Perhatikan Firman-firman Allah :
Jibril itu telah menurunkan Al Qur’an ke dalam qolbumu ~ (AL BAQARAH 2 : 97).
Dia (Allah) akan memberi petunjuk kepada hatinya ~ (AT-TAGABUN 64 : 11)
(Al Qur’an) ini adalah ayat-ayat yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanya orang-orang durjana yang mengingkari ayat-ayat Kami~ (AL ANKABUT 29 : 49)
Sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah Cahaya dan Kitab yang terang ~ (AL MAIDAH 5 : 15)
Mari kita simak juga Surat Yaassiin 36 : 82 : Bila Tuhan menghendaki, maka Dia bersabda : KUN … FAYAKUN. Berarti semua kejadian, seluruh keberadaan alam semesta ini diawali dengan Shabda, Firman, Kalam atau Logos : KUN…JADILAH.
Menurut Al Kitab : Pada mulanya adalah Shabda, Shabda adalah Tuhan, kemudian Shabda bersama Tuhan. Ibarat biji berasal dari pohon dan pohon berada dalam biji, karena di dalam biji ada benih, ada potensi, ada Shabda : KUN Jadilah, maka jadi.
Pada awalnya Tuhan bersabda KUN. Kemudian muncul titik Cahaya Pertama yang disebut Nur Muhammad, sebagai sumber penciptaan seluruh keberadaan.
Nur Muhammad disebut juga sebagai Jauhar Awal – Jauhar Akhir..
Hadits Qudsi : Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, oleh sebab cinta, Aku ingin dikenal, maka Aku jadikan makhluk (Nur Muhammad) agar ia mengenal akan Aku.
Hadits Rosulullah SAW : Aku adalah bapak dari segala ruh. Aku berasal dari Cahaya Allah, semua yang ada di alam ini berasal dari cahaya ku. Yang mula-mula dijadikan Allah adalah Nur Nabimu ya Jabir dan Allah jadikan dari Nur itu segala sesuatu dan engkau wahai Jabir adalah termasuk sesuatu itu.
Wajar bila ada sesepuh yang mengatakan bahwa Ruh berasal dari Nur Muhammad, dimana Nur Muhammad itu disebut juga sebagai Ruh Idhofi atau Wujud Idhofi.
Setelah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku hembuskan Ruh-Ku kedalamnya ~ (Al Hijr 15 : 29).
Ruh-Ku atau Ruh Idhofi ini merupakan essensi Dzat Ilahiyah yang berada di dalam setiap ciptaanNya, di dalam patung, di dalam batu, bahkan dalam debu sekalipun..
Essensi Dzat Allah berada di dalam inti setiap sel, berada di dalam inti setiap atom, berada di dalam inti setiap ciptaanNya, sebagai Sumber Energi Tersembunyi Yang Maha Dasyat. telah terbukti secara ilmiah bila inti atom itu bergetar, Energi itu bisa menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang.
Bila kita bisa menggetarkan essensi Dzat Ilahiyah di dalam setiap atom yang berada di dalam diri kita, itu luar biasa. Secara minimal kita akan merasakan bergetar hatinya ~ (Al Anfal 8 : 2), merinding kulitnya ~ (Az-Zumar 39 : 23), kemudian akan menyungkur dan menangis ~ (Maryam 19 : 58).
Kata Rosulullah, manusia itu dalam keadaan tidur, ketika mati baru dia terbangun. Harus bisa mati sebelum mati, agar kesadaran Ruhnya bangkit, Energinya bangkit.
Wajar bila Al Ghazali mengatakan bahwa tauhid murni adalah penglihatan atas Tuhan dalam semua ciptaanNya, bila kita tidak menyadari keberadaan Tuhan di dalam setiap ciptaanNya maka islamnya adalah islam semu.
Kata Ibn Arabi, itulah yang disebut Wahdatul Wujud. Lalu apakah Ibn Arabi, Al Ghazali, Jalaluddin Rumi, Al Hallaj serta para sufi lainnya yang menganut paham Wahdatul Wujud itu sesat? Apakah Rosulullahpun sesat bila beliau mengatakan : Aku Ahmad tanpa mim, berarti Aku Ahad. Aku Arab tanpa ain, berati Aku Rab! pikirin aja sendiri Bro! Cape deh.
Dia bersamamu dimanapun kamu berada ~ (AL HADID 57 : 4)
Tanda-tanda Kami disegenap penjuru, dan didalam diri mereka sendiri ~ (FUSHSHILAT 41 : 53)
...di dalam dirimu, apakah engkau tidak memperhatikan ~ (ADZ-DZARIYAT 51 : 21).
Kami telah mengutus seorang utusan dalam diri-mu ~ (AT-TAUBAH 9 : 128)
Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan Qolbunya ~ (AL-ANFAL 8:24)
Perhatikan Surat An Nuur 24 : 35 :
Allah adalah Cahaya langit dan bumi. Cahaya di atas Cahaya, Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada yang Dia kehendaki.
Kemana? Tentu saja kepada Cahayanya. Tanpa cahaya kita akan seperti orang buta yang berjalan sambil meraba-raba, tanpa arah dan tujuan.
Surat An Nuur 24 : 36 : Cahaya itu menerangi rumah-rumah, di dalamnya Allah berkenan untuk dijumpai dan dimuliakan Namanya serta bertasbih pagi dan petang…
SUCIKANLAH RUMAHKU bagi mereka yang thowaf, itikaf, yang ruku dan sujud ~ (AL BAQARAH 2 : 125).
Janganlah kamu mempersekutukan Aku dengan apapun, SUCIKANLAH RUMAHKU bagi mereka yang thowaf, mendirikan dan ruku bersujud ~ (AL HAJJ 22 : 26)
HADITS QUDSI : Di dalam setiap rongga anak Adam Aku ciptakan suatu mahligai yang disebut dada, dalam dada ada kolbu, dalam kolbu ada fuad, dalam fuad ada syagofa, di dalam syagofa ada Sir, di dalam Sir ada AKU.
Jibril itu telah menurunkan Al Qur’an ke dalam qolbumu ~ (AL BAQARAH 2 : 97).
Dia (Allah) akan memberi petunjuk kepada hatinya ~ (AT-TAGABUN 64 : 11)
(Al Qur’an) ini adalah ayat-ayat yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanya orang-orang durjana yang mengingkari ayat-ayat Kami~ (AL ANKABUT 29 : 49)
Sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah Cahaya dan Kitab yang terang ~ (AL MAIDAH 5 : 15)
Mari kita simak juga Surat Yaassiin 36 : 82 : Bila Tuhan menghendaki, maka Dia bersabda : KUN … FAYAKUN. Berarti semua kejadian, seluruh keberadaan alam semesta ini diawali dengan Shabda, Firman, Kalam atau Logos : KUN…JADILAH.
Menurut Al Kitab : Pada mulanya adalah Shabda, Shabda adalah Tuhan, kemudian Shabda bersama Tuhan. Ibarat biji berasal dari pohon dan pohon berada dalam biji, karena di dalam biji ada benih, ada potensi, ada Shabda : KUN Jadilah, maka jadi.
Pada awalnya Tuhan bersabda KUN. Kemudian muncul titik Cahaya Pertama yang disebut Nur Muhammad, sebagai sumber penciptaan seluruh keberadaan.
Nur Muhammad disebut juga sebagai Jauhar Awal – Jauhar Akhir..
Hadits Qudsi : Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, oleh sebab cinta, Aku ingin dikenal, maka Aku jadikan makhluk (Nur Muhammad) agar ia mengenal akan Aku.
Hadits Rosulullah SAW : Aku adalah bapak dari segala ruh. Aku berasal dari Cahaya Allah, semua yang ada di alam ini berasal dari cahaya ku. Yang mula-mula dijadikan Allah adalah Nur Nabimu ya Jabir dan Allah jadikan dari Nur itu segala sesuatu dan engkau wahai Jabir adalah termasuk sesuatu itu.
Wajar bila ada sesepuh yang mengatakan bahwa Ruh berasal dari Nur Muhammad, dimana Nur Muhammad itu disebut juga sebagai Ruh Idhofi atau Wujud Idhofi.
Setelah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku hembuskan Ruh-Ku kedalamnya ~ (Al Hijr 15 : 29).
Ruh-Ku atau Ruh Idhofi ini merupakan essensi Dzat Ilahiyah yang berada di dalam setiap ciptaanNya, di dalam patung, di dalam batu, bahkan dalam debu sekalipun..
Essensi Dzat Allah berada di dalam inti setiap sel, berada di dalam inti setiap atom, berada di dalam inti setiap ciptaanNya, sebagai Sumber Energi Tersembunyi Yang Maha Dasyat. telah terbukti secara ilmiah bila inti atom itu bergetar, Energi itu bisa menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang.
Bila kita bisa menggetarkan essensi Dzat Ilahiyah di dalam setiap atom yang berada di dalam diri kita, itu luar biasa. Secara minimal kita akan merasakan bergetar hatinya ~ (Al Anfal 8 : 2), merinding kulitnya ~ (Az-Zumar 39 : 23), kemudian akan menyungkur dan menangis ~ (Maryam 19 : 58).
Kata Rosulullah, manusia itu dalam keadaan tidur, ketika mati baru dia terbangun. Harus bisa mati sebelum mati, agar kesadaran Ruhnya bangkit, Energinya bangkit.
Wajar bila Al Ghazali mengatakan bahwa tauhid murni adalah penglihatan atas Tuhan dalam semua ciptaanNya, bila kita tidak menyadari keberadaan Tuhan di dalam setiap ciptaanNya maka islamnya adalah islam semu.
Kata Ibn Arabi, itulah yang disebut Wahdatul Wujud. Lalu apakah Ibn Arabi, Al Ghazali, Jalaluddin Rumi, Al Hallaj serta para sufi lainnya yang menganut paham Wahdatul Wujud itu sesat? Apakah Rosulullahpun sesat bila beliau mengatakan : Aku Ahmad tanpa mim, berarti Aku Ahad. Aku Arab tanpa ain, berati Aku Rab! pikirin aja sendiri Bro! Cape deh.
Dia bersamamu dimanapun kamu berada ~ (AL HADID 57 : 4)
Tanda-tanda Kami disegenap penjuru, dan didalam diri mereka sendiri ~ (FUSHSHILAT 41 : 53)
...di dalam dirimu, apakah engkau tidak memperhatikan ~ (ADZ-DZARIYAT 51 : 21).
Kami telah mengutus seorang utusan dalam diri-mu ~ (AT-TAUBAH 9 : 128)
Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan Qolbunya ~ (AL-ANFAL 8:24)
Perhatikan Surat An Nuur 24 : 35 :
Allah adalah Cahaya langit dan bumi. Cahaya di atas Cahaya, Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada yang Dia kehendaki.
Kemana? Tentu saja kepada Cahayanya. Tanpa cahaya kita akan seperti orang buta yang berjalan sambil meraba-raba, tanpa arah dan tujuan.
Surat An Nuur 24 : 36 : Cahaya itu menerangi rumah-rumah, di dalamnya Allah berkenan untuk dijumpai dan dimuliakan Namanya serta bertasbih pagi dan petang…
SUCIKANLAH RUMAHKU bagi mereka yang thowaf, itikaf, yang ruku dan sujud ~ (AL BAQARAH 2 : 125).
Janganlah kamu mempersekutukan Aku dengan apapun, SUCIKANLAH RUMAHKU bagi mereka yang thowaf, mendirikan dan ruku bersujud ~ (AL HAJJ 22 : 26)
HADITS QUDSI : Di dalam setiap rongga anak Adam Aku ciptakan suatu mahligai yang disebut dada, dalam dada ada kolbu, dalam kolbu ada fuad, dalam fuad ada syagofa, di dalam syagofa ada Sir, di dalam Sir ada AKU.
Fuad adalah hati yang bersih. Syagofa artinya yang lebih dalam.
Jadi beralasan bila para sufi mengatakan : QOLBU MUKMIN BAITULLAH
Rumah-KU yang mana dan rumah siapa yang dimaksud?
Qolbu mukmin baitullah. Itulah Baitullah yang sejati, Itulah RumahNya, yang harus disucikan, agar tidak menjadi sarang syaitan dan iblis.
Di dalamnya ruh bersujud, memuliakan NamaNya serta bertasbih pagi dan petang. Karena sesungguhnya semua ruh manusia sudah muslim, sudah berserah diri sejak di alam arwah, sejak hari pertama di dalam kandungan ibu, sejak hari pertama dilahirkan.
Tuhan berfirman : Bukankah aku Tuhanmu. Para Ruh-Jiwa menjawab : Benar kami bersaksi ~ (Al A’raf 7 : 172).
RumahNya tidak dibuat dari batu bata, tapi dari kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan serta berserah diri kepada Allah melalui keimanan dan ketakwaan, Itulah Fitrah. Itulah Islam sejati, bukan Islam Arabi. Itulah AGAMA FITRAH SEBAGAI ATURAN DAN JALAN YANG TERANG dari Allah yang diturunkan melalui para Rosul untuk seluruh umat manusia.
Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu BERBANGSA-BANGSA dan BERSUKU-SUKU agar kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang YANG PALING MULIA diantara kamu di sisi Allah dialah ORANG YANG PALING TAQWA diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal ~ (AL HUJURAT 49 : 13)
UNTUK SETIAP UMAT diantara kamu, Kami berikan ATURAN (SYARIAT) dan JALAN YANG TERANG (JALAN SPIRITUAL). Bila Allah menghendaki, pasti kamu dijadikan satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang diberikan-Nya kepada kamu, maka berlomba lombalah berbuat kebajikan …~ (AL MAIDAH 5 : 48)
Hadapkan wajahmu pada Agama Fitrah, Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah ~ (AR-RUM 30:30).
Allah mengajarkan tentang AGAMA FITRAH kepada semua umatnya di seluruh dunia sebagai ATURAN dan JALAN YANG TERANG bagi kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat. AGAMA FITRAH adalah AGAMA yang mengajarkan tentang kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih-sayang, kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Tuhan melalui keimanan dan ketaqwaan. Apapun YANG DIAJARKAN ALLAH pasti SEMPURNA, tidak mungkin manusia bisa merubahnya..
FITRAH itulah RUH ISLAMI sebagai ATURAN dan JALAN YANG TERANG apapun nama agamanya! Itulah ISLAM SEJATI yang diajarkan Allah melalui para Rosul kepada semua umatnya di dunia sesuai bahasa kaumnya HINDU-BUDHA-NASRANI-ISLAM.
Bagi setiap umat ada Rosul, ~ (YUNUS 10 : 47).
Bagi tiap-tiap masa ada kitab ~ (AR RAD 13 : 38)
Kami tidak mengutus seorang Rosulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberikan penjelasan dengan terang kepada mereka ~ (IBRAHIM 14 : 4).
Diibaratkan Allah memberi kita beras, supaya mudah dicerna dan enak rasanya, maka kita olah jadi nasi kebuli, jadi nasi goreng, jadi nasi rames, jadi nasi padang itu semua bagi yang sehat, untuk yang sakit kita buatkan bubur ayam. Setelah dioalah namanya jadi berbeda. HINDU-BUDHA-NASRANI-ISLAM, namun bahan dasarnya TETAP BERAS. Allah akan murka bila otak kita nggak dipake.
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ~ (Yunus 10 : 100)
Demikian juga agama Fitrah...setelah diolah ada yang menyebutnya PEPAYA, ada yang bilang KATES, ada yang bilang GEDANG, setelah dikupas isinya sama, ketika dimakan rasanya sama dan hasil akhirnya juga sama. karena untuk mencapai puncak spiritual tata caranya juga sama, yaitu harus melalui DZIKIR-MEDITASI sehingga bisa mencapai tingkat IKHSAN dan menjadi INSAN KAMIL..
Orang JAWA menyebutnya ILMU SEJATI SANGKAN PARANING DUMADI.
Orang SUNDA menyebutnya AGAMA SUNDA WIWITAN.
Wajar bila kang Aqil S. dan tokoh-tokoh NU menutup buku mengenai masalah perbedaan agama, tidak perlu diperdebatkan lagi.
Walaupun beda bahasa, namun ESSENSI dan SUBSTANSINYA tetap sama, tidak pernah berubah. KARENA AGAMA DI MUKA BUMI CUMA SATU YAITU AGAMA FITRAH Hadapkan wajahmu pada Agama Fitrah, karena Fitrah Allah tidak pernah berubah. KENAPA KITA HARUS BERTENGKAR?
Sesungguhnya agama kamu ini satu ~ (AL ANBIYA 21 : 92)
Agama di sisi Allah adalah Islam-Fitrah ~ (ALI IMRON 3: 19)
Aku ridhoi Islam (Fitrah) sebagai agama bagimu ~ (AL MAIDAH 5 : 3)
Hadapkan wajahmu pada Agama Fitrah, Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah ~ (AR-RUM 30:30).
Sesungguhnya ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan AKU adalah Tuham-mu, maka bertaqwalah kepada-KU ~ (AL MU’MINUN 23 : 52)
Kemudian mereka menjadikan agama mereka terpecah-belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu ~ (AL MU’MINUN 23 : 53-54)
Dan telah Aku ridhoi Islam (fitrah,damai) menjadi agamamu ~ (Al Maidah 5 : 3)
Sesungguhnya agama kamu itu satu saja, dan Aku adalah Tuhan-mu, oleh karena itu sembahlah Aku ~ (Al Anbiya 21 : 92)
Semua agama mengajarkan tentang Fitrah, mengajarkan tentang Islam.
Itulah Islam yang hakiki yang sudah terprogram dalam hati nurani kita masing-masing… Tanpa kita sadari itulah Islam Sejati yang dianut semua umat. Itulah Islam yang diridhoi Allah, Bukan Islam ARABI, SUNI, WAHABI, SYI’AH!
Semua Rosul sudah muslim, sudah berserah diri kepada Allah. Semua Rosul mengajarkan tentang Fitrah. Karena sesungguhnya agama di dunia itu satu, yaitu agama Fitrah. Hadapkan wajahmu pada agama Fitrah, karena Fitrah Allah tidak pernah berubah, yang berubah adalah zamannya, peradabannya, budayanya dan ilmu pengetahuan umatnya dari zaman purba sampai sekarang zaman IPTEK.
Bagaimana menurut Al Ghazali?
Beliau membahas Surat An Nuur 24 : 35 dalam Myskat Al Anwar : Allah adalah Cahaya langit dan bumi, Cahaya di atas Cahaya, Allah akan membimbing dengan Cahayanya kepada yang Dia kehendaki.
Menurut Al Ghazali, Cahaya Yang Sejati adalah Allah, yang lainnya hanya sekedar mayaz, kiasan, sekedar “pinjaman” dari CahayaNya. Melalui Cahaya Sejati inilah orang-orang arif “mi’raj”, melakukan pendakian dari mayaz ke puncak hakikat, sehingga mereka melihat dengan musyahadah, penyaksian secara langsung.
Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat ~ (Al Insiqaaq 84 : 19)
Menurut Al Ghazali tiada jalan lain kecuali melalui jalan yang telah ditempuh para sufi, yaitu orang-orang yang telah mendapat Hidayah Allah serta telah mencapai pencerahan sempurna. Jalan yang dimaksud adalah Tasawuf. Menurut Hadi, tasawuf adalah jalan untuk mencapai makna hakiki ajaran Islam.
Menurut Simuh, tasawuf adalah ajaran atau kepercayaan tentang hakikat atau Tuhan yang bisa didapatkan melalui tanggapan kejiwaan yang terlepas dari tanggapan akal, pikiran dan panca indera. Ciri khas tasawuf adalah fana dan kasyaf. Tanpa fana dan kasyaf itu bukan tasawuf.
Secara garis besarnya, tasawuf adalah pelajaran tentang tata cara mensucikan jasmani dan ruhani, mensucikan lahir dan bathin agar bisa menjadi manusia mulia (insan kamil) yang mendapatkan keridhoan Allah melalui proses fana dan kasyaf. Rahasia tasawuf berada dalam kandungan Al Qur’an dan Sunah.
Oleh karena itu, tasawuf disebut juga sebagai mistikisme Islam. Kata mistik sendiri berasal dari kata myen dalam bahasa Yunani, ada kaitannya dengan kata misteri yang artinya “menutup mata” atau terlindung di dalam rahasia. Tersirat di dalamnya ada suasana, kekudusan dan kekhusuan dalam upaya menangkap Rahasia Tuhan melalui disiplin spiritual yang ketat dan sunguh-sungguh (Schimmel, 1981).
Menurut Al Ghazali untuk bisa makripat kepada Dzat ada tiga tahap :
1. Bersihkan Hati, Yaitu : mohon ampunan dan kasih sayang Allah, sabar, ikhlas dan pasrah. Hati harus bersih, karena hati merupakan pintu masuk ke alam ghoib. Pintu hati akan terbuka bila sudah bersih.
2. Istirahatkan pikiran, Yaitu melalui kontemplasi, melalui dzikirullah.
3. Mencapai fana dan kasyaf, melalui iluminasi. Mencapai fana, ego kita lebur, larut, menyatu dengan alam, terbebas dari ruang dan waktu, terbebas dari pengkotakkan duniawi, baqo dalam Tuhan, akhirnya mencapai kasyaf yaitu terbukanya tabir…
Yang disebut meditasi itu apa? Meditasi adalah dzikirullah.Meditasi adalah hening, mengosongkan pikiran sambil dalam hati mengulang-ngulang nama Tuhan. Saat meditasi-dzikir ada Cahaya dalam bathin. Tuhan memperlihatkan Cahayanya.
Menurut Khrisnamurti : Essensi meditasi adalah berakhirnya pikiran. Otak berhenti berpikir sepenuhnya. Bathin yang meditatif adalah hening, suasana bathin yang sangat religius. Pada saat itu muncul letupan gelora kasih sayang yang luar biasa, kasih sayang universal tanpa syarat, penyerahan total kepada Allah.
Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi, tidak ada lagi pemisahan dan pengkotakan duniawi. Di dalam kasih sayang ini semua pemisahan dan pengkotakan duniawi berakhir, terbebas dari ruang dan waktu. Otak terbebas dari pikiran mesjid, gereja, kuil, pagoda, doa-doa maupun lagu-lagu pujian lainnya. Otak tidak lagi berfikir hitam-putih, coklat-kuning, mata belo mata sipit. Karena kita telah sadar dan telah mengenal rumah Tuhan Yang Sejati, Kuil Tuhan Yang Sejati, Masjid Tuhan Yang Sejati, buatan Tuhan sendiri, tidak dibuat dari batu bata, tapi dari kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih-sayang, kesabaran dan keikhlasan serta berserah diri kepadaNya melalui keimanan, ketakwaan…
Itulah fitrah, Itulah Islam yang diridhoi Allah yang dianut semua umat.
Kita sadar bahwa Tuhan tidak berada di bumi, tidak berada di langit, akan tetapi Dia bersemayam dalam hati orang-orang yang beriman. Kata para Sufi : Qolbu mukmin baitullah. Di dalamnya Ruh bersujud sejak hari pertama Ruh dihembuskan ke dalam janin dalam kandungan ibu. Kita sadar bahwa Allah tidak beragama, karena Dia-lah pemilik semua agama. Allah tidak bersyahadat, karena Dia-lah yang memerintahkan umat manusia untuk bersyahadat kepada-Nya.
Perhatikan Firman Allah : Bukankah aku Tuhanmu. Para Jiw-Ruh menjawab : Benar kami bersaksi ~ (Al A’raf 7 : 172).
Semua Jiwa-Ruh sudah berserah diri, artinya semua jiwa-ruh sudah muslim. Bila kita mau jujur, sesungguhnya semua umat manusia di dunia sudah muslim. Semua JIWA-Ruh sudah DIBERI AMANAH, DIBAI’AT DENGAN SYAHADAT agar NAFSNYA TERKENDALI, agar tidak membuat onar di muka bumi.
Allah telah menciptakan umat manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling bersilaturahmi dan berlomba-lomba berbuat kebaikan. Siapapun yang memutuskan tali silaturahmi, dia akan mendapatkan kehinaan dimanapun dia berada (Ali Imran 3 : 112).
Perhatikan Surat Al Maidah 5 : 48 : Allah telah menciptakan bermacam-macam umat serta ATURAN DAN JALAN YANG TERANG, TATA CARA BERIBADAH kepada Tuhan yang sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing umat.
Surat Al Baqarah 2 : 62 : Bagi mereka yang beriman kepada Allah, kepada hari kiamat dan berbuat kebaikan, baik penganut Yahudi, Nasrani maupun Shabin, mereka juga akan mendapat pahala dari Tuhannya. Allah tidak membeda-bedakan umat manusia, karena kita semua adalah ciptaanNya.
Perhatikan Surat Al Hijr 15 : 29 : Apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku kepadanya. Berarti di dalam setiap umat manusia bahkan di semua ciptaanNya ada Ruh Tuhan, ada Essensi Dzat Illahiah di dalamnya.
Perhatikan juga Surat Fushshilat 41 : 53-54 dan Surat Adz Dzaariyaat 51 : 21 : Tanda-tanda Ku di segenap penjuru dan di dalam diri mereka, di dalam dirimu dan di dalam diri kita semua ada tanda-tanda Allah, ada ESSENSI DZAT Ilahiah.
Apakah engkau tidak memperhatikan, di air hujan, di air comberan, di air laut, di dalam lumpur, bahkan di dalam debu sekalipun ada Aku, ada tanda-tanda Ku, ada rahasia-Ku. Apakah engkau tidak memperhatikan, apakah engkau tidak mengetahui, apakah engkau tidak berfikir. Padahal kita telah diberi akal.
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ~ (YUNUS 10 : 100)
Setiap Ruh yang masuk ke dalam tubuh manusia membawa amanah ~ (Al Ahzab 33 : 72). Tidak disebutkan amanah itu apa. Mungkin amanah itu adalah tugas Ruh hidup di dunia sebagai apa. Apakah sebagai khalifah ataukah sebagai penjahat ataukah amanah itu adalah agama? Bila memang agama, tidak dikatakan agamanya apa. A artinya tidak dan Gama artinya kacau, jadi agama artinya tidak kacau. Tidak kacau artinya damai. Islam artinya damai.
Agar tidak membuat kekacauan di muka bumi, maka semua Ruh yang dilahirkan ke dunia, apakah dia negro, bule, kuning, coklat, mata belo, mata sipit, tanpa kecuali, mereka semua adalah Umat Allah, semuanya sudah dibei amanah, sudah di bai’at dengan syahadat bersyahadat. Hanya setelah berada di dunia manusia melalaikan amanat Allah karena ada NAFSU, oleh karena itu manusia disebut INSAN yang artinya LALAI. Sehingga melupakan Allah yang menciptakannya.
Perhatikan Surat Al Anbiya 21 : 92 : Sesungguhnya agama kamu itu satu saja, dan Aku adalah Tuhan-mu, oleh karena itu sembahlah Aku.
Apakah agama yang satu itu? Itulah agama yang mengajarkan tentang fitrah. Agama yang mengajarkan tentang kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih sayang, kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Allah melalui keimanan dan kettaqwaan.
Berserah diri adalah muslim… Itulah Islam. Kita semua sudah muslim sejak di alam arwah. Jadi kita tidak perlu ribut-ribut bertengkar mengenai masalah agama, karena semua agama mengajarkan tentang fitrah dan fitrah itu sudah terprogram di dalam hati nurani semua umat manusia.
Kata Al Qur’an : Fitrah itu tidak pernah berubah ~ (Ar-Rum 30 : 30). Perhatikan Surat Al Maidah 5 : 3 : Dan telah Aku ridhoi Islam (fitrah, damai) menjadi agamamu. Oleh karena itu, semua umat manusia sama di mata Allah. Allah tidak melihat wajah dan harta kita. Allah hanya melihat hati kita. Keimanan dan ketakwaanlah yang membedakan kita di mata Allah apapun agamanya.
Dalam keadaan bathin yang meditatif ada perasaan tenang dan tentram, damai dan bahagia. Terjadi ekstase, karena di dalam otak kita terjadi proses pengeluaran hormon Endomorpin dan Melatonin yang mempunyai efek ekstase.
Tidak ada lagi rasa dendam yang membara di dalam dada, tidak ada lagi rasa benci di dalam hati. Karena apapun yang kita benci di dalamnya ada rahasia Allah, di dalamnya ada Essensi Dzat Ilahiah di dalamnya ada tanda-tanda Allah.
Pada tahap ini kita masuk ke dalam dimensi lain di luar jangkauan nalar, di luar jangkauan ruang dan waktu. Situasi dan kondisi seperti itulah yang disebut samadi, menurut Al Ghazali adalah tahap fana, dimana kita merasa lebur dan larut, selanjutnya adalah kasyaf, terbukanya tabir.
Dari apa yang di ajarkan Nabi Muhammad serta generasi penerusnya para sufi Al Hallaj, Jalaluddin Rumi dan Al Ghazali maupun bagi yang bukan umat Islam Khrisnamurti, Charan Singh dan Ching Hay, tampak adanya persamaan dalam rangka upaya untuk mencapai pencerahan atau makrifat kepada Dzat, yaitu melalui dzikir meditasi.
Bagi umat Islam kesempurnaan keberagamaan bila telah mencapai iman, islam dan ikhsan. Iman dipelajari melalui ilmu ushuluddin, islam dipelajari melalui ilmu fikih dan ikhsan hanya bisa dicapai melalui tasawuf.
Jadi selain sholat lima waktu, bagi umat islam yang ingin mencapai kesempurnaan, untuk mencapai pencerahan, mau tidak mau kita harus melakukan latihan dzikir - meditasi untuk melihat Cahaya Ilahi serta mendengarkan Shabda Ilahi agar bisa mencapai fana dan kasyaf, agar bisa mencapai pencerahan dan makripat kepada Dzat, agar kita menjadi insan kamil, yaitu manusia yang paling mulia di sisi Allah.
Beliau membahas Surat An Nuur 24 : 35 dalam Myskat Al Anwar : Allah adalah Cahaya langit dan bumi, Cahaya di atas Cahaya, Allah akan membimbing dengan Cahayanya kepada yang Dia kehendaki.
Menurut Al Ghazali, Cahaya Yang Sejati adalah Allah, yang lainnya hanya sekedar mayaz, kiasan, sekedar “pinjaman” dari CahayaNya. Melalui Cahaya Sejati inilah orang-orang arif “mi’raj”, melakukan pendakian dari mayaz ke puncak hakikat, sehingga mereka melihat dengan musyahadah, penyaksian secara langsung.
Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat ~ (Al Insiqaaq 84 : 19)
Menurut Al Ghazali tiada jalan lain kecuali melalui jalan yang telah ditempuh para sufi, yaitu orang-orang yang telah mendapat Hidayah Allah serta telah mencapai pencerahan sempurna. Jalan yang dimaksud adalah Tasawuf. Menurut Hadi, tasawuf adalah jalan untuk mencapai makna hakiki ajaran Islam.
Menurut Simuh, tasawuf adalah ajaran atau kepercayaan tentang hakikat atau Tuhan yang bisa didapatkan melalui tanggapan kejiwaan yang terlepas dari tanggapan akal, pikiran dan panca indera. Ciri khas tasawuf adalah fana dan kasyaf. Tanpa fana dan kasyaf itu bukan tasawuf.
Secara garis besarnya, tasawuf adalah pelajaran tentang tata cara mensucikan jasmani dan ruhani, mensucikan lahir dan bathin agar bisa menjadi manusia mulia (insan kamil) yang mendapatkan keridhoan Allah melalui proses fana dan kasyaf. Rahasia tasawuf berada dalam kandungan Al Qur’an dan Sunah.
Oleh karena itu, tasawuf disebut juga sebagai mistikisme Islam. Kata mistik sendiri berasal dari kata myen dalam bahasa Yunani, ada kaitannya dengan kata misteri yang artinya “menutup mata” atau terlindung di dalam rahasia. Tersirat di dalamnya ada suasana, kekudusan dan kekhusuan dalam upaya menangkap Rahasia Tuhan melalui disiplin spiritual yang ketat dan sunguh-sungguh (Schimmel, 1981).
Menurut Al Ghazali untuk bisa makripat kepada Dzat ada tiga tahap :
1. Bersihkan Hati, Yaitu : mohon ampunan dan kasih sayang Allah, sabar, ikhlas dan pasrah. Hati harus bersih, karena hati merupakan pintu masuk ke alam ghoib. Pintu hati akan terbuka bila sudah bersih.
2. Istirahatkan pikiran, Yaitu melalui kontemplasi, melalui dzikirullah.
3. Mencapai fana dan kasyaf, melalui iluminasi. Mencapai fana, ego kita lebur, larut, menyatu dengan alam, terbebas dari ruang dan waktu, terbebas dari pengkotakkan duniawi, baqo dalam Tuhan, akhirnya mencapai kasyaf yaitu terbukanya tabir…
Yang disebut meditasi itu apa? Meditasi adalah dzikirullah.Meditasi adalah hening, mengosongkan pikiran sambil dalam hati mengulang-ngulang nama Tuhan. Saat meditasi-dzikir ada Cahaya dalam bathin. Tuhan memperlihatkan Cahayanya.
Menurut Khrisnamurti : Essensi meditasi adalah berakhirnya pikiran. Otak berhenti berpikir sepenuhnya. Bathin yang meditatif adalah hening, suasana bathin yang sangat religius. Pada saat itu muncul letupan gelora kasih sayang yang luar biasa, kasih sayang universal tanpa syarat, penyerahan total kepada Allah.
Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi, tidak ada lagi pemisahan dan pengkotakan duniawi. Di dalam kasih sayang ini semua pemisahan dan pengkotakan duniawi berakhir, terbebas dari ruang dan waktu. Otak terbebas dari pikiran mesjid, gereja, kuil, pagoda, doa-doa maupun lagu-lagu pujian lainnya. Otak tidak lagi berfikir hitam-putih, coklat-kuning, mata belo mata sipit. Karena kita telah sadar dan telah mengenal rumah Tuhan Yang Sejati, Kuil Tuhan Yang Sejati, Masjid Tuhan Yang Sejati, buatan Tuhan sendiri, tidak dibuat dari batu bata, tapi dari kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih-sayang, kesabaran dan keikhlasan serta berserah diri kepadaNya melalui keimanan, ketakwaan…
Itulah fitrah, Itulah Islam yang diridhoi Allah yang dianut semua umat.
Kita sadar bahwa Tuhan tidak berada di bumi, tidak berada di langit, akan tetapi Dia bersemayam dalam hati orang-orang yang beriman. Kata para Sufi : Qolbu mukmin baitullah. Di dalamnya Ruh bersujud sejak hari pertama Ruh dihembuskan ke dalam janin dalam kandungan ibu. Kita sadar bahwa Allah tidak beragama, karena Dia-lah pemilik semua agama. Allah tidak bersyahadat, karena Dia-lah yang memerintahkan umat manusia untuk bersyahadat kepada-Nya.
Perhatikan Firman Allah : Bukankah aku Tuhanmu. Para Jiw-Ruh menjawab : Benar kami bersaksi ~ (Al A’raf 7 : 172).
Semua Jiwa-Ruh sudah berserah diri, artinya semua jiwa-ruh sudah muslim. Bila kita mau jujur, sesungguhnya semua umat manusia di dunia sudah muslim. Semua JIWA-Ruh sudah DIBERI AMANAH, DIBAI’AT DENGAN SYAHADAT agar NAFSNYA TERKENDALI, agar tidak membuat onar di muka bumi.
Allah telah menciptakan umat manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling bersilaturahmi dan berlomba-lomba berbuat kebaikan. Siapapun yang memutuskan tali silaturahmi, dia akan mendapatkan kehinaan dimanapun dia berada (Ali Imran 3 : 112).
Perhatikan Surat Al Maidah 5 : 48 : Allah telah menciptakan bermacam-macam umat serta ATURAN DAN JALAN YANG TERANG, TATA CARA BERIBADAH kepada Tuhan yang sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing umat.
Surat Al Baqarah 2 : 62 : Bagi mereka yang beriman kepada Allah, kepada hari kiamat dan berbuat kebaikan, baik penganut Yahudi, Nasrani maupun Shabin, mereka juga akan mendapat pahala dari Tuhannya. Allah tidak membeda-bedakan umat manusia, karena kita semua adalah ciptaanNya.
Perhatikan Surat Al Hijr 15 : 29 : Apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku tiupkan Ruh-Ku kepadanya. Berarti di dalam setiap umat manusia bahkan di semua ciptaanNya ada Ruh Tuhan, ada Essensi Dzat Illahiah di dalamnya.
Perhatikan juga Surat Fushshilat 41 : 53-54 dan Surat Adz Dzaariyaat 51 : 21 : Tanda-tanda Ku di segenap penjuru dan di dalam diri mereka, di dalam dirimu dan di dalam diri kita semua ada tanda-tanda Allah, ada ESSENSI DZAT Ilahiah.
Apakah engkau tidak memperhatikan, di air hujan, di air comberan, di air laut, di dalam lumpur, bahkan di dalam debu sekalipun ada Aku, ada tanda-tanda Ku, ada rahasia-Ku. Apakah engkau tidak memperhatikan, apakah engkau tidak mengetahui, apakah engkau tidak berfikir. Padahal kita telah diberi akal.
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ~ (YUNUS 10 : 100)
Setiap Ruh yang masuk ke dalam tubuh manusia membawa amanah ~ (Al Ahzab 33 : 72). Tidak disebutkan amanah itu apa. Mungkin amanah itu adalah tugas Ruh hidup di dunia sebagai apa. Apakah sebagai khalifah ataukah sebagai penjahat ataukah amanah itu adalah agama? Bila memang agama, tidak dikatakan agamanya apa. A artinya tidak dan Gama artinya kacau, jadi agama artinya tidak kacau. Tidak kacau artinya damai. Islam artinya damai.
Agar tidak membuat kekacauan di muka bumi, maka semua Ruh yang dilahirkan ke dunia, apakah dia negro, bule, kuning, coklat, mata belo, mata sipit, tanpa kecuali, mereka semua adalah Umat Allah, semuanya sudah dibei amanah, sudah di bai’at dengan syahadat bersyahadat. Hanya setelah berada di dunia manusia melalaikan amanat Allah karena ada NAFSU, oleh karena itu manusia disebut INSAN yang artinya LALAI. Sehingga melupakan Allah yang menciptakannya.
Perhatikan Surat Al Anbiya 21 : 92 : Sesungguhnya agama kamu itu satu saja, dan Aku adalah Tuhan-mu, oleh karena itu sembahlah Aku.
Apakah agama yang satu itu? Itulah agama yang mengajarkan tentang fitrah. Agama yang mengajarkan tentang kesucian, kedamaian, keselamatan, kasih sayang, kesabaran, keikhlasan serta berserah diri kepada Allah melalui keimanan dan kettaqwaan.
Berserah diri adalah muslim… Itulah Islam. Kita semua sudah muslim sejak di alam arwah. Jadi kita tidak perlu ribut-ribut bertengkar mengenai masalah agama, karena semua agama mengajarkan tentang fitrah dan fitrah itu sudah terprogram di dalam hati nurani semua umat manusia.
Kata Al Qur’an : Fitrah itu tidak pernah berubah ~ (Ar-Rum 30 : 30). Perhatikan Surat Al Maidah 5 : 3 : Dan telah Aku ridhoi Islam (fitrah, damai) menjadi agamamu. Oleh karena itu, semua umat manusia sama di mata Allah. Allah tidak melihat wajah dan harta kita. Allah hanya melihat hati kita. Keimanan dan ketakwaanlah yang membedakan kita di mata Allah apapun agamanya.
Dalam keadaan bathin yang meditatif ada perasaan tenang dan tentram, damai dan bahagia. Terjadi ekstase, karena di dalam otak kita terjadi proses pengeluaran hormon Endomorpin dan Melatonin yang mempunyai efek ekstase.
Tidak ada lagi rasa dendam yang membara di dalam dada, tidak ada lagi rasa benci di dalam hati. Karena apapun yang kita benci di dalamnya ada rahasia Allah, di dalamnya ada Essensi Dzat Ilahiah di dalamnya ada tanda-tanda Allah.
Pada tahap ini kita masuk ke dalam dimensi lain di luar jangkauan nalar, di luar jangkauan ruang dan waktu. Situasi dan kondisi seperti itulah yang disebut samadi, menurut Al Ghazali adalah tahap fana, dimana kita merasa lebur dan larut, selanjutnya adalah kasyaf, terbukanya tabir.
Dari apa yang di ajarkan Nabi Muhammad serta generasi penerusnya para sufi Al Hallaj, Jalaluddin Rumi dan Al Ghazali maupun bagi yang bukan umat Islam Khrisnamurti, Charan Singh dan Ching Hay, tampak adanya persamaan dalam rangka upaya untuk mencapai pencerahan atau makrifat kepada Dzat, yaitu melalui dzikir meditasi.
Bagi umat Islam kesempurnaan keberagamaan bila telah mencapai iman, islam dan ikhsan. Iman dipelajari melalui ilmu ushuluddin, islam dipelajari melalui ilmu fikih dan ikhsan hanya bisa dicapai melalui tasawuf.
Jadi selain sholat lima waktu, bagi umat islam yang ingin mencapai kesempurnaan, untuk mencapai pencerahan, mau tidak mau kita harus melakukan latihan dzikir - meditasi untuk melihat Cahaya Ilahi serta mendengarkan Shabda Ilahi agar bisa mencapai fana dan kasyaf, agar bisa mencapai pencerahan dan makripat kepada Dzat, agar kita menjadi insan kamil, yaitu manusia yang paling mulia di sisi Allah.
0 Komentar