menembus ubun-ubun melesat ke titik tak berhingga. Tahan nafas, turunkan energi dari langit sampai ke tengah dada, dalam hati ucapkan ALLAH ... ALLAH... ALLAH 7 kali, kemudian hembuskan nafas perlahan-lahan, sambil dalam hati ucapkan Allah.
Itu berarti 1 putaran. Bila nafas tersengal-sengal, istirahat, bernafas seperti biasa tanpa menahan nafas sampai pernafasan normal kembali kemudian dilanjutkan.
Berlatihlah minimal 30 menit, dilanjutkan sambil berbaring terlentang rileks di tempat tidur, kedua lengan disamping tubuh, kedua tumit dan kedua ibu jari kaki dirapatkan,mata dipejamkan, ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit.
Tarik nafas perlahan-lahan, dalam hati ucapkan HU sambil membayangkan energi masuk melalui ujung jari kedua kaki, menjalar ke paha, ke perut, ke dada, ke kepala menembus ubun-ubun, bablas ke titik tak berhingga, kemudian keluarkan nafas perlahan-lahan sambil dalam hati ucapkan ALLAH.
Demikian seterusnya, rasakan getarannya yang menjalar dari ujung kaki sampai ke kepala , bablas sampai terjadi pelepasan. Ruh ke luar dari jasad memasuki alam astral. Out Of Body. Perjalanan spiritualpun dimulai, sehingga kita mendapatkan pelajaran yang tidak pernah kita dapatkan di sekolah. Itu kata Jalaluddin Rumi.
Bila telah merasa cukup berlatih, kita akhiri dengan do’a penutup.
DZIKIR-MEDITASI UNTUK PELEPASAN
Semoga Allah memberkati kita semua, menjadi haji mabrur, bukan haji mabur.
Aamiin… aamiin… Yaa Robbal alamin.
HASIL AKHIR DZIKIR QOLBI MEDITASI
Apakah setiap mengingat Allah SWT adalah dzikir? Dzikir apa yang paling afdol?
Kata dzikir berasal dari bahasa Arab yang artinya mengingat.
Dzikrullah artinya mengingat ALLAH. Mengingat dan mengucapkan Asma Allah dalam hati : ALLAH ... ALLAH... ALLAH. Mengingat Allah tanpa dibatasi ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja, setiap saat, setiap gerak-gerik kita, setiap apapun yang kita lakukan, setiap tarikan nafas senantiasa kita mengingat Allah itulah sholat yang kekal, itulah sholat daim, itulah sholat bathin.
Ada ribuan cara berdzikir. Carilah cara yang sederhana dan mampu laksana. Seperti halnya kita belajar menulis. Bila kita tidak memiliki lap top, bisa pakai areng, yang penting kita bisa menuli. Pada zaman Ibn Arabi, Al Ghazali, Jalaluddin Rumi belum ada laptop, belum ada mesin tik, belum ada bolpoint, baru ada pena dari bulu angsa. Namun mereka bisa menghasilkan karya tulis yang sangat monumental yang diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia, konon kabarnya buku-buku hasil karya mereka masing-masing bila kita tumpuk dari bawah sampai keatas bisa mencapai ketinggian 2-3 meter, luar biasa..!
Saya teringat kata-kata almarhum orang tua saya : Aku kasih cara yang sederhanapun belum tentu kamu kerjakan, apalagi aku kasih cara yang susah.!!!
Jadi masalahnya bukan afdol atau tidak afdol, masalahnya dikerjakan atau tidak. Kerjakanlah dengan penuh keikhlasan agar mendapat keridoan Allah SWT.
Laa ilaaha illallaah adalah suatu statement, suatu pernyataan kita, ikrar kita : Tiada Tuhan selain Allah.
Essensi dari pernyataan tersebut adalah Allah. Bila kita mengucapkan ikrar tersebut berulang-ulang kali tanpa memahami essensinya, sama juga bohong
Perhatikan beberapa Firman Allah :
1. Al Hijr 15 : 9 : … Telah Aku turunkan Adz-Dzikir …, yang dimaksud ayat ini, Adz-Dzikir adalah Al Quran.
2. Asu-Syura 42 : 52 :…Aku jadikan Al Quran itu Cahaya… An Nuur…
3. An-Nuur 24 : 35 : … Allah adalah Cahaya… An Nuur adalah Allah…
Bila kita rangkum dan kita simpulkan dari ketiga ayat tersebut maka :
Adz-Dzikir adalah Allah…
Wajar jika ada sesepuh yang mengajarkan dzikir cukup dengan menyebut dalam hati Asma Allah… Allah… Allah saja.
Semakin pendek Asma Allah yang kita ucapkan, konsentrasi kita semakin cepat terfokus. Semakin cepat otak kita mencapai gelombang alfa dan theta.
Insya Allah, Tuhan akan memperlihatkan Cahayanya.
Selamat berdzikir bermeditasi.
SEMOGA BISA MENCAPAI FANA DAN KASYAF DAN SEMOGA MENJADI HAJI MABRUR.
MAN AROFA NAFSAHU FAQOD AROFA ROBBAHU, ALLAHU BATHINUL INSAN, AL INSANU DHOHIRULLAAH
AMIN… AMIN… AMIN… YA ROBBAL ALAMIN
=========================
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Al Khatib M.A : As-Sunnah Qablat-Tadwin. Hadits Nabi Sebelum Dibukukan. Penerjemah : AH. Akrom. Editor, Sholihat. Cet. I . Gema Insani Press, Jakarta, 1999.
2. CHING HAI : Kunci Pencerahan Seketika. Penerjemah dan Penerbit : Yayasan Supreme Master Ching Hai Indonesia. Surabaya Center, 2001.
3. Chittick W C. : Tasawuf Di Mata Kaum Sufi. Penerjemah : Am Z. Cet. I. Penerbit Mizan, Bandung, Mei 2002.
4. Effendi I. : Hati Nurani. PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet. I, Jakarta, 2002.
5. Hadi A. W.M : Tasawuf Yang Tertindas. Kajian Hermeneutik Terhadap Karya- karya Hamzah Fansuri. Cet. 1. Paramadina, Jakarta, Mei 2001.
6. Hasan A. Terjemahan Bisri M.A : Jalaluddin Rumi Sufi Penyair Terbesar. Cet. Kedua. Pustaka Firdaus, Jakarta, Agustus 1993.
7. Jaiz H A. :Aliran Dan Paham Sesat Di Indonesia. Cet. I. Pustaka Al Kautsar, Jakarta, Februari 2002
8. Kapur D L. : Panggilan Maha Guru. Terjemahan : Angka C . Ed. III. Yayasan Radha Soami Satsang Beas. Jakarta, 1972
9. Krishnamurti J. : Meditasi. Cet. II. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Nov. 1999
10.Muhammad Sayyid Ahmad A.F. : Tasawuf Antara Al Ghazali Dan Ibnu Taimiyah. Penerjemah : Anasy M.M. Cet. I. Penerbit Khalifa, Jakarta, Juni 2005
11.Nicholson R.A : Rumi Poet And Mistic. Terjemahan : Sutejo : Jalaluddin Rumi, Ajaran dan Pengalaman Sufi. Pustaka Firdaus, Jakarta, September 1993.
12.Shah I. : The Sufis. Terjemahan Hidayatullah dan Roudlon : Mahkota Sufi. Menembus Dunia Ekstra Dimensi. Cet. I. Penerbit Risalah Gusti, Surabaya, Juni 2000
13.Schimmel A. : Mystical Dimention of Islam. Dikutip dari Hadi A. : Tasawuf Yang Tertindas. Paramadina, Jakarta, Mei 2001.
14.Simuh : Tasawuf dan Perkembangan Dalam Islam. Cet. I. PT. Raja Gravindo Persada, Jakarta, Mei 1996.
15.Singh C. : Die to Live. Terjemahan Angka C. : Mati Selagi Hidup. Ed. I. Yayasan Radha Soami Satsang Beas Indonesia, Jakarta, Juli 1998.
16.Wahyuddin U.T. : Raihlah Hakikat, Jangan Abaikan Syariat : Adab-adab Perjalanan Spiritual. Terjemahan dari Syeikh Abdul Qadir Jaelani : Adab as-Suluk wa at-Tawashshul ila Manazil al Muluk. Pustaka Hidayah, Bandung, Sept 2008.
0 Komentar