PEMBUKAAAN

REALITAS
 
Ya Allah … Ya Robbi
Di kaki-Mu … aku bersimpuh
Ya Allah … Ya Robbi
Sesungguhnya
Aku tidak pernah merasa bahwa diriku bersih
Aku tidak pernah merasa bahwa diriku suci
Aku tidak ingin menjadi orang yang munafik
Aku tidak ingin menjadi orang yang sok moralis
Di usia yang tersisa ini
aku ingin jujur terhadap diriku sendiri
Aku sadar bahwa selama darah ini masih merah
omong kosong bila diri ini tidak pernah berbuat salah
Aku tidak tahu lagi
Berapa banyak kebodohan, kebatilan dan kedzoliman
yang aku lakukan
Betapa tebalnya … noda dan dosa
yang meliputi … dinding hati ini
Yang aku tahu
baju keimananku compang-camping
baju taqwaku porak poranda
Namun tak henti-hentinya aku berharap
kepada-MU … Ya Allah
Engkaulah Lautan Ampunan
Engkaulah Lautan Kasih Sayang
Di Pantai-MU … aku hanya sebutir pasir yang tersingkir
Dalam Laut-MU … aku hanya sekedar buih yang tersisih
Kurentangkan juga sayapku menuju kepada-MU
dengan hati merunduk dan sujud
Yaa Allah … Yaa Robbi
Maha Suci Engkau
Sesungguhnya aku orang yang dzolim
Ampunilah hamba-MU ini … Yaa Allah
Dengan izin dan keridoan-MU
masukkanlah aku kedalam golongan
orang-orang yang bersyukur dan berserah diri
Cabutlah nyawaku … kala aku sedang menyebut Nama-MU
Terimalah aku … dalam naungan Kasih Sayang-MU
sebagaimana dan sebagai apa adanya
Aamiin … aamiin … yaa Robbal alamin


DO’A SEORANG FAKIR

YA ALLAH RAHMATILAH AKU
DENGAN AL QUR’AN
JADIKANLAH IA SEBAGAI PEMIMPIN,
CAHAYA, PETUNJUK DAN RAHMAT BAGIKU
YA ALLAH INGATKANLAH AKU
APA YANG AKU LUPA DARI PADANYA
BERIKANLAH AKU ILMU
APA YANG BELUM AKU KETAHUI MENGENAINYA
ANUGERAHKANLAH KEPADAKU UNTUK MEMBACANYA
DI TENGAH MALAM DAN DI PENGHUJUNG SIANG
JADIKANLAH IA SEBAGAI HUJAH BAGIKU
WAHAI TUHAN SEKALIAN ALAM
AMIN … AMIN … YA ROBBAL ALAMIN


UNTUKMU NAK!!!
 
Rumah ini … anak-ku
Adalah saksi serta bukti jati diri
Yang terpatri janji hati kepada yang Hakiki

Rumah ini … anak-ku
Adalah petunjuk arah
Manakala senja mulai temaram
Manakala hati mulai letih dan tertatih-tatih
Kemana diri ini harus melangkah
Kemana dan dimana kita kan istirah dan tetirah
Sedangkan camarpun akan pulang ke sarang
Manakala jiwanya lelah
Manakala sayapnya patah

Di rumah ini … anak-ku
Akan senantiasa ada getar-getar… kasih sayang
yang akan selalu membelaimu
Serta menyembuhkan segala luka… segala derita 
serta pahit getirnya ladang penempaan
disengat sengitnya roda kehidupan

Pulang Ke Kampung Illahi
Goresan penaku adalah gelora jiwaku
Yang resah gelisah
Yang mengalir dari sungai kehidupanku
Menuju samudera keabadian
Ku cari bumi pelarian
Dengan dada yang senantiasa berdesah
Geram tenggelam kelam
Dalam keranda jalang malam jahanam
Akhirnya terhempas tinggal ampas
Hati menjerit merintih ke langit
Menggelepar atas angan-angan yang panjang
Ku coba mencari Cahaya Yang Hakiki
Meniti gili-gili menyusuri tepian kali
Menapak jejak leluhur
Tugel rasa… as nyawa putih
Badan rebah…. ruh ngadeg
Purkutut… paksi mabur… kurungan katut
Dzat hilang tanpa kumpulan
Kahanan jati ning ora
Ya Ingsun … Badan Kasirnaan
Nur Haq… Nur Kudrat … Kun Dzat
Mulia Sampurna
Mulih ke jati… pulang ke asal… pulang ke Rahmatullah
HU dzattullah, HU Sifatullah, HU af’allullah, HU Sirrululah
Allah,,,,Allah,,,Allah,,,Allah


ALLAH BERFIRMAN
 
Dan kamu pasti akan mengetahui (kebenaran)
Keterangan (Al Qur’an) setelah beberapa waktu lagi (SHAD 38 : 88)
Sesungguhnya Al Qur’an yang mulia berada pada kitab yang terpelihara,
tidak tersentuh kecuali oleh mereka yang disucikan (Al WAQI’AH 56 : 77-78)










BAB I PENYINGKAP KEGAIBAN

 
1.1 Allah Berfirman
1.2 Rosulullah Bersabda
1.3 Ketika Sebutan Belum Ada - Jalaludin Rumi
1.4 Cinta Dalam Ketiadaan - Jalaludin Rumi
1.5 Tuhan telah memasang pelita dalam hati kita - Kahlil Gibran


1.1 ALLAH BERFIRMAN
AYAT-AYAT KAMI DISEGENAP PENJURU DAN DI DALAM DIRI MEREKA SENDIRI ~ (FUSHSHILAT 41 : 53)
DIDALAM DIRIMU APAKAH ENGKAU TIDAK MEMPERHATIKAN ~ (ADZDZARIYAAT 51 : 21)
DIALAH JIBRIL YANG MENURUNKAN AL QUR’AN KE DALAM QOLBUMU ~ (AL BAQARAH 2 : 97)
(AL QUR’AN) INI ADALAH AYAT-AYAT YANG NYATA DALAM HATI ORANG-ORANG YANG BERILMU ~ (AL ANKABUT 29 : 49 )
SESUNGGUHNYA AL QUR’AN YANG MULIA BERADA DALAM TEMPAT YANG TERPELIHARA DAN TIDAK TERSENTUH, KECUALI OLEH MEREKA YANG DISUCIKAN ~ (AL WAQI’AH 56 : 77-78)


1.2 ROSULULLAH BERSABDA :
Man arofa nafsahu faqod arofa robbahu Wa man arofa robbahu fakod jahilan nafsahu.
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya Dan barang siapa mengenal Tuhannya, maka dirinya merasa bodoh
Man tolabal maolana bigoeri nafsi Faqoddola dolalan baida.
Artinya : Barang siapa yang mencari Tuhan keluar dari dirinya sendiri maka dia akan tersesat semakin jauh dari Tuhannya.
Iqro kitabaqo kafa binafsika Alyaoma alaika hasbi
Artinya : Kalian harus membaca kitab yang kekal yaitu kitab yang ada di dalam diri kalian sendiri

1.3 KETIKA SEBUTAN BELUM ADA
Jalaludin Rumi :
Aku berada di hari ketika Nama belum ada,
Ketika tiada wujud yang sudah menyandang namaNya.
Nama dan Yang dinamakan pun muncul di hadapanku
Pada hari ketika tiada Aku dan Kita
Sebagai tanda, ujung rambut Kekasih merupakan pusat wahyu
Namun ujung rambut yang indah itu belum ada.
Salib dan Orang Kristen, dari ujung ke ujung,
Kuperiksa :
Dia tidak ada di salib.
Aku pergi kerumah berhala, ke pagoda tua
Tiada tanda apapun di sana.

Aku pergi ke bukit-bukit Herat dan Kandahar
Ku pandang :
Dia tak ada di bukit maupun dilembahnya.
Dengan niat kuat kuberanikan diri ke puncak gunung Qaf
Di tempat itu hanya ada tempat tinggal burung “Anqa”,
Aku pun mengubah pencarianku ke Ka’bah
Dia tidak berada di tempat kaum tua dan muda.
Aku bertanya kepada Ibn Sina tentang-Nya
Ia ternyata diluar jangkauannya.
Kuberanikan diri menuju ke “jarak dua busur”
Dia pun tidak ada di ruang agung itu.
Aku menatap hatiku sendiri
Disana kulihat Dia
Dia tak ada di tempat lain.
Kecuali Shamsi Tabriz yang berjiwa murni
Tak ada yang pernah mabok dan melayang dan bingung sekali
------
Bila makrifat kepada Dzat ingin kau dapat lepas aksara galilah makna
Bila kau bijak ambilah mutiara dari cangkangnya

Katupkan bibirmu, tutup matamu, sumbat telingamu
tertawakan aku, manakala engkau tidak melihat rahasia Al Haq


1.5 CINTA DALAM KETIADAAN

Jalaludin Rumi :
Betapa tak kan sedih aku, bagai malam, tanpa hari-Nya
Serta keindahan wajah hari terang-Nya?
Rasa pahit-Nya terasa manis bagi jiwaku : semoga hatiku menjadi
Korban bagi kekasih yang membuat pilu hatiku!
Aku sedih dan tersiksa karena cinta
Demi kebahagiaan RAJA-ku yang tiada bandingnya
Titik air mata demi DIA adalah mutiara,
Meski orang menyangka hanya sekedar air mata.
Kukeluhkan jiwa dari jiwaku, namun sebenarnya aku tidak mengeluh :
Aku cuma berkisah
Hatiku bilang tersiksa oleh-Nya, dan ku tertawakan seluruh dalihnya.
Perlakukanlah aku dengan benar O Yang Maha Benar,
O Engkaulah Mimbar Agung, dan akulah ambang pintu-Mu!
Di manakah sebenarnya ambang pintu dan mimbar itu?
Di manakah Sang Kekasih , di manakah “kita” dan “aku”?
O Engkau, Jiwa yang bebas dari “kita” dan “aku”.
O Engkaulah hakekat ruh lelaki dan wanita.
Ketika lelaki dan wanita menjadi satu,
Engkau-lah Yang Satu itu;
Ketika bagian-bagian musnah, lihatlah,
Engkau-lah Kesatuan itu.
Engkau ciptakan “aku” dan “kita” supaya memainkan
Puji-pujian bersama diri-Mu.
Hingga seluruh “aku” dan “engkau” dapat menjadi satu jiwa
Serta akhirnya lebur dalam Sang Kekasih…


1.6  KAHLIL GIBRAN
Tuhan telah memasang pelita dalam hati-hati kita yang menyinarkan pengetahuan dan keindahan.
Dosalah yang mematikan pelita itu dan menguburkannya dalam abu.
Tuhan telah menciptakan jiwa-jiwa kamu dengan sayap-sayap untuk terbang di langit Cinta dan Kebebasan yang luas.
Alangkah sayangnya kalau kamu tebas sayapmu dengan tanganmu sendiri dan memaksa jiwamu merangkak-rangkak bagaikan kutu di atas tanah.


BAB II AWAL BERAGAMA ADALAH MENGENAL ALLAH
AWALUDDIN MA’RIFATULLAHI. Awal mula beragama adalah mengenal Allah dan meng-Esa-kan Allah (TAUHID), LAA ILLAAHA ILLALLAAH tiada Tuhan selain Allah. QULHUWALLAHAHU AHAD katakanlah bahwa Allah itu ESA, setelah itu carilah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
2.1 Awaluddin Ma’rifatullahi
2.2 Asal-usul Berketuhanan
2.3 Allah Tidak Membeda-bedakan Agama
2.4 Agama Allah Hanya Satu
2.5 Islam Ajaran Muhammad Pilihanku
2.6 Al Quran Sejati …
2.7 Kembali kepada Allah


2.1 Awaluddin Ma’rifatullahi
AWALUDDIN MA’RIFATULLAHI. Awal mula beragama adalah mengenal Allah dan meng-Esa-kan Allah (TAUHID), LAA ILLAAHA ILLALLAAH tiada Tuhan selain Allah. QULHUWALLAHAHU AHAD katakanlah bahwa Allah itu ESA, setelah itu carilah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN BERTAKWALAH KEPADA ALLAH, CARILAH JALAN SUPAYA DEKAT KEPADA-NYA DAN BERJIHADLAH DI JALAN ALLAH SUPAYA KAMU BERJAYA ~ (AL MAIDAH 5 : 35)
JIKA MEREKA TETAP (ISTIQAMAH) MENEMPUH JALAN ITU (TARIQAT) SESUNGGUHNYA AKAN KAMI BERI AIR ( RIZKI, RAHMAT ) YANG BERLIMPAH-LIMPAH ~ (AL JIN 72 : 16)
BARANG SIAPA MENYERAHKAN SELURUH DIRINYA KEPADA ALLAH DAN BERBUAT KEBAIKAN, BAGINYA PAHALA PADA TUHAN-NYA, TIADA MEREKA KETAKUTAN DAN TIADA MEREKA BERSEDIH HATI. ~ (AL BAQARAH 2 : 112)
Banyak jalan menuju kepada Allah, sebanyak bintang di langit, sebanyak ruh manusia itu sendiri. Seperti halnya jari-jari roda sepeda yang semuanya menuju ke titik pusat as. Titik Pusat As adalah AL HAQQ, Yang Maha Benar, ALLAH Yang Maha Esa, yang akan memberikan penjelasan kepada kita semua mengenai apa-apa yang kita perselisihkan. Kita pun harus berserah diri secara total kepada-Nya.
UNTUK SETIAP UMAT, KAMI TELAH BERIKAN POLA SYARI’AT (ATURAN) DAN JALAN HIDUP YANG BENAR (TATA CARA PELAKSANAANNYA), SEKIRANYA ALLAH MENGHENDAKI, PASTILAH KAMU DIJADIKAN-NYA SATU UMAT SAJA, NAMUN ALLAH HENDAK MENGUJIMU DALAM HAL KARUNIA YANG TELAH DIBERIKAN KEPADAMU, KARENA ITU BERLOMBALAH UNTUK BERBUAT KEBAJIKAN, HANYA KEPADA ALLAH TEMPAT KALIAN KEMBALI LALU TUHAN BERITAHUKAN KEPADA KALIAN APA-APA YANG KALIAN PERSELISIHKAN ITU ~ (AL MAIDAH 5 : 48).
KATAKANLAH (HAI MUHAMAD) : Kami beriman kepada Allah dan kepada yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Yaqub, dan anak cucunya dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan hanya kepada-NYA kami berserah diri ~ (ALI IMRAN 3 : 84)
Allah telah menciptakan bermacam-macam umat. Untuk setiap umat Allah telah memberikan pola syari’at yang sesuai dengan situasi dan kondisi umat tersebut. Orang Eskimo di daerah Kutub Utara mempunyai tata cara beribadah tersendiri yang sesuai dengan situasi dan kondisi alam di sana. Daerah ini mendapat cahaya matahari hanya 6 bulan, yaitu pada saat matahari berada di wilayah utara khatulistiwa. Waktu siang disini terasa begitu panjang. Pada saat matahari berada di wilayah selatan khatulistiwa, selama 6 bulan tanpa matahari, malam hari pun terasa panjang. Oleh karena itu konsep sholat yang  5 waktu akan sangat sulit untuk diterapkan di daerah ini. Haruskah kita memaksakan konsep agama Islam di wilayah Eskimo? Konsep agama Islam ini hanya cocok di wilayah yang mempunyai putaran waktu 24 jam sehari semalam, 12 jam siang dan 12 jam malam. Lalu apakah tata cara ubudiyah seperti orang Eskimo tidak akan diterima oleh Tuhan? Apakah kita sebagai umat yang beragama Islam berhak mengatakan bahwa mereka yang non muslim itu adalah kafir? Sesungguhnya apa dan siapa yang disebut kafir? Kafir artinya adalah menutupi. Arti kiasan bagi siapapun dan apapun agamanya, bila dia menutupi suatu kebenaran maka disebutnya orang kafir.
Lalu apakah orang Eskimo beserta umat lainnya yang non muslim akan masuk neraka semua? Itu semua urusan Allah.
Pada awal perjalanan menuju kepada Allah tidak harus sama, tata cara syari’at, tata cara ubudiyah setiap umat bisa saja berbeda-beda, dengan demikian pengalaman bathin yang terjadi pasti akan berbeda-beda pula, sebagaimana halnya bila kita melakukan pendakian dari arah yang berbeda. Pada saat kita semua bersama-sama telah berada di puncak kemudian melihat ke bawah, maka apa yang kita lihat pasti akan sama. Misalnya bila kita melihat Istana Negara dari arah yang berbeda, tentu saja apa yang kita lihat akan berbeda pula, akan tetapi bila kita sama-sama melihatnya dari atas tugu Monas tentu apa yang kita lihat akan sama.
Bila kita berada di tempat yang lebih tinggi, lebih tinggi dan lebih tinggi lagi, Istana Negara serta seluruh benda yang ada di atas bumi ini akan nampak semakin kecil bahkan selanjutnya akan hilang sama sekali dari pandangan mata lahir kita, yang ada hanyalah kekosongan semata. Akan tetapi bila mata lahir tersebut kita pejamkan, maka istana tersebut akan tampak kembali, karena mata bathin bisa menembus ruang dan waktu.
Tuhan ada. Dia berdiri dengan sendirinya tanpa pertolongan dari siapapun. Tidak ada apa-apa di sisiNya. Tidak ada swara ataupun nada. Tidak ada aksara. Tidak ada kitab apapun di sisiNya. Zabur, Taurat, Injil, Qur’an dan Hadits pun tidak ada.
Oleh karena itu bila kita ingin menghayati perjalanan Haqiiqat, mulai dari bentuk-bentuk lahiriyah kepada makna yang haqiqi dan tersembunyi, tutuplah mata dan telinga, tutuplah semua kerangka teoritis tentang masalah Dzat yang tidak bisa terjangkau oleh akal dan pikiran kita (transenden). Tutup semua kitab termasuk diri kita sendiri, karena jasmani ini adalah kitab Allah. Tutup semua panca indera kita. Bukalah mata hati, maka tak ada yang perlu untuk diperdebatkan lagi.
Seseorang bisa saja kehilangan objek pemujaannya, akan tetapi YANG DIPUJA TIDAK AKAN KEHILANGAN DIRINYA SENDIRI. DIA MAHA MENGETAHUI SIAPA PEMUJANYA. DIA MAHA MENGETAHUI ATAS SEGALANYA.
Para ahli sufi mengatakan bahwa seorang arif adalah dia yang melihat Tuhan dalam semua benda atau makhluk. Dia tidak hanya melihat Tuhan dari semua benda atau makhluk, akan tetapi dia juga melihat semua makhluk adalah merupakan realitas dari pada Tuhan. Tauhid murni adalah penglihatan atas Tuhan dalam semua benda, demikian menurut AL GHAZALI. Silahkan perhatikan serta hayati Surat Fushshilat 41 : 53-54. mengenai sifat dualitas dalam ke-Esa-an Dzat.
Maha benar Tuhan dengan segala firman-Nya. Oleh karena itu silahkan pilih sendiri jalan yang mana, agama apa yang kita inginkan.
Tuhan berfirman :
SESUNGGUHNYA AGAMA KAMU INI SATU AGAMA SAJA ~ (Al ANBIYA 21 : 92)
AGAMA DI SISI ALLAH ADALAH ISLAM-FITRAH ~ (ALI IMRAN 3:19)
AKU RIDOI ISLAM-FITRAH SEBAGAI AGAMA BAGIMU ~ (AL MAIDAH 5 : 3).
TUHAN KAMI DAN TUHANMU ADALAH SATU DAN HANYA KEPADA-NYA KAMI BERSERAH DIRI ~ (AL ANKABUT 29 : 46)
Tidak ada paksaan dalam ajaran Islam. Menjadi orang Islam (orang Damai) bukan berarti kita menjadi orang yang kehilangan kepribadian. Kita tidak harus menjadi orang Arab atau ke Arab-Araban dan bukan pula karena pakaian kita menjadi orang Islam. Perhatikan Surat Al Baqarah 2 : 197 dan Surat Al A’raf 7 : 29 bahwa : Sesungguhnya sebaik-baiknya bekal atau busana yang paling indah adalah taqwa.
Prinsip Islam adalah kedamaian dalam kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan. Islam adalah fitrah manusia. Sekali lagi tidak ada paksaan dalam ajaran Islam (Al Baqarah 2 : 256). Hanya saja, dzikrullah adalah jalan yang terdekat menuju kepada Allah (Hadist) serta lebih utama dalam kehidupan (Al Ankabut 29 : 45), dengan dzikir hatipun akan menjadi tenang dan tenteram (Ar Rad 13 : 28). ADZ-DZIKIR adalah AL QUR’AN (Surat Al Hijr 15 : 9). AL QUR’AN adalah AN NUUR (Asy- Syura 42 : 52) dan AN NUUR adalah ALLAH (An Nuur 24 : 35).
BAGI-MU AGAMA-MU, BAGI-KU AGAMA-KU ~ (AL KAFIRUN 109 : 6).
AMAL-KU UNTUK-KU DAN AMAL-MU UNTUK-MU. KAMU TIDAK BERTANGGUNG JAWAB ATAS APA YANG AKU LAKUKAN. AKU PUN TIDAK BERTANGGUNG JAWAB ATAS APA YANG KAMU LAKUKAN ~ (YUNUS 10 : 41).


2.2 Allah Tidak Membeda-bedakan Agama
SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG MUKMIN (BERIMAN) DAN MEREKA PENGANUT AGAMA YAHUDI, NASRANI, SHABIIN SERTA SIAPA SAJA YANG BERIMAN KEPADA ALLAH DAN HARI KEMUDIAN, SERTA BERBUAT KEBAIKAN, MEREKA AKAN MENDAPAT PAHALA DARI TUHAN-NYA, DAN MEREKA TIDAK MERASA KETAKUTAN DAN DUKA CITA. ~ (AL BAQARAH 2 : 62)
Dengan perkataan lain : mereka hidup tenang dan tentram … bebas dari rasa duka cita dan ketakutan. Karena imannya, mereka tidak takut kepada apapun kecuali kepada Allah. Ayat tersebut di atas mengajarkan agar setiap umat beragama tidak boleh merasa bahwa hanya agama yang dianutnya saja yang paling benar, karena Allah tidak membeda-bedakan agama. Konsep Islam mengajarkan umatnya agar mempunyai toleransi yang tinggi terhadap umat yang non Islam. Manusia ditugaskan sebagai khalifah dan sebagai wali Allah. Kita awali dengan Basmallah untuk memberi rahmat kepada seluruh alam semesta. Semua agama juga agaknya menganut azas yang sama, essensi dan substansinya sama apapun agamanya.
Menurut seorang sufi besar dari Persia JALALUDDIN RUMI : Sekalipun tata cara peribadatan berbeda namun masalah keimanan tidak berubah dari satu agama ke agama lain, baik keadaan yang dihasilkannya, tempatnya dalam hidup dan efek-efeknya adalah sama dimana-mana. Beliau juga berkata bahwa seseorang menjadi arif bukan oleh karena kebajikan jubah dan surban. Rosulullahpun bersabda bahwa yang beliau khawatirkan adalah ulama su’; yaitu ulama tak bermoral. Sedangkan HUJWIRI juga dari Persia mengatakan bahwa : Barang siapa yang mencampakkan hawa nafsunya maka ia akan dekat dengan Tuhan meskipun ia berada dalam gereja. Barang siapa yang mengikuti hawa nafsunya maka ia akan jauh dari Tuhan meskipun ia berada di dalam mesjid.
SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN BERAMAL SALEH, KELAK ALLAH YANG MAHA RAHMAN AKAN MENANAMKAN DALAM (HATI) MEREKA RASA KASIH SAYANG ~ (MARYAM 19 : 96).
Berarti bila kita belum memiliki rasa kasih sayang, terhadap sesama umat, rasa kasih sayang terhadap semua ciptaan Allah dan belum beramal saleh, maka belum bisa dikatakan beriman. Jadi jelas bahwa Prinsip Islam bukan kekerasan.
Perhatikan Surat Al Anbiya 21 : 92, Surat Ali Imran 3 : 19 dan Surat Al Maidah 5 : 3.
Tuhan juga memberikan kebebasan keberagamaan bagi umatnya. Perhatikan ayat-ayat lainnya yang berkaitan dengan masalah tersebut :
UNTUK SETIAP UMAT, KAMI TELAH BERIKAN POLA SYAREAT (ATURAN) DAN JALAN HIDUP YANG BENAR (TATA CARA PELAKSANAANNYA) SEKIRANYA ALLAH MENGHENDAKI, PASTILAH KAMU DIJADIKAN-NYA SATU UMAT SAJA. NAMUN ALLAH HENDAK MENGUJIMU DALAM HAL KARUNIA YANG TELAH DIBERIKAN KEPADAMU KARENA ITU BERLOMBA-LOMBALAH BERBUAT KEBAJIKKAN…DST ~ ( AL MAIDAH 5 : 48 ).
TELAH KAMI TAWARKAN AMANAH AGAMA KEPADA LANGIT, BUMI DAN GUNUNG, AKAN TETAPI MEREKA SEMUA ENGGAN MEMIKULNYA, KARENA TAKUT MENGHIANATINYA, NAMUN MANUSIA BERSEDIA MEMIKULNYA, KARENA IA ZALIM DAN BODOH ~ (AL AHZAB 33 : 72).
….KAMI TIDAK MEMBEDA-BEDAKAN SEORANGPUN DIANTARA MEREKA DAN HANYA KEPADA-NYA KAMI BERSERAH DIRI ~ (ALI IMRAN 3 : 84).
TUHAN KAMI DAN TUHANMU ADALAH SATU DAN HANYA KEPADA-NYA KAMI BERSERAH DIRI ~ (AL ANKABUT 29 : 46).
Walaupun Allah sendiri tidak beragama namun Allah lah yang menciptakan agama sebagai jalan hidup yang benar, yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi geograpis dan budaya umat–NYA. Oleh karena itu kita tidak perlu berselisih tentang keberagamaan kita, semua agama essensi dan substansinya sama serta sama-sama menuju kepada-NYA karena semua agama adalah ciptaan-NYA dan DIA Allah yang menganjurkan kita berlomba-lomba untuk berbuat kebajikkan. Manusia membawa amanah agama. Apa agamanya??? Pilih sendiri!!! Bebas aja lagi..
BUKANLAH SUATU KESOLEHAN (KEBAJIKAN) BAHWA KAMU SEKALIAN MEMALINGKAN MUKAMU KE ARAH TIMUR DAN BARAT, TETAPI ADALAH KESOLEHAN (KEBAJIKAN) BAHWA KAMU SEKALIAN BERIMAN KEPADA ALLAH DAN HARI AKHIRAT, KEPADA PARA MALAIKAT, KEPADA KITAB-KITAB ALLAH DAN PARA NABI DAN MEMBERIKAN HARTA BENDA BETAPAPUN DISAYANGI, KEPADA KERABAT, ANAK YATIM, DAN ORANG MISKIN, KEPADA ORANG DALAM PERJALANAN DAN PEMINTA-MINTA, MENDIRIKAN SHALAT DAN MEMBAYAR ZAKAT. ORANG-ORANG YANG MEMENUHI PERJANJIAN BILA MEREKA MEMBUAT PERJANJIAN DAN ORANG YANG SABAR DALAM BENCANA, DALAM KESUKARAN DAN SEMASA PEPERANGAN, MEREKALAH ORANG YANG BENAR, MEREKALAH ORANG YANG TAKWA ~ (AL BAQARAH 2 : 177)
Ayat-ayat tersebut di atas menerangkan bahwa Allah tidak membeda-bedakan agama. Allah menilai manusia bukan dari segi agamanya. Allah menilai kesolehan (kebajikan) seseorang bukan sekedar dari tata cara beribadahnya dengan memalingkan muka ke Timur atau ke Barat, akan tetapi yang dinilai adalah hatinya. Rosulullah pun bersabda : Tuhan tidak melihat rupa dan hartamu akan tetapi yang dilihatNya adalah hatimu. Yaitu hati mereka yang beriman kepada Allah, kepada hari akhirat, kepada para malaikat, kitab-kitab Allah serta beriman kepada para Nabi-Rosul Allah yang terdahulu, tanpa membeda-bedakan mereka, apakah tercatat ataukah tidak tercatat di dalam Al Qur’an, disertai rasa ikhlas dan ridho, sabar dan tawakal, patuh dan ta’at dalam melaksanakan perintah Allah, tidak memikirkan ada tidaknya pahala, betul-betul lillahi ta’ala, tidak ada dosa sirik tersembunyi, dihatinya tidak ada yang lain selain Allah semata.
SEBAB ITU SEMBAHLAH ALLAH SERAYA MENGIKHLASKAN AGAMA BAGI-NYA SAJA ~ (AZ-ZUMAR 39 : 2).
MEREKA TIDAKLAH DIPERINTAHKAN MELAINKAN AGAR BERIBADAH KEPADA ALLAH DENGAN BERSIKAP TULUS KEPADANYA DALAM AGAMA ~ (AL BAYYINAH 98 : 5).
MAKA DIRIKANLAH SHOLAT KARENA TUHANMU DAN BERKURBANLAH ~ (AL KAUTSAR 108 : 2).
IKHLAS KEPADA ALLAH (SEMATA) DAN TIDAK MEPERSEKUTUKANNYA ~ (AL HAJJ 22 : 31)
BAGI SETIAP UMAT ADA ROSUL, MAKA BILA DATANG ROSUL MEREKA, ANTARA MEREKA DIBERIKAN KEPUTUSAN DENGAN ADIL DAN MEREKA TIADA TERANIAYA  ~ (YUNUS 10 : 47).
KAMI TIDAK MENGUTUS SEORANG RASULPUN, MELAINKAN DENGAN BAHASA KAUMNYA, SUPAYA IA DAPAT MEMBERIKAN PENJELASAN DENGAN TERANG KEPADA MEREKA ~ (IBRAHIM 14 : 4).
TENTANG BEBERAPA ROSUL TELAH KAMI KISAHKAN KEPADAMU SEBELUMNYA , TENTANG BEBERAPA ROSUL TIADA KAMI KISAHKAN KEPADAMU ~  (AN NISA 4 : 164)
HAI ORANG YANG BERIMAN !!! BERIMANLAH KEPADA ALLAH DAN RASULNYA, KEPADA KITAB YANG DITURUNKANNYA, KEPADA RASUL DAN KITAB YANG DITURUNKAN SEBELUMNYA ~ (AN NISA 4 : 136 )
Bagi setiap umat ada Rosulnya, mereka diutus dengan bahasa kaumnya. Para Nabi-Rosul Allah ada yang kisahnya tercatat di dalam Al Qur’an dan ada yang tidak tercatat. Para Nabi yang kisahnya tidak tercatat di dalam Al Qur’an mungkin saja dia berasal dari bangsa lain yang bukan bangsa Arab dan bukan pula Bani Israil, dan merekapun mengajarkan agama kepada kaumnya dengan bahasa kaumnya, seperti di Cina dan Tibet, kita tidak tahu dan tidak perlu untuk diperdebatkan. Sebagian pelajaran yang ada di dalam Al Qur’an sudah ada di dalam kitab mereka.
DAN SESUNGGUHNYA AL QUR’AN BENAR-BENAR DALAM KITAB-KITAB ORANG-ORANG TERDAHULU ~ (ASY SYUARA 26 : 196)
DAN KALAU AL QUR’AN ITU KAMI TURUNKAN KEPADA SALAH SEORANG DARI GOLONGAN BUKAN ARAB LALU DIBACAKAN KEPADA MEREKA NISCAYA MEREKA TIDAK AKAN BERIMAN KEPADANYA. ~  (ASY SYUARA 26 : 198-199)
Allah pun memerintahkan kepada Nabi Muhammad, kepada kita semua, agar percaya kepada rasul-rasul dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.
Nabi Muhammad adalah orang yang pertama kali menjabarkan dan menerapkan ajaran Al Quran wahyu Allah menjadi pedoman hidup yang mudah untuk diamalkan, sehingga bisa merubah masyarakat Arab jahiliyah menjadi suatu masyarakat yang madani. Rosulullah pun bersabda : BERIKAN KEMUDAHAN DAN JANGAN MENYULITKAN ORANG. Oleh karena itu, dalam kurun waktu yang sangat singkat agama Islam berkembang pesat sampai mencapai daratan Eropa bahkan daratan Himalaya.
SESUNGGUHNYA KAMI TURUNKAN AL QURAN DENGAN BERBAHASA ARAB AGAR KAMU MEMAHAMINYA ~ (YUSUF 12 : 2).
SESUNGGUHNYA TELAH KAMI MUDAHKAN AL QURAN UNTUK PELAJARAN, MAKA ADAKAH ORANG YANG MAU MENGAMBIL PELAJARAN (AL QOMAR 54 : 17,22,32,40).
ALLAH MENGHENDAKI KEMUDAHAN BAGIMU DAN TIDAK MENGHENDAKI KESUKARAN BAGIMU ~ (AL BAQARAH 2 : 185).
KAMI TIDAK MENURUNKAN AL QURAN INI KEPADAMU AGAR MENJADI SUSAH ~ (THAHA 20 : 2).
AL QURAN INI ADALAH BUKTI-BUKTI YANG NYATA DARI TUHANMU, PETUNJUK DAN RAHMAT BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN ~ (AL A’RAF 7 : 203).
Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan Islam ke luar wilayah Arab yang kulturnya berbeda maka penjabaran dan penerapan ajaran Al Qur’an pun berkembang juga, sesuai kultur setempat, sesuai bahasa kaumnya. Tidak heran bila kemudian bermunculan madzhab-madzhab, karena dalam Islam perbedaan pendapat adalah hikmah. Itu terjadi satu abad setelah Rosulullah wafat.
Dari kalangan Ahli Sunah muncul 4 madzhab besar dari : Imam Hanafi, Maliki, Hambali dan Syafi’i. Misalnya Imam Syafi’i menerapkan hukum-hukum Syariat yang berbeda ketika beliau di Baghdad dan ketika beliau di Mesir, namun walaupun demikian bila ditinjau dari segi essensinya sama. Contoh lainnya adalah kebiasaan mengkhitan anak perempuan sebagai tradisi masyarakat di Afrika Utara, ada sebagian pengikut madzhab Maliki tidak melarang tradisi tersebut karena kebetulan mereka bermukim di daerah Afrika Utara sedangkan madzhab Hanafi, Hambali dan Syafi’i tidak menganjurkan. Tradisi ini pernah ada di Indonesia.
Golongan Syi’ah juga mempunyai tata cara syariat sendiri dan terpecah menjadi beberapa madzhab yang kemudian berkembang sendiri-sendiri.
Demikian juga di kalangan ahli Ilmu Kalam ada aliran Muta’zilah dan Asy’ariah.
Berarti hukum-hukum syariat yang ada sekarang ini adalah hasil pemikiran para ulama besar saat itu yang disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi masyarakat setempat dimana beliau-beliau itu berada. Tampaknya para ulama besar saat itu sangat lues dalam merealisasikan ajaran Islam , tidak kaku, tidak terkesan memaksa, sehingga masyarakat melaksanakannya secara suka rela dengan hati yang tulus. Ajaran Islam sangat menghargai hak-hak pribadi, tidak ada paksaan dalam ajaran Islam. Hal ini mungkin sesuai dengan Hadits Rosulullah : Berikan kemudahan dan jangan menyulitkan Orang. Bila kita perhatikan ayat-ayat Al Quran di atas, Tuhan pun tidak menghendaki umatnya susah. Dalam SURAT ]IBRAHIM 14 : 4 mengenai pengertian BAHASA KAUMNYA tidak hanya sekedar bahasa lisan namun bisa berarti budaya yang sedang berkembang di masyarakat dimana para utusan, para ulama, para wali Allah itu berada.
Muncul pertanyaan dalam hati penulis dalam menghadapi situasi masyarakat di Indonesia yang sedang terpuruk saat ini, adakah keberanian para ulama di Indonesia untuk membuat terobosan-terobosan seperti ulama-ulama besar zaman Imam Syafi’i, tidak hanya sekedar merubah Undang-Undang Perkawinan saja. Misalnya tentang Zakat 2,5% yang tidak tercantum di dalam Al Quran dan Hadits, mungkin bisa menjadi 1/5 bagian atau 20% sesuai Surat AL ANFAL 8 : 41, dikaitkan dengan kewajiban membayar pajak. Bila sudah membayar zakat mungkin pajaknya bisa dikurangi, agar tidak memberatkan umat Islam. Hal ini harus dimusyawarahkan secara seksama bersama pihak pemerintah.
Kemudian tentang kurban pada saat Idul Adha bahwa :
IKHLAS KEPADA ALLAH (SEMATA) DAN TIADA MEMPERSEKUTUKANNYA ~ (AL HAJJ 22 : 31)
BUKAN DAGING DAN BUKAN DARAH YANG SAMPAI KEPADA ALLAH ADALAH KETAQWAAN KAMU ~ (AL HAJJ 22 : 37).
Bila kita simak essensi dan substansi ayat tersebut adalah keikhlasan semua orang pasti akan mengatakan iya, namun kalau penerapannya dirubah tidak seperti yang sudah baku saat ini, mungkin tidak ikhlas. Misalnya, pada saat terjadi bencana alam Tsunami, salah seorang pejabat atau mantan pejabat, beliau juga seorang pakar dalam agama Islam mengatakan bahwa uang yang diniatkan untuk kurban Idul Adha boleh dikirimkan untuk kurban Tsunami. Atau yang kita lihat dongeng di TV tentang seorang yang batal berangkat untuk menunaikan ibadah haji karena uangnya disumbangkan kepada orang lain yang sangat memerlukan untuk biaya pengobatan. Pada akhir cerita, menurut Rosulullah dialah orang yang menjadi haji mabrur pada musim haji tahun itu.
Pada awalnya Allah memerintahkan Ibrahim untuk mengurbankan Ismail, sebagai ujian bagi mereka. Setelah mereka lulus maka Allah pun mengganti kurbannya menjadi seekor kambing jantan. Sekarang boleh unta atau sapi jantan bahkan kita bisa membeli daging kornet kalengan untuk kurban. Itulah perubahan.
Apakah kita ikhlas bila uang untuk kurban itu dikelola dengan benar menjadi “bankmodal” bagi fakir miskin? Atau takut bid’ah? Bagi rakyat miskin di Indonesia justru kurban yang mereka berikan sangat besar, karena yang mereka kurbankan adalah “kurban perasaan”. Insya Allah mereka menjadi haji mabrur..
Rosulullah mengatakan : Mengenai urusan duniawi engkau lebih tahu, akan tetapi mengenai urusan beribadah kepada Allah ikutilah cara-ku.
Berarti untuk memberdayakan SDM serta untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat diserahkan sepenuhnya kepada ahlinya yang lebih tahu. Menurut bahasa Al Qur’annya disesuaikan dengan bahasa kaumnya. Namun masalah tata-cara beribadah, tata-cara penyembahan kepada Allah, tata cara shalat, ikutilah tata-cara yang telah dicontohkan oleh Rosulullah.
Al Qur’an itu ibarat beras yang bisa diolah jadi nasi kebuli bagi yang sehat atau jadi bubur ayam bagi yang sakit. Nasib suatu kaum tidak akan berubah kecuali kaum itu sendiri yang berusaha melakukan perubahan. Bagi yang mau berpikir, bagi yang punya otak. Mari kita tunggu terobosan-terobosan dari para pakar, para imam. Madzhab ala Indonesia. Siapa takut !!! WELCOME AJA LAGI !!!


2.3  Agama Allah Hanya Satu
Pada prinsipnya semua agama yang ada di dunia ini mengajarkan dan menganjurkan umatnya untuk berbuat kebajikan, beramal soleh serta menjauhi kemunkaran. Semua agama juga mempunyai tujuan yang sama, yaitu membawa umatnya menuju ke arah kesucian, keselamatan dan kedamaian dunia akhirat.
INILAH JALAN YANG LURUS MENUJU KEPADA KU ~ (AL HIJR 15 : 41)
SESUNGGUHNYA AGAMA KAMU INI SATU AGAMA SAJA, DAN AKU ADALAH TUHAN MU, KARENA ITU SEMBAHLAH AKU ~ (AL ANBIYA 21 : 92)
Mari kita perhatikan kedua ayat di bawah ini :
AGAMA DISISI ALLAH ADALAH ISLAM-FITRAH ~ (ALI IMRAN 3 : 19). BARANG SIAPA MENCARI SELAIN ISLAM-FITRAH SEBAGAI AGAMA DST …(ALI IMRON 3 : 85)
AKU RIDHOI ISLAM-FITRAH JADI AGAMA BAGIMU ~ (AL MAIDAH 5 : 3).
Yang dimaksud Islam dalam ketiga ayat tersebut, adalah ISLAM-FITRAH yang dijadikan landasan oleh Allah, apapun nama agamanya. Berarti sejak zaman Nabi Adam, Nabi Ibrahim sampai kepada Nabi terakhir Muhammad SAW bahkan semua agama di dunia essensi dan substansinya sama. Semuanya mengajarkan tentang FITRAH, tentang kedamaian dalam kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan, serta berserah diri kepada Tuhan. Adapun metodenya juga sama, yaitu dimulai dengan pelajaran ke-TAUHID-an meng-ESA-kan Allah, kemudian pelajaran berikutnya adalah mengenai tata cara penyembahan, penghambaan dan ketaatan kepada DZATNYA yang disebut UBUDIYAH.
ALLAH berasal dari kata AL ILAH, artinya yang dirindui, YANG DISEMBAH. Sesungguhnya pernyataan TIADA TUHAN SELAIN ALLAH akan membawa seluruh umat manusia di dunia kepada satu tujuan pemujaan dan pengabdian saja, yaitu Allah semata sebagai Tuhan Yang Maha Esa … Berarti sesungguhnya memang benar bahwa di dunia ini hanya ada satu agama saja yaitu : Agama yang mengajarkan kesucian, keselamatan dan kedamaian melalui kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan serta berserah diri kepada Allah … Tiada lain yang dimaksud adalah Islam sebagai fitrah manusia …  yang sudah terprogram di dalam hati nurani kita, kemudian tertutup oleh nafsu duniawi … Seperti komputer yang kena virus sehingga harus di instal ulang melalui wahyu yang diturunkan kepada para rosul.
Malalui tata cara (syariat) Ubudiyah ini Nabi Muhammad SAW mulai mengalihkan objek pemujaan mereka dari penyembahan berhala, dialihkan kepada tata cara dzikrullah, yaitu tata cara mengingat Allah YME dalam arti kata yang luas.
Dalam hal ini pelajaran ke-ISLAM-an yang diberikan oleh Muhammad SAW adalah yang paling sempurna karena memang Allah telah menyempurnakannya serta telah tersusun di dalam Al Qur’an secara sistematis, jelas dan gamblang.
INILAH SUATU KITAB YANG AYAT-AYATNYA TERSUSUN RAPIH, KEMUDIAN DIJELASKAN, DARI (TUHAN) YANG MAHA BIJAKSANA DAN MAHA MENGETAHUI. ~ (HUD 11 : 1).
Dengan demikian Al Qur’an merupakan himpunan pelajaran ke-ISLAM-an, himpunan pelajaran Ke-Damai-an sejak dari zaman Nabi Adam sampai kepada nabi terakhir Muhammad SAW yang diturunkan secara bertahap ayat demi ayat sesuai dengan permasalahan yang terjadi saat itu, sesuai dengan kebutuhan zaman bahkan masih relevan baik untuk masa kini maupun untuk masa-masa yang akan datang, bagi mereka yang mau berpikir, memakai nalar, tidak dogmatis dan tidak kaku.
DAN BERKATALAH ORANG-ORANG KAFIR MENGAPA AL QUR’AN TIADA DITURUNKAN KEPADANYA SEBAGAI KESELURUHAN YANG LENGKAP DAN SEMPURNA? DEMIKIANLAH KAMI LAKUKAN UNTUK MENGUATKAN HATIMU DENGANNYA DAN KAMI MEMBACANYA DENGAN TERANG, PERLAHAN, BERULANG-ULANG, SEBAGIAN DEMI SEBAGIAN
DAN SETIAP MEREKA DATANG KEPADAMU MEMBAWA SUATU PERMASALAHAN TENTULAH KAMI DATANGKAN KEPADAMU KEBENARAN DAN SEBAIK-BAIKNYA TAFSIRAN ~ (AL FURQON 25 : 32-33).
KAMI TURUNKAN AL QUR’AN KEPADAMU UNTUK MENJELASKAN SEGALA SESUATU ~ (AN NAHL 16 : 89)
KAMI TURUNKAN AL QUR’AN KEPADAMU DENGAN MEMBAWA KEBENARAN, UNTUK MENGOREKSI KITAB-KITAB SEBELUMNYA. ~ (AL MAIDAH 5 : 48)
Dengan demikian isi Al Qur’an tidak hanya sekedar mengenai tata cara Ubudiyah saja, akan tetapi mencakup juga semua aspek dan semua norma-norma kehidupan umat manusia, antara lain tentang alam semesta, hewan ternak, pertanian, kelautan, pembagian harta warisan, pernikahan, perniagaan, etika pergaulan, pengobatan dsb. Menurut Bung Karno : Islam bukan hanya sekedar agama, namun juga sebagai jalan kehidupan. Islam is not merely a religion, but Islam is a way of life.
Al Qur’an telah melakukan koreksi atau penyempurnaan terhadap peraturan-peraturan lama yang dirasakan sudah tidak cocok lagi dengan perkembangan zaman. Tuhan telah menggantinya dengan yang sepadan bahkan yang lebih baik.
TIDAK KAMI RUBAH JIWA HUKUM DARI SUATU AYAT ATAU KAMI LENYAPKAN DARI INGATAN RASUL, MELAINKAN KAMI GANTI DENGAN YANG LEBIH BAIK DARI ITU, ATAU YANG SEPADAN DENGAN ITU. ~ (AL BAQARAH 2 : 106)
Oleh karena itu wahyu pertama yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad adalah perintah membaca, setelah membaca kemudian kita renungkan, kita buktikan atau kita uji kebenarannya melalui pengamalan atau kerja nyata.
BACALAH ATAS NAMA TUHANMU YANG MENCIPTAKAN KAMU DARI SEGUMPAL DARAH ~ (AL ‘ALAQ 96 : 1-2).
Membaca bukan hanya sekedar membaca, akan tetapi mempelajari dan menggali makna yang hakiki dan tersembunyi, menggali makna yang tersurat dan makna yang tersirat dalam setiap ayat Al Qur’an yang mengandung kiasa-kiasan (metafora, perumpamaan), mengandung makna bathiniah. Dalam hal ini RUMI mengatakan : Karena terpaku pada bentuk, engkau tidak menyadari makna. Bila kau bijak, ambilah mutiara dari cangkangnya.
mengajak manusia untuk berfikir dan berfikir agar mengerti asal-usulnya secara embriologi kedokteran dan juga agar manusia mengerti siapa Penciptanya. Secara tidak langsung, sejak wahyu pertama, Allah telah memerintahkan kita untuk berfikir, berijtihad melalui proses belajar, mempelajari tanda-tanda Allah baik yang ada di dalam Al Qur’an maupun yang ada di alam semesta. Rosulullah pun akhirnya membuka “selimutnya” , tidak menutup diri. Beliau membuka kerudung akalnya untuk menerima tata nilai baru. ~ (Al  ALAQ  96 : 1-2)
DEMIKIANLAH ALLAH TELAH MEMBUAT PERUMPAMAAN- PERUMPAMAAN ~ (AR RA’AD 13 : 17).
SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENGULANG-NGULANG KEPADA MANUSIA DALAM AL QUR’AN INI SEGALA MACAM PERUMPAMAAN, TETAPI KABANYAKAN MANUSIA MENGINGKARINYA ~ (AL ISRA 17 : 89).
DEMIKIANLAH PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN YANG KAMI BUAT BAGI MANUSIA, AKAN TETAPI YANG MEMAHAMINYA HANYA ORANG-ORANG YANG BERPENGETAHUAN ~ (AL ANKABUT 29 : 43).
Rosullullah SAW mengatakan bahwa : Pada setiap ayat Al Qur’an mengandung makna lahiriyah dan makna bathiniah.
Menurut Al Ghazali di dalam ayat (kalimat) THA MIM SIN di baliknya ada kandungan rumus dan isyarat rahasia.
Menurut penulis, dalam hal ini tidak hanya sekedar huruf Tha Mim Sin saja, tapi juga Alif Lam Mim, Kaf Ha Ya Ain Shod, Ha Mim Ain Sin Qof dan seterusnya, yang hanya bisa tersingkap oleh orang-orang tertentu saja, yaitu mereka yang mempelajari ilmu hikmah (karomah ).
Pada saat kita mempelajari dan menggali makna yang hakiki dari ayat-ayat Al Qur’an, tidak hanya sekedar masalah-masalah kehidupan duniawi saja, akan tetapi pelajari juga masalah-masalah ukhrowi, masalah-masalah kehidupan di akhirat agar kehidupan kita menjadi seimbang.


2.4 Islam Ajaran Muhammad Pilihanku
Walaupun Allah tidak membeda-bedakan agama, akan tetapi secara pribadi pilihan saya adalah ISLAM ajaran MUHAMMAD SAW, sebagai Rosul Allah yang terakhir, yang membawa rahmat dan kedamaian bagi seluruh alam semesta.
Allah pun berfirman di dalam Surat ALI IMRON 3 : 31 sbb :
KATAKANLAH ; JIKA KAMU MENCINTAI ALLAH IKUTILAH AKU (MUHAMMAD), NISCAYA ALLAH MENCINTAIMU DAN JUGA MENGAMPUNI DOSA-DOSA KAMU, DAN ALLAH MAHA PENGAMPUN LAGI PENYAYANG.
ALLAH BERFIRMAN KEPADANYA : “HAI MUHAMMAD, AKU JADIKAN ENGKAU SALAH SATU DZIKIR-KU. ORANG YANG MENGINGATMU BERARTI MENGINGAT-KU DAN ORANG YANG MENCINTAIMU BERARTI MENCINTAI-KU”. LALU NABI BERSABDA : “ORANG YANG MENGINGATKU BERARTI MENGINGAT ALLAH, DAN ORANG YANG MENCINTAIKU BERARTI MENCINTAI ALLAH” (HADITS).
Ada beberapa alasan kenapa Islam ajaran Muhammad pilihanku, yaitu :
Ajaran beliau memiliki kitab suci Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Kemurnian dan keaslian Al Qur’an sangat terjaga. Al Qur’an memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa Arab. Pedoman yang kedua adalah suri tauladan dari Rosulullaah Muhammad S.A.W. Umat Islam mempunyai kota suci yaitu Mekah dan hanya Rosulullah Muhammad satu-satunya Rosul yang melakukan perjalanan isro mi’raj untuk mencapai pencerahan sempurna.
Ajaran Muhammad SAW juga telah mengoreksi dan menyempurnakan ajaran-ajaran Nabi-Nabi sebelumnya, sehingga Islam merupakan satu-satunya Agama di dunia, yang paling sempurna dan telah diridhoi oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan adanya perkembangan ilmu dan teknololgi maka kebenaran yang terkandung di dalam Al Qur’an bisa kita rasakan dan kita buktikan dengan jelas. Salah satu contohnya adalah tentang bumi yang bulat serta benda-benda di alam semesta lainnya dalam susunan tata surya, yang kita sebut galaksi, ternyata mempunyai garis edarnya sendiri-sendiri dan tidak saling bertabrakan. Itu semua sudah tercantum di dalam Al Qur’an.
MATAHARI BERGERAK PADA GARIS EDARNYA. DEMIKIAN KETETAPAN TUHAN YANG MAHA KUASA DAN MAHA MENGETAHUI.
DAN BULAN, KAMI TENTUKAN PULA TEMPAT EDARNYA, SEHINGGA IA KEMBALI MENGECIL , MELENGKUNG SEPERTI TANDAN TUA.
TIDAK MUNGKIN MATAHARI MENYUSUL KECEPATAN BULAN, DAN TANDA-TANDA MALAM PUN TIDAK MELAMPAUI SIANG, MASING-MASING BERADA DALAM GARIS EDARNYA ~ (YAA SIIN 36 : 38-39-40).
Yang lainnya adalah tentang rumah lebah yang berbentuk segi enam, merupakan suatu struktur yang kokoh, serta khasiat madunya yang telah terbukti secara ilmiah. Kemudian tentang perilaku labah-labah, semut, dsb.
Secara embriologis, setelah terjadi pembuahan, sel telur dan sel sperma menjadi satu sel yang disebut zigote. Secara normal perkembangan berikutnya adalah pembelahan dan perkembangan sel, dari satu sel menjadi dua sel, empat sel dan seterusnya, dari mulai stadium morula sampai stadium blastula. Pada stadium blastula inilah si calon bayi mulai bersarang di dalam rahim ibunya. Selanjutnya pada minggu ke tiga terbentuklah 3 selubung ektoderm, mesoderm dan entoderm. Dari ketiga lapisan inilah organ-organ bayi berasal, mulai dari rambut, kulit, daging, tulang serta organ-organ yang berada di dalam tubuh bayi, lengkap dan sempurna. Yang hebatnya adalah dari 1 sel zigote sudah terprogram sedemikian rupa menjadi 3 lapisan dasar. Sel-sel disetiap lapisan dasar tersebut juga sudah terprogram, sudah memiliki kodrat irodatnya masing-masing, yang tercetak pada gen pembawa sifat melalui formasi DNA dan RNA. Hasil penelitian para ahli bahwa semua makhluk hidup menggunakan kode genetik yang sama. Gen menentukan fungsi sel dan gen bekerja dengan sebuah prinsip umum. Untuk setiap satu orang anak, terdapat 70 triliun kombinasi gen yang mungkin terjadi. Informasi yang tersimpan dalam setiap satu buah gen sama persis dengan yang tersimpan dalam setiap sel. Gen lah yang mengatur dan mengontrol semua reaksi kimia, semua reaksi metabolisme dan semua reaksi hormonal di dalam tubuh kita. Bila gen mati maka selnya juga mati.
Menurut MURAKAMI hanya sekitar 5 – 10 persen dari gen kita yang aktif, sisanya tidak aktif atau tidur disebutnya gen dorman. Suatu saat gen dorman ini bisa diaktifkan melalui pikiran dan perasaan yang positif, melalui do’a dan meditasi, melalui perubahan lingkungan, bisa juga diaktifkan atau dinon aktifkan oleh zat kimia tertentu yang masuk kedalam tubuh kita.
Semua mahluk hidup bermula dari satu sel. Bayi baru lahir memiliki 3 triliun sel. Pada orang dewasa ada sekitar 60 triliun sel. Dari satu sel zygote berkembang membentuk organ-organ yang spesifik sampai akhirnya menjadi bayi yang sempurna. Pertanyaannya adalah siapa yang memprogram sel-sel embrional tersebut? Kata MURAKAMI : Tuhan dalam gen kita. Tanpa alat canggih penjelasan ini sudah tercantum di dalam Al Qur’an sejak abad ke 6-7 Masehi. Program itu kata kuncinya adalah KUN FAYAKUN,
BILA TUHAN MENGHENDAKI MAKA DIA BERKATA JADILAH, MAKA JADI… KUN FAYAKUN ~ (SURAT YASIN 36 : 82).
IA CIPTAKAN KAMU DALAM PERUT IBUMU SETINGKAT DEMI SETINGKAT DALAM TIGA SELUBUNG KEGELAPAN. ITULAH ALLAH, TUHANMU. KEPUNYAANNYALAH KERAJAAN, TIADA TUHAN SELAIN DIA, MAKA BAGAIMANA KAMU DAPAT DIPALINGKAN ~ (AZ-ZUMAR 39 ; 6)
SETELAH AKU SEMPURNAKAN KEJADIANNYA, MAKA AKU HEMBUSKAN RUH-KU KEPADANYA ~ (AL HIJR 15 :29)
Oleh karena itu kandungan ibu disebut rahim, seperti halnya alam semesta yang berada dalam kandungan Allah AR RAHIM. Surat AR RAHIM, tidak ada di dalam Al Qur’an, karena Surat AR RAHIM penjabarannya meliputi alam semesta.
Memang benar bahwa : AL QUR’AN AKAN TERBUKTI KEBENARANNYA SETELAH BEBERAPA WAKTU LAGI ~ (Surat SHAD 38 : 88).
Misalnya tentang air : Awal mula kehidupan berasal dari air. Sel sperma berenang dalam cairan, sel telur sebelum ovulasi berada dalam kantong cairan. Bayi dalam kandunganpun berenang dalam air ketuban. Di dalam cerita perwayangan ada Tirta Amerta, Air Kehidupan. Ada rahasia apa dengan air? Singgasana Allah pun diatas air. Apa maknanya?  Belum terjangkau pikiran kita, mungkin nanti ?
DAN DIA LAH YANG MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI DALAM ENAM MASA, DAN SINGGASANA-NYA DIATAS AIR, AGAR DIA MENGUJI SIAPAKAH DIANTARA KAMU YANG LEBIH BAIK AMALNYA DAN JIKA KAMU BERKATA : SESUNGGUHNYA KAMU AKAN DIBANGKITKAN SESUDAH MATI NISCAYA ORANG-ORANG KAFIR ITU AKAN BERKATA : INI TIDAK LAIN HANYALAH SIHIR YANG NYATA ~ (HUD 11 : 7).
LANGIT DAN BUMI DAHULU KEDUANYA ADALAH SESUATU YANG PADU KEMUDIAN KAMI PISAHKAN ANTARA KEDUANYA DAN DARI AIR KAMI JADIKAN SEGALA SESUATU YANG HIDUP. MAKA MENGAPA MEREKA TIDAK JUGA PERCAYA ~ (AL ANBIYA 21 : 30).
Dari kedua ayat di atas, singgasana Yang Maha Hidup sebagai sumber kehidupan berada di atas air dimana dari air jugalah DIA menjadikan segala sesuatu yang hidup. Kenyataannya memang air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh mahluk hidup. Berat badan manusia dewasa 70% adalah air. MASARU EMOTO menemukan bahwa air bisa menerima informasi dari apa yang diberikan kepadanya. Bila informasi “cinta dan terima kasih”yang kita berikan kepada air, maka air akan membentuk kristal heksagonal yang sangat indah. Do’a akan membentuk kristal untuk pengobatan. Oleh karena itu kasih sayang dan rasa syukur membuat kita nyaman dan bahagia. Sebaliknya caci-maki “kamu bodoh”yang membuat hati kita sakit, kristal airpun tidak akan terbentuk. Jadi jelas bahwa di dalam airpun ada Yang Maha Hidup. Bila ingin sehat lahir-bathin : Jangan biarkan air yang ada di dalam diri kita maupun yang ada di alam ini tercemar oleh hal-hal negatif.
Langit dan bumi dahulunya keduanya menyatu, ternyata berdasarkan penelitian para ahli astronomi terjadinya alam semesta ini berasal dari ledakan hebat suatu masa yang sangat padat dan sangat panas menjadi benda-benda angkasa dan inti Hidrogen yang kemudian bersenyawa dengan Oksigen maka terbentuklah molekul air selanjutnya muncul kehidupan yang berawal di dalam air yang berevolusi secara berkesinambungan sampai muncul kehidupan di daratan planet bumi.
Teori ledakan hebat ini disebut teori BIG-BANG (TEORI EMANASI, TEORI PANCARAN TUHAN ) dan teori evolusi kita kenal dengan teori DARWIN.
Sesungguhnya jauh sebelum teori Darwin muncul, JALALUDDIN RUMI sufi besar dari Persia yang hidup pada abad 6-7 hijriyah, sudah menulis sebagai berikut :
Aku mati sebagai mineral dan menjelma tumbuhan,
Aku mati sebagai tumbuhan dan terlahir binatang,
Aku mati sebagai binatang dan kini manusia.
Kenapa aku mesti takut? Maut tak menyebabkan aku berkurang!
Namun, sekali lagi aku harus mati sebagai manusia,
Dan melambung bersama malaikat ;
dan bahkan setelah menjelma malaikat aku harus mati lagi
Segalanya, kecuali Tuhan, akan lenyap sama sekali.
Apabila telah ku korbankan jiwa malaikat ini,
Aku akan menjelma sesuatu yang tak terpahami
O biarlah diriku tak ada! Sebab ketiadaan menyanyikan nada-nada suci.
Kepada-Nya kita akan kembali.
KATAKANLAH : INILAH JALANKU, AKU MENGAJAK KAMU KEPADA ALLAH DENGAN PENGLIHATAN YANG NYATA ~ (YUSUF 12 : 108).
PADA HARI INI TELAH AKU SEMPURNAKAN UNTUKMU AGAMAMU DAN TELAH AKU CUKUPKAN NIKMAT KU KEPADAMU DAN TELAH AKU RIDHOI ISLAM (FITRAH) JADI AGAMA BAGIMU ~  (AL MAIDAH 5 : 3)
Islam sebagai fitrah manusia adalah sangat UNIVERSAL yaitu SUCI, SELAMAT, DAMAI, KASIH-SAYANG, SABAR, IKHLAS serta BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH. Berarti agama yang DIRIDHOI ALLAH adalah agama yang membawa ke-SELAMAT-an dan ke-DAMAI-an bagi umatnya baik di dunia maupun di akhirat.
MUSLIM artinya BERSERAH DIRI kepada Allah semata, bukan berserah diri kepada nafsu angkara murka, sedangkan MUKMIN artinya BERIMAN.
Berarti bagi mereka yang merusak sendi-sendi kehidupan dan perdamaian, siapapun mereka, tidak berhak disebut orang Islam .
HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, BERTAKWALAH KEPADA ALLAH DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH, DAN JANGANLAH KAMU MATI KECUALI DALAM KEADAAN BERSERAH DIRI ~ (ALI IMRAN 3 : 102)
TUHAN KAMI DAN TUHAN MU ADALAH SATU DAN KEPADANYA KAMI BERSERAH DIRI ~ (AL ANKABUT 29 :46)
BARANG SIAPA MENCARI SELAIN ISLAM-FITRAH SEBAGAI AGAMA, TIADALAH ITU AKAN DITERIMA DARI PADANYA, DAN DI AKHIRAT IA TERMASUK GOLONGAN YANG MENDERITA KERUGIAN ~ (ALI IMRAN 3 : 85).
Setelah saya tentukan Islam sebagai agama saya, maka saya pun mulai mencoba belajar untuk berserah diri kepada Allah, belajar mencari keridhoan Allah sesuai dengan ajaran Islam tersebut. Tentang hasil akhirnya bagaimana, maka hanya Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa atas hamba-hamba-Nya. Dasarnya ikhlas.
Kita beribadah kepada Allah harus atas dasar keikhlasan bukan atas dasar pamrih karena mengharapkan imbalan jasa. Misalnya kita mengharapkan untuk bisa masuk swarga, itu namanya bukan beribadah tapi suatu perniagaan jual beli. Demikian pula bila kita beribadah semata-mata karena takut masuk neraka, bukan cinta kepada Allah, berarti kita telah diperbudak oleh kewajiban, bukan karena keikhlasan, karena kwalitas keikhlasanlah yang akan dinilai oleh Allah. Hanya Allah yang mengetahui sampai sejauh mana keikhlasan kita kepada-Nya.
ORANG-ORANG LAKI-LAKI YANG TIADA DILALAIKAN DARI MENGINGAT ALLAH OLEH PERNIAGAAN DAN JUAL BELI ~ (AN NUR 24 : 37).
Sekalipun kita tidak memikirkan untung ruginya, namun Allah sendiri telah menjanjikan kepada umat yang berserah diri kepadanya, bahwa mereka yang melakukan perniagaan dengan Allah pasti tidak akan menderita kerugian, mereka pasti tidak akan mendapatkan azab yang pedih. Demikianlah Allah Yang Maha Rahman dan Rahim pasti tidak akan menyalahi janjiNya.
HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN,MAUKAH KAMU AKU TUNJUKKAN SEMACAM PERNIAGAAN YANG DAPAT MENYELAMATKAN KAMU DARI SIKSAAN YANG AMAT PEDIH?
PERNIAGAAN ITU IALAH : KAMU TETAP BERIMAN KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA, DAN BERJIHAD DIJALAN ALLAH DENGAN HARTA DAN JIWAMU. IMAN DAN BERJIHAD ITULAH YANG LEBIH BAIK BAGIMU JIKA KAMU MENGETAHUI ~ (ASH-SHAF 61 : 10-11).

2.5 Al Quran Sejati ..... (menurut Bapak Mulhari, Cikarang)
AYAT-AYAT KAMI DI SEGENAP PENJURU DAN PADA DIRI MEREKA ~ (FUSHSHILAT 41 : 53).
DI DALAM DIRIMU, APAKAH ENGKAU TIDAK MEMEPERHATIKAN ~ (ADZ DZAARIYAAT 51 : 21).
DIALAH JIBRIL YANG MENURUNKAN AL QURAN KE DALAM HATIMU DENGAN IZIN ALLAH ~ (AL BAQARAH 2 : 97).
(AL QURAN) INI ADALAH AYAT-AYAT YANG NYATA DALAM HATI ORANG-ORANG YANG DIBERI ILMU DAN HANYALAH ORANG-ORANG DURJANA YANG MENGINGKARI AYAT-AYAT KAMI ~ (AL ANKABUT 29 : 49).
AL QURAN ITU NUR ~ (ASY-SYURA 42 : 52)
ALLAH ADALAH CAHAYA LANGIT DAN BUMI ~ (AN NUR 24 : 35)
BACALAH KITAB YANG KEKAL YANG ADA DI DALAM DIRIMU (HADITS ).
Pada hakekatnya QOLBU adalah AL QURAN TANPA TULIS sebagai SUMBER HUKUM, SUMBER SHABDA bagi mereka yang diberi ilmu melalui telinga bashiroh bukan melalui telinga jasmani. Kita harus hati-hati terhadap suara-suara yang kita dengar melalui telinga jasmani karena mungkin saja itu suara syaetan.
DIA AKAN MEMBERI PETUNJUK KEPADA HATINYA ~ (AT-TAGABUN 64 : 11).
Al Quran itu Nur (Cahaya) yang harus dibaca, dipelajari, dihayati agar qolbu kita menjadi terang-benderang dan suci sehingga bisa memahami Al Quran yang hakiki.
SESUNGGUHNYA AL QURAN YANG MULIA BERADA PADA KITAB YANG TERPELIHARA, TIDAK TERSENTUH KECUALI OLEH MEREKA YANG DISUCIKAN. ~ ( AL WAQI’AH 56 : 77-78 ).
Oleh karena itu bisa kita pahami, kenapa Alm. Bapak Mulhari menganjurkan agar kita tidak hanya sekedar mencari dan mengenal diri pribadi, tapi harus mencari NUR-NYA ALLAH dan harus benar menempatkannya. Karena sesungguhnya yang beliau kehendaki adalah bersih hati, menjadi mukmin yang benar agar bisa menerima pancaran NUR ILLAHI sehingga bisa menyentuh AL QURAN SEJATI KITAB YANG TERPELIHARA. Bukankah di dalam NUR ILLAHI terkandung juga NUR MUHAMMAD, NURUL ISLAM, NURUL QUR’AN, NURUL ILMAN, NURUL IMAN dan NURUL IHSAN ?? Dan AN NUR adalah ALLAH.. DIALAH AL QURAN SEJATI, KITAB YANG KEKAL YANG ADA DI DALAM DIRIMU. ALLAH akan membimbing dengan CahayaNya kepada Cahaya Nya bagi siapapun yang DIA kehendaki… Mengenal DZAT harus melalui DZAT… DIA adalah GURU SEJATI yang ada di dalam diri yang akan membimbing kita untuk kembali kepada Cahaya Semula yang disebut Swarga. Swar adalah Cahaya dan Ga artinya kembali.

2.6 Kembali kepada Allah
lidah tangan dan kaki mereka menjadi saksi terhadap apa yang mereka kerjakan. ~ (An Nur 24 : 24).
Berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. ~  ( Yaasiin 36 : 65)
Pendengaran, penglihatan dan hati masing – masing akan dimintai tanggung jawabnya.  ~  (Al Isra 17 : 36)
Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.  ~ ( Al Isra 17 : 14)
Ya Tuhan kami limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan muslim. ~  (Al Araf 7 : 126)
Wafatkan aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang – orang yang saleh.  ~ (Yusuf 12 : 101)
Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang-benderang.  ~  (An Nisa 4 : 174)
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. ~   (Al Maidah 5 : 15)

2.7 Sebagai Bonus dari Allah
Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan puas dan diridhoinya, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, masuklah kedalam surga-Ku.  ~   (Al Fajr 89: 27-30).
Salamun Qaulammirobirrohim  ~   (Yaassiin 36 : 58).
Mereka itulah orang-orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. ~  (Al Furqon 25 : 75)
Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baiknya tempat menetap dan tempat kediaman.  ~   (Al Furqon 25 : 76)

 
BAB III KEWAJIBAN BELAJAR BAGI UMAT ISLAM
Kewajiban Belajar bagi Umat Islam
3.1  Apakah Tasawuf itu?
3.2  Mengenal Dzat Allah
3.3  Dzat Sebagai Huwa (Dia)
3.4  Dzat Sebagai Ana (Aku)
3.5  Sifat-sifat Dzat
3.6  Dzat Wajibul Wujud
3.7  Haqiiqati Muhammad (Realitas Muhammad)
3.7  Tajalliyaat (Pemunculan)
3.8  Tabir (Hijab, Selubung)
3.9  Masalah Ruuh
3.10 Menghayati Af’al Allah
3.11 Prinsip Keseimbangan dalam Islam
3.12 Pedoman Hidup Umat Islam
3.13 Ujian Keimanan
3.14 Pertolongan dan Utusan Allah
3.15 Perjalanan Hidup Manusia
3.16 Masalah Kehidupan
3.17 Pemecahan Masalah Pemberdayaan Diri
Diawali dengan perintah Allah untuk membaca dan mengajarkan manusia melalui kalam-NYA , kemudian manusia diperintahkan untuk berfikir, bertafakur, bertazakur (berdzikir), dan mempergunakan otaknya. Adapun tujuan perintah belajar dari Allah itu sesungguhnya agar manusia mengenal Allah, agar manusia menyadari siapa Penciptanya. Alangkah dungunya manusia yang berguru kapada jin, syaeton, iblis dan lain-lain. Mereka yang berguru kepada jin, syaeton dan iblis, tidak sadar bahwa manusia tingkatannya lebih mulia dan memiliki kelebihan yang sempurna dari pada jin, syaitan dan iblis.


3.1 Apakah Tasawuf itu?
Apakah Tasawuf?
Karakter baik, dan kesadaran tentang Tuhan.
Itulah tasawuf, hanya itu
Apakah Tasawuf?
Cinta dan Kasih Sayang.
Itulah obat untuk kebencian dan balas dendam. Hanya itu.
Apakah Tasawuf?
Hati yang mencapai ketentraman …
Yang merupakan akar kata iman. Hanya itu?
Apakah Tasawuf?
Mengkonsentrasikan pikiran, itulah agama Ahmad.
Hanya itu?
Apakah Tasawuf?
Perenungan yang melayang menuju tahta Ketuhanan.
Inilah tatapan jauh kedepan. Hanya itu?
Tasawuf berarti menjaga jarak dari imajinasi dan tahayul.
Tasawuf berada dalam kepastian. Hanya itu?
Menyerahkan jiwa dalam lindungan agama yang sakti;
Inilah Tasawuf. Hanya itu?
Tasawuf adalah jalan lancar dan terang benderang.
Itulah jalan ke surga yang paling diagungkan. Hanya itu?
Aku dengar bahwa perasaan gembira pemakai wol
Muncul setelah menemukan citarasa agama. Hanya itu?
Tasawuf tak lain hanyalah syariat.
Itulah jalan yang jelas dan bersih. Hanya itu?
================
Puisi Penyair Anonymous Persia yang diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh A.A Godlas, Ph.D. Associate Professor University of Georgia.
Labib M. : Mengurai Taswuf, Irfan & Kebatinan. Cet. I. Pt Lentera Basritama, Jakarta, Juni 2004. Hal. 7-8.


3.2 Mengenal Dzat Allah
Pepatah mengatakan : Tak jumpa maka tak kenal, tak kenal maka tak cinta. Cinta kepada Allah semata. Cinta kasih adalah rahasia Allah.
Dia menciptakan manusia dalam bayangan rahman (hadist Rosululloh).
Bagaimana caranya kita mengenal Dzat Allah? Dimana? Kemana kita harus mencari Dzat Allah? Apakah harus ke Mekkah ataukah ke negeri Cina? Apakah sedemikian jauhnya Dzat Allah itu berada?
Bagi umat Islam sebagai bahan rujukannya adalah Al Qur’an dan hadist Rosulullah.
BERDASARKAN AL QUR’AN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
1. BILA HAMBA-HAMBA KU BERTANYA TENTANG AKU KATAKANLAH BAHWA AKU DEKAT ~ (AL BAQARAH 2 : 186).
2. LEBIH DEKAT AKU DARI PADA URAT LEHER ~ (AL QAF 50 : 16).
3. KAMI AKAN PERLIHATKAN KEPADA MEREKA TANDA-TANDA (AYAT-AYAT) KAMI DI SEGENAP PENJURU DAN PADA DIRI MEREKA ~ (FUSHSHILAT 41 : 53).
4. DZAT ALLAH MELIPUTI SEGALA SESUATU ~ (FUSHSHILAT 41 : 54).
5. DIA (ALLAH) BERSAMAMU DIMANAPUN KAMU BERADA ~ (AL HADID 57 : 4).
6. KAMI TELAH MENGUTUS SEORANG UTUSAN DALAM NAFS (DIRI)-MU ~ (AT TAUBAH 9 : 128).
7. DI DALAM DIRI-MU APAKAH ENGKAU TIDAK MEMPERHATIKAN ~ (ADZ DZAARIYAAT 51 : 21).
8. TUHAN MENEMPATKAN DIRI ANTARA MANUSIA DENGAN QOLBUNYA ~ (AL ANFAAL 8 : 24).
9. AKU CIPTAKAN MANUSIA DENGAN CARA YANG SEMPURNA ~ (AT TIN 95 : 4).
Manusia diciptakan dengan cara yang sempurna. Berarti bahan dasarnya juga harus sempurna yaitu Dzat Yang Maha Sempurna. SETELAH AKU SEMPURNAKAN KEJADIANNYA AKU TIUPKAN RUH-KU KE DALAMNYA  ~(AL HIJR 15 : 29). Berarti Dzat Allah berada di dalam diri setiap manusia, baik mata belo maupun mata sipit, hidung mancung maupun pesek, kulit hitam, putih, coklat maupun kuning.
Dzat Allah bisa berada di dalam semua mahluk ciptaanNYA, misalnya di dalam bunga yang berwarna-warni. Dzat Ilahiah menjadi tersembunyi didalam semua mahluk ciptaanNya, seperti halnya biji gandum, setelah menjadi roti biji gandumnya tidak nampak namun dzat gandumnya tetap ada, tersembunyi di dalam roti. Disisi lain DZAT ALLAH MELIPUTI SEGALA SESUATU berarti alam semesta termasuk planet bumi ini berada di dalam “JUBAH” ALLAH. Kita semua tenggelam atau baqa dalam Tuhan. Bila Jubah Allah itu bulat seperti bola maka kita semua seperti berada di dalam bola yang kemanapun kita menghadap baik kekiri, ke kanan, ke atas maupun kebawah disanalah Wajah Allah. DIA ada dimana-mana namun dalam ke-Esa-an-NYA, DIA tidak kemana-mana.
HADITS QUDSI DAN HADITS RASULULLAH :
1. MAN AROFA NAFSAHU FAQOD AROFA ROBBAHU : Barang siapa mengenal nafs (diri) nya, maka dia mengenal Tuhan nya.
2. WA MAN AROFA ROBBAHU FAQOD JAHILAN NAFSAHU : Barang siapa mengenal Tuhannya maka dia merasa bodoh.
3. MAN TOLABAL MAOLANA BIGOERI NAFSI FAQODDOLA DOLALAN BAIDA : Barang siapa yang mencari Tuhan keluar dari dirinya sendiri maka dia akan tersesat semakin jauh.
4. IQRO KITAB BAQO KAFA BINAFSIKA AL YAOMA ALAIKA HASBI : Bacalah kitab yang kekal yang berada di dalam diri kalian sendiri.
5. ALLAHU BATHINUL INSAN, AL INSANU DHOHIRULLAAH : Allah itu bathinnya manusia, manusia adalah dhohirnya (kenyataannya) Allah.
6. AL INSANU SIRI WA ANA SIRUHU : Rahasia kalian adalah rahasia-Ku.
7. DALAM SETIAP RONGGA ANAK ADAM AKU CIPTAKAN SUATU MAHLIGAI YANG DISEBUT DADA, DI DALAM DADA ADA QOLBU, DALAM QOLBU ADA FUAD, DALAM FUAD ADA SYAGOFA, DI DALAM SYAGOFA ADA SIR, DALAM SIR ADA AKU, TEMPAT AKU MENYIMPAN RAHASIA.
8. LAA YARIFALLAAHU GHOIRULLAH : Yang mengenal Allah hanya Allah.
9. AROFTU ROBBI BI ROBBI : Aku mengenal Tuhan melalui Tuhan.
10. MAA AROFNAKA HAQQO MA’RIFATAKA : Aku tidak mengenal Engkau, kecuali sampai sebatas pengetahuan yang Engkau perintahkan.
Apakah kita bisa bertatap muka secara langsung dengan Allah? Mari kita lihat Surat Al Baqarah ayat 1 : ALIF LAM MIM. Mengapa tidak dibaca ALAM atau ALIM? HANYA ALLAH YANG MENGETAHUI ARTINYA. Yang mengetahui Allah hanya Allah. Huruf Alif adalah milik Allah, Lam untuk utusan Allah dan Mim untuk Muhammad (insan, manusia).
Antara Alif dan Mim ada Lam, antara Allah dan manusia ada apa?? ADA SIR.
Sir dalam hal ini bisa berperan sebagai utusan, sebagai pembawa berita, sebagai naluri, sebagai angan-angan atau imajinasi, sebagai generator dan bisa juga sebagai mikro prosesor penerima atau pengolah data.
TIDAK ADA SEORANG PUN YANG DAPAT BERCAKAP-CAKAP DENGAN ALLAH, KECUALI DENGAN WAHYU, ATAU DARI BELAKANG TABIR, ATAU DENGAN MENGIRIMKAN UTUSAN-NYA DENGAN SEIZIN-NYA. ~ (AS-SYUARA 42 : 51).
MULAI HARI INI AKU SINGKAPKAN TABIR YANG MENUTUPI MATAMU, MAKA PENGLIHATANMU AKAN MENJADI TAJAM ~ (AL QAAF 50 : 22).
TUHAN MENEMPATKAN DIRI ANTARA MANUSIA DENGAN QOLBUNYA. ~ (AL ANFAL 8 : 24).
Qolbu merupakan titik terendah dari sumbu komunikasi vertikal kepada Allah. Tabir akan menjadi transparan dan akan menjadi kabel penghubung untuk berkomunikasi dengan Allah, manakala kita tidak ragu-ragu akan kebenaran Al Qur’an dan yakin akan ke ghoiban Allah dimana qolbu merupakan pintu masuk ke alam ghoib. Komunikasi dengan Allah hanya bisa melalui dzikir qolbu.
INILAH KITAB YANG TIADA DIRAGUKAN, SUATU PETUNJUK BAGI MEREKA YANG TAKWA, YAITU MEREKA YANG BERIMAN KEPADA YANG GHOIB. ~ (AL BAQARAH 2 : 2-3)
DAN SEBUTLAH ( NAMA ) TUHANMU DALAM HATIMU…~ (AL A’RAF 7 : 205).
DIA AKAN MEMBERI PETUNJUK KEPADA HATINYA ~ (AT TAGABUN 64 :11)
DIALAH JIBRIL YANG MENURUNKAN AL QUR’AN KE DALAM QOLBUMU DENGAN SEIZIN ALLAH ~ (AL BAQARAH 2 : 97).
Oleh karena itu seorang akan betul-betul yakin kepada kebenaran Al Qur’an dan hakikat Dzat, setelah yang bersangkutan mengalami hal-hal yang bersifat ghoib. Pengalaman ghoib itulah yang sangat didambakan oleh para pencari Tuhan. Pengalaman ghoib itulah yang disebut ilmu ilhamiah atau ilmu laduni yang lebih dipercayai oleh mereka para sufi dari pada ilmu akal.

BARANG SIAPA YANG HATINYA DIBUKA OLEH ALLAH KEPADA ISLAM (DAMAI) MAKA IA ITU MENDAPAT CAHAYA DARI TUHAN NYA.~ (AZ ZUMAR 39 : 22).
Menurut Al Ghazali Dzat Allah itu sangat terang benderang, sehingga hanya bisa ditangkap oleh mata hati.
CAHAYA DI ATAS CAHAYA (AN NUR 35), DIA (ALLAH) TIDAK TERCAPAI OLEH PENGLIHATAN MATA (AL AN’AM 6 : 103).
YANG PERTAMA-TAMA AKU BERIKAN KEPADA MEREKA (YANG BERIMAN) ADALAH NUR KU YANG AKU TARUH DI HATI MEREKA (HADITS QUDSI).
Ketika Musa berdo’a ingin melihat Tuhan, maka Tuhan berfirman :
ENGKAU (MUSA) TIDAK AKAN SANGGUP MELIHAT AKU.
MAKA MANAKALA TUHANNYA MEMPERLIHATKAN DIRI DI ATAS BUKIT, BUKIT ITU HANCUR DAN MUSA JATUH TIDAK SADARKAN DIRI ~ (AL A’RAF 7 : 143).
Maka dengan demikian adalah sangat terlarang untuk menyingkap tabir rahasia Allah, kita tidak boleh melewati batas-batas yang telah ditetapkan Allah.
ALLAH MEMPUNYAI TUJUHPULUH HIJAB CAHAYA DAN KEGELAPAN; SEANDAINYA DIA MENYIBAKKAN HIJAB-HIJAB ITU MAKA KEAGUNGAN WAJAHNYA AKAN MEMBAKAR SEGALA YANG DILIHAT OLEH MAHLUK-NYA ( HADITS ROSULULLAH ).
Berpikirlah kamu tentang makhluk Allah, jangan berpikir tentang Dzat Penciptanya.
Aku tidak mengenal Allah, kecuali sampai sebatas pengetahuan yang telah Allah berikan kepadaku. (Hadits Rosulullah).
Bila kita berusaha mencoba menyingkap tabir tersebut, maka kita akan hancur lebur seperti halnya dalam riwayat Nabi Musa yang ingin melihat Allah, dimana gunung sekalipun akan hancur. Mengenal Tuhan harus melalui Tuhan. Dia yang mengenali dan Dia yang dikenali adalah sama. Jasmani Musa dengan ke-aku-annya tidak mungkin bisa berhadapan dengan Tuhan, karena tidak ada sesuatu wujud yang lain disamping Allah. Kekasaran jasmani dan ke-aku-an merupakan tabir yang pekat.
Sesungguhnya Allah telah memberikan peringatan kepada kita semua :
WA YUHADZDZITU KUMULLAHU NAFSAHU : DIA MEMPERINGATKAN KA MU TERHADAP DIRINYA ~ (AL IMRAN 3 : 30).
KULLU SYAI’IN HAALIKUN ILLAA WAJHAHU : SEGALA SESUATU AKAN MUSNAH KECUALI WAJAHNYA ~ (AL QASHASH 28 : 88).
Bila ingin berjumpa dengan Tuhan, hancur luluhkan dirimu sendiri, ke-akuan-mu, egomu, tutup mata dan telingamu, tutup semua ilmu dan teori tentang Dzat, kosongkan hati dan pikiranmu dari segala sesuatu selain Allah semata, maka KE-AKU-AN TUHAN, RUH TUHAN dalam dirimu akan muncul memperlihatkan JAMAL-NYA. AKU dan AKU saling bertemu dan berdialog. Demikianlah apa yang dilakukan Musa selama 40 hari dan 40 malam, sehingga Musa pun bisa menerima wahyu 10 Perintah Tuhan. Demikian juga Nabi Muhammad SAW, menurut para sesepuh, wahyu pertama turun setelah 40 hari dan 40 malam di Gua Hira.

Sabda Rosulullah : Kita harus bisa mati sebelum mati.


3.3 Dzat sebagai Huwa (Dia)
Sebagai HUWA (DIA) adalah DZAT WAJIBUL WUJUD, wajib adanya dan MUMKINU WUJUD mungkin adanya, tersembunyi dalam KEILAHIAN (ULUHIIYYAH) disebut NUQOT GHOIB (BIJI YANG SAMAR). TIADA DIA MELAHIRKAN DAN TIADA JUGA DIA DILAHIRKAN ~ (AL IKHLAS 112 : 3).
DIA YANG AWAL DAN DIA YANG AKHIR, DIA YANG DHOHIR DAN DIA YANG BATHIN ~ (AL HADID 57 : 3).
DIA sebagai dzat yang tanpa kwalitas (TANZIIH) dan DIA juga berkwalitas (TASBIH). LAESA KAMITSLIHI SYAI’UN WAHUWASSAMI’UL BASHIR : TAK SERUPA DENGAN APAPUN adalah Dzat tanpa kwalitas, DIA YANG MAHA MENDENGAR DAN MAHA MELIHAT adalah berkwalitas ~ (ASY SYURA 42 : 11).
SUBHANAHUU WATA’AALA AMMAA YASHIFUUN : DIA MAHA SUCI, DIA MAHA TINGGI DI ATAS SEGALANYA ~ (AL AN’AM 6 : 100).
Dia Dzat Yang Maha luas tanpa keterbatasan Asma dan Sifat, tanpa keterbatasan Ruang dan Waktu, karena memang belum ada ruang dan waktu, belum ada Al Kitab, belum ada Al Qur’an dan hadits, belum ada aksara dan suara apapun… Tidak ada apa-apa di SisiNya. Kosong… Hampa…
Dalam keheningan, rasakan keberadaanNya dalam nurani yang bening…
DIA ADA DAN TAK ADA APA-APA DISAMPINGNYA (HADITS).
Dia adalah dzat mutlak tanpa bentuk, tidak bisa ditanggapi oleh siapapun, tidak terpikirkan oleh akal, tak terbayangkan dan tidak bisa diketahui oleh panca indera. Dia diluar jangkauan konsepsi (transendensi). Dia Dzat Awal adalah MAHA SUCI dari segala sifat yang baru. Walaupun demikian Dzat mutlak ini akan menampakan diri, keluar dari kemurniannya melalui proses penurunan martabat yang disebut proses Tanuzzullat (Proses emanasi), disebut sebagai teori panteisme atau neoplatonisme. Konon kabarnya berasal dari filsafat monisme ajaran Hindu.


3.4 Sifat-sifat Dzat
Sifat Dzat adalah merupakan manifestasi dari Asma dan Asma merupakan manifestasi daripada Dzat. Berarti Sifat juga merupakan manifestasi daripada Dzat. Di dalam setiap Sifat Dzat terkandung suatu potensi untuk bertindak dan berbuat yang akan menimbulkan akibat-akibat. Sebagai akibat penciptaan maka muncul kehidupan. Adanya kehidupan mengakibatkan munculnya kesadaran akan adanya Dzat. Bila tak ada kehidupan maka tidak akan ada yang menyebut Asma Allah.
Yang pertama kali mengajukan konsep sifat dua puluh dari DZAT adalah Abu Hasan Al Ashary, ulama besar pendiri mahzab Ahlussunnah Wal Jamaah yang ahli dalam Ilmu Kalam (ilmu Usuluddin). Konsep sifat dua puluh tersebut sampai saat ini telah dikenal dan diyakini oleh masyarakat Islam secara luas.
Pada waktu itu konsep Al Ahsary ini banyak mendapat tantangan dari para ulama lainya, diantaranya adalah Hambali dan Al Ghazali yang berpendapat bahwa masalah Ketuhanan tidak bisa dijangkau hanya atas dasar konsepsi akal manusia, Ilmu Kalam ajaran Al Ashary dianggap sebagai penyebab timbulnya silang pendapat diantara sesama Umat Islam.
Adanya perselisihan pendapat diantara para ahli Ilmu Kalam, para ahli filsafat Islam dan para ahli Ilmu Fiqih mengakibatkan umat Islam terpecah belah menjadi bermacam-macam aliran (mazhab), antara lain adalah Mazhab Hanafi, Mazhab Hambali, Mazhab Maliki dan Mazhab Safi’i.
Al Ghazali berhasil mempersatukan pola fikir para ahli syari’at Ilmu Kalam dan pola pikir ahli syari’at Ilmu Fiqih dan juga pola pikir mereka dengan para sufi ahli Tasawwuf. Menurut Al Ghazali : Pendekatan diri dan ma’rifat kepada Allah tidak bisa dilakukan melalui Ilmu Kalam maupun melalui Ilmu Fiqih, akan tetapi harus melalui jalan yang ditempuh oleh para sufi ahli tasawwuf yaitu : Bersihkan hati, istirahatkan pikiran melalui dzikrullah untuk mencapai fana dan kasyaf.
Jalan tersebut penuh dengan bermacam-macam tantangan dan ujian dari Allah yang harus diatasi dengan tetap berpegang pada Tali Allah, bersih hati, rasa kasih-sayang, ketawakalan, kesabaran dan keihklasan serta dzikrullah, mengingat Allah. Oleh karena dengan dzikrullah itulah hati akan menjadi tenang dan tentram, tidak akan ada perselisihan lagi, karena sadar bahwa Allah-lah Yang Maha Benar. Akhirnya mi’raj melalui proses fana dan kasyaf.
Kesempurnaan keberagamaan seorang adalah bila dia telah mencapai tahapan iman, islam dan ihsan. Iman bisa dipelajari melalui ilmu Usuluddin. Islam dipelajari melalui ilmu Fiqih. Ihsan hanya bisa dicapai melalui tasawwuf.
Al Kisah : Ada seorang yang bertanya kepada Rosulullah : Ya Rosulullah apakah Ihsan itu? Kemudian Rosulullah menjawab : Ihsan ialah keadaan ketika engkau menyembah Allah, seakan-akan engkau melihat NYA, bila sekiranya engkau tidak melihat NYA, maka Allah akan melihat engkau.
Para ulama Tasawuf mengatakan bahwa Syare’at tanpa Hakekat adalah hampa, sedangkan Hakekat tanpa Syare’at adalah batal…
Junaed Al Bagdady mengatakan : Syare’at tanpa Haqeqat adalah fasik, sedangkan haqekat tanpa Syare’at adalah zindik, bila seseorang melakukan keduanya maka sempurnalah kebenaran orang itu. Seorang sufi, dia fana dalam dirinya dan baqa dalam Tuhannya. Menurut beliau tasawuf adalah mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat tercela.
Menurut Asy-Syadzili tasawuf adalah praktik dan latihan diri melalui cinta yang dalam dan ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan.
Ada juga yang mengatakan bahwa tasawuf adalah membina kebiasaan baik serta menjaga hati dari berbagai keinginan dan hasrat hawa nafsu. Tasawuf adalah ilmu untuk memperbaiki hati dan menjadikannya memasrahkan diri semata-mata kepada Allah. Jalan tasawuf dimulai sebagai ilmu, ditengahnya adalah amal dan pada akhirnya adalah karunia Allah.
Abu Bakar Aceh mengatakan bahwa Al Qur’an adalah sumber pokok, Hadits-Sunnah Rosul petunjuk pelaksanaan yang penting, sedangkan Tassawuf adalah urat nadi pelaksanaan ajaran tersebut.
Tasawuf adalah suatu seni perjalanan spiritual yang transendental, bukan merupakan pekerjaan intelektual melalui kajian ilmiah, bahkan menurut para sufi ilmu pengetahuan merupakan tabir yang sangat pekat.
Mengenai masalah mistik atau tasawuf ini Simuh cenderung memilih definisi dari kamus Inggris yang disusun oleh Hornby dkk yaitu :
Ajaran atau kepercayaan tentang haqekat (kebenaran sejati) atau Tuhan bisa didapatkan melalui meditasi atau tanggapan kejiwaan yang bebas dari tanggapan akal pikiran dan pancaindera. Ciri khusus tassawuf adalah proses fana dan kasyaf.
Tasawwuf sesuai dengan ajaran Al Ghazali secara garis besarnya adalah pelajaran tentang tata cara memurnikan atau mensucikan jasmani dan ruhani, mensucikan lahir dan batin agar bisa menjadi insan kamil yang mendapatkan keridhoan Allah… disertai dzikrullaah sehingga mencapai proses fana dalam dirinya, baqa dalam Tuhannya, musnah ke-aku-annya, tenggelam dalam Tuhannya. Akhirnya kasyaf terbukanya hijab. Dari tulisan-tulisan tentang tasawuf ini, jelas bahwa basis dari tasawuf adalah kesucian hati serta cara menjaganya dari segala hal yang bisa mengotorinya kemudian hasil akhirnya adalah hubungan yang benar-benar harmonis antara manusia dengan Penciptanya.
Dzat Allah merupakan sumber kehidupan. Akibat adanya sifat-sifat kehidupan muncul kesadaran akan adanya (keberadaan) Dzat. Bila tidak ada kehidupan (insan) maka tidak akan ada yang menyebut Asma Dzat (Allah), tak ada yang bersyahadat :
LAA ILAAHA ILALLAAH MUHAMMADAROSULULLAAH…
Pernyataan pertama Laa ilaaha ilallaah memberi nafas kehidupan kepada pernyataan kedua Muhammadarosulullah sedangkan pernyataan kedua menyatakan adanya Dzat Allah. Dengan demikian pernyataan pertama dan kedua sangat erat kaitannya, kedua-duanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain, merupakan suatu kesatuan dua kalimah Syahadat, dwi tunggal yang menurut istilah para sesepuh adalah loro-loroning tunggal, tunggal-tunggaling wisesa.
Artinya kurang lebih adalah : dua dalam kemanunggalan, manunggal dalam keEsaan Dzat Yang Maha Kuasa.
Dalam KeEsaanNya Dzat mempunyai bermacam-macam Asma dan bermacam-macam Sifat. Keberagaman Asma dan Sifat tidak menyebabkan Dzat bertambah menjadi lebih dari satu. Dalam ke Esaan Nya, Dzat tidak menjadi berjenis-jenis.
Sifat yang beragam, kebalikkan dan pertentangannya adalah satu didalam aspek keEsaan Dzat. Misalnya Asma Hadi (Yang memberi petunjuk benar) dan Asma Mudzil (yang menyesatkan), dimana Asma yang satu tidak mengganggu Asma yang lain. Dengan demikian :
Siapapun yang telah diberi petunjuk Allah, maka tak ada sesuatu apapun yang bisa menyesatkannya, dan siapapun yang telah disesatkan Allah, Rosulullahpun tidak bisa meluruskannya.
BARANG SIAPA YANG DIBERI PETUNJUK OLEH ALLAH MAKA DIALAH YANG DAPAT PETUNJUK DAN BARANG SIAPA YANG DISESATKAN-NYA, MAKA KAMU TAK AKAN MENDAPAT SEORANG PEMIMPINPUN YANG DAPAT MEMBERI PETUNJUK KEPADANYA ~ (AL KAHFI 18 : 17).
SIAPA-SIAPA YANG DIKEHENDAKI ALLAH DIBIARKAN NYA SESAT, SIAPA-SIAPA YANG DIKEHENDAKI ALLAH DITEMPATKAN NYA DI JALAN YANG LURUS. ~ (AL AN’AM 6 : 39).
Sesungguhnya Dzat tidak mempunyai manifestasi apapun tanpa manifestasi dari Asma dan Sifat. Apapun yang ada, sifat baik maupun sifat jahat adalah merupakan akibat dari manifestasi Asma dan Sifat, bukan manifestasi dari Dzat.
Dalam hal ini harus kita ingat bahwa semua kebaikan berasal dari Allah. Dibalik ujian dari Tuhan yang terjadi pada diri kita itulah yang terbaik, karena selalu ada hikmah. Semua keburukan yang terjadi pada diri kita, itu karena ulah kita sendiri yang melenceng dari sunnatullah.
APAPUN KEBAIKAN YANG KAMU TERIMA, DATANGNYA DARI ALLAH APAPUN BENCANA YANG MENIMPA DIRIMU, KARENA KESALAHANMU. ~ (AN-NISAA 4 : 79)

BERSABARLAH MENUNGGU KEPUTUSAN TUHANMU, SESUNGGUHNYA ENGKAU BERADA DALAM PENGAWASAN KAMI DAN BERTASBIHLAH DENGAN MEMUJI TUHANMU SEWAKTU KAU BANGKIT BERDIRI DAN BERTASBIHLAH KEPADA-NYA PADA WAKTU MALAM DAN TATKALA BINTANG-BINTANG TENGELAM DI SAAT FAJAR ~ (ATH-THUR 52 : 48-49).

Setelah kita menggali dan mempelajari kerangka teoritis atau hipotesa tentang Dzat serta penurunan martabat Dzat sampai kepada rincian Wahidiyyah maka secara garis besarnya akan tampak empat kerangka dasar dari hipotesa tersebut :
1. WUJUD (KEBERADAAN, ESENSI, EKSISTENSI).
Adalah merupakan manifestasi dari sesuatu yang sebelumnya tidak ada, menjadi ada. Dari bentuk imaginer (a’yan-I-tsabiita) dalam pengetahuan Tuhan, kemudian Tuhan yang menjadikan mereka wujud. Dari esensi Dzat, muncul eksistensi Dzat kemudian muncul kehidupan dalam tahapan Wahidiiyyah.
2. ILMU (PENGETAHUAN).
Adalah suatu konsepsi (ide) serta aktualisasi atau pembuktian dan perwujudan dari objek-objek yang diketahui. Hanya Tuhan yang memiliki semua ilmu. Dia Yang maha mengetahui segala sesuatu. Dari pengetahuan diri, menjadi pengetahuan akan kemampuan diri yang maha mendengar, maha melihat … kemudian terealisir menjadi panca indera.
3. NUR (CAHAYA, KEPRIBADIAN, EGO).
Adalah manifesatasi Diri Nya sendiri sehingga Dia tampak sebagai yang lain. Dia membimbing dengan Cahaya Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia adalah Cahaya langit dan bumi. Dia sebagai Nurul Ilman, Nurul Iman, Nurul Islam dan Nurul Ihsan.
4. SYUHUUD (KETAATAN, KEKUASAAN, KEHENDAK).
Kesadaran akan potensi diri akan menimbulkan ketaatan, kekuasaan dan kehendak. Dia sendiri yang maha taat akan janji Nya. Dia yang ditaati dan Dia adalah ketaatan itu sendiri. Dia membuktikan Ketaatan Dirinya sendiri melalui proses-proses Tanuzzulaat secara bertahap, merupakan suatu proses keluarnya yang ghoib (yang tidak tampak) dan internal (bathin) menjadi tampak (eksternal), merupakan proses penyaksian dari Dirinya Sendiri melalui Cerminnya sendiri.


3.5 Dzat Wajibul Wujud
Maha suci Allah dari segala macam perumpamaan. Walaupun demikian di dalam Al Qur’an, keberadaan wujud Allah merupakan keberadaan wujud yang paling dimanifestasikan. Setiap yang berwujud akan mempunyai nama dan sifat.
TUHAN ADALAH CAHAYA LANGIT DAN BUMI. PERUMPAMAAN CAHAYA ALLAH ADALAH SEPERTI RONGGA DALAM DINDING. DALAM RONGGA ITU ADA PELITA PELITA ITU DALAM BOLA KACA. KACA ITU LAKSANA BINTANG BERKILAU. DINYALAKAN DENGAN MINYAK JAITUN YANG DIBERKATI, YANG TUMBUHNYA BUKAN DI TIMUR DAN BUKAN DI BARAT, YANG MINYAKNYA SAJA HAMPIR-HAMPIR BERKILAU DENGAN SENDIRINYA, WALAUPUN API TIDAK MENYENTUHNYA. CAHAYA DI ATAS CAHAYA. ALLAH MENUNTUN KEPADA CAHAYANYA BAGI SIAPA SAJA YANG DIA KEHENDAKI. DAN ALLAH MEMBUAT PERUMPAMAAN BAGI MENUSIA. ALLAH MAHA MENGETAHUI SEGALANYA ~ (AN NUR 24 : 35).
(CAHAYA ITU MENERANGI) RUMAH-RUMAH DI DALAMNYA ALLAH BERKENAN UNTUK DIHORMATI DAN DISEBUT NAMANYA DAN BERTASBIH DI WAKTU PAGI DAN DAN PETANG ~ (AN NUR 24 : 36 ).
Keberadaan (eksistensi, kehadiran) Dzat yang dimanifestasikan disebut WUJUD IDHOFI, dinamakan juga bayangan. ALAM TARO ILLAA ROBBIKA KAIFA MADDAZHZHILLA : APAKAH KAMU TIDAK MEMPERHATIKAN TUHAN MEMANJANGKAN BAYANG-BAYANG-NYA ~ (AL FURQAAN 25 : 45).
Agar DIA bisa merefleksikan bayangan DIRI-NYA SENDIRI, maka Dia telah membuat cermin-cermin yang beraneka ragam dari DIRI-NYA SENDIRI. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah merupakan cermin-cermin tersebut. Cermin yang baik adalah cermin yang mempunyai dua sisi, yaitu sisi terang dan sisi gelap (sifat Jamal dan sifat Jalal). Dalam hal ini ternyata manusia mempunyai sifat seperti cermin tersebut, karena manusiapun mempunyai dua sisi, yaitu qolbu sebagai sisi terang dan jasmani sebagai sisi gelap. Semakin terang qolbu, semakin jelas pula qolbu merefleksikan Tuhan, sesuai dengan Hadits Qudsi :
AKU TIDAK BISA BERADA DI BUMI ATAU PUN DI LANGIT, TAPI AKU BISA BERADA DALAM QOLBU SEORANG MUKMIN YANG BENAR (HADITS).
DI DALAM SETIAP RONGGA ANAK ADAM, AKU CIPTAKAN SUATU MAHLIGAI YANG DISEBUT DADA, DI DALAM DADA ADA QOLBU, DI DALAM QOLBU ADA FUAD, DI DALAM FUAD ADA SIR, DI DALAM SIR ADA AKU, TEMPAT AKU MENIMPAN RAHASIA … (HADITS).
Setiap cermin tidak ambil bagian dalam pengamatan, cahaya yang terang benderang dan kegelapan cermin merupakan alat pengamatan. Walaupun cerminnya beraneka ragam, namun WAJAH SANG PENGAMAT TETAP SATU. Bila kemudian cerminnya hancur luluh, WAJAH SANG PENGAMAT TETAP ABADI.


3.6 Haqiiqati Muhammad (Realitas Muhammad)
Dzat (Allah) memanifestasikan (menyatakan) Dirinya sebagai NUR, Utusan-Nya sebagai Nur, Kitabnya (Al Quran) sebagai Nur, Agama-Nya (Islam) sebagai Nur, Ilmu-Nya sebagai Nur, Iman dan Ihsan sebagai Nur. Oleh karena itu adalah wajar bila Al HALLAJ mengajukan konsep tentang NUR MUHAMMAD sebagai penciptaan awal dari segala macam ciptaan Allah.
Seperti halnya Al Ashary, maka Al Hallaj pun mendapat banyak tantangan dari para ulama lainnya, sehingga Al Hallaj mengalami nasib yang sangat tragis.
Sebaiknya kita tidak terlalu terpaku untuk memperdebatkan kedua konsepsi tersebut, masalah keyakinan tidak bisa dipaksakan, tergantung kepada diri kita masing-masing. Kedua konsep tersebut hanyalah sekedar kerangka teoritis untuk memudahkan pemahaman kita akan keberadaan Dzat LAESA KAMITSLIHI SYAI’UN, tidak serupa dengan apapun. Sesungguhnya Maha Suci Allah dari segala macam perumpamaan… Nur Muhammad dianggap sebagai kesadaran kosmik (SIR)… Di dalam SIR ada AKU.. merupakan sumber asli dari semua pernyataan Diri dalam rinciannya mulai dari Wahdah sampai ke Wahidiiyyah, Haqiiqati Insani, Insan Kamil sampai menjadi debu.
AKU BERASAL DARI CAHAYA ALLAH DAN SELURUH ALAM SEMESTA BERASAL DARI CAHAYAKU…(HADITS).
AKU ADALAH BAPAK DARI SEGALA RUH DAN ADAM ADALAH BAPAK DARI SEGALA JASAD…(HADITS).
Sebagai Berkah Suci yang memberi RAHMAT kepada seluruh alam semesta, maka Haqiiqat Muhammad adalah lebih berhak untuk mendapat gelar JURU SELAMAT dari pada Nabi-Nabi lainnya yang hanya sekadar diutus untuk satu Kaum saja, yaitu Bani Israil, bukan untuk Bangsa Indonesia ataupun untuk bangsa-bangsa lain.
Di dalam setiap khutbahnya Rosulullah senantiasa mengawali Firman Allah dengan seruan sebagai berikut :
HAI MANUSIA atau HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN atau HAI BANI ADAM, HAI ORANG-ORANG KAFIR, HAI AHLUL KITAB.
Berarti Wahyu Islami atau Firman Allah yang disampaikan oleh Rosulullah sesungguhnya ditujukan untuk seluruh umat manusia di dunia, tidak hanya bagi yang muslim saja. Wahyu Islami tidak pernah mengajarkan masalah dosa waris dan tidak pernah mengajarkan bahwa dosa seseorang bisa ditanggung orang lain.
KATAKANLAH : BAGIKU AMALKU DAN BAGIMU AMALMU. KAMU TIADA BERTANGGUNG JAWAB ATAS APA YANG AKU LAKUKAN DAN AKU TIADA BERTANGGUNG JAWAB ATAS APA YANG KAMU LAKUKAN ~ (YUNUS 10 : 41).
BARANG SIAPA MENGERJAKAN KEBAIKAN SEBESAR DEBU, NISCAYA AKAN DILIHATNYA BALASAN DARI KEBAJIKAN ITU DAN BARANG SIAPA MENGERJAKAN KEJAHATAN NISCAYA AKAN DILIHATNYA BALASAN DARI KEJAHATAN ITU ~ (AZ ZILZAL 99 : 7-8).
Sebagai berkah suci maka Haqiiqat Muhammad mencakup semua Asma Dzat, kecuali Asma Hadi (Yang Memberi Petunjuk), sedangkan Asma kebalikan dan pertentangannya dicakup oleh Iblis kecuali Asma Mudzil (Yang menyesatkan).
Semua mahluk sangat tergantung kepada Allah Yang Maha Meliputi segala sesuatu.
Bila seseorang telah diberi petunjuk Allah maka iblis pun tak akan bisa menyesatkannya demikian pula sebaliknya, bila seseorang telah disesatkan Allah, Rosulullah pun tidak akan bisa meluruskannya, kehendak Allah juga yang berlaku.
HAQIIQATI MUHAMMAD MEMPUNYAI 2 ASPEK :
1. Aspek Internal (Bathin).
Sebagai NUR merupakan realisasi (manifestasi) DIRI DZAT yang menerangi benda-benda lain (SIFAT JAMAL). Mula-mula Allah menjadikan alam semesta ini dalam kegelapan (SIFAT JALAL) : INNA’LLAAHA KHOLAQOL KHOLAQO FIZHZHULUMAATIN, kemudian diterangi oleh NUR MUHAMMAD : MINAZHZHULUMAATI ILAN NUURI. Dari gelap menjadi terang. Tuhan akan membimbing dengan Cahaya Nya kepada CahayaNya.
Dalam kehidupan sehari-hari yang pertama kali kita rasakan adalah adanya cahaya, kemudian benda-benda, bentuk-bentuk dhohir, semua yang ada di dunia ini bisa terlihat dengan jelas.
2. Aspek Eksternal (Zhohir).
Adalah Muhammad yang diciptakan sebagai INSAN, sebagai HAMBA dan UTUSAN ALLAH (ABDUHU WA ROSULLUHU). Sebagai Insan, Jasmani Muhammad adalah REALITAS KEMANUSIAAN (HAQIIQATI INSANIAH). RUUHI AZAAM (RUUHI MUHAMMAD YANG DICIPTAKAN DARI NUR MUHAMMAD), sampai ke Insan Kamil. YANG PERTAMA KALI DICIPTAKAN ALLAH ADALAH AKAL DAN CAHAYAKU (HADITS ROSULULLAH).
Kenyataannya dalam Ilmu Embriologi manusia, setelah terjadi pembuahan, organ janin yang pertama kali tampak berkembang adalah OTAK...


3.7 TAJALLIYAAT (Pemunculan)
Laa ilaaha illallaah : Tiada Tuhan selain Allah. Laa (tiada, nafi) adalah merupakan pemusnahan diri dan dunia (fana) kemudian menjadi kekal (baqa) dalam Tuhan, hanya Ahadiiyyah (Allah) yang ada (isbat), Yang Maha Luas tanpa keterbatasan pengetahuan, tanpa keterbatasan ruang, waktu atau apapun juga.
Pemusnahan diri berarti mengosongkan hati dan pikiran dari segala macam permasalahan. Hati dan pikiran tercurah semata-mata hanya kepada Allah, hilangkan ke aku an (ego) kita. Itulah yang disebut dzikir atau meditasi. Pada saat ke-aku-an kita sirna, fana menurut Al Ghazali atau samadi menurut orang hindu, maka Ke-Aku-an Dzat akan muncul untuk memperlihatkan Jamal Nya (Keindahan NYA) dan masuk ke dalam kekosongan kita. Itulah yang disebut kasyaf.
AKU dengan AKU yang ada di dalam diri kita saling berhadapan.
Aku mengenal Tuhan melalui Tuhan (hadits).
Aku mempunyai waktu khusus dengan Tuhan, di dalamnya tidak ada lagi malaikat dan rosulnya ( Hadits ).
Haqq (Kebenaran) tersembunyi di dalam Ruh, Ruh tersembunyi di dalam Qolbu dan Qolbu (bathin) tersembunyi di dalam Qaalib (tubuh). Penggerak tubuh adalah Ruh, penggerak Ruh adalah Al Haqq (Al Bathin).
Haqiiqati Muhammad adalah merupakan titik pertama dalam mana Dzat mengetahui Dirinya sendiri. Mengenal Dzat harus melalui Dzat. Dalam tahapan ini ruh kita menjadi Ruhul Kudus, karena telah terbebas dari masalah keduniawian, ruh telah mengalami pencerahan.
KETAHUILAH BAHWA HANYA DENGAN MENGINGAT ALLAH HATI KITA AKAN MENJADI TENTERAM ~ (AR RAD 13 : 28).
BARANG SIAPA YANG HATINYA DIBUKA OLEH ALLAH KEPADA ISLAM (DAMAI), MAKA IA ITU MENDAPAT CAHAYA DARI TUHANNYA. ~ (AZ ZUMAR 39 : 22).
PERTAMA-TAMA YANG AKU BERIKAN KEPADA MEREKA YANG BERIMAN ADALAH CAHAYA YANG AKU TARUH DI HATI MEREKA ~ (HADITS QUDSI).
Sedemikian luas dan lapangnya, sedemikian terang-benderangnya hati seorang mukmin, tenang dan tenteram dalam lautan ahadiiyah, seumpama tempat bersemayamnya Dzat yang maha luas tanpa batas. Para sufi mengatakan bahwa QOLBU seorang MUKMIN adalah BAITULLAH.
Dalam dada ada Qolbu, dalam Qolbu ada fuad, dalam fuad, dalam fuad ada syagofa, dalam syagofa ada sir, dalam sir ada Aku, tempat Aku menyimpan rahasia (Hadits).
Aku tidak berada di langit maupun di bumi, Aku berada di dalam hati seseorang mukmin yang benar (Hadits).
Al kisah seseorang bertanya kepada Rosulullah : Ya Rosulullah siapakah orang yang terbaik itu? Rosulullah menjawab : Yaitu orang-orang mukmin yang bersih hatinya. Ketika Rosulullah ditanya kembali : Ya Rosulullah apakah artinya bersih hati itu? Rosulullah menjawab : Yaitu orang yang taqwa, suci hati, tidak ada kepalsuan padanya, tak ada kezaliman, dendam, khianat dan rasa iri dengki.
Mukmin yang benar adalah mukmin yang tidak mempersekutukan Allah. Dia beriman kepada Allah, Rosul-rosul Allah, para Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, hari akhirat dan beriman kepada segala ketentuan Allah serta bersih hatinya. Hatinya telah terbebas dari segala macam polusi penyakit hati, tawakal, penuh dengan kesabaran, senantiasa mensyukuri setiap nikmat dan karunia Allah, ikhlas menerima segala macam ketentuan Allah, setiap denyut jantungnya, setiap tarikan nafasnya, setiap gerak-geriknya merupakan ibadah semata-mata kepada Allah, tidak memikirkan ada tidaknya pahala, sudah benar-benar ikhlas, sudah benar-benar Lillahi Ta’ala, sudah tidak ada apa-apa dalam hatinya, kecuali Allah semata. Oleh karena itu hatinya menjadi lapang dan jiwanya menjadi tenang, tenteram dan damai, penuh rasa kasih sayang. Rahman-Rahim adalah Allah. Dalam hal ini dia telah terbebas dari masalah sifat dualitas Allah yang antagonis, tidak ada lagi keberpihakan pada saat menghadapi hal yang baik maupun yang buruk.
Dia bisa berlapang dada saat menghadapi keduanya, karena dalam ke-Esa-an Nya, baik atau buruk, surga ataupun neraka adalah merupakan manifestasi dari sifat Jamal dan sifat Jalal Allah. Namun kebanyakan manusia enggan menerima kedua sifat Allah yang saling bertolak-belakang itu secara seimbang. Misalnya antara tertawa bahagia dan air mata duka. Pada saat tertawa bahagia sesungguhnya air mata duka pun sedang menunggu giliran untuk bisa diterima manusia. Bila kita hanya berpihak pada salah satu sifat saja berarti kita menerima kehadiran Allah hanya sebagian saja. Kita belum beriman kepada Allah dengan seutuhnya, belum ikhlas. Jadi intinya adalah apapun yang kita hadapi kita harus bisa menerima dengan hati yang ikhlas dan penuh rasa syukur.
Orang arif yang sudah mencapai derajat ikhsan ibarat matahari yang senantiasa memberi, menyinari bumi tanpa pamrih. Hatinyapun bersifat lapang dan luas seperti lautan. Apapun yang mendatanginya dia terima dengan penuh keikhlasan, walau yang datang adalah air lumpur kotor dan berbau busuk sekalipun dia terima, dia angkat dan dia bersihkan jadi awan kemudian jadi air hujan yang jernih dan bermanfaat lagi tanpa meminta imbalan jasa.
Bagi mereka yang sudah kuat keimanannya, keinginan terhadap duniawi yang sangat berlebihan, keserakahan, ria, ujub, takabur, sum’ah (dengan sengaja mencerita-ceritakan amal perbuatannya), hajbun hatinya terpesona oleh amal ibadahnya sendiri, rasa iri dengki, kemarahan, kebencian serta semua hawa nafsu di hatinya, adalah suatu dosa syirik tersembunyi yang harus dihindari. Karena hawa nafsu adalah bisikan syetan atau iblis.
JANGANLAH ENGKAU MEMPERSEKUTUKAN KU DENGAN SESUATU APAPUN, SUCIKANLAH RUMAHKU BAGI MEREKA YANG MENGELILINGI, MENDIRIKAN DAN YANG RUKU BERSUJUD ~ (AL HADID 57 : 26).
Silahkan cari sendiri jawabannya mengenai makna haqiqi Rumah Ku yang harus disucikan agar kita tidak menjadi musyrik,  agar kita menjadi mukmin yang benar, karena kelak, suatu saat nanti, pasti kita semua akan kembali menghadap kepada Nya, dimana pada saat itu hanya mukmin yang benar, mukmin yang berjiwa tenanglah yang akan mendapat undangan khusus dari Tuhan.
WAHAI HAMBA-HAMBA KU YANG BERJIWA TENANG, DATANGLAH KEPADA TUHAN MU DENGAN SUKA CITA DAN PENUH KERIDHOAN, MASUKLAH KEDALAM GOLONGAN HAMBA-HAMBA KU DAN MASUKLAH KE DALAM SURGA KU ~ (AL FAJR 89 : 27-28).
Ayat inipun berlaku bagi seluruh umat manusia di dunia, karena Tuhan tidak membeda-bedakan umat yang bertaqwa kepada Nya, walaupun secara teknis berbeda-beda pola pelaksanaan syare’atnya.
SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MEREKA PENGANUT AGAMA YAHUDI, NASRANI DAN SHABIN SERTA SIAPA SAJA YANG BERIMAN KEPADA ALLAH DAN HARI AKHIRAT, SERTA MELAKUKAN KEBAJIKAN, MEREKA AKAN MENDAPAT PAHALA DARI TUHANNYA DAN MEREKA TIDAK MERASA KETAKUTAN DAN DUKA CITA ~ (AL BAQARAH 2 : 62)
Ayat ini sebagai bukti bahwa Allah tidak membeda-bedakan agama. Mereka tidak merasa ketakutan dan duka cita berarti mereka hidup dengan tenang dan damai. Oleh karena itu di batu nisan atau di surat kabar pada kolom duka cita tertulis : Telah meninggal dengan tenang, tidak pernah tertulis telah meninggal dengan sukses walaupun semasa hidupnya dia sangat-sangat sukses.
Bila saat tersebut tiba…siapakah utusan yang akan menjemput kita?
KAMI TELAH MENGUTUS SESORANG UTUSAN DALAM DIRIMU
(DALAM NAFS-MU) DST… (AT TAUBAH 9 : 128).
OLEH KARENA ITU KATAKANLAH HASBIALLAAH …(AT TAUBAH 9 : 129).
Hasbiallah merupakan kata kunci, oleh karena haqiqi nya adalah dzikrullah. Allah… Allah … Allah, dalam hati ingat kepada Allah …. Sampai semuanya menjadi sirna, fana, yang ada hanya Dzat Allah yang akan muncul untuk memperlihatkan Sifat Jamal Nya sebagai Nur Illahi yang akan menjemput ruhani. Ruhani akan kembali kepada cahaya Allah yang disebut SWARGA… yang berasal dari kata SWAR dan GA. SWAR artinya CAHAYA (Nur Illahi) sedangkan GA artinya KEMBALI. Kembali kepada Cahaya Allah Sumber Energi Quanta.
Bila saatnya tiba Ruhani akan kembali kepada Cahaya Allah, dikawal oleh nafsunya, yaitu : amarah, luwamah, sufiah dan mutmainahnya, sedangkan jasmani karena berasal dari tanah maka akan kembali lagi kepada tanah, menjadi energi quanta.
Dengan demikian berarti bagi mereka yang benar-benar beriman dan telah lulus dari berbagai ujian dari Allah maka dia pasti akan mendapatkan perlakuan khusus serta bonus yang luar biasa yaitu : dia langsung dijemput tanpa harus melalui jembatan shirothol mustaqim, dia diberi ucapan selamat Salaamun Qaulam mirobbirrohiim dia akan mendapat undangan khusus dan keridhoan Allah serta mendapat kemuliaan di sisi Allah. Jenazahnya tampak dengan wajah tersenyum berseri-seri dan bercahaya.
PADA HARI ITU WAJAH MEREKA BERSERI-SERI (BERCAHAYA) KARENA MELIHAT WAJAH TUHANNYA ~ (AL QIYAMAH 75 : 22-23)


3.7 TABIR (Hijab, Selubung)
1. Tabir personal (pribadi, keakuan, ego).
Tabir ini tidak akan hilang selama diri kita sebagai hamba (sebagai manusia) masih diselubungi oleh ego kita sendiri, seperti halnya kita menggosok batu yang tidak pernah akan mengkilap.
2. Tabir dari sifat-sifat.
Tabir ini akan menghilang bila kita mengubah dzat dan sifat kita menjadi Dzat dan sifat Allah, seperti halnya kita menggosok karat dari sebuah gelas kaca.
Sebenarnya tabir hanyalah hayalan (imajinasi) daripada keakuan atau keberadaan diri sendiri (ego). Dengan adanya ilmu pengetahuan kadang-kadang rasa keakuan akan menjadi semakin besar, perasaan gengsi, harga diri, angkuh, ujub, ria, iri, dengki dsb. Sekarang ini banyak yang lupa diri, karena hati nuraninya tertutup.
Dengan demikian keakuan dan pengetahuan akan menjadikan tabir semakin rapat dan semakin tebal, sehingga akan membutakan mata hati kita kepada AL HAQQ, Yang Maha Benar. Berarti bukan seberapa banyak ilmu yang kita pelajari tapi seharusnya adalah seberapa dekat kita kepada Allah!
Ilmunya cukup Basmallah saja!
Bila kita ingin ke luar dari tabir, ubahlah sifat-sifat kita, akhlak kita, keakuan kita masuk ke dalam Akhlak dan Sifat-Nya, sebagaimana akhlak dan sifat Rosulullah. Serahkan diri kita sepenuhnya dalam kekosongan dan keheningan, dalam kefanaaan, jangan biarkan fikiran (pengetahuan) datang, bila pikiran datang menguasai diri, maka pikiran tersebut akan mengukir gambaran hayal (imajinasi) di dalam bathin kita, sehingga bathin kita akan seperti museum.
Sabda Rosulullah :
Segala sesuatu ada pembersihnya, pembersih hati adalah dzikir. Tidak ada sesuatu yang dapat melepaskan manusia dari azab selain dari pada dzikrullah. Kiamat tidak akan terjadi selama masih ada orang-orang yang berdzikirullah. Dengan berdzikrullaah, berserah diri kepada Allah, tabir akan terkikis, hati akan menjadi tenang dan tentram, hati akan menjadi terang benderang, memancarkan sifat-sifat ke-Ilahian, sebagai sumber kekuatan yang maha dasyat.


3.7 Masalah Ruh
QULLI RUUHI MIN AMRI ROBI : Ruh adalah urusan Tuhan ~ (AL ISRA 17 : 85).
Ruh manusia serta segala macam ruh lainnya adalah merupakan rahasia daripada Allah. Ketika di Alam Arwah, ruh manusia bersama para ruh lainnya termasuk ruh para malaikat bisa berkomunikasi langsung kepada Tuhan … dan telah berikrar kepada Tuhan tatkala Tuhan bertanya kepada para ruh tersebut :
BUKANKAH AKU ADALAH TUHAN MU ..?? Kemudian para ruh menjawab : BENAR KAMI BERSAKSI ~ (AL A’RAF 7 : 172).
Ayat tersebut merupakan syahadat awal dan juga merupakan penjelasan bahwa Ruh bisa berkomunikasi dengan Tuhan, bukan jasmaninya yang berkomunikasi.
Selanjutnya Allah berfirman :
NAFAKHTU FIIHI MIN RUUHI. KUTIUPKAN KEPADANYA RUH KU ~ (ASH SHAAD 38 : 72, AL HIJR 15 : 29).
Kemudian Ruh bersatu dengan jasmani sambil membawa amanah agama namun tidak dikatakan agamanya apa. Manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan hidupnya masing-masing.
SESUNGGUHNYA TELAH KAMI TAWARKAN AMANAH AGAMA KEPADA LANGIT, BUMI DAN GUNUNG-GUNUNG, AKAN TETAPI MEREKA SEMUA ENGGAN MEMIKULNYA, KARENA TAKUT MENGKHIANATINYA, NAMUN MANUSIA BERSEDIA MEMIKULNYA, IA SUNGGUH ZALIM DAN BODOH SEKALI ~ (AL AHZAB 33 : 72).
Ternyata memang benar, jasmani kemudian menghianati amanah karena ada nafsu, maka tertutuplah pintu komunikasi (hijab) dengan Allah. Oleh karena itu manusia disebut insan yang artinya adalah lalai (lupa). Seperti halnya Nabi Adam dan Hawa.
TURUNLAH KAMU SEMUA DARI SURGA ITU, KEMUDIAN JIKA DATANG PETUNJUK KU KEPADAMU, MAKA BARANG SIAPA YANG MENGIKUTI PETUNJUK KU NISCAYA TAK ADA KEHAWATIRAN ATAS MEREKA DAN TIDAK PULA MEREKA BERSUSAH HATI ~ (AL BAQARAH 2 : 38).
Dalam dada ada qolbu, dalam qolbu fuad, di dalam fuad ada sir, di dalam sir ada Aku. Berarti Ruh Allah, Essensi Dzat Allah berada di dasar qolbu setiap manusia, di dalam hati Nurani setiap manusia. Hati Nurani selalu menyuarakan kebenaran karena di dalamnya ada AL HAQ. Ruh di dalam jasmani manusia merasa terbelenggu dan dia senantiasa ingin kembali kepada Sumber Asalnya. Oleh karena itu setiap manusia memiliki naluri dalam dirinya untuk mencari dan mengenal Allah sebagai suatu kebutuhan bathiniah agar hatinya menjadi tenang dan tentram, agar Ruhnya bisa kembali kepada Cahaya semula.
Walaupun Ruhani dan nafsu tidak berwujud seperti jasmani, akan tetapi kita bisa merasakan keberadaannya, misalnya :
Pada orang mati … Hanya ada jasmaninya.
Pada orang pingsan, tidur … Ada jasmaninya dan ruhaninya.
Pada orang sadar, bangun … Ada jasmaninya, ruhaninya dan nafsunya…
Setelah kita mati, apakah ruh kita ditanya agamanya apa..?? Tidak ada ayat yang menjelaskan hal ini… Allah hanya bertanya : “Bukankah Aku Tuhan-mu??” Para ruh menjawab : “Benar kami bersaksi”. Kemudian Ruh dihembuskan kedalam jasmani dengan membawa amanah agama, akan tetapi di dalam Al Qur’an tidak dikatakan agamanya apa… Agama berasal dari kata A artinya tidak dan Gama artinya kacau. Jadi agama artinya tidak kacau. Semua Ruh membawa amanah Allah agar mereka tidak membuat kekacauan di dunia ini …
Sesungguhnya semua Ruh termasuk Ruh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan adalah berasal dari Nuur Muhammad. Aku berasal dari Cahaya Tuhan (Allah) dan semua yang ada di alam semesta ini berasal dari cahaya ku (hadits). Aku adalah bapak dari segala ruh (hadits). Ruh merupakan pembatas dari pada AL HAQQ, seperti halnya jasmani yang merupakan pembatas dari pada ruh. Pada kenyataannya seluruh dunia ini adalah pakaian dari pada ruh yang tidak diragukan lagi adalah satu (Ruh Idhofi, Nur Muhammad). Seperti halnya cahaya matahari, mataharinya tetap satu, akan tetapi cahayanya memasuki setiap jendela serta menerangi setiap rumah. Ruh tidak masuk ke dalam jasmani, akan tetapi seperti penunggang dan tubuh adalah seperti kuda. Gerakan Ruh dan Jasmani adalah seperti gerakan dari tangan dan anak kunci, terjadi serempak. Di dalam sir ada Aku… berarti Aku (nur) menggerakkan Sir, kemudian Sir menggerakkan Ruh dan Ruh menggerakkan Qolbu, Qolbu menggerakkan budi, budi menggerakkan akal dan akal menggerakan tubuh. Jadi urut-urutannya adalah : Nur-Sir-Ruh-Qolbu-Budi-Akal-Cipta-Rasa-Karsa-Pangawasa. Para sufi mengatakan bahwa fungsi nafs untuk mengabdi, qolbu untuk mencintai, Ruh untuk berkomunikasi dengan Allah dan Sir untuk memfanakan diri dalam pandangan Allah, baqo dalam Allah.
TANGAN TUHAN BERADA DI ATAS TANGAN MEREKA ~  ( AL FATH 48 : 10 ).
DAN BUKANLAH ENGKAU YANG MELEMPAR KETIKA ENGKAU MELEMPAR, AKAN TETAPI ALLAH YANG MELEMPAR ~ (AL AN FAAL 8 : 17).
TAK ADA YANG BERGERAK KECUALI ATAS PERINTAH TUHAN (HADITS).


3.8 Menghayati Af’al Allah
Mengenai Af’al ( Ciptaan-Perbuatan) Allah berdasarkan penjelasan Al Qur’an ada yang tampak dengan jelas, yaitu penciptaan alam semesta atau alam nyata (Alam Syahadah) yang sudah mulai terbukti kebenarannya melalui teknologi canggih. Penelitian ke angkasa raya melalui satelit yang dilengkapi dengan teleskop HUBBLE ternyata teori BIG BANG benar. Tampak bahwa semua benda-benda angkasa bergerak saling menjauh. Pada saat terjadi ledakan terekam gambarnya persis seperti bunga mawar merah yang mengkilap, sesuai dengan Firman Allah :
MAKA APABILA LANGIT TELAH TERBELAH DAN MENJADI MERAH MAWAR MENGKILAP SEPERTI CAT MINYAK ~ (AR RAHMAN 55 : 37).
Penelitian canggih lainnya adalah penelitian otak manusia. Otak kiri untuk berpikir analitis, matematis, logika dan bahasa sedangkan otak kanan untuk berpikir secara holistik, intuisi, kreativitas, seni, emosional dan spiritual pada bagian yang disebut GOD SPOT yang akan bercahaya pada saat kita melakukan aktivitas spiritual, berdo’a, berdzikir atau bermeditasi. Berarti otak kiri untuk IQ (kecerdasan Intelektual, kesadaran fisik), otak kanan untuk EQ (kecerdasan emotional, kesadaran jiwa atau nafs) dan SQ (Kecerdasan Spiritual, kesadaran ruh).
Aktivitas otak merupakan rangkaian reaksi listrik yang bisa direkam. Osilasi atau loncatan elektron di dalam sel otak ternyata sama dengan osilasi elektron pada atom yaitu sebesar 40 Hz. Kemudian di duga osilasi alam semestapun 40 Hz. Bila kita perhatikan angka 40 ini sangat istimewa. Nabi Musa mendapat perintah Tuhan di bukit Sinai setelah 40 malam, Nabi Yunus menurut kisahnya berada di dalam perut ikan selama 40 malam, nabi Nuh di lautan selama 40 malam. Latihan dasar dzikir - meditasipun minimal dilakukan selama 40 malam.
Ciptaan Allah yang lainnya adalah yang tidak tampak dan tidak terjangkau oleh panca indera, yaitu Alam Malakut sebagai tempat para Malaikat dan alam Ruhani, ruh dan qolbu, yang sulit dibuktikan kebenarannya.
Sesungguhnya samudera Af’al Alah Yang Maha Luas itu tidak banyak dikenal oleh kebanyakan manusia, seperti misalnya yang berkaitan dengan sembuh dan sakit :
DAN APABILA AKU (IBRAHIM) SAKIT, MAKA DIA (ALLAH) YANG MENYEMBUHKAN AKU ~ (AS SYU’ARA 26 : 80). Demikian menurut Al Ghazali. Masalah penyakit dan pengobatannya merupakan salah satu dari pekerjaan Allah, dimana hanya mereka yang berkecimpung di dunia medis saja yang mengetahuinya.
Mari kita simak juga Firman Allah :
MAKA APABILA TELAH AKU SEMPURNAKAN KEJADIANNYA, DAN KUTIUPKAN RUH-KU KEDALAMNYA … ~ (AL HIJR 15 : 29).
Menurut Al Ghazali dibalik ayat tersebut terkandung ilmu-ilmu yang sangat luar biasa, yang justru banyak dilupakan oleh kebanyakan manusia, karena memang tidak terjangkau oleh daya pikir manusia.
Ada yang berpendapat bahwa Ruh dihembuskan pada saat bayi dalam kandungan berusia 100 hari atau 3 bulan 10 hari. Namun pada pemeriksaan dengan alat Ultra Sono Grafi atau dikenal dengan alat USG, sejak usia kehamilan 6 minggu pun sudah tampak denyutan jantung janin, usia 8 minggu janin sudah mulai tampak bergerak.
Dengan demikian sampai saat ini berdasarkan keilmuannya, para dokter belum bisa menentukan sejak kapan sesungguhnya kehidupan itu dimulai.
Hadist Rosulullah : “Yang pertama kali diciptakan adalah akalku”.
Bila dilihat dari sudut Embriologi kedokteran memang organ yang pertama kali berkembang adalah otak. Sedangkan bagi mereka yang mempelajari energi kundalini berpendapat bahwa energi kundalini yang berpusat di daerah perineum mulai berkembang sejak saat bayi berusia 3 bulan dalam kandungan.
Kutiupkan RUH-KU ke dalamnya mengandung pengertian bahwa hakikat atau essensi Dzat Allah, essensi sifat-sifat ke-Ilahian berada di dalam diri setiap insan dan juga berada didalam seluruh ciptaanNya. Misalnya di dalam ikan hias, di dalam semua jenis bunga yang berwarna warni, sehingga semua yang ada di dunia ini menjadi indah, menjadi sangat luar biasa, penuh warna-warni.
Ruh adalah Dzat Allah yang imanen dan tidak pernah kena polusi, sehingga wajar bila Ruh tidak akan mengalami kematian, kecuali bila Tuhan-mu menghendaki lain. Perhatikan Surat ALI IMRAN 3 : 169 dan HUUD 11 : 108 sbb :
MEREKA TETAP HIDUP DISISI TUHANNYA DAN MENDAPAT REJEKI. ~ (ALI IMRAN 3 : 169).
KECUALI BILA TUHANMU MENGHENDAKI LAIN ~ (HUUD 11 : 108)
Oleh karena di dalam diri setiap manusia ada essensi Dzat Illahiah, maka sesungguhnya di dalam diri setiap insan terkandung suatu potensi yang sangat luar biasa, suatu energi yang dasyat yaitu energi Ilahi yang tersembunyi, yang bila diolah dia akan muncul sebagai cahaya keimanan, cahaya keilmuan dan juga tenaga dalam… energi alam bawah sadar. Itu semua merupakan anugerah Allah yang sangat luar biasa bagi umat manusia. Silahkan gali sendiri … Bila perlu belajarlah sampai ke negeri Cina… demikianlah menurut Hadist Rosulullah.
AKU BUKA TABIR YANG MENUTUPI MATAMU, MAKA PANDANGAN MATAMU MENJADI TAJAM ~ (AL QAAF 50 : 22).
Dengan pandangan matamu menjadi tajam, berarti Allah akan memberikan ilmu pengetahuan yang luar biasa bagi mereka yang bertakwa. Dengan ilmu pengetahuan kita pun bisa mempelajari dan menggali kekayaan alam disekitar kita, asalkan tidak menimbulkan kerusakan.
SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENYUKAI ORANG-ORANG YANG BERBUAT KERUSAKAN ~ (AL QASHASH 28 : 77).
Dengan demikian, maka jelaslah bahwa ilmu, iman dan ahlak sangat diperlukan dalam kehidupan. Hubungan antara manusia dengan Allah, hubungan antara manusia dengan manusia serta hubungan manusia dengan alam harus serasi selaras dan seimbang. Itu adalah penjabaran dari Alif Lam Mim, demikian menurut salah seorang sesepuh. Tuhan, Alam dan Manusia. Simak Surat AL BAQARAH 2 : 1-2-3.


3.10 Masalah Ruuh
QULLI RUUHI MIN AMRI ROBI : Ruh adalah urusan Tuhan ~ (AL ISRA 17 : 85).
Ruh manusia serta segala macam ruh lainnya adalah merupakan rahasia daripada Allah. Ketika di Alam Arwah, ruh manusia bersama para ruh lainnya termasuk ruh para malaikat bisa berkomunikasi langsung kepada Tuhan … dan telah berikrar kepada Tuhan tatkala Tuhan bertanya kepada para ruh tersebut :
BUKANKAH AKU ADALAH TUHAN MU ..? Kemudian para ruh menjawab : BENAR KAMI BERSAKSI ~ (AL A’RAF 7 : 172).
Ayat tersebut merupakan syahadat awal dan juga merupakan penjelasan bahwa Ruh bisa berkomunikasi dengan Tuhan, bukan jasmaninya yang berkomunikasi.
Selanjutnya Allah berfirman :
NAFAKHTU FIIHI MIN RUUHI. KUTIUPKAN KEPADANYA RUH KU ~ (ASH SHAAD 38 : 72, AL HIJR 15 : 29).
Kemudian Ruh bersatu dengan jasmani sambil membawa amanah agama namun tidak dikatakan agamanya apa. Manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan hidupnya masing-masing.
SESUNGGUHNYA TELAH KAMI TAWARKAN AMANAH AGAMA KEPADA LANGIT, BUMI DAN GUNUNG-GUNUNG, AKAN TETAPI MEREKA SEMUA ENGGAN MEMIKULNYA, KARENA TAKUT MENGKHIANATINYA, NAMUN MANUSIA BERSEDIA MEMIKULNYA, IA SUNGGUH ZALIM DAN BODOH SEKALI (AL AHZAB 33 : 72).
Ternyata memang benar, jasmani kemudian menghianati amanah karena ada nafsu, maka tertutuplah pintu komunikasi (hijab) dengan Allah. Oleh karena itu manusia disebut insan yang artinya adalah lalai (lupa). Seperti halnya Nabi Adam dan Hawa.

TURUNLAH KAMU SEMUA DARI SURGA ITU, KEMUDIAN JIKA DATANG PETUNJUK KU KEPADAMU, MAKA BARANG SIAPA YANG MENGIKUTI PETUNJUK KU NISCAYA TAK ADA KEHAWATIRAN ATAS MEREKA DAN TIDAK PULA MEREKA BERSUSAH HATI ( AL BAQARAH 2 : 38 ).

Dalam dada ada qolbu, dalam qolbu fuad, di dalam fuad ada sir, di dalam sir ada Aku. Berarti Ruh Allah, Essensi Dzat Allah berada di dasar qolbu setiap manusia, di dalam hati Nurani setiap manusia. Hati Nurani selalu menyuarakan kebenaran karena di dalamnya ada AL HAQ. Ruh di dalam jasmani manusia merasa terbelenggu dan dia senantiasa ingin kembali kepada Sumber Asalnya. Oleh karena itu setiap manusia memiliki naluri dalam dirinya untuk mencari dan mengenal Allah sebagai suatu kebutuhan bathiniah agar hatinya menjadi tenang dan tentram, agar Ruhnya bisa kembali kepada Cahaya semula.
Walaupun Ruhani dan nafsu tidak berwujud seperti jasmani, akan tetapi kita bisa merasakan keberadaannya, misalnya :
Pada orang mati … Hanya ada jasmaninya.
Pada orang pingsan, tidur … Ada jasmaninya dan ruhaninya.
Pada orang sadar, bangun … Ada jasmaninya, ruhaninya dan nafsunya…
Setelah kita mati, apakah ruh kita ditanya agamanya apa..?? Tidak ada ayat yang menjelaskan hal ini… Allah hanya bertanya : “Bukankah Aku Tuhan-mu??” Para ruh menjawab : “Benar kami bersaksi”. Kemudian Ruh dihembuskan kedalam jasmani dengan membawa amanah agama, akan tetapi di dalam Al Qur’an tidak dikatakan agamanya apa… Agama berasal dari kata A artinya tidak dan Gama artinya kacau. Jadi agama artinya tidak kacau. Semua Ruh membawa amanah Allah agar mereka tidak membuat kekacauan di dunia ini …
Sesungguhnya semua Ruh termasuk Ruh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan adalah berasal dari Nuur Muhammad. Aku berasal dari Cahaya Tuhan (Allah) dan semua yang ada di alam semesta ini berasal dari cahaya ku (hadits). Aku adalah bapak dari segala ruh (hadits). Ruh merupakan pembatas dari pada AL HAQQ, seperti halnya jasmani yang merupakan pembatas dari pada ruh. Pada kenyataannya seluruh dunia ini adalah pakaian dari pada ruh yang tidak diragukan lagi adalah satu (Ruh Idhofi, Nur Muhammad). Seperti halnya cahaya matahari, mataharinya tetap satu, akan tetapi cahayanya memasuki setiap jendela serta menerangi setiap rumah. Ruh tidak masuk ke dalam jasmani, akan tetapi seperti penunggang dan tubuh adalah seperti kuda. Gerakan Ruh dan Jasmani adalah seperti gerakan dari tangan dan anak kunci, terjadi serempak. Di dalam sir ada Aku… berarti Aku (nur) menggerakkan Sir, kemudian Sir menggerakkan Ruh dan Ruh menggerakkan Qolbu, Qolbu menggerakkan budi, budi menggerakkan akal dan akal menggerakan tubuh. Jadi urut-urutannya adalah : Nur-Sir-Ruh-Qolbu-Budi-Akal-Cipta-Rasa-Karsa-Pangawasa. Para sufi mengatakan bahwa fungsi nafs untuk mengabdi, qolbu untuk mencintai, Ruh untuk berkomunikasi dengan Allah dan Sir untuk memfanakan diri dalam pandangan Allah, baqo dalam Allah.

TANGAN TUHAN BERADA DI ATAS TANGAN MEREKA (AL FATH 48 : 10).
DAN BUKANLAH ENGKAU YANG MELEMPAR KETIKA ENGKAU MELEMPAR, AKAN TETAPI ALLAH YANG MELEMPAR ~ (AL AN FAAL 8 : 17).
TAK ADA YANG BERGERAK KECUALI ATAS PERINTAH TUHAN (HADITS).


3.10 Prinsip Keseimbangan dalam Islam
Bila kita pelajari Al Qur’an secara seksama, dapat kita simpulkan bahwa WAHYU ISLAMI yang diajarkan oleh Rosulullah Muhammad SAW menampilkan adanya suatu keseimbangan antara kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrowi (akherat).
Rosulullah bersabda :
YANG PALING BAIK DALAM SEGALA HAL ADALAH YANG DIPERTENGAHAN.
Bila kita terlalu berlebihan mengejar kesenangan duniawi, maka kita akan terperosok menjadi manusia yang serakah, sebaiknya bila kita terlalu mengejar akhirat maka kita akan bisa menjadi manusia apatis yang tidak peduli lagi kepada keadaan di sekitar kita. Padahal menurut ajaran Islam iman dan amal saleh harus seimbang dan tali silaturahmi harus tetap dijaga. Sebagai manusia kita pun harus senantiasa mensyukuri karunia Allah yang tiada terbatas, tak bisa terhitung lagi.
DAN CARILAH DENGAN APA YANG DIANUGERAHKAN ALLAH (akal, panca indera, harta kekayaan dsb) UNTUK KEBAHAGIAAN AKHIRAT, DAN JANGANLAH KAMU LUPAKAN BAGIANMU DARI KENIKMATAN DUNIAWI DAN BERBUATLAH KEBAIKAN SEBAGAIMANA ALLAH TELAH BERBUAT BAIK KEPADAMU DAN JANGANLAH KAMU BERBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI, SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENYUKAI ORANG-ORANG YANG BERBUAT KERUSAKAN ~ (AL QASHASH 28 : 77).

BERJUANGLAH UNTUK DUNIAMU SEOLAH-OLAH ENGKAU AKAN HIDUP SELAMANYA DAN PERSIAPKANLAH UNTUK AKHIRATMU SEOLAH-OLAH ENGKAU AKAN MATI BESOK. (HADIST).
DITIMPAKAN KEPADA MEREKA KEHINAAN DIMANAPUN MEREKA BERADA, KECUALI BILA MEREKA MENJAGA HUBUNGAN DENGAN ALLAH DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA MANUSIA ~ (ALI IMRON 3 : 112).
DIA MEMBERI KAMU PENDENGARAN, PENGLIHATAN DAN HATI AGAR KAMU BERSYUKUR ~ (AN NAHL 16 : 78).
NAMUN SEDIKIT SAJA KAMU BERSYUKUR ~ (AL MU’MINUN 27 : 78)
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, karena mempunyai mata, telinga, hati dan ruh. Tuhan memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih jalan kehidupannya masing-masing. Jalan kebaikan atau jalan kejahatan, jalan terang (Sifat Jamal) atau jalan gelap (Sifat Jalal). Sifat Jamal atau Sifat Jalal serta semua Sifat-Sifat Allah yang berpasangan dan saling bertentangan itu berada dalam Ke-Esa-anNYA, semuanya berada dalam ketentuan kudrat dan irodat-NYA. Sifat baik dan sifat jahat yang saling bertentangan itu disebutnya nafs. Tanpa nafs manusia tidak punya daya juang untuk mencapai cita-citanya. Nafsu ini bisa baik namun lebih cenderung kepada kejahatan. Walaupun Allah sudah memberikan peringatan, namun bagi manusia yang tidak bersyukur, dia sering membangkang, karena nafsu jahatnya yang muncul, menghalalkan segala cara. Setiap jalan yang ditempuh mempunyai konsekwensi sesuai dengan ketentuan hukum-hukum Allah. Misalnya manusia berbuat kejahatan, konsekwensinya adalah masuk penjara. Mungkin kita berpendapat bahwa penjara adalah tempat yang buruk seperti neraka, tapi walaupun demikian ternyata penjara merupakan kawah Candradimuka, tempat penggemblengan lahir bathin bagi mereka yang mau berpikir untuk kembali kepada Allah. Oleh karena itu banyak orang yang mendapat Taufik dan Hidayah Allah di dalam penjara. Itulah ketentuan hukum-hukum Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim, dibalik hukuman yang diberikan Allah, selalu ada hikmah bagi mereka yang mau berpikir. Rahmat Allah jauh lebih besar dan lebih mendahului dari pada Kemurkaan-NYA.

INILAH JALAN YANG LURUS MENUJU KEPADA-KU ~ (AL HIJR 15 : 41)
JANGAN IKUTI JALAN-JALAN LAIN ~ (AL AN’AM 6 : 153).
SESUNGGUHNYA NAFSU ITU SELALU MENYURUH KEPADA KEJAHATAN, KECUALI NAFSU YANG DIBERI RAHMAT OLEH TUHANKU. SESUNGGUHNYA TUHANKU MAHA PENGAMPUN LAGI MAHA PENYAYANG ~ ( YUSUF 12 : 53 ).
JANGANLAH ENGKAU MENGIKUTI HAWA NAFSU, KARENA IA AKAN MENYESATKANMU DARI JALAN ALLAH ~ (SHAAD 38 : 26)
SESUNGGUHNYA BERUNTUNGLAH ORANG-ORANG YANG MENSUCIKAN JIWANYA. DAN SESUNGGUHNYA MERUGILAH ORANG-ORANG YANG MENGOTORINYA ~ (ASY-SYAMS 91 : 7-9 ).
Perjalanan hidup manusia bukan seperti garis lurus, tapi seperti pada saat kita Thawaf, mulai dari satu titik, kembali ke titik semula. Kita berasal dari Allah akan kembali kepada Kesucian Allah disertai Rahmat-NYA yang luar biasa besarnya.
BARANG SIAPA MEMBAWA AMAL YANG BAIK MAKA BAGINYA (PAHALA) SEPULUH KALI LIPAT AMALNYA DAN BARANG SIAPA YANG BERBUAT JAHAT MAKA DIA TIDAK DIBERI PEMBALASAN MELAINKAN SEIMBANG DENGAN KEJAHATANNYA, SEDANG MEREKA SEDIKITPUN TIDAK DIRUGIKAN ~ (AL AN’AM 6 : 160)
BARANG SIAPA YANG MENGHENDAKI PAHALA DI DUNIA SAJA (MAKA IA MERUGI) KARENA DISISI ALLAH ADA PAHALA DUNIA DAN AKHIRAT DAN ALLAH MAHA MENDENGAR DAN MAHA MELIHAT ~ (AN NISA 4 : 134).
SIKSAKU AKAN AKU TIMPAKAN KEPADA SIAPA YANG AKU KEHENDAKI DAN RAHMAT-KU MELIPUTI SEGALA SESUATU ~ (AL A’RAF 7 : 156)
ALLAH MAHA LEMBUT TERHADAP HAMBA-HAMBANYA ~ (AS SYURA 42 : 19)

DAN KAMI TUNJUKAN KEPADANYA DUA JALAN, AKAN TETAPI DIA TIDAK MAU MENEMPUH JALAN YANG MENDAKI LAGI SUKAR. TAHUKAH KAMU JALAN YANG MENDAKI ITU? ~ (AL BALAD 90 : 10-12)
SESUNGGUHNYA KAMU MELALUI TINGKAT DEMI TINGKAT ~ (AL INSYIQAAQ 84 : 19).
CAHAYA DI ATAS CAHAYA, TUHAN AKAN MEMBIMBING DENGAN CAHAYA-NYA KEPADA YANG DIA KEHENDAKI ~ (AN-NUUR 24 : 35).
Kita hidup di dunia sebagai tamu Allah yang hanya sekedar singgah. Kita harus bisa menempatkan diri, mengerti tata krama, tidak semena-mena bahkan merusak kelestarian alam. Kita harus mengikuti peraturan Allah jangan membuat kerusakan serta membuat murka Allah Sebagai Pemilik Alam Semesta ini.
HIDUPLAH DI DUNIA INI SEBAGAI MUSAFIR YANG HANYA SEKEDAR SINGGAH (HADIST).


3.11 Pedoman Hidup Umat Islam
Sebelum wafat Rosulullah SAW berwasiat :
AKU TINGGALKAN UNTUK KAMU SEKALIAN DUA PERKARA (PUSAKA), TIDAK AKAN KAMU SEKALIAN TERSESAT SELAMA KAMU SEKALIAN BERPEGANG TEGUH KEPADA KEDUANYA, YAITU KITABULLAH (AL QUR’AN) DAN SUNAH ROSULNYA.
SESUNGGUHNYA DALAM DIRI ROSULULLAH TERDAPAT SURI TAULADAN YANG BAIK BAGI ORANG-ORANG YANG MENGHARAPKAN ALLAH DAN HARI KIAMAT SERTA SERING MENGINGAT ALLAH ~ (AL AHZAB 33 : 21 ).
KATAKANLAH, JIKA KAMU MENCINTAI ALLAH, MAKA IKUTILAH AKU, NISCAYA ALLAH AKAN MENCINTAIMU ~ (ALI IMRAN 3 : 31).
Al Qur’an dan Sunah Rosul merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia khususnya umat islam. Di dalam Al Qur’an terkandung semua aspek kehidupan umat manusia dan juga yang menjelaskan dan memutuskan dengan benar apa-apa yang diperselisihkan oleh umat manusia.
KAMI TURUNKAN (AL QUR’AN) DENGAN KEBENARAN DAN DENGAN KEBENARAN DIA TURUN ~ (AL SIRA 17 : 105).
Dengan Kebenaran dia turun. Berarti Yang Maha Benar senantiasa mendampingi Al Qur’an pembawa kebenaran yang diturunkan ke dalam qalbu Muhammad SAW dan ke dalam qolbu orang-orang yang beriman … Dengan perkataan lain Al Qur’an bukan ciptaan Muhammad SAW, beliau hanya sebagai perantara. Yang Maha Benar senantiasa mendampingi Al Qur’an untuk menjaga keaslian dan kelestariannya.
TIADAKAH MEREKA ITU MERENUNGKAN AL QUR’AN ??? SEANDAINYA AL QUR’AN ITU (BERASAL) DARI SELAIN ALLAH, TENTU MEREKA AKAN MENEMUKAN BANYAK PERTENTANGAN DI DALAMNYA ~  (AN NISA 4 : 82).
Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita harus bersyukur, karena mempunyai kitab suci Al Qur’an serta suri tauladan dari Rosulullah sebagai pedoman dalam kehidupan. Seperti kita ketahui bahwa tidak satu ayatpun di dalam Al Qur’an yang isinya saling bertentangan, akan tetapi justru antara ayat yang satu dengan ayat lainnya saling menunjang, saling berkaitan. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa Al Qur’an berasal dari Allah, bukan buatan manusia. Silahkan bandingkan dengan kitab lainnya yang bukan Al Qur’an.
DIALAH JIBRIL YANG MENURUNKAN AL QUR’AN KEDALAM QOLBU-MU DENGAN SEIZIN ALLAH ~  (AL BAQARAH 2 : 97).
AL QURAN ITU NUR  ~ (AS SYURA 42 : 52)
ALLAH ADALAH CAHAYA LANGIT DAN BUMI ~ (AN NUUR 24 : 35)
DIA AKAN MEMBERI PETUNJUK KEPADA HATINYA ~ (AT-TAGABUN 64 : 11).
SESUNGGUHNYA AL QURAN YANG MULIA BERADA PADA KITAB YANG TERPELIHARA, TIDAK TERSENTUH KECUALI OLEH MEREKA YANG DISUCIKAN ~ (AL WAQI’AH 56 : 77-78 ).

QOLBU adalah ujung paling bawah dari sumbu komunikasi kepada Allah. Qolbu merupakan pintu masuk ke alam ghoib. Hanya qolbu yang bisa ma’rifah kepada Allah. Di dalam qolbu mukmin ada Al Quran, ada cahaya yang meneranginya. Dalam hal ini mata hati seorang mukmin tentu tidak buta, nalurinya tajam. Mata hati yang disebut nurani (Nur Aini) di dalamnya ada Cahaya Yang Maha Melihat.
DALAM DIRI MANUSIA ADA YANG MAHA MELIHAT ~ (AL QIYAMAH 75 : 14)
ALLAH MEMBIMBING KEPADA CAHAYA-NYA BAGI SIAPA YANG DIA KEHENDAKI ~ (AN NUUR 24 : 35).
BARANG SIAPA YANG HATINYA DIBUKA OLEH ALLAH KEPADA ISLAM (KEDAMAIAN), MAKA DIA ITU MENDAPAT NUR DARI TUHANNYA ~ (AZ ZUMAR 39 : 22).
DAN DEMIKIANLAH KAMI WAHYUKAN KEPADAMU MUHAMMAD, WAHYU DENGAN PERINTAH AKU. SEBELUMNYA KAMU MUHAMMAD TIDAKLAH KAMU MENGETAHUI APA ITU AL QUR’AN DAN TIDAK PULA KAMU MENGETAHUI APA ITU IMAN, TETAPI AKU JADIKAN AL QUR’AN ITU NUR SEBAGAI PETUNJUK BAGI SIAPA-SIAPA YANG KAMI KEHENDAKI DI ANTARA HAMBA-HAMBA KAMI DAN SESUNGGUHNYA KAMU MUHAMMAD DIBERI PETUNJUK KEPADA JALAN YANG LURUS.~ (AS SYURA 42 : 52).
INILAH AL QUR’AN YANG TIADA DIRAGUKAN (ISINYA), SUATU PETUNJUK BAGI MEREKA YANG TAKWA ~ (AL BAQARAH 2 : 2).
AKU TURUNKAN AL QUR’AN DALAM BAHASA ARAB SUPAYA KAMU MEMPEROLEH PENGERTIAN ~ (YUSUF 12 : 2).
TIADA KAMI (ALLAH) MENGUTUS SEORANG ROSUL, KECUALI DENGAN BAHASA KAUMNYA SENDIRI UNTUK MEMBERI PENJELASAN KEPADA MEREKA. LALU ALLAH MENYESATKAN SIAPA YANG DIA KEHENDAKI, DAN MEMBIMBING SIAPA YANG DIA KEHENDAKI. DIA MAHA PERKASA DAN MAHA BIJAKSANA ~ (IBRAHIM 14 : 4).

Kenapa dalam bahasa Arab? Mungkin karena Rosulullah SAW adalah bangsa Arab atau mungkin juga bahasa Arab tanpa huruf Ain yaitu bahasa RAB seperti yang diucapkan Rosulullah : Annaa ‘Arabun bilaa’ain. Aku adalah Arab tanpa ain.
Oleh karena bahasa Al Qur’an adalah bahasa Rab maka keindahannya tiada seorangpun yang sanggup membuat tandingannya. Tidak sekedar keindahan bahasanya saja namun juga ada mukjizat didalamnya. Pada saat ayat-ayat Al Quran itu dibacakan, akan memancarkan getaran yang bisa menembus hati sanubari orang Arab Quraisy yang mendengarnya saat itu, sehingga banyak yang masuk Islam. Mukjizat getaran ayat-ayat Al Quran ini sering dipakai untuk pengobatan ruqyah.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kaya akan perbendaharaan kata-katanya serta mempunyai makna yang mudah dicerna oleh bangsa-bangsa lain, sehingga menarik minat bangsa lain untuk mempelajari Al Qur’an.
ALLAH MENGHENDAKI KEMUDAHAN BAGIMU, DAN TIDAK MENGHENDAKI KESUKARAN BAGIMU ~ (AL BAQARAH 2 : 185).
SESUNGGUHNYA TELAH KAMI MUDAHKAN AL QUR’AN UNTUK DIPELAJARI, MAKA ADAKAH ORANG-ORANG YANG MENGAMBIL PELAJARAN ~ (AL QOMAR 54 : 17).
SESUNGGUHNYA DALAM AL QUR’AN ITU TERDAPAT RAHMAT YANG BESAR DAN PELAJARAN BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN ~ (AL ANKABUT 29 : 50-51).
Menurut penelitian para ahli, pada zaman Rosulullah ternyata bahasa Arab bukanlah merupakan suatu bahasa yang baru tumbuh, akan tetapi merupakan suatu bahasa yang sudah matang dan sudah mencapai puncak perkembangannya, sehingga mempunyai perbendaharaan kata yang sangat luas.
Sebagai bukti penelitian para ahli adalah : Pada masa tersebut masyarakat Arab sangat menghargai karya sastra Arab yang bermutu, baik yang berbentuk prosa maupun yang berbentuk puisi. Karya sastra tidak mungkin populer bila bahasanya belum berkembang sempurna.
Mereka (masyarakat Arab) pada waktu itu sangat terpesona dengan keindahan gaya bahasa serta isi kandungan Al Qur’an, sehingga mereka merasa terpanggil untuk memeluk agama Islam. Selanjutnya mereka yang sudah memeluk Agama Islam senantiasa berusaha untuk mempertahankan kelestarian bahasa Arab berdasarkan bahasa yang ada di dalam Al Qur’an tersebut.
Bahasa Arab di dalam Al Qur’an disebut bahasa Arab Fusha yang dijadikan bahasa Resmi di seluruh negara-negara Arab termasuk Libanon, Maroko dan lain-lain, serta dipergunakan juga di Perguruan Tinggi Al Azhar dan di Perguruan Tinggi lainnya.
SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENURUNKAN ADZ-DZIKR DAN SESUNGGUHNYA KAMI TETAP MEMELIHARANYA ~ (AL HIJR 15 : 9).
Maha benar Tuhan dengan segala firmannya…
Ternyata berdasarkan penelitian para ahli, memang benar bahwa Al Qur’an itu telah menjaga keutuhannya sendiri, sehingga siapapun tidak akan bisa merubahnya. Antara lain dari segi gaya bahasanya yang banyak mengandung kiasan-kiasan (metafora) yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga terasa pas dan indah. Bahkan Al Qur’an sendiri menantang umat manusia untuk membuat semacam Al Qur’an bila memang manusia mampu :
KATAKANLAH : SESUNGGUHNYA JIKA MANUSIA DAN JIN BERKUMPUL UNTUK MEMBUAT YANG SERUPA AL QUR’AN INI NISCAYA MEREKA TIDAK AKAN DAPAT MEMBUATNYA, SEKALIPUN SEBAGIAN MEREKA MENJADI PEMBANTU BAGI SEBAGIAN YANG LAIN ~ (AL ISRA 17 : 88).
DAN JIKA KAMU SEKALIAN TETAP MERAGUKAN AL QUR’AN YANG KAMU WAHYUKAN KEPADA HAMBA KAMI (MUHAMMAD), BUATLAH SATU SURAT SAJA YANG SEMISAL AL QUR’AN ITU DAN AJAKLAH PENOLONG-PENOLONGMU SELAIN ALLAH, JIKA KAMU SEKALIAN ORANG-ORANG YANG BENAR ~ (AL BAQARAH 2 : 23).
Bukti lain bahwa Al Qur’an menjaga keutuhannya sendiri adalah mengenai masalah keistimewaan angka 19 : DI ATASNYA ADA SEMBILAN BELAS ~ (AL MUDDATSTSIR 74 : 30). BASMALLAH serta banyak ayat-ayat lain hurufnya berjumlah 19, jumlah seluruh surat didalam Al Qur’an merupakan kelipatan 6 x 19 = 114. Huruf YA dan SIN pada surah Yasin ada 15 x 19 = 285. Huruf THO dan HA pada surah Thoha ada 18 x 19 = 342. Bangsa Arab sendiri menulis jumlah bilangan berdasarkan sistim susunan angka dari mulai dari angka 1 sampai angka 9.
Banyak lagi keistimewaan bilangan di dalam Al Qur’an, misalnya : kata dunia dan akhirat sama-sama berjumlah 115 kali, kata malaikat dan kata syaitan sama-sama berjumlah 68, kata hari ada 365 kali, kata bulan tertulis 12 kali, kata hidup dan mati sama-sama 145 kali, kata musibah dan syukur sama-sama 75 kali. METODE STRUKTUR dan FORMAT AL QURAN (MSFQ) mushaf UTSMANI dengan format 18 baris ternyata sangat luar biasa. Hal ini pertama kali dikaji, diteliti dan dikembangkan oleh H. LUQMAN AQ SUMABRATA selama 15 tahun. Sebagai contoh Penulisan Surat Al Fatihah selalu dihalaman 2 terdiri dari 7 ayat ditulis dalam 6 baris. Kemudian 4 ayat Surat Al Baqarah di halaman 3 terdiri dari 6 baris. Bila kita lihat angka-angka tersebut tersusun 6236 adalah jumlah seluruh ayat yang ada di dalam Al Quran. Surat 47 adalah Surat MUHAMMAD sedangkan Surat 74 adalah Surat Al MUDDATSTSIR (Orang Yang Berselimut). Surat Muhammad terdiri dari 38 ayat. Bila angka 3 dan 8 dijumlahkan muncul angka 11. Bila angka 4 dan 7 dijumlahkan muncul angka 11 yang terdiri dari angka 1 dan 1 yang seimbang. Anehnya perjumlahan angka 38 + 47 = 85. Di dalam Al Quran Surat ke 85 adalah Surat Al BURUUJ (Gugusan Bintang) jumlah ayatnya 22 dimana angka 2 dan 2 juga adalah angka yang seimbang. Hal ini melambangkan bahwa ajaran Muhammad penuh keseimbangan. Masih banyak contoh-contoh lainnya yang unik dan luar biasa dari Al Quran yang tidak dimiliki kitab lain. Jadi kita harus yakin dan jangan ada keraguan sedikitpun akan kebenaran Al Quran. Karena Al Quran bukan rekayasa Muhammad tapi benar-benar wahyu dari Allah SWT.


3.12 Ujian Keimanan

Menurut Rosulullah : Iman adalah membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Iman adalah cahaya yang dikirim Allah ke dalam hati siapapun yang dikehendaki-NYA.
YANG PERTAMA-TAMA AKU BERIKAN KEPADA MEREKA (YANG BERIMAN) ADALAH NUR-KU YANG AKU TARUH DI HATI MEREKA ~ (HADITS QUDSI).
BARANG SIAPA YANG HATINYA DIBUKA OLEH ALLAH KEPADA ISLAM, MAKA DIA ITU MENDAPAT NUR DARI TUHANNYA ~ (AZ ZUMAR 39 : 22).
SESUNGGUHNYA BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN BERAMAL SOLEH KELAK ALLAH YANG MAHA RAHMAN AKAN MENANAMKAN KEDALAM (HATI) MEREKA RASA KASIH SAYANG ~ (MARYAM 19 : 96).
Sesungguhnya sebelum Allah menciptakan mahluknya, Dia sudah memiliki rancangannya di dalam pengetahuan ilmu-Nya. Ketika setiap mahluk masih berada di dalam “Kandungan Allah”. Demikian juga dengan manusia yang Dia ciptakan sebagai mahluk yang sempurna telah dirancang dengan segala ujian-ujian serta petunjuk-petunjuk-Nya agar manusia hidup di dunia tidak tersesat jalan.
BUKANLAH TELAH DATANG ATAS MANUSIA SATU WAKTU DARI MASA, SEDANG DIA KETIKA ITU BELUM MERUPAKAN SESUATU YANG DAPAT DISEBUT ~ (AL INSAN 76 : 1)
SESUNGGUHNYA TELAH KAMI CIPTAKAN MANUSIA DARI SETETES MANI YANG BERCAMPUR YANG KAMI HENDAK MENGUJINYA, KARENA ITU KAMI JADIKAN DIA MENDENGAR DAN MELIHAT ~ (AL INSAN 76 : 2).
SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENUNJUKINYA JALAN YANG LURUS, ADA YANG BERSYUKUR DAN ADA PULA YANG KAFIR ~ (AL INSAN 76 : 3)
AKU TIDAK MENCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA MELAINKAN AGAR MEREKA MENYEMBAH-KU ~ (ADZ-DZARIYAT 51 : 56).
KAMI TETAPKAN DALAM RAHIM APA YANG KAMI KEHENDAKI SAMPAI WAKTU YANG DITENTUKAN, KEMUDIAN KAMI KELUARKAN KAMU SEBAGAI BAYI, KEMUDIAN SAMPAI KAMU DEWASA ~ (AL-HAJJ 22 : 5)

Dari sel mani yang bercampur dengan sel telur kemudian berkembang dan hidup di dalam kandungan ibu dalam kurun waktu tertentu, kemudian diberinya pendengaran, penglihatan dan hati agar manusia itu bersyukur kepada Allah, namun sedikit sekali yang mensyukuri nikmat Allah. Setelah sempurna bentuk dan rupanya kemudian Allah hembuskan RUH-NYA. Sebelum Ruh dihembuskan Ruh sudah bersyahadat, sudah bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan mereka. Ruh masuk ke dalam jasmani manusia sambil mengemban amanah agama, karena Allah Maha Mengetahui bahwa manusia bersifat dzolim dan bodoh. Setelah cukup waktunya, manusia dilahirkan ke dunia sebagai bayi dalam keadaan fitrah, dalam keadaan suci bersih bagaikan kertas putih yang belum dicoret-coret. Faktor pendidikan dan lingkungan lah yang akan mewarnai kehidupannya di dunia. Di alam dunia ada yang dipanjangkan umurnya dan ada yang diwafatkan sebelum dewasa. Sebelum aqkil balig apa yang dilakukannya belum ada dosa. Setelah dewasa mulai di uji, apa yang dilakukannya kelak Allah akan menghijabnya.
Al Qur’an dan Sunah Rosul merupakan petunjuk yang lurus menuju Allah bagi mereka yang beriman. Jalan lurus menuju kepada Allah tidak seperti jalan tol, akan tetapi banyak tantangan dan rintangan, banyak bahaya mengancam dari segala arah.
Di jalan lurus tersebut, Allah-pun telah mempersiapkan tempat-tempat istirahat yang sangat mempesonakan, sebagai batu ujian, sehingga kita terpesona, terlena dan menjadi lupa akan tujuan semula yaitu Allah semata. Misalnya setelah kita memiliki ketajaman indera ke enam serta diberi kekuatan spiritual yang bisa untuk menyembuhkan orang lain, kita merasa telah mendapatkan segala-galanya, kemudian kita terlena dan lupa kepada tujuan semula. Padahal yang kita peroleh hanya sekedar sarana untuk menambah keyakinan kita kepada Allah.
Masalah keimanan dan ketakwaan kepada Allah, tidak cukup hanya sekedar diucapkan dimulut saja, akan tetapi harus siap lahir dan bathin untuk menerima dan menghadapi ujian dalam perjalanan menuju kepada Allah.

APAKAH MANUSIA MENGIRA CUKUP DENGAN BERKATA : KAMI TELAH BERIMAN, DAN MEREKA TIADA DIUJI…? ~ (AL ANKABUT 29 : 2).
KAMI PASTI AKAN MENGUJI KAMU SEKALIAN DENGAN SESUATU BERUPA KETAKUTAN DAN KELAPARAN, KEKURANGAN HARTA BENDA, JIWA DAN BUAH-BUAHAN, TAPI SAMPAIKANLAH KABAR GEMBIRA KEPADA ORANG-ORANG YANG SABAR, YANG BILA BENCANA MENIMPA DIRINYA DIA BERKATA : SESUNGGUHNYA KITA ADALAH MILIK ALLAH DAN KEPADA ALLAH KITA KEMBALI ~  (AL BAQARAH 2 : 155-156).
Allah menciptakan dunia serta segala apa yang terjadi di dunia ini sebagai batu ujian bagi seluruh umat manusia. Kesenangan, kesusahan, yang baik maupun yang buruk, harta, tahta, wanita dan anak-anak, semuanya itu merupakan ujian keimanan bagi umat manusia agar bisa dinilai siapa yang tetap istiqomah, yang tetap sabar dan tawakal serta ikhlas berserah diri kepada Allah.
APA YANG ADA DI ATAS BUMI KAMI JADIKAN PERHIASAN BAGINYA SUPAYA DAPAT KAMI MENGUJI MEREKA SIAPA DIANTARA MEREKA YANG PALING BAIK AMALNYA ~ (AL KAHFI 18 : 7).
KAMI MENGUJIMU DENGAN YANG BAIK DAN YANG BURUK SEBAGAI COBAAN ~ (AL ANBIYA 21 : 35).
(ALLAH) YANG MENCIPTAKAN KEMATIAN DAN KEHIDUPAN UNTUK MENGUJI KALIAN, SIAPA DIANTARA KALIAN YANG PALING BAIK AMALNYA ~ (AL MULK 67 : 2)
DIA-LAH YANG MENJADIKAN KAMU PENGUASA-PENGUASA DI ATAS BUMI DAN MENINGGIKAN SEBAGIAN KAMU BEBERAPA DERAJAT DIATAS YANG LAIN UNTUK MENGUJI KAMU TENTANG PEMBERIANNYA KEPADAMU ~ (AL AN’AM 6 : 165).
BAHWA KEKAYAANMU DAN ANAK-ANAKMU HANYALAH UJIAN BAGIMU DAN BAHWA ALLAH PADANYALAH PAHALA YANG BESAR ~ (AL ANFAL 8 : 28).

Allah mempunyai dua sifat yang saling berlawanan, yaitu sifat JAMAL dan sifat JALAL. Manusia di dunia di uji dengan kedua sifat tersebut. Ketika manusia diuji dengan sifat Jamal maka dia akan mendapat kesenangan hidup di dunia, apakah dia bersyukur atau tidak. Namun tatkala diuji dengan sifat Jalal, manusia diuji kesabaran dan keikhlasannya melalui musibah. Bila kita tetap sabar dan tawakal dan berserah diri kepada Allah dalam setiap usaha untuk menghadapi dan mengatasi ujian, niscaya Allah pun akan memberikan kelapangan setelah dalam kesempitan, tiada lagi duka cita dan ketakutan.
Perjalanan hidup manusia, dari Allah akan kembali kepada Allah. Bagaikan air yang mengalir dari mata air yang jernih, dalam perjalanannya berkelok-kelok menjadi sungai yang keruh, kotor dan berbau busuk. Walaupun demikian laut akan menerimanya, dibersihkan, diangkat lagi jadi awan, bening lagi jadi air hujan dan bermanfaat lagi. Demikianlah Allah Lautan Ampunan, siapapun yang kembali kepada-Nya pasti akan diraih kembali dalam naungan Kasih-Sayang-Nya, dibersihkan dan diangkat kembali derajatnya dari keterpurukan dan hidupnya akan dimuliakan Allah.
KASIH SAYANG-KU MELIPUTI SEGALA SESUATU ~ (AL A’RAF 7 : 156).
SESUNGGUHNYA ALLAH MAHA PENGAMPUN BAGI ORANG YANG BERTOBAT ~ (THO HA 20 : 82).
WAHAI HAMBA-HAMBAKU YANG TELAH MELAMPAUI BATAS TERHADAP DIRI SENDIRI, JANGANLAH KAMU BERPUTUS ASA ATAS RAHMAT ALLAH YANG AKAN MENGAMPUNI SEMUA DOSA, SESUNGGUHNYA DIA MAHA PENGAMPUN LAGI MAHA PENYAYANG ~ (AZ-ZUMAR 39 : 53)
SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENGAMPUNI DOSA SYIRIK, TETAPI DIA MENGAMPUNI DOSA-DOSA SELAIN ITU TERHADAP ORANG-ORANG YANG DIRIDOINYA ~ (AN-NISAA 4 : 48).

BARANG SIAPA YANG MENGHARAPKAN PERJUMPAAN DENGAN TUHANNYA HENDAKLAH IA BERBUAT KEBAIKAN DAN JANGAN MEMPERSEKUTUKAN TUHAN NYA DENGAN APAPUN ~ (AL KAHFI 18 : 110).
HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN MINTALAH PERTOLONGAN DENGAN SABAR DAN SHALAT, SESUNGGUHNYA ALLAH BERSAMA ORANG-ORANG YANG SABAR ~ (AL BAQARAH 2 : 153 ).
CAHAYA DI ATAS CAHAYA, ALLAH AKAN MEMBIMBING DENGAN CAHAYA-NYA KEPADA SIAPA YANG DIA KEHENDAKI ~ (AN NUR 24 : 35)
Sebagaimana Nabi Adam, maka siapapun, seburuk apapun, sejahat apapun manusia yang ingin kembali ke jalan Allah, dan dia betul-betul bertobat dengan taubatan nasuha maka kasih sayang Allah meliputi segalanya. Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya, kecuali dosa mempersekutukan Allah. Akhirnya dia akan merasakan betapa indahnya iman itu.
ROBBANA ZOLAMNA ANFUSANA WA ILAM TAGFIRLANA WA TARHAMNA LANAKUNANA MINAL KHOSIRIN ~ (AL A’RAF 7 : 23)
HASBUNALLAH WA NI MAL WAKIL ~ (ALI IMRAN 3 : 173)
NI’MAL MAULA WA INMANNASIR ~ (AL ANFAL 8 : 40).
Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.
Cukup Allah menjadi pelindung
Dia-lah sebaik-baiknya pelindung dan penolong.
ALLAH MENJADIKAN KAMU CINTA KEPADA KEIMANAN DAN MENJADIKAN IMAN ITU INDAH DALAM HATIMU SERTA MENJADIKAN KAMU BENCI KEPADA KEKAFIRAN, KEFASIKAN DAN KEDURHAKAAN. MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YANG MENGIKUTI JALAN YANG LURUS ~ (AL HUJURAT 49 : 7).

INGATLAH KEPADA-KU NISCAYA AKU-PUN INGAT KEPADA MU, BERSYUKURLAH KEPADA-KU DAN JANGAN MENGINGKARI ~ (AL BAQARAH 2 : 152).
CARILAH KARUNIA ALLAH, BERDZIKIRLAH SEBANYAK-BANYAKNYA AGAR KAMU SUKSES ~ (AL JUMU’AH 62 : 10)
Bila kita tetap bertawakal dan bertaqwa kepada Allah niscaya Allah akan selalu menepati janjinya. Setiap ada kesulitan Dia pasti akan memberikan jalan keluarnya, serta memberinya rizki dari arah yang tidak diduga-duga. Dia akan mengeluarkan kita dari kegelapan ketempat yang terang serta diberi-Nya kedudukan yang mulia.
BARANG SIAPA YANG BERTAQWA KEPADA ALLAH, NISCAYA DIA AKAN MEMBERIKAN JALAN KELUAR DAN MEMBERI RIZKI DARI ARAH YANG TAK DIDUGA DAN BARANG SIAPA YANG BERTAQWA KEPADA ALLAH NISCAYA ALLAH AKAAN MEMBERIKAN KECUKUPAN ~ (AT THOLAQ 65 : 2-3).
INGATLAH ALLAH SEBANYAK-BANYAKNYA DAN BERTASBIHLAH KEPADA-NYA DI WAKTU PAGI DAN PETANG, DIA AKAN MENGELUARKAN KAMU DARI KEGELAPAN KEPADA CAHAYA YANG TERANG ~ (AL AHZAB 33 : 41-43)
HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, JIKA KAMU MENOLONG (AGAMA) ALLAH NISCAYA DIA AKAN MENOLONG DAN MENEGUHKAN KEDUDUKANMU ~ (MUHAMMAD 47 : 7).
Semoga kita semua bisa lulus dari segala jenis ujian dan bisa kembali kepada Allah. Bila kita lulus ujian, maka sebagai ijazahnya ALLAH AKAN MEMBERI UCAPAN SELAMAT : SALAAMUN QAULAM MIRABBRIRAHIIM ~ (YASIN 36 : 58).
Disertai undangan khusus :
WAHAI JIWA YANG TENANG DATANGLAH KEPADA TUHAN MU DENGAN RASA SUKA CITA DAN DIRIDHOI-NYA, MASUKLAH KE DALAM GOLONGAN HAMBA-HAMBA KU DAN MASUKLAH KE DALAM SURGA KU ~ (AL FAJR 89 : 27 – 30).
MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YANG DIBALASI DENGAN MARTABAT YANG TINGGI KARENA KESABARANNYA DAN MEREKA DISAMBUT DENGAN PENGHORMATAN DAN UCAPAN SELAMAT DI DALAMNYA.
MEREKA KEKAL DI DALAMNYA. SURGA ITU SEBAIK-BAIKNYA TEMPAT MENETAP DAN TEMPAT KEDIAMAN ~ (AL FURQON 25 : 75-76).
Ayat tersebut di atas merupakan bonus yang luar biasa bagi seluruh umat di dunia yang beriman kepada Allah, kepada malaikat Allah, kepada kitab-kitab Allah dan kepada Rosul-Rosul Allah, hari akhirat dan berbuat kebaikan. Mereka itulah yang berpedoman kepada ajaran agama fitrah dan sunah Rosulnya … yang akan mendapat ucapan selamat dan keridhoan Allah, dimana keridhoan Allah tersebut berada di atas segala-galanya … KERIDHOAN ALLAH JAUH LEBIH BESAR ~ (AT TAUBAH 9 : 72 ). Demikian menurut Al Ghazali.
Dengan demikian yang dimaksud dengan JALAN YANG LURUS adalah perjalanan cahaya, adalah jalan yang harus ditempuh oleh orang-orang yang beriman sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan Sunah Rosullulloh SAW, sedangkan makna hakikinya adalah lintasan perjalanan hidup menuju kematian … menuju kepada CAHAYA SEMULA, … kembali kepada RAHMAT ALLAH PEMILIK SURGA.
Untuk bisa berjumpa dengan Allah, dituntut keikhlasan dan kebersihan hati. Jangan mengharap apapun, kecuali Cinta dan KeridoanNYA. Masalah SURGA adalah urusan Allah, serahkan saja kepada Allah.
SURGA EMANGNYA GUE PIKIRIN!
INNAA LILLAAHI WA INNA ILAIHI RAAJIUUN. DARI ALLAH (MILIK ALLAH) KEMBALI KEPADA ALLAH. (AL BAQARAH 2 : 156). Bukan ke surga!
ALLAH LAH SEINDAH-INDAHNYA TEMPAT UNTUK KEMBALI
(ALI IMRAN 3 : 14). Bukan surga.!
PADA HARI ITU WAJAH MEREKA BERSERI-SERI KARENA MEREKA MELIHAT TUHAN NYA (AL QIYAMAH 75 : 22-23). Bukan melihat surga!
DAN JANGANLAH ENGKAU MATI KECUALI DALAM KEADAAN BERSERAH DIRI ~ (ALI IMRON 3 : 102).
Berserah diri kepada Allah semata, bukan kepada tahta dan harta dunia…
MEREKA YANG BERJUANG DI JALAN ALLAH, TENTU AKAN KAMI BIMBING MEREKA KE JALAN-JALAN KAMI ~ (AL ANKABUT 29 : 69).
SESUNGGUHNYA ORANG YANG PALING MULIA DI SISI ALLAH ADALAH DIA YANG PALING TAKWA DI ANTARA KALIAN ~ (AL HUJURAT 49 : 13).


3.13 Pertolongan dan Utusan Allah
SESUNGGUHNYA TELAH DATANG SEORANG UTUSAN DALAM DIRI KALIAN SENDIRI (GOLONGAN KALIAN SENDIRI), IA MERASA BERAT MEMIKIRKAN PENDERITAANMU, DAN SANGAT MENGHARAPKAN ATAS KESELAMATAN DAN KEIMANANMU, LAGI PULA SANGAT PENYANTUN DAN PENYAYANG. TAPI BILA MEREKA BERPALING, KATAKANLAH : CUKUPLAH ALLAH BAGIKU, TIADA TUHAN SELAIN ALLAH, KEPADANYA AKU BERTAWAKAL, DIALAH PEMILIK ARASY YANG AGUNG ~ (AT TAUBAH 9 : 128 – 129).
Beberapa pengertian mengenai utusan Allah adalah sebagai berikut :
1. Bisa sebagai manusia biasa (kita semua).
2. Para wali Allah.
3. Para nabi dan para rosul Allah.
4. Bisa para malaikat Allah dan para ruh suci.
5. Bahkan hewan sekalipun dapat sebagai sarana utusan Allah.
PERHATIKAN BEBERAPA AYAT AL QURAN DI BAWAH INI :
TANAZZALUL MALAA-IKATU WAR-RUUHU FIIHAA BI IDZNI RABBIHIM MINKULLI AMRIN. TURUN PARA MALAIKAT DAN RUH (SUCI) DENGAN SEIZIN TUHANNYA MEMBAWA (MELAKSANAKAN) SEGALA PERINTAH. ~ (AL QADR 97 : 3)
BETAPA BANYAKNYA MALAIKAT DI LANGIT, NAMUN TIDAK SEDIKITPUN BISA MEMBERI SAFA’AT (PERTOLONGAN), KECUALI SETELAH ALLAH MEMBERI IZIN KEPADA SIAPA YANG DIA KEHENDAKI DAN DIA RIDHOI. ~ (AN-NAJM 53 : 26)
(INGATLAH) KETIKA ENGKAU MEMOHON PERTOLONGAN KEPADA TUHAN MU, KEMUDIAN DIA MENGABULKAN DAN BERFIRMAN : SESUNGGUHNYA AKU AKAN MENOLONGMU DENGAN SERIBU MALAIKAT YANG DATANG BERTURUT-TURUT ~ (AL ANFAL 8 : 9)
JANGANLAH KAMU MENGIRA ORANG-ORANG YANG MENINGGAL DI JALAN ALLAH ITU MATI, TIDAK! MEREKA TETAP HIDUP DI SISI TUHANNYA DAN MENDAPAT REZEKI ~ (ALI IMRAN 3 : 169)
Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya, bahwa jasmani berasal dari tanah, maka akan hancur, kembali lagi menjadi tanah. Sedangkan ruhani mukmin karena berasal dari Nur Muhammad, maka akan kekal dalam Cahaya Keillahian.
MAKA HENDAKLAH MEREKA MENYEMBAH TUHAN PEMILIK RUMAH INI. YANG MEMBERI MEREKA MAKAN DARI KELAPARAN DAN MENGAMANKAN DARI KETAKUTAN ~ (AL QURAISY 106 : 3-4).
Oleh karena itu, berdasarkan ayat-ayat Al Qur’an tersebut di atas, maka setiap permohonan sebaiknya harus langsung ditujukan kepada Allah dengan hati yang tulus merunduk dan sujud serta suara yang tidak dikeraskan. Jasmani diam, yang berkomunikasi dengan Allah adalah ruhaninya yang menjerit di dalam hati.
Dalam hal ini kita harus ingat bahwa qolbu merupakan pengertian hakiki dari Rumah Allah, dimana qolbu juga merupakan pintu masuk ke alam ghoib.
SUCIKANLAH RUMAHKU ~ (AL HADID 57 : 26).
(CAHAYA ITU MENERANGI) RUMAH-RUMAH YANG DI DALAMNYA ALLAH TELAH BERKENAN UNTUK DIMULIAKAN DAN DISEBUT NAMANYA, DAN BERTASBIH PADA WAKTU PAGI DAN PETANG ~ (AN NUUR 24 : 36).
AKU BERADA DI DALAM HATI SESEORANG MUKMIN  (HADITS).
SESUNGGUHNYA ALLAH TEMPAT BAGI PENDUDUK BUMI DAN TEMPAT TUHANMU ADA DALAM HATI PARA SHOLIHIN (HADITS).
BUMI DAN LANGITKU TIDAK MEMBUATKU MERASA NYAMAN, NAMUN HATI HAMBAKU YANG MUKMIN, LEMBUT DAN WELAS ASIH MEMBUATKU MERASA NYAMAN (HADITS QUDSI).
Dengan demikian adalah wajar bila sopan santun permohonan di awali dengan mohon ampunan dan kasih sayang Allah, bersyukur atas segala karunia Allah, mohon izin dan keridoan Allah apa hajat kita, kemudian serahkan kembali segala sesuatunya kepada Allah, cukup kepada Allah kita bertawakal, pasrah total, kosongkan hati dan pikiran, diakhiri dengan dzikrullah Allah… Allah … Allah …
Adapun kemudian Allah berkenan memberikan petunjuk dan pertolongan Nya melalui utusannya apakah berupa malaikat ataupun Ruh suci para wali atau ruh suci lainnya yang berasal dari golongan kalian sendiri (para leluhur kita sendiri), itu adalah HAK ALLAH atas siapa yang Dia kehendaki dan Dia ridhoi.
Oleh karena kita semua adalah manusia biasa, bukan sebagai Nabi dan bukan sebagai wali, maka utusan Allah yang datang sangat mungkin berasal dari tingkatan Ruh Suci para leluhur kita sendiri.
Dengan demikian pembacaan do’a surat Al Fatihah untuk dihadiahkan kepada RUH para Rosul khususnya Rosulullah Muhammad SAW, para malaikat Allah, para sahabat, tabiin, para wali Allah, para suhada, para guru pembimbing ruhani, para leluhur,orang tua kita, ruhani kita, anak-istri, sebelum mengajukan permohonan, itu adalah merupakan jembatan penghubung atau merupakan kabel komunikasi antara ruhani kita dengan ruhani para utusan Allah, manakala Allah berkenan memberikan petunjuk dan pertolongan NYA, melalui para utusan NYA.
Perhatikan Surat Ali Imran 3 : 169 : Jangan kamu mengira orang-orang yang meninggal di jalan Allah itu mati. Tidak! Mereka tetap hidup di sisi Tuhan-nya dan mendapat rezeki. Pengertian “rezeki” dalam hal ini sangat luas sekali.
Semasa hidupnya mereka itu, khususnya Muhammad SAW berdo’a kepada Allah agar umatnya termasuk sanak keluarganya, selamat di dunia dan akhirat. Do’a ini merupakan tabungan mereka yang belum cair. Melalui surat Al Fatihah yang kita hadiahkan kepada mereka, mudah-mudahan Allah berkenan mencairkan tabungan tersebut untuk kita. Itulah yang disebut safa’at do’a Rosulullah atau karomah do’a waliyullah atau maunat dari para guru ruhani kita serta inayah dari leluhur kita.
Sesungguhnya syaetan dan iblis merupakan manifestasi dari SIFAT JALAL ALLAH, yang secara tidak langsung mendapat perintah Allah untuk menguji keimanan manusia di dunia. Ujian keimanan ini terus berlangsung setiap saat, sampai menjelang ajal sekalipun, pada saat manusia dalam keadaan sakaratul maut. Bila kita lengah, maka kita akan jatuh ketangan setan dan iblis. Namun Allah juga telah memberi jaminan bahwa iblis tidak akan bisa mengganggu umat yang sedang mendekatkan diri kepadaNya. Jadi pada saat kita sedang berdzikirullah, kita tidak usah takut kepada iblis, karena kita berada dalam jaminan Allah. LAA ILAHA ILALLAH ADALAH BENTENGKU, BARANG SIAPA MEMASUKINYA, DIA BERADA DALAM PERLINDUNGANKU (HADITS KUDSI).


3.14 Perjalanan Hidup Manusia
Menurut Al Qur’an : Dari Allah kembali kepada Allah ~ (Al Baqarah 2: 156)
Demi Masa : Manusia senantiasa merugi ~ (Al Asr 103:1-3).
Manusia mengalami proses penuaan, Entropi. Proses penuaan di dunia tidak ada obatnya, obatnya di dalam Al Qur’an
Beberapa periode kehidupan manusia
1. Di alam KeTuhanan
2. Di alam Ruh
3. Di alam Kandungan Ibu
4. Di alam Dunia
5. Kembali ke hadirat Allah

1. Di Alam Ketuhanan
Tuhan ada, DIA berdiri dengan sendirinya, tidak ada apa – apa di sisi-Nya, tidak serupa apapun, Kemudian Dia ciptakan makhluk.
“Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, oleh sebab cinta maka Aku ciptakan makhluk (Nur Muhammad) agar dia mengenal akan Aku “. (Hadist Qudsi)
Bahan dasarnya dari Dzat Ilahiah sendiri, melalui kuasa dan kehendak-Nya Dia berkata : “ Kun Fayakun – Jadilah maka jadi”
Dari Nur Muhammad inilah jagad raya dengan segala isinya berasal.
Disebut : Teori Pancaran Tuhan (Emanasi)
Teori Big Bang
Teori Panteisme
Teori Neo Platonisme
Hadist Rosululloh
- Aku berasal dari cahaya Allah, seluruh alam semesta berasal dari cahaya-Ku.
- Aku adalah bapak dari segala ruh dan Adam bapak dari segala jasad.
Dengan demikian berarti: ruh diciptakan sebelum jasad diciptakan.

Beberapa Firman Allah
a. Al Insan : 76: 1, “Bukankah telah datang atas manusia suatu waktu dari masa, sedang Dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang bisa disebut”.
b. Al Maryam 19: 9,  “Aku menciptakan engkau sebelumnya ketika engkau belum apa–apa”.

2. Di Alam Ruh
Ketika masih di alam ruh, Tuhan memberikan pengetahuan melalui Firmannya sebagai berikut : Tidak Aku Ciptakan Jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah- KU ( Dzariyat Adz 51 : 56 )
kemudian Tuhan berfirman;
“Bukankah aku Tuhanmu”
Para Ruh menjawab
“Benar kami bersaksi”. ( Al a’raff 7:172 )
Ayat ini sebagai penjelasan bahwa;
- Ruh bisa berkomunikasi dengan Allah
- Syahadat awal.
Di Dalam Kandungan Ibu
1. Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur , Kami hendak mengujinya karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat  ~ (Al Insan: 76: 2).
2. Kami menunjukinya jalan yang lurus  ~ (Al Insan 76 : 3)
3. Dia mengetahui (keadaan) kamu ketika Dia ciptakan kamu dari tanah dan ketika kamu masih didalam perut ibumu, karena itu janganlah kamu merasa dirimu suci. Dia mengetahui siapa yang takwa ~ (An Najm 53:32)
4. Dia menciptakan kamu dalam perut ibumu setingkat demi setingkat dalam tiga selubung kegelapan ( Ektoderm – Mesoderm – Endoderm ). ~ (Az Zumar 39:6).
5. Dia beri kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur kepada – NYA ~ (An Nahl 16: 78).
6. Allah yang menciptakan pendengaran, penglihatan dan hati namun sedikit saja kamu bersyukur ~  (Al Mu’minun 23:78 ).
7. Bila kamu bersyukur pasti Kami akan menambah ( Nikmat ) kepadamu, bila kamu ingkar maka adzab KU sangat pedih ~  (Ibrahim 14 : 17)
8. Pendengaran, penglihatan dan hati masing – masing akan diminta pertanggungjawaban ~ (Al Isra 17 : 36 ).
9. Bukan matanya yang buta tapi hatinya yang ada didalam dada ~ (Al Hajj 22:46)
10. Setelah aku sempurnakan kejadiannya aku hembuskan ruh KU kepadanya ~ (Al Hijr 15:29 Ash Shad 38:72)
11. Ruh masuk kedalam jasmani sambil membawa amanah agama karena manusia Zholim dan bodoh ~ (Al Ahzab 33: 72)
Namun tidak dikatakan agamanya apa. Manusia diberi kebebasan memilih walaupun Tuhan telah memberi petunjuk.
Setelah di dunia amanah tersebut dilalaikan, oleh karena itu manusia disebut insan yang artinya lalai.


3.15 Di Alam Dunia

Manusia dilahirkan ke dunia, dalam keadaan fitrah, suci bersih seperti kertas, putih yang belum di coret–coret. Setelah akil balig pendidikan dan lingkungan akan mewarnai kehidupannya".
- Al Hajj 22 : 5, "Kami tetapkan dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi kemudian sampai dewasa ada yang diwafatkan, ada yang dipanjangkan umurnya".
- Al Imran 3 : 28, "Ini (Al qur’an) adalah penerangan bagi seluruh manusia, petunjuk serta pelajaran bagi mereka yang taqwa"
- An Nahl 16 : 43, "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahuinya".
- Al Isra 17 ; 70, "Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam…" Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Perjalanan hidup manusia di dunia bagaikan mata air jernih menjadi sungai berliku–liku, dicemari sampah–sampah kehidupan, kena polusi duniawi, airnya jadi kotor dan busuk, namun lautan selalu menerima air kotor–busuk yang kembali kepadanya. Air kotor dibersihkan diangkat derajatnya jadi awan bening lagi jadi air hujan dan bermanfaat lagi. Demikian juga Allah lautan ampunan, lautan kasih sayang akan menerima siapa saja yang kembali kepada – Nya.Tuhan akan mengangkat manusia dari keterpurukan bagi yang bertawakal dan bertakwa kepada-Nya.
- Az Zumar 39 : 53, "Janganlah kamu berputus asa atas Rahmat Allah yang akan mengampuni segala dosa, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"
- An Nisaa 4 : 48, "Allah tidak mengampuni dosa syirik, tetapi Dia mengampuni dosa-dosa selain itu
Kemudian manusia yang kembali ke jalan Allah berdoa sebagaimana Adam memohon ampunan Allah
- Al Araf 7 : 23 "Ya Tuhan kami kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami niscaya pastilah kami termasuk orang–orang yang merugi"
“Robbana zolamna anfusana wa ilam tagfirlana wa tarhamna lanakunana minal khosirin“.
- Al Imran 3 : 173,  Cukup Allah menjadi pelindung, “Hasbunallah wa ni mal wakil“.
- Al Anfal 8 : 40, Dialah sebaik – baiknya pelindung dan penolong, “Ni mal maula wa ni mannasir“.

Setiap Ruh yang berada dialam jasmani merasa terbelenggu dan ingin kembali ke sumber asalnya oleh karena itu setiap manusia memiliki naluri untuk mencari dan mengenal Allah sekalipun dia seorang penjahat.
Mencari Allah tidak mudah, harus melalui ujian-ujian.
Allah berfirman:
Apakah cukup engkau menyatakan dirimu beriman sebelum aku mengujimu . ~ (Al Ankabut 29:2)
Selanjutnya akan selalu ada masalah di dalam kehidupan manusia sebagi ujian dari Tuhan. Kembali ke hadirat Allah (An Nur 24 : 24)
lidah tangan dan kaki mereka menjadi saksi terhadap apa yang mereka kerjakan. (Yaasiin 36 : 65)
Berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan (Al Isra 17 : 36)
Pendengaran, penglihatan dan hati masing – masing akan dimintai tanggung jawabnya. (Al Isra 17 : 14)
Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu. (Al Araf 7 : 126)
Ya Tuhan kami limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan muslim. (Yusuf 12 : 101)
Wafatkan aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang – orang yang saleh. (An Nisa 4 : 174)
Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang-benderang. (Al Maidah 5 : 15)
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Sebagai Bonus dari Allah (Al Fajr 89: 27-30).
Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan puas dan diridhoinya, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, masuklah kedalam surga-Ku. (Yaassiin 36 : 58).
Salamun Qaulammirobirrohim. (Al Furqon 25 : 75)
Mereka itulah orang-orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. (Al Furqon 25 : 76)
Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baiknya tempat menetap dan tempat kediaman.


3.16 Masalah Kehidupan
Tuhan memberikan ujian beraneka ragam (Al Baqarah 2: 155-156-157):
1. Sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang yang sabar.
2. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan : inalillahi wa inna ilaihi rojiun.
3. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan, mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Ujian kebaikan atau keburukan ( Al Anbiya 21 : 35 ).
Semua nikmat yang kamu peroleh itu datangnya dari Allah, dan musibah yang menimpa kamu itu adalah dari diri kamu sendiri (An Nissa 4:79).
HADITS : Jangan menyalahkan orang lain, introspeksi.

3.17 Pemecahan Masalah - Pemberdayaan Diri
Manusia memohon jalan yang lurus ~ (Al Fatihah)
Inilah jalan yang lurus menuju kepada–Ku ~ (Al Hijr 15 : 49)
Jangan ikuti jalan – jalan lain sehingga kamu bercerai-berai ~ (Al An’am 6 : 153)
Inilah jalanku, aku mengajak kamu kepada Allah dengan penglihatan yang nyata ~ (Yusuf 12:108).
Barang siapa yang berserah diri kepada Allah sedang dia berbuat kebajikkan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak bersedih hati ~ (Al Baqarah 2 : 112)
Ingatlah kepada-Ku niscaya Akupun akan ingat kepadamu, besyukurlah kepada-Ku dan jangan mengingkari-Ku ~ (Al Baqarah 2 : 152)
Hai orang-orang yang beriman mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar ~ (Al Baqarah 2 : 153).
Dirikan sholat, tunaikan zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk ~ (Al Baqarah 2 : 43).
Dan ingatlah Ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Tura) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah agar kamu mendapati petunjuk ~ (Al Baqarah 2 : 53).
Hanya milik Allah Asma ul Husna maka mohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma ul Husna itu ~ (Al A’raf 7 : 180).
Sebutlah (nama) Tuhan-mu dalam hatimu ~ (Al A’raf 7 : 205).
Sesungguhnya orang–orang yang beriman apabila disebut nama Allah akan bergetar hatinya dan apabila dibacakan ayat–ayat–Nya akan bertambah iman mereka dan kepada Tuhannya mereka bertawakal. ~ (Al Anfal 8:2 )
Merinding karenanya kulit orang–orang yang takut kepada Tuhan-nya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah ~ (Az Zumar 39 : 33).
Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Rahman kepada mereka, maka mereka menyungkur, bersujud dan menangis ~ (Maryam 19 : 58).

Masalah Penyakit
Bila aku sakit Allah akan menyembuhkan aku. ~ (As Syuara 26 : 80)
Dan kami turunkan dari Al qur’an suatu yang menjadi penawar (Obat) dan rahmat bagi orang – orang yang beriman. ~ (Al Isra 17 : 82)
Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit–penyakit didalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang–orang yang beriman. ~ (Yunus 10 : 57)
Ya Tuhanku masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah aku dengan cara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisimu kekuasaan yang bisa menolong. ~ (Al Isra 17 : 80 – 82)
Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap sesungguhnya yang batil adalah sesuatu yang pasti lenyap.
Dan kami turunkan dari Al qur’an suatu yang menjadi penawar (Obat) dan rahmat bagi orang–orang yang beriman.
Bila kita tetap berpegang pada tali Allah, tetap bertawakal kepada Allah serta selalu memohon ampunan dan pertolongan Allah dengan sabar dan ikhlas, sholat dan dzikir maka pasti kita akan lulus ujian dan mendapatkan bonus yang luar biasa.

Hasil Akhirnya
1. Al Ahzab 33 : 41- 43, "Berzikirlah kepada Allah sebanyak–banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang, Dia akan mengeluarkan kamu darii kegelapan kepada cahaya yang terang"
2. An Nur 24: 35, "Cahaya diatas cahaya. Allah akan membimbing dengan cahaya-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki".
3. At Tagabun 64 : 11, "Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya".
4. Al Qaaf 50 : 20, "Aku buka tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu akan menjadi tajam".
5. Al Zumuah 62:10, "Carilah karunia Allah berzikirlah sebanyak – banyaknya agar kamu sukses".
6. At Tholak 65 : 2-3, "Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak diduga, dan barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan memberikan kecukupan".
7. Muhammad 47 : 7, "Hai orang – orang yang beriman, jika kamu menolong (Agama) Allah niscaya Dia akan menolong dan meneguhkan kedudukanmu".
8. Ar-Rad 13 : 28, "Dengan berdzikir hati akan menjadi tenang dan tentram".


BAB IV DZIKRULLAH (MENGINGAT ALLAH)

Sesungguhnya dzikrullah adalah sholat yang kekal, karena tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Mengingat Allah bisa sambil berdiri, sambil berjalan, sambil duduk dan sambil berbaring. Dengan cara berdzikir setiap saat maka perilaku kita pun menjadi terkendali. Hati menjadi jernih, tenang dan tentram. Oleh karena itulah dzikir lebih utama dalam kehidupan.
4.1 Catatan dari Bapak Mulhari, Cikarang
4.2 Beberapa Cara Dzikrullah
4.3 Tujuh Latifah
4.4 Tata Cara Dzikir Qolbi
4.5 Cara Membentengi Diri
4.6 Menghimpun Daya KeTuhanan
4.7 Resume Dzikir Qolbu – Meditasi
4.8 Cara Sederhana Berdzikir Pernafasan
4.9 Cara Lain Berdzikir Pernafasan
4.10 Hasil Akhir Dzikir Qolbi - Meditasi

4.1 Catatan dari Bapak Mulhari (Mama Ojoy, alm), Cikarang
Tatkala AKU (KAMI) berada di dalam Rasa Anhum (Rasa Kalian), realitas Ku (KAMI) adalah insan. Yang menjadi saksi adalah NUUR ADAM (NURUL INSAN). AKU dimanifestasikan dalam Panca Indera.
Bila panca indera ditutup, jasmani dan dunia sekitarnya jadi tidak tampak lagi, Insan berada dalam kesadaran KOSMIK (SIR), pangrungu jadi rungu, pangambu jadi ambu, paningal jadi tingal, pangucap jadi ucap, pangrasa jadi rasa, usik sajeroning ati, obah sajeroning rasa (semua pembicaraan, semua gerakan berada di dalam qolbu, berada di dalam SIR).
Pada tahap ini AKU (KAMI) berada di dalam Rasa Anha (Rasa Kami, Rasa Kita). Yang menjadi saksi adalah NUUR MUHAMMAD. Lambat laun Nuur Muhammad akan sirna. Rungu, ambu, tingal, ucap dan rasa sudah tidak dirasakan lagi, yang ada hanya Dzat, Sifat, Asma dan Af’al Ku (Kami).
Yang menjadi saksi adalah NUURULLAH …
Selanjutnya Dzat, Sifat, Af’al, Asma Gulung ( Manunggal ) … ALLAH NAMANYA
Sesuai dengan Hadits : AKU AHMAD TANPA MIM… (AKU AHAD)…
Catatan dari Alm. Bapak Mulhari Cikarang tersebut di atas, adalah merupakan kata-kata sandi bagi mereka akan melakukan latihan dzikir atau bermeditasi.
Dzikir atau Meditasi adalah mengosongkan pikiran sambil mengulang-ngulang nama Tuhan, untuk membersihkan hati dan menjernihkan pikiran.
Kita baru akan mengerti dan memahami kata-kata sandi tersebut manakala pada saat latihan tersebut, kita bisa mencapai tingkatan kekhusuan yang maksimal, kita pernah mencapai titik puncak tahapan meditasi, katakanlah kita mencapai tahap ekstase karena kita pasrah. Pada saat tersebut kita merasakan keheningan alam di sekitar kita, kita merasakan bahwa kita menyatu dengan keheningan tersebut, dada kita terasa plong, lapang, pikiran menjadi tenang. Dari segi ilmu kedokteran, hal ini mungkin karena adanya pengaruh hormon-hormon, terutama hormon endorfin dan melatonin yang bekerja secara optimal.
Bagi pemula pencapaian ekstase tersebut entah terjadi pada hari keberapa, apakah pada hari ke 7 atau setelah hari ke 40, kita tidak mengetahuinya. Puncak ekstase tersebut mungkin terjadi hanya dalam waktu sepersejuta detik, seperti halnya bukaan rana kamera foto yang walaupun terjadi dalam waktu yang sangat singkat namun, permohonan kita sudah terekam, sudah ada dalam “Catatan Allah”.
Bagi para sesepuh yang jam terbangnya sudah tinggi tentu, suasana meditasi atau ekstase bisa dicapai setiap saat dengan mudah, karena sudah terbiasa. Oleh karena itu do’a mereka sangat mudah sekali dikabulkan Allah.
Dengan seringnya kita melakukan permohonan kepada Allah dengan tata cara seperti tersebut di atas, maka rasa percaya diri kita akan bertambah, dengan sendirinya keimanan kita kepada Allah pun akan meningkat tahap demi tahap, sesuai dengan pengalaman bathiniah kita. Tujuan atau niat kita terkabul, keimananpun bertambah.
Dengan demikian, maka kata-kata sandi tersebut di atas akan terpecahkan manakala kita melakukan perjalanan pendakian bertahap mulai dari alam insan, alam ajsam, alam mistal, alam arwah, memasuki tahapan wahidiiyyah, wahdah dan akhirnya tenggelam dalam lautan Ahadiiyyah yang tenang dan tenteram. Musnah ke-aku-annya, tenggelam dalam Tuhannya. Itulah jiwanya shalat menurut JALALUDDIN RUMI. Fana menurut Al Ghazali. Samadi menurut orang Hindu.
Sebagaimana halnya sebutir pasir yang tenggelam dalam perut gunung. Si butir pasir akan berkata : Aku adalah Gunung. Manakala dia kembali, menyadari dirinya sendiri berada diluar gunung, maka dia akan berkata : DIA adalah GUNUNG …. Itulah yang disebut mi’raj …
Alm. Bapak MULHARI pernah juga memberikan wejangan sebagai berikut : Jangan hanya sekedar mencari dan mengenal diri pribadi, tapi carilah NUR NYA ALLAH dan harus benar menempatkannya. Wejangan ini merupakan kelanjutan dari wejangan-wejangan sebelumnya, dimana sebelumnya beliau menjelaskan bahwa :
Sesungguhnya Al Qur’an itu diringkas menjadi Al Fatihah,
Al Fatihah kemudian diringkas menjadi BASMALLAH,
Basmallah kemudian diringkas menjadi lafad ALLAH,
Lafad Allah diringkas menjadi TASYDID di atas huruf LAM AKHIR,
Tasydid (trisula, titik tiga) diringkas menjadi ALIF,
Alif hakikatnya adalah TITIK HURUF BA dalam Basmallah.
Tasydid yang berbentuk seperti trisula atau disebut juga sebagai titik tiga di atas huruf Lam Akhir adalah merupakan simbolisasi Tri Tunggal dari konsep tanuzzulat, mulai dari : Ahadiiyyah, Wahdah dan Wahidiiyyah sebagai penjabaran dari Alif Lam Mim : ALLAH, NUR MUHAMMAD, INSAN (ADAM), atau Allah, Utusan Allah,dan Muhammad (insan, hamba). Allah, Alam Semesta dan Manusia yang akhirnya akan kembali lagi kepada ALLAH (ALIF) … lautan Ahadiiyyah … yang tenang dan tenteram, yang luas tanpa batas….
Sebagai Alif, apabila ditempatkan dimanapun, baik di depan, di tengah maupun di belakang, dia akan tetap tegak, tetap ajeg, sebagai gambaran keimanan seseorang yang telah mencapai pencerahan jiwa, dia akan tetap konsisten, istiqomah, dia tidak peduli akan kedudukan duniawi. Dia telah menemukan jati dirinya sebagai seorang hamba dengan segala kelemahannya serta tidak memiliki daya apapun kecuali hanya Allah Yang Maha Kuasa atas segalanya. Dia sudah tenggelam dalam Tuhan.
Hakikat atau esensi Alif adalah titik, sebagaimana titik huruf Ba dalam BASMALLAH. Titik ini merupakan titik cahaya pertama (Nur Muhammad) setelah Allah dengan Kudrat dan Iradatnya serta melalui sifat kalamnya bersabda : KUN (JADILAH) maka FAYAKUN (JADILAH). Dari satu titik menjadi banyak titik, menjadi alam semesta serta seluruh ciptaan-Nya :
ALAM TARO ILLAA ROBBIKA KAIFA MADDAZHZHILLA : APAKAH KAMU TIDAK MEMPERHATIKAN TUHAN MEMANJANGKAN BAYANG-BAYANGNYA. (AL FURQON 25 : 36).
Oleh karena itu bila kita ingin mengenal Allah atau ingin mengenal sesama makhluk Allah, mulailah melakukan pendekatan dengan Basmallah, yang essensinya atau hakikatnya adalah Rahman dan Rahim. Kasih Sayang adalah rahasia Allah. Kasih Sayang adalah Allah. Bila kita ingin mengerti dan ingin menghayati makna Basmallah atau rahasia Kasih Sayang Allah, maka pelajarilah Al Fatihah. Bila kita ingin mengetahui dan ingin memahami Al Fatihah, maka pelajarilah serta hayatilah Al Qur’an; minimal mengerti makna terjemahan secara harfiahnya.
Bila kita mengerti makna harfiahnya dari Al Qur’an, maka secara minimal ada 4 pelajaran yang bisa kita peroleh dan kita hayati, yaitu :
1. PERINTAH DAN LARANGAN,
2. RIWAYAT PARA ROSUL,
3. PERINTAH BERFIKIR ATAU BERIJTIHAD
4. JIHAD FI SABILILLAH.
Perintah dan larangan Allah adalah merupakan norma-norma dalam kehidupan atau etika kita bermasyarakat termasuk tata cara kita beribadah kepada Allah, sehingga tercipta suatu peradaban masyarakat yang madani.
Riwayat para Rasul terutama Muhammad SAW adalah merupakan suri tauladan bagi kita semua agar lebih mantap dalam beribadah kepada Allah, bagaimana melaksanakan perintah Allah serta bagaimana menghindarkan larangan-Nya. Kemudian perintah Allah agar kita berfikir, berfikir dan berfikir, agar kita mempunyai keyakinan yang mandiri, agar kita berijtihad, bukan kata orang lain, katanya dan katanya seperti orang buta hanya sekedar mendengar pendapat orang lain, belum pernah merasakan dan membuktikan sendiri. Bila kita mempunyai kayakinan yang mandiri tentang Allah, maka kita bisa melaksanakan jihad fi sabilillah, berjuang di jalan Allah dengan mantap tanpa keraguan sedikitpun. Hakikat dari jihad fi sabilillah adalah KEIKHLASAN… Ternyata keikhlasan ini merupakan penjabaran dari RAHMAN DAN RAHIM dalam kalimah Basmallah yang harus kita realisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi ajaran Al Qur’an itu diawali dan diakhiri dengan Basmallah. Setiap kita hendak melakukan sesuatu awalilah dengan basmallah, dengan kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan yang tulus dengan tujuan untuk memberi rahmat kepada seluruh alam semesta, niscaya Allah pun akan melimpahkan kasih sayang-Nya kepada kita … Bila hablumminanas kita baik maka hablumminallah kita pun akan baik juga…
JADI KITA DIBERI TUGAS SEBAGAI HALIFAH DAN SEBAGAI WALI ALLAH DI MUKA BUMI DIAWALI DENGAN BASMALLAH UNTUK MEMBERI RAHMAT BAGI SELURUH ALAM SEMESTA DENGAN KASIH SAYANG YANG TULUS DAN MURNI, BUKAN DENGAN KEKERASAN…!
Oleh karena itu ilmu yang kita pelajari cukup BASMALLAH saja … !


4.2 Beberapa Cara Dzikrullah
Ada beberapa cara Dzikrullah:
1. Dzikir ANGGOTA BADAN & PANCA INDERA adalah mempergunakan anggota badan dan panca indera untuk keta’atan beribadah semata-mata kepada Allah, untuk memperbanyak amar makruf dan menjauhi hal-hal yang munkar. Ini sudah tercermin di dalam makna hakikinya bersuci dan sholat.
2. Dzikir LISAN adalah dengan cara membaca Al Qur’an, takbir, tahlil, tahmid, istigfar, do’a, wirid dsb. dengan suara yang dapat didengar oleh telinga.
3. Dzikir QOLBI adalah menghadirkan hati dengan penuh keyakinan akan keberadaan Dzat, Sifat, Asma dan Af’al Allah, Dzat yang maha melihat, maha mendengar, maha mengetahui dan maha kuasa atas segalanya. Dzikir qolbi dilakukan dalam hati tanpa bersuara. Semua panca indera dan seluruh tubuh ditutup (dimatikan). Dunia tidak tampak lagi, alam wadah tampak jelas, Ruhani yang berkomunikasi dengan Allah. Sejak semula memang hanya Ruhani yang bisa berkomunikasi dengan Allah. Ruhani berasal dari Nur Muhammad. Untuk mengenal Tuhan harus melalui Tuhan. Berarti bila kita hendak berkomunikasi dengan Tuhan harus melalui bahasa Ruhani, berarti jasmaninya harus diam, hening, harus bisa mati sebelum mati. Ruhaninya yang menjerit mengumandangkan Asma Dzat. Jeritan Ruhani akan menembus tujuh petala langit, mencapai Arasy.
DAN SEBUTLAH NAMA TUHANMU DALAM HATIMU DENGAN MERENDAHKAN DIRI DAN RASA TAKUT, DAN DENGAN TIDAK MENGERASKAN SUARA… ~ (AL A’RAF 7 : 205)
4. Dzikir HAQ adalah dzikir di dalam sir, sudah dalam keadaam fana, AKU YANG BICARA, suatu tingkatan dzikir yang paling tinggi, dzikir gerak rasa dari suara hati atau QOLBU.. HU .. HU.. atau dzikir apapun sesuai suara hati.
Dengan cara dzikrullah berarti kita sudah mulai melatih diri untuk melakukan shalat yang kekal, dimana kiblat yang terdekat adalah menghadapkan diri kepada diri kita sendiri.
Pengertian Dzikrullah yang lebih luas adalah tidak hanya sekedar duduk tafakur sambil mengucapkan Asma Allah semata, akan tetapi mengingat Allah secara berkesinambungan, secara istiqomah, setiap gerak-gerik kita, tingkah laku kita senantiasa ingat kepada Allah yang mengawasi dan menyaksikan gerak-gerik perbuatan kita. Dengan demikian perilaku dan nafsu kita akan menjadi terkendali.
Bila dalam setiap perilaku kita senantiasa disertai ingat kepada Allah semata, benar-benar Lillahi Ta’ala, benar-benar ikhlas kepada Allah maka itulah yang sebenar-benarnya ibadah yang akan membawa keselamatan dunia akhirat bagi yang melaksanakannya. Hatinya bersih karena terisi Asma Allah, tidak terisi angan-angan kotor, tidak memper-Tuhan-kan hawa nafsunya yang merupakan dosa syirik tersembunyi. Oleh karena itu pengertian bersuci, shalat dan dzikrullah adalah merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain, ketiga-tiganya harus dilaksanakan serempak, direalisasikan dan diterapkan makna haqiqinya di dalam kehidupan sehari-hari agar ibadah kita menjadi sempurna.
Al kisah : Setelah selesai perang Badar, Rosulullah bersabda : Kita baru saja kembali dari Jihad Kecil dan kini memasuki Jihad Besar. Salah seorang Sahabat bertanya : Ya Rosulullah apakah Jihad Besar itu?
Rosulullah menjawab : Perang melawan hawa nafsu …


4.3 Tujuh Latifah
Perang melawan hawa nafsu berlaku bagi semua umat manusia di dunia. Di dalam perang ini musuhnya tidak tampak oleh mata, musuhnya sangat halus (latif).
Di dalam tubuh manusia ada tujuh tempat yang disebut Latifah sebagai tempat bersarangnya hawa nafsu yang harus dibersihkan dengan Asma Allah.
Konsep tujuh latifah ini pertama kali di ajukan oleh Syekh Ahmad Naqsyabandi, seorang sufi pada abad ke 11. Ajarannya disebut tareqat Naqsyabandiyah.
Tujuh Latifah tersebut adalah :
1. Latifatul Qulbi : Yang berhubungan dengan jantung jasmani, letaknya 2 jari di bawah susu kiri, tempat bersarangnya sifat-sifat kemusyrikan, kekafiran, ketahayulan dan sifat-sifat iblis, membersihkannya dengan cara dzikir Allah-Allah 5000 kali. Cahayanya berwarna kuning.
2. Latifatur Ruh : Letaknya 2 jari di bawah susu kanan, tempat bersarangnya sifat Bahimiyah (binatang jinak), membersihkannya dengan dzikir Allah-Allah 1000 kali. Cahayanya berwarna merah.
3. Latifatus Sirri : Letaknya 2 jari di atas susu kiri, tempatnya sifat Syabiyah (binatang buas), dholim, aniaya, pemarah, pendendam. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali. Cahayanya berwarna putih.
4. Latifatu Khofi : Letaknya 2 jari dia tas susu kanan, dikendarai oleh limpa jasmani, tempat sifat dengki, khianat. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali. Berwarna Hitam.
5. Latifatu Akhfa : letaknya di tengah dada, berhubungan dengan empedu jasmani, tempat sifat Rabbaniyah, yaitu sifat ria, takabur, sombong, ujub, memamerkan kebaikan, akan tetapi disini juga merupakan tempat sifat ikhlas, khusu, tadaru dan tafakur. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali. Cahayanya berwarna hijau.
6. Latifatu Nafsun Natiqa : Letaknya diantara 2 kening, tempat nafsu amarah, nafsu yang mendorong untuk berbuat kejahatan. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali.
7. Latifatu Kullu Jasad : Latifah yang mengendarai seluruh tubuh jasmani, tempat sifat jahil, ghaflah (lalai). Pada tempat ini terdapat juga sifat Ilmu dan Amal. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali.
 
Silahkan, bila kita mampu melaksanakan tata cara dzikir seperti di atas!!!??? Tuhan tidak menilai jumlah bilangannya, akan tetapi keikhlasannya. Metode berdzikir sesungguhnya sangat beraneka ragam. Setiap manusia memiliki kemampuan dan kesempatan yang berbeda. Ada yang sibuk, ada yang santai. Allah tidak pernah menyusahkan umatnya. Sebagaimana Sholat masyalah tata-cara dzikir pun di dalam Al Qur’an tidak ada rinciannya. Oleh karena itu silahkan pilih metode dzikir yang sederhana, cocok dan pas serta mampu kita laksanakan menurut keyakinan hati kita sendiri. Sehingga sesibuk apapun, masih bisa melaksanakan dzikir dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. ENJOY AJA LAGI !


4.4 Tata Cara Dzikir Qolbi
Ada bermacam-macam cara untuk melakukan dzikrullah, tergantung dari guru pembimbing ruhani kita. Tidak setiap orang yang berilmu bisa menjadi pembimbing ruhani. Ada beberapa persyaratan untuk menjadi guru pembimbing ruhani yang menurut Al Ghazali dalam buku O, ANAK adalah sebagai berikut :
Dia benar-benar berilmu dan matang, dia telah melepaskan diri dari masalah keduniawian, pelajaran yang dia peroleh mempunyai silsilah yang jelas dari guru ke guru ruhani sebelumnya sampai ke Rosulullah sendiri. Di dalam kehidupan sehari-harinya dia bersahaja, sabar, shalat, syukur, tawakal, yakin, tak pernah mengeluh, berhati tenang, berdada lapang, rendah hati, berlaku benar, bermalu, menepati janji, tetap hati, tidak tergesa-gesa dsb.
Guru pembimbing ruhani yang memenuhi kriteria Al Ghazali tersebut sungguh sulit dicari, apalagi di abad globalisasi ini. Kriteria nya mungkin bisa kita tambah mungkin bisa kita kurangi. Misalnya : Dia harus seorang sarjana agar daya analisa dan wawasan berpikirnya menjadi lebih luas. Dia mempunyai pengalaman bathin pernah bertemu dengan Rosulullah, sehingga kita harapkan dia bisa membimbing kita, secara minimal bisa mempertemukan kita dengan Rosulullah. Dalam hal ini Iblis pun tidak bisa merubah bentuk dirinya seperti Rosulullah.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana jadinya seandainya kita tidak sempat berjumpa dan berguru kepada guru pembimbing ruhani yang seperti itu ??? Untuk itu kita tak perlu khawatir, karena sesungguhnya GURU SEJATI ADA DI DALAM DIRI… di dalam SIR ada AKU, tempat AKU menyimpan rahasia…
Berarti pintu ijtihad masih tetap terbuka… Jangan percaya kepada orang-orang yang mengatakan bahwa kalau tanpa bimbingan guru maka pembimbingnya adalah syaetan. Kuncinya adalah yakin dan tetap berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Sunah Rosulullah insya Allah kita pasti selamat.
ORANG-ORANG YANG BERJUANG DI JALAN ALLAH, TENTU KAMI BIMBING MEREKA KE JALAN-JALAN KAMI (AL ANKABUT 29 : 69).
TUHAN AKAN MEMBIMBING (DENGAN CAHAYA-NYA) KEPADA CAHAYANYA BAGI SIAPA YANG DIA KEHENDAKI (AN NUUR 24 : 35).
CAHAYA ITU MENERANGI RUMAH-RUMAH , DI DALAMNYA ALLAH TELAH BERKENAN UNTUK DIHORMATI DAN DISEBUT NAMANYA SERTA BERTASBIH PADA WAKTU PAGI DAN PETANG (AN NUUR 24 : 36).
Rumah yang mana …? Silahkan renungkan sendiri.
Bila hamba Ku mencintai Ku, maka Akupun akan mencintainya.
Bila hamba Ku mendekati Ku sejengkal maka Aku akan mendekati dia sedepa, bila dia mendekati Ku dengan berjalan maka Aku akan mendekat kepadanya dengan berlari (hadits).
Tidaklah ada satu cara untuk mendekatkan diri kepada-Ku, yang lebih Aku sukai dari pada mengerajakan apa yang Aku perintahkan dan tidaklah berhenti hamba-Ku mendekatkan diri kepada Ku dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang nawafil (sunah), sehingga Aku pun mencintai dia. Dan bila Aku mencintainya maka Aku-lah yang menjadi penglihatannya ketika ia melihat, Akulah yang menjadi tangannya ketika ia memukul, Akulah yang menjadi kakinya ketika ia berjalan. Akulah yang menjadi hatinya ketika ia berkehendak. Dan bila ia memohon kepada-Ku, Aku kabulkan dia. Bila dia berlindung kepada-Ku, Aku lindungi dia (Hadits).
Walaupun Dzikir Asma Allah merupakan amalan sunah (bukan amalan wajib), akan tetapi Dzikir dalam arti kata yang luas merupakan jalan terdekat menuju kepada Allah. Bila kita dekat kepada Allah, maka kita akan diberi kemudahan, kekuatan Daya Ketuhanan dan perlindungan Allah bahkan Allah berkenan membuka tabir bagi para sufi untuk belajar ilmu langsung dari LAUH MAHFUDH . Itulah karunia Allah yang sangat luar biasa bagi umat Muhammad. Itulah keistimewaan dzikir…
Sebetulnya arti harfiahnya kata dzikir dan meditasi adalah sama, yaitu mengosongkan pikiran, sambil mengulang-ngulang Nama Tuhan dengan Nama Tuhan apapun yang kita sebut asalkan Nama yang baik-baik. Siapapun yang mengerjakannya, hasilnya akan sama, seperti kata Jalaluddin Rumi : Apapun agamanya buah dari keimanan tidak pernah berubah, keadaannya, tempatnya dalam kehidupan serta efek-efek yang dihasilkannya adalah sama dimana-mana.
Bila kita hendak melakukan latihan dzikir, sebaiknya kita lakukan shalat sunah terlebih dahulu agar suasana religius, suasana sakral, khusyuk, hening dan hidmat bisa kita bina tahap demi tahap. Biasanya dilakukan setelah shalat Isa dan dianjurkan pada jam ganjil, misalnya pkl 21.00, bisa juga pkl 23.00 atau pkl 01.00 setelah lewat tengah malam.
Menurut para sesepuh untuk pengisian pribadi sebaiknya dimulai pkl 01.00 yang merupakan angka Alif, dimana pada saat itu suasananya sudah cukup sepi dan juga memasuki sepertiga malam. Pada saat tersebut Allah juga berkenan mengutus malaikat-malaikatnya bagi hamba-hamba yang sedang mendekatkan diri kepada Nya. Adapun shalat sunah yang dianjurkan adalah shalat Taubat, shalat Hajat dan istikharoh, tergantung dari kebutuhan pribadi masing-masing.
Sebelum shalat Sunah, terlebih dahulu kita berdo’a dengan apa yang disebut do’a kunci, sebagai do’a pembukaan dan sebagai do’a penutup, adalah sbb : (1 s/d 4).
1. A’udzubillaahiminasy syaethonnirrojiim 1 kali
2. Basmalah 3 kali
3. Dua kalimah syahadat 1 kali
4. Innalillahi wa inna ilahi roojiuun 1 kali
5. bisa di isi do’a lain sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya : membaca haoqollah
Laa haola wala kuwwata ilaa bilaahil aliyil adhim 1 kali untuk penyerahan diri secara total kepada Allah. (Ya Allah, Ya Abdal Jabar) 3 kali untuk menambah kekuatan dan menggetarkan generator (AKU) dalam diri kita.
Masing-masing shalat sunah dikerjakan 2 raka’at yang diakhiri dengan salam.
Bisa juga pada saat niat, ketiga shalat sunah tersebut kita gabung dan dikerjakan cukup dengan 4 raka’at saja, setiap selesai 2 raka’at diakhiri dengan salam dengan niat sbb :
• Usholi sunatan li istiharoti ma’a taobati li qodo’il hajati … dst …
• Pada raka’at ke 1, setelah membaca surat Al Fatihah, baca surat Al Ikhlas 10 kali.
• Pada raka’at ke 2, setelah membaca surat Al Fatihah, baca surat Al Ikhlas 20 kali. Kemudian diakhiri dengan salam.
• Pada raka’at ke 3, setelah membaca Al Fatihah, baca surat Al Ikhlas 30 kali.
• Pada raka’at ke 4, setelah membaca Al Fatihah, baca surat Al Ikhlas 41 kali.
• Kemudian diakhiri dengan salam.
Setelah selesai shalat sunah kemudian membaca AL Fatihah yang dihadiahkan kepada Rosulullah, membaca Al Fatihah untuk para nabi dan para wali Allah, untuk para sahabat, para Tabiin, para Malaikat, untuk para suhada, para guru, para sesepuh kita khususnya untuk kedua orang tua kita, diri kita sendiri serta untuk anak-istri kita.
Membaca Surat Al Ikhlas 3 kali, Al Falaq 1 kali dan An Nas 1 kali, Al Baqarah 2 : 1-5 dan 163, Ayat Qursyi dan Al Kafirun 1 kali.
Membaca tahlil : Laa ilaaha ilallah (minimal 19 kali atau 41 kali )
Membaca salawat nabi (minimal 19 kali atau 41 kali ).
Membaca istigfar 14 kali atau 41 kali (7 kali untuk mohon ampunan dosa lahir dan 7 kali berikutnya untuk dosa bathin).
Bila ingin lebih lengkap, silahkan membaca tasbih, hamdallah, tahlil, takbir, tahmid.
Angka 19 dan angka 41 adalah angka angka istimewa di dalam Al Quran.
Kemudian membaca do’a khusus, yang sesuai dengan maksud dan tujuan kita (hajat kita) secara pribadi atau yang sesuai dengan petunjuk guru pembimbing ruhani kita.
Misalnya :
Untuk mengenal jati diri (diri yang sejati) yang dibaca adalah sbb :
Surat Al Kahfi 107 s/d 110 sebanyak 101 kali (minimal 41 kali), Surat An Nur 24 : 35 (minimal 41 kali), diakhiri Surat Al Qaf 50 : 22 (minimal 41 kali) yaitu :
FAKASYAFNAA ANKA GITO AKA FABASHORUKAL YAOMA HADIID. Kami singkapkan tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu menjadi tajam.
Bagi mereka yang sedang menuntut ilmu, yang dibaca cukup : Surat An Nur 24 : 35 dan surat Al Qaf 50 : 22 saja.
Bagi pasangan suami istri yang ingin mempunyai anak yang dibaca adalah surat Yasiin 36 : 82.
Bagi mereka yang ingin mendapatkan jodoh yang hak, yang maslahat lahir dan bathin, bacalah Surat Al Anbiya 21 : 89, Surat At Taubah 9 : 128-129 dan Yasin 36 : 82.
Sesungguhnya masih banyak lagi do’a-do’a lain dengan makna yang tersurat dan yang tersirat sesuai dengan maksud dan tujuan kita pribadi. Silahkan pilih dan cari sendiri dalam Al Qur’an.
Selanjutnya munajat dalam hati :
Ya Allah … Engkaulah yang maha mendengar dan maha mengetahui apa yang aku ucapkan dan apa yang ada di dalam hatiku. Oleh karena itu Ya Allah… limpahkanlah ampunan Mu dan Kasih Sayang Mu kepada diriku.
Ya Allah … aku bersyukur atas segala nikmat dan karuniaMu, rahmat dan barokahMu yang telah Engkau limpahkan kepadaku, baik pada masa lalu, masa kini maupun pada masa yang akan datang.
Ya Allah .. Hamba mohon izin dan keridhoan Mu … (sebutkan satu persatu apa-apa permasalahan yang sedang kita hadapi, misalnya ingin melihat jati diri).
Ya Allah .. aku serahkan segala urusanku kepada Mu, Engkaulah Yang Maha Kuasa atas segalanya (pasrah total). Boleh dilanjut dengan membaca haoqollah. Kita tidak boleh memaksa Allah, setiap permohonan harus diserahkan kembali kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Mengetahui yang terbaik bagi hambaNYA.
Kemudian kita berdzikir, biarkan “Tangan” Tuhan yang bekerja.
Duduklah dengan santai diatas kursi atau duduk bersila diatas lantai dengan alas yang empuk. Duduk setegak mungkin, tapi jangan dipaksakan. Usahakan agar posisi kepala dan tulang ekor membentuk satu garis lurus. Pandangan lurus kedepan, mata dipejamkan. Santai, senyum dan pasrah. Kedua telapak tangan berada di atas paha, menghadap ke bawah. Bila duduk bersila, kaki kanan di atas, kaki kiri dibagian bawah, kedua telapak kaki menghadap ke atas. Kedua lengan bersilangan, lengan kanan menyilang di atas lengan kiri, seolah-olah membentuk huruf LAM ALIF. Telapak tangan kanan berada di atas telapak kaki kanan, dan telapak tangan kiri menempel pada betis kaki kanan, seolah-olah menutupi telapak kaki kiri, sehingga tenaga bio-elektrik yang terpancar baik dari telapak kaki maupun dari telapak tangan tidak ada yang terbuang, masuk kembali ke dalam tubuh.
Selanjutnya :
1. Baca do’a kunci 1 kali
2. Untuk menggerakkan generator baca : (Ya Allah, Ya Abdal Jabar) 3 kali.
3. Untuk penyerahan total baca : laa haola walaa kuwata ilaa bilahil aliyil adhim 1 kali
4. Baca : Kodimul hajati wal hajatu goibus siri masya Allah walaa haola walaa kuwata ila billaahil aliyil adzim.
5. Baca : Illaahi antal maksudi wa ridhoka mathlubi. Kaf Ha Ya Ain Shod Kifayatuna. Ha Mim Ain Sin Qof Himayatuna.
6. Baca : Illahi antal maksudi wa ridhoka mathlubi, A’thini mahabbataka wa makrifataka. Ya Allah Engkaulah tujuanku, keridhoan Mu yang aku cari, aku mengharapkan kasih sayang Mu serta Cinta dan Makrifat Mu …
7. Ya Allah, kumohon cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu, jadikanlah cintaku kepadaMU melebihi cintaku kepada diriku sendiri, keluargaku serta air yang dingin.
8. Membentengi diri dan seluruh penghuni rumah.
9. Niat dzikir.
Berserah diri kepada Allah merupakan benteng keikhlasan yang tidak bisa ditembus oleh apapun yang bersifat bathil. Berarti tanpa kita membentengi diri secara khususpun sesungguhnya pada saat kita melakukan dzikrullah dengan hati yang pasrah, maka dengan sendirinya kita sudah mendapat perlindungan dari Allah SWT. Namun bila kita ingin lebih mantap lagi, maka buatlah benteng perlindungan secara khusus sebelum kita melakukan dzikir dan meditasi tersebut.


5.5 Cara Membentengi Diri
Kita mohon izin dan keridhoan Allah, niat membentengi diri sendiri serta seluruh penghuni rumah ini dari segala sesuatu yang bersifat negatif yang berasal dari mahluk kasar maupun makhluk halus, saat kita sadar maupun saat tidak sadar.
Mata dipejamkan, ujung lidah dilipat ke atas. Tarik nafas perlahan-lahan sambil dalam hati mengucapkan HU atau asma Allah berulang-ulang, seolah-olah Dzat Allah memasuki tubuh kita melalui pusat atau ubun-ubun, sampai rongga dada terasa penuh. Kemudian keluarkan nafas perlahan-lahan sambil mengucapkan Asma Allah, seolah-olah Dzat Allah keluar melalui pusat atau melalui lubang hidung untuk membentengi diri kita searah jarum jam, membentuk LINGKARAN PAGAR IMAGINER DARI LAFAD (DZAT) ALLAH lapisan pertama. Kemudian kita buat benteng lingkaran spiral imaginer Dzat Allah kearah vertikal (ke atas) seperti selubung silinder, dengan alas seluas lingkaran yang kita buat. Seberapa tingginya, ini juga terserah kita, bisa 1 meter atau lebih. Kemudian benteng silinder tersebut bagian atasnya kita tutup dengan membentuk tutup seperti lingkaran spiral obat nyamuk yang semakin ke tengah semakin mengecil atau seperti bentuk kerucut. Sampai di titik tengah, di puncak kerucut, kemudian kita membuat poros ke bawah ke arah ubun-ubun kita. Dengan tata cara seperti di atas, kita bisa membuat benteng keikhlasan lapisan kedua, ketiga dan seterusnya sampai seluas pekarangan rumah, untuk melindungi seluruh penghuninya, itu terserah kita.
Setelah selesai membentengi diri sendiri serta seluruh penghuni rumah, selanjutnya kita mulai melakukan dzikir-meditasi dengan penuh keheningan dan keikhlasan.
NIAT DZIKIR :
Nawaitu dzikullaahi ta’ala. Hamba niat dzikrullah
Al jasadu kiblatul qolbi Jasad saya menghadap ke hati
Wa qolbi kiblatur ruuhi Hati saya menghadap ke ruh
Wa ruuhi kiblatullaahi Ruuh saya menghadap ke Allah
Allahu Akbar Allahu Akbar
SELANJUTNYA :
Mata dipejamkan, ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit. Berarti kita telah menghubungkan kabel generator bio-elektrik Energi Kundalini yang ada di dalam tubuh kita, serta menutup seluruh panca indera dan menutup seluruh tubuh kita ( menutup sembilan pintu ). Dengan perkataan lain kita telah mematikan seluruh jasmani kita. Kita menutup kitab diri. Kita mulai hening, kosongkan hati dan pikiran, jangan mengingat apapun selain mengingat Allah, dalam hati hanya ada Allah. Energi Kundalini akan naik dari arah perineum ke tulang ekor menyusuri tulang belakang, naik ke atas kepala terus ke depan, turun kebawah melalui perineum dan seterusnya. Bila ujung lidah terlepas dari langit-langit, maka putaran energi tersebut akan terhenti. Putaran bio-elektrik tersebut semakin lama akan semakin cepat dan semakin luas serta semakin tinggi mencapai Arasy. Pada saat kita mencapai puncak meditasi, terjadilah trans mistik atau terjadi ekstase. Kita larut atau lebur atau fana menurut istilah Al Gazali atau samadi menurut orang Hindu. Bila otak kita direkam saat ekstase gelombangnya adalah gelombang Theta dengan frekuensi rendah sekitar 4 - 7 Hz, getaran medan energinya besar, terjadi saat antara terjaga dan tidur. Pada saat tidur gelombangnya adalah Delta, frekuensinya antara 0 - 3 Hz, getaran medan energinya rendah.
Dari segi medis ujung lidah yang menempel pada langit-langit akan merangsang ujung sarap di daerah dasar tenggkorak (sela tursika). Rangsangan tersebut akan merangsang kelenjar-kelenjar hormonal Hypofisis, Hypothalamus, Thalamus dan Pineal yang berada di atasnya untuk bersekresi. HGH (Hormon pertumbuhan) akan meningkat, sehingga tampak wajah mereka menjadi lebih segar, lebih bercahaya. Daya kekebalan tubuh dan sel T (sel anti kanker ) juga akan meningkat. Dari kelenjar Pineal akan keluar Endomorphin dan Melatonin yang mengakibatkan terjadinya relaksasi yang dalam dan terjadinya Ektase.
Dengan menempelkan ujung lidah ke langit-langit berarti seolah-olah kita menyebut Asma Allah secara berkesinambungan tanpa terputus. Selain itu, dengan ujung lidah tersebut kita mengukir Asma Allah pada langit-langit, sehingga bila saatnya tiba dimana kita tidak sanggup lagi mengucapkan Asma Allah, maka cukup dengan menempelkan ujung lidah kita pada ukiran tersebut berarti kita eling, ingat kepada Allah dan bila kemudian kita meninggal, kita meninggal dalam keadaan muslim. Meninggal dalam keadaan berserah diri kepada Allah.
Jadi apapun agamanya dzikir–meditasi adalah jalan yang terdekat menuju Tuhan, terserah kita menyeru Tuhan dengan Nama apa saja yang baik-baik.
Mulailah dengan menarik nafas perlahan-lahan dan keluarkan pula dengan perlahan-lahan, santai, senyum dan pasrah tanpa beban apapun. Ulangi cara pernafasan tersebut 3-4 kali, tergantung keinginan kita, sambil merasakan semua otot-otot dari mulai ujung kaki sampai seluruh tubuh, menjadi rileks, kemudian rasakan pikiran kitapun menjadi rileks, selanjutnya kita rasakan seluruh tubuh dan pikiran menjadi rileks. Jangan mengingat apa-apa lagi selain mengingat Allah.
Ucapkan dalam hati laa ilaha ilallah 165 kali dengan cara sebagai berikut : LAAAA…dari pusat ke kepala menembus 7 petala langit … semua tiada kecuali Allah, kemudian : ILAHA ke dada kanan ILALLAAH ke dada kiri , ditutup dengan SAYYIDINA MUHAMMADUROSULULLAAH S.A.W. 1 kali.
Selanjutnya pernafasan tetap seperti biasa diatur dengan tenang, setiap menarik dan mengeluarkan nafas, di dalam hati hanya mengucapkan Asma Allah … Allah … Allah … berulang-ulang tanpa batas hitungan. Yang diperhatikan hanya keluar masuknya nafas dan Asma Allah agar pikiran kita tidak mengembara kemana-mana.
Tarik nafas perlahan-lahan tanpa terlihat adanya gerakan pernafasan, santai, rileks, sambil dalam hati mengucapkan Asma Allah … Allah … Allah seolah-olah Dzat Allah masuk melalui pusat sampai rongga dada terasa penuh. Turunkan diapragma dengan cara mengempiskan rongga dada dan mengembangkan rongga perut. Tahan napas sebentar kemudian hembuskan perlahan-lahan. Demikian seterusnya, sampai semampu kita. Yang kita perhatikan hanya sekedar keluar masuknya nafas, serta dzikrullah yang berkesinambungan agar otak tidak memikirkan hal lain, otak bisa santai dan beristirahat dari segala keruwetan hidup, maka pasrahlah kepada Allah … bukan berkonsentrasi. Semakin kita berusaha berkonsentrasi, otak kita akan bekerja semakin keras. Biarkan segalanya terjadi secara alami, bagaikan air yang mengalir. Santai, senyum dan pasrah kepada Allah.
Dzikir dengan cara seperti di atas dilakukan tanpa batas hitungan, sebagai patokan awal lakukanlah secara bertahap selama 10 menit, kemudian 20 menit sampai 30 menit, bahkan sampai 150 menit, semampu dan seikhlas kita. Karena yang dinilai bukan sekedar jumlah dan lamanya akan tetapi keikhlasan mengerjakannya, sampai dunia sekitarnya (Wahidiiyyah) lambat laun tidak dirasakan lagi keberadaannya. Daya konsentrasi secara alami dengan sendirinya mulai meningkat, karena keseluruhan otot dan pikiran menjadi rileks. Selanjutnya secara bertahap kita mulai memasuki alam bawah sadar, mulai masuk kedalam SIR atau masuk ke dalam kesadaran kosmis, memasuki suasana samadi, suasana fana, suasana dimana kita dan alam sekitarnya terasa sangat hening. Kita merasa lebur dan larut dengan alam.
Pada tahapan ini mulai tampak Alam Wahdah, dunia dan sekitarnya tidak tampak lagi, di dalam qolbu (hati) hanya ada Allah … Allah … Allah … tidak ada yang lain. Naumi aini wa laa naumi qolbi, matanya tertutup tapi hatinya melek.
Pada tahapan ini tidak ada perbedaan lagi antara terjaga dan tidur, tak ada perbedaan lagi antara hidup dan mati. Dalam kekosongan ada isi. Tuhan akan memperlihatkan keindahanNya (sifat Jamal Nya). Itulah kasyaf menurut Al Gazali.
Sekali lagi jangan memaksa Allah, setiap kali kita memohon kepada Allah, harus selalu kita serahkan kembali kepada Allah Yang Maha Kuasa serta Maha Mengetahui yang terbaik untuk hambaNya. Setelah berserah diri, kemudian kita akhiri dengan dzikir - meditasi, jangan fikirkan apa-apa lagi. Pasrahkan hati kita sepenuhnya kepada Allah, biarkan “Tangan” Allah yang bekerja, maka Allah akan berkenan memberikan petunjuk Nya, memberikan pertolongannya kepada kita.
Tata cara di atas adalah merupakan etika atau sopan santun kita pada saat kita melakukan permohonan langsung kepada Allah tanpa perantara.
Setelah kita selesai mengerjakan dzikir - meditasi maka sebagai penutup :
1.Baca do’a kunci (1 s/d 4) 1 kali
2. Baca Surat Al Fatihah 1 kali.
3. Sodaqollahul adzim. Maha Benar Tuhan dengan segala FirmanNya.

4.6 Cara lain Berdzikir Pernafasan
1. Pejamkan mata
2. Ujung lidah menyentuh langit–langit
3. Santai ~ Senyum ~ Pasrah ~ Ikhlas
4. Ucapkan dalam hati
- Laa ilaha Ilallah 165 x
- Muhammadarosulullah 1 x
5. Tarik nafas sambil dalam hati ucapkan Huuuu, dengan penuh perasaan, rasakan seolah – olah energi Ilahi masuk melalui pusat (umbilicus) naik keatas menembus ubun – ubun sampai ke titik omega-titik tak berhingga
6. Rongga dada di kempiskan rongga perut dikembangkan
7. Tahan nafas di perut.
8. Saat menahan nafas ucapkan dalam hati : Allah – Allah – Allah 7 x, boleh lebih 9x – 21 x (bilangan ganjil)
9. Keluarkan nafas perlahan – lahan dari lubang hidung sambil dalam hati mengucapkan Allaaaaah, Berarti 1 x putaran nafas sudah kita selesaikan.
10. Selanjutnya nafas biasa tanpa menahan nafas. Tarik nafas Huuuu. Keluarkan nafas Allaaaah. Lakukan 3 x pernapasan biasa.
Perbandingan antara dzikir menahan nafas dan nafas biasa 1 : 3
Ulangi tata cara di atas minimal 10 sampai 30 menit setiap hari.
Bila kita sudah terbiasa berlatih dzikir sambil menahan nafas maka perbandingannya bisa dirubah menjadi 3 : 3 atau 4 : 3 atau lebih dari itu. 


BAB V  CATATAN KUNCI
 
Wudu, shalat dan dzikrullah adalah merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain, ketiga-tiganya saling berkaitan. Tak mungkin kita melakukan shalat tanpa bersuci terlebih dahulu, tak mungkin kita mendekatkan diri kepada Allah dalam keadaan kotor lahir bathin. Bila Shalat hanya sekedar shalat, tanpa mencurahkan segenap hati dan pikiran untuk mengingat Allah adalah hampa, tidak akan menghasilkan apa-apa. Agar bisa khusyuk dan bisa berserah diri dengan segala kerendahan hati kepada Allah, anggaplah bahwa ini adalah shalat kita yang terakhir di dunia.
5.1 Wudu (Bersuci)
5.2 Kiblat
5.3 Shalat
5.3 Menafkahkan Sebagian Harta atau Rezeki
5.4 Mengenai Surat Al An’am 6 : 79 dan 163
5.5 Membantu yang Sakaratul Maut
5.6 Beberapa Catatan tentang Haji

5.1 WUDU (BERSUCI)
Secara lahiriah bersuci adalah membasuh dan mencuci anggota gerak dan panca indera, mulai dari lengan, muka, termasuk mata, telinga, hidung dan mulut, kemudian kepala dan kedua kaki.
Secara batiniah berwudu berarti menghindarkan anggota badan dan panca indera dari hal-hal yang diharamkan. Anggota badan hanya dipergunakan untuk kebajikan, untuk memperbanyak amar ma’ruf, untuk beribadah semata-mata kepada Allah, bukan untuk melakukan perbuatan yang tercela.
BARANG SIAPA YANG MENGHARAPAKAN PERJUMPAAN DENGAN TUHAN NYA HENDAKLAH IA BERBUAT KEBAIKAN DAN JANGAN MEMPERSEKUTUKAN TUHANNYA DENGAN APAPUN ~ (AL KAHFI 18 : 110).
Bersuci sebelum Shalat adalah merupakan suatu proses pemurnian atau proses pemisahan, yaitu memurnikan atau memisahkan diri dari diri kita sendiri, dari keakuan kita, dari ego kita. Berarti juga menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan, menjauhkan kemunkaran dan memperbanyak amar ma’ruf.
Dengan demikian bersuci merupakan suatu proses penyucian lahir dan batin, tidak hanya sekedar membasuh anggota badan dan panca indera saja, akan tetapi juga mempunyai makna haqiqi yang tersembunyi.
Membasuh tangan sampai sebatas siku berarti tangan tidak dipergunakan untuk mencuri atau korupsi atau segala sesuatu yang diharamkan Allah.
JANGANLAH KAMU MEMAKAN HARTA SESAMAMU DENGAN JALAN BATIL. DAN JANGANLAH KAMU MEMBAWA URUSAN HARTA KEPADA HAKIM AGAR KAMU DAPAT MEMAKAN SEBAGIAN HARTA ORANG LAIN DENGAN JALAN DOSA, PADAHAL KAMU MENGETAHUINYA ~ (AL BAQARAH 2 : 185).
Membasuh muka artinya kita harus ramah tamah kepada sesama umat manusia. Di dalam Surat ABASA 80 : 1-6 Rosulullah pun mendapat teguran dari Allah ketika beliau bermuka masam serta memalingkan muka terhadap orang buta yang ingin masuk agama Islam. Bermuka masam dari segi aura tidak bagus, auranya suram.
HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN JANGANLAH ENGKAU BERBURUK SANGKA, SESUNGGUHNYA BERBURUK SANGKA ADALAH DOSA DAN JANGANLAH MENCARI-CARI AIB ORANG LAIN DAN JANGAN PULA SEBAGIAN DARI KAMU, MENCELA, MEMBUSUK-BUSUKKAN ORANG LAIN. ~ (AL HUJURAT 49 : 12).
Di bagian muka terdapat mata, hidung dan mulut. Mata hendaknya jangan terlalu melihat ke atas, akan tetapi lihat juga ke bawah kemudian lakukan introspeksi dan mawas diri atas kemampuan yang kita miliki, jangan memaksakan diri.
Membasuh mulut dan berkumur-kumur hendaknya kita bisa menjaga perkataan kita, menjaga lidah kita. Jangan mempergunjingkan orang lain, karena belum tentu dia lebih jelek dari yang mempergunjingkannya. Yang masuk kedalam mulut dan yang keluar dari mulut harus kita perhatikan. Makanan yang kita makan bukan yang diharamkan dan dijaga agar kita tetap sehat. Menurut Hadits Rosulullah : Semua penyakit berawal dari perut. Kemudian perkataan yang keluar dari mulutpun harus dijaga juga jangan sampai menyakitkan perasaan orang lain. Peribahasa mengatakan : Mulutmu adalah harimau mu. Diam adalah emas.
Untuk lebih jelasnya bacalah buku IHYA ‘ULUMIDDIN tentang BAHAYA LIDAH karangan Al Ghazali.
HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN JANGANLAH ADA DIANTARA KAMU YANG MEMPEROLOK-OLOKAN ORANG LAIN, KARENA MUNGKIN MEREKA LEBIH BAIK DARI KAMU ~ (AL HUJURAT 49 : 11).
ORANG-ORANG YANG MENJAUHKAN DIRI DARI DOSA BESAR DAN PERBUATAN KEJI, KECUALI SEDIKIT DOSA KECIL. SUNGGUH, TUHANMU LUAS AMPUNANNYA, DIA MENGETAHUI BENAR ( KEADAAN ) KAMU, KETIKA IA CIPTAKAN KAMU DARI TANAH DAN KETIKA KAMU MASIH DALAM PERUT IBU-IBUMU. KARENA ITU JANGANLAH KAMU MENGANGGAP DIRIMU SUCI! DIA MENGETAHUI SIAPA YANG TAKWA. ~ (AN-NAJM 53 : 32).
APAKAH KAMU TIDAK MEMPERHATIKAN ORANG-ORANG YANG MENGANGGAP DIRINYA BERSIH? SEBENARNYA ALLAH MEMBERSIHKAN SIAPA YANG DIA KEHENDAKI DAN MEREKA TIDAK TERANIAYA SEDIKITPUN  ~ (AN NISA 4 : 49).
SEKIRANYA TIDAKLAH KARENA KARUNIA DAN RAHMAT ALLAH KEPADA KAMU SEKALIAN, NISCAYA TIDAK SEORANGPUN DARI KAMU BERSIH SELAMA-LAMANYA, TETAPI ALLAH MEMBERSIHKAN SIAPA YANG DIKEHENDAKI-NYA ~  (AN NUR 24 : 21).
PEKERJAAN YANG SANGAT DICINTAI ALLAH ADALAH MENJAGA LIDAH. MANUSIA TIDAK AKAN TEGUH IMANNYA SEBELUM HATINYA TEGUH DAN TIDAK AKAN TEGUH HATINYA SEBELUM LIDAHNYA TEGUH (HADITS).
Membasuh hidung artinya setiap menarik dan mengeluarkan nafas diisi dengan Asma Allah, eling, ingat kepada Allah (dzikrullah).
Membasuh kepala artinya pikiran kita harus jernih dan berwawasan luas, tidak berburuk sangka kepada orang lain, harus selalu mengingat Allah dan bersyukur.
INGATLAH KEPADAKU NISCAYA AKUPUN AKAN INGAT KEPADAMU, BERSYUKURLAH KEPADAKU DAN JANGAN MENGINGKARI ~ (AL BAQARAH 2 : 152).
Janganlah mengingkari : berarti kita jangan menjadi kufur atau musyrik serta kita jangan mengingkari segala nikmat dan karunia Allah yang telah diberikan kepada kita. Oleh karena itu kita diperintahkan untuk bersyukur kepada Nya.
DAN ALLAH MELAHIRKAN KAMU DARI PERUT IBUMU, SEDANGKAN KAMU TIADA MENGETAHUI SUATU APAPUN, DIBERI NYA KAMU PENDENGARAN, PENGLIHATAN, SUPAYA KAMU BERSYUKUR KEPADA NYA ~ (AN-NAHL 16 : 78).
MAKANLAH YANG HALAL DAN BAIK DARI REJEKI YANG ALLAH BERIKAN KEPADAMU, DAN BERSYUKURLAH ATAS NIKMAT ALLAH, JIKA KAMU HANYA KEPADA NYA SAJA MENYEMBAH ~  (AN-NAHL 16 : 114).
Nikmat dan karunia Allah tidak terhingga banyaknya, dari mulai diberinya penglihatan, pendengaran dan hati, kita tak mampu untuk menghitungnya. Mensyukuri nikmat serta karunia Allah tidak hanya sebatas di mulut saja, akan tetapi harus direalisasikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menafkahkan sebagian harta atau rejeki di jalan Allah adalah juga merupakan pernyataan dari rasa syukur kita kepada Allah, yang lebih luas lagi adalah melaksanakan perintah Allah dengan benar sebagai pernyataan rasa syukur kita kepada Allah. Untuk lebih jelasnya baca buku Ihya ‘Ulumiddin tentang syukur karangan Al Ghazali.
Membasuh telinga artinya jangan membiarkan telinga untuk mendengarkan pergunjingan-pergunjingan keburukan orang lain atau pergunjingan-pergunjingan yang akan menimbulkan keragu-raguan dan menggoyahkan keimanan kita. Jadikanlah telinga kita untuk mendengarkan informasi-informasi yang positif serta nasehat-nasehat dari para ulama.
Yang terakhir membasuh kaki, artinya langkah kita harus tetap di jalan Allah.


5.2 KIBLAT
Merupakan simbol perwujudan dari kemanunggalan arah yang menuju kepada suatu kemanunggalan pemujaan dan pengabdian kepada Allah semata-mata, sehingga di negara manapun kita berada, ada keseragaman di dalam tata cara beribadah kepada Allah menurut syariat Islam.
Seandainya masalah kiblat itu belum di syariatkan, maka sesungguhnya setiap orang boleh saja menganggap seluruh ciptaan Allah ini sebagai kiblatnya.
Mengapa demikian? Oleh karena Dzat Allah adalah Dzat mutlak tanpa bentuk dan tanpa keterbatasan ruang dan waktu. Dzat Allah meliputi segala sesuatu, berarti kita berada dalam Tuhan. Kemanapun engkau mengahadap disanalah Allah. Di dalam dirimu, apakah engkau tidak memperhatikan? Tanda-tanda kami disegenap penjuru dan pada diri mereka. Dzat Allah bersatu dengan engkau sekalian dimanapun engkau berada. Katakanlah bahwa AKU dekat. Lebih dekat AKU dari pada urat leher. Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan qolbunya. Barang siapa mengenal dirinya, maka dia mengenal tuhannya. Allah adalah bathinnya manusia dan manusia adalah kenyataan dari pada Allah. Rahasia kalian adalah rahasia KU. Di dalam dada ada qolbu, di dalam qolbu ada fuad, di dalam fuad ada sir, di dalam sir ada Aku.
Alkisah ketika Al Halaj akan dihukum pancung, salah seorang petugas berkata : Jangan biarkan wajahnya menghadap ke kiblat. Kemudian Al Halaj berkata : Kemanapun kau hadapkan wajahku disanalah Allah.
Dengan demikian kita tidak perlu bersusah payah mencari Tuhan ke tempat yang jauh-jauh, karena dalam Ke-Esa-an Nya, Dia tidak dimana-mana dan tidak ke mana-mana. Tuhan adalah dekat, bahkan teramat dekat. Di dalam dirimu …
Aku hadapkan wajahku kepada (Tuhan) yang menciptakan langit dan bumi.
Secara haqiqi : Hadapkan dirimu kepada dirimu sendiri, disanalah Allah. Tak ada yang lain. Di dalam dirimu, apakah engkau tidak memperhatikan. Di dalam sir ada Aku. Aku berada di dalam hati seorang mukmin yang benar.
Dengan demikian, bila kita perhatikan dengan seksama, maka akan tampak adanya beberapa pegertian Kiblat yaitu : Kiblat Mekah (ka’bah), Kiblat diri (jasad), Kiblat hati (Qolbi), Kiblat Haqq (di dalam sir ada Aku).
Berdasarkan firman-firman Allah serta Hadits-Hadits tersebut di atas, maka bila kita tidak melihat dan tidak menyadari adanya unsur-unsur KE ILLAHIAN yang tersembunyi di dalam setiap ciptaan Nya, berarti kita termasuk kedalam golongan Islam metaforikal atau Islam semu, bukan Islam tulen.
AL GHAZALI mengatakan bahwa Tauhid murni adalah penglihatan atas Tuhan dalam semua benda. Ada juga yang mengatakan : Fa inna’l’aarif man yaraul haqq fi kulli syai’in. Seorang arif adalah dia yang melihat Tuhan dalam semua benda. Dia tidak hanya melihat Tuhan semua benda (semua makhluk) tapi juga melihat setiap benda (semua mahluk) sebagai realitas dari pada Tuhan.
As Syibli berkata : Aku tidak melihat segala sesuatu kecuali Allah. Sedangkan Muhammad bin Wasi berkata : Aku tidak melihat segala sesuatu tanpa melihat Allah di dalamnya.
Setelah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku hembuskan Ruh-Ku. Allahu bathinul insan, al insanu dzahirullaah. Allah adalah bathinnya manusia dan manusia adalah realitas Allah. Kemanapun engkau menghadap di sanalah Allah. Di dalam dirimu, apakah engkau tidak memperhatikan. Di dalam Sir ada Aku. 


5.3 SHALAT
Berasal dari kata WASHLAT yang artinya perlekatan atau persekutuan. Dalam hal ini adalah persekutuan dengan Allah. Di dalam Al Qur’an dikatakan bahwa Allah bersama kita dimanapun kita berada, bahwa lebih dekat Allah dari pada urat leher kita. Disadari atau tidak, kita memang sudah bersatu dengan Allah. Kita berada dalam “JUBAH” ALLAH, karena Allah meliputi segala sesuatu. Oleh karena itu, sebetulnya tidak aneh bila ada istilah Manunggaling Kawula Gusti, sebagai akibat adanya rasa cinta yang begitu hebat dari seorang hamba kepada Tuhannya, sehingga persekutuan itu membuat dia merasa lebur dan larut, sebagaimana gula yang larut dalam air, diapun merasakan tenggelam dalam Tuhan.
Menurut orang awam, shalat berasal dari kata SHOLU, yang artinya adalah TA’AT, PATUH mengikuti peraturan khusus dalam tata cara penyembahan.
Shalat dilakukan setelah bersuci, setelah bersih, murni. Setelah proses pemurnian terjadilah persekutuan dengan Allah ASHSHABIHU MA’ALLAH. Bersekutu dengan Allah bisa dimana saja dan kapan saja, setiap saat, adalah suatu shalat yang tidak bisa ditunda-tunda waktunya seperti shalat lainnya. Bersekutu dengan Allah adalah sholat yang kekal, sholat yang sebenar-benarnya sholat.
INILAH SHALAT YANG KEKAL – SHOLAT DA’IM ~ (AL MA’AARIJ 70 : 23).
MEREKA MENJAGA SHALAT MEREKA ~ (AL MA’AARIJ 70 : 34).
CELAKALAH ORANG-ORANG YANG SHALAT TAPI LALAI AKAN SHALATNYA ~ (AL MAA’UUN 107 : 4-5).
Al kisah seorang yang buta hurup ketika diperintahkan menulis lafad Allah, maka dia melakukan gerakan shalat : berdiri, ruku dan sujud yang melambangkan huruf Alif, Lam dan Ha …
Shalat merupakan sarana komunikasi vertikal antara hamba dengan Tuhan nya.
Dimulai dengan takbiratul ihrom : Allahu Akbar. Tuhan Maha Besar, disertai dengan mengangkat kedua belah tangan sebagai tanda penghormatan kepada kebesaran Allah dan sebagai tanda berserah diri secara total kepada Allah.
KUHADAPKAN WAJAHKU KEPADA YANG MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI SEBAGAI ORANG YANG CENDERUNG KEPADA AGAMA YANG BENAR DAN AKU BUKANLAH ORANG YANG MEMPERSEKUTUKAN TUHAN-NYA ~ (AL AN’AM 6 : 79).
KEPADA YANG sebagai petunjuk kemanunggalan arah bagi semua umat, lurus langsung kepada Tuhan Maha Pencipta, dengan penuh keyakinan, tanpa keraguan sedikitpun. Hadapkan dirimu kepada dirimu sendiri, disanalah AKU …
SESUNGGUHNYA SHOLATKU, IBADAHKU, HIDUPKU DAN MATIKU ADALAH DEMI TUHAN SEMESTA ALAM ~ (AL AN’AM 6 : 162).
Agar khusuk, anggaplah ini adalah sholat kita yang terakhir, ikhlas dan pasrah.
LAA SYARIIKA LAHU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANA AWWALUL MUSLIMIN. TIADA SEKUTU BAGINYA. DEMIKIANLAH YANG DIPERINTAHKAN KEPADAKU DAN AKU YANG AWAL BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH. ~ (AL AN’AAM 6 : 163).
Berdiri tegak adalah sebagai CIRI KHUSUS bagi makhluk Allah yang diciptakan paling sempurna, diberi hati dan pikiran, diberi akal dan perasaan, yang tidak boleh angkuh, congkak, sombong dan jangan selalu mendongak ke atas.
Akan tetapi pada saat ruku ingat dan lihat juga kepada kehidupan masyarakat strata yang paling bawah, betapa menderitanya mereka … Bagaimana seandainya nasib kita seperti mereka.
Kemudian kita sujud dihadapan Allah mungkin kita lebih hina dari pada hewan berkaki empat, karena hewan tidak ada yang masuk neraka. Oleh karena itu :
SESUNGGUHNYA MANUSIA ITU MERUGI, KECUALI MEREKA YANG BERIMAN, BERAMAL SALEH, SALING MENGAJARI KEBENARAN, SALING MENGAJARI KESABARAN ~ (AL’ASHR : 2-3).
ORANG YANG PALING MULIA DISISI ALLAH ADALAH DIA YANG PALING TAQWA DIANTARA KALIAN ~ (AL HUJURAT 49 ; 13).
Sebaik-baiknya bekal, seindah-indahnya harta, sindah-indahnya pakian namun lebih indah pakaian yang namanya taqwa. Dihadapan Allah yang maha besar, yang maha kuasa, yang maha kaya, yang maha luas tanpa batas, kita hanya sekedar debu yang hina, yang tidak memiliki apa-apa. Semua milik Allah semata.
Pada saat kita duduk kita hanya bisa mengemis kepada Allah :
HAI MANUSIA! ENGKAU TAK LEBIH HANYA SEORANG PENGEMIS DI DEPAN ALLAH. DIA YANG MAHA KAYA DAN MAHA TERPUJI ~ (AL FATHIR 35 : 15).
Kemudian pada saat kita sujud kembali itu adalah sebagai tanda keta’atan dan rasa hormat kita hanya kepada Allah semata.
DAN KEPADA ALLAH BERSUJUD SEMUA YANG ADA DI LANGIT MAUPUN SEMUA YANG ADA DI BUMI, BINATANG MAUPUN MALAIKAT, SEDANGKAN MEREKA TIADA MEYOMBONGKAN DIRI ~ (AN NAHL 16 : 49).
TIDAKLAH ALLAH MENCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA MELAINKAN AGAR MEREKA MANGABDI KEPADA NYA ~ (ADZ DZAARIYAT 51 : 56).
BERTASBIH MEMUJI NYA TUJUH LAPIS LANGIT DAN BUMI SERTA MAKHLUK YANG BERADA DIANTARA KEDUANYA DAN TIADA SESUATUPUN YANG TIADA BERTASBIH MEMUJINYA ~  (AL ISRA 17 : 44).
INGATLAH KETIKA KAMI BERFIRMAN KEPADA PARA MALAIKAT :
“TUNDUKLAH KAMU KEPADA ADAM”, LALU TUNDUKLAH MEREKA, KECUALI IBLIS, IA MENANTANG DAN MENYOMBONGKAN DIRINYA, DAN IA TERMASUK GOLONGAN YANG KAFIR ~ (AL BAQARAH 2 : 34).
Malaikat sujud di hadapan Adam, dimana sujud tersebut bukan semata-mata untuk Adam, akan tetapi untuk Allah, karena Malaikat melihat haqiqinya Adam. Iblis tidak mau sujud dihadapan Adam karena iblis hanya melihat lahiriyah Adam. Demikian pula bila kita sujud semata-mata untuk kiblat atau untuk Ka’bah, bukan untuk Allah, maka itu adalah perbuatan syirik (musyrik).
ALLAAHUMMA A’UDZUBIKA MIN AN USYRIKA BIKULLI SYAI’IN.
YA ALLAH, AKU BERLINDUNG KEPADAMU DARI PADA SYIRIK DALAM SEGALA BENDA.
Kemudian duduk kembali kita harus ingat dan sadar, bahwa dihadapan Allah tidak ada perbedaan si kaya dan si miskin, baik pejabat maupun rakyat adalah hamba Allah. Kita sampaikan salawat dan salam kepada Rasulullah, kemudian Rasulullah pun langsung membalas ucapan tersebut bagi hamba-hamba yang saleh. Hal ini merupakan bukti bahwa Rasulullah tetap hidup di sisi Allah dan mendapat rejeki, mendapat izin dari Allah untuk memberikan safaat kepada umatnya.
Perhatikan Firman Allah :
JANGAN KAMU MENGIRA ORANG YANG MENINGGAL DI JALAN ALLAH ITU MATI. TIDAK !!! MEREKA TETAP HIDUP DI SISI TUHANNYA DAN MENDAPAT REZEKI (ALI IMRAN 3 : 169 )
Pada akhir Shalat kita mengucapkan salam : Semoga engkau selamat serta mendapat rahmat dan barokah Allah ke kanan dan ke kiri, secara horizontal kita hidup bermasyarakat, berinteraksi antar sesama umat manusia, dimana kita harus mempunyai rasa kesetiakawanan serta rasa kepedulian sosial. Ucapan salam ini tidak hanya sekedar di ucapkan di mulut saja. Hal ini akan lebih bermakna bila disosialisasikan , direalisasikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dimana selain mendo’akan, kita pun harus bersedia membantu kesulitan tetangga di sebelah kanan dan kiri kita baik secara moril maupun materil. Kita harus mau tolong-menolong, hidup bergotong-royong, tanpa pamrih. Apa yang kita kerjakan adalah semata-mata ibadah karena Allah.
Oleh karena itu jangan salahkan siapapun, bila ada umat Islam yang fakir-miskin kemudian dia berpaling setelah mendapat santunan dari umat lain. Salahkan diri kita sendiri, karena kita termasuk orang-orang yang lalai akan sholat nya. Kita hanya sekedar mengerjakan sholat akan tetapi tidak mendirikan sholat, tidak memahami hakikinya sholat. Bagi fakir miskin yang dibutuhkan bukan hanya sekedar khutbah angin surga saja akan tetapi yang mereka butuhkan adalah uluran tangan yang nyata. Kefakiran akan lebih mendekatkan seseorang kepada kekufuran. Sebagai tetangga mungkin kita ikut berdosa karenanya.
Pada saat sholat, setiap perubahan adegan sholat selalu dimulai dengan ucapan Allahu Akbar, artinya kita harus mengingat Allah setiap saat, dalam setiap gerak-gerik kita senantiasa eling kepada Allah, setiap saat senantiasa bersekutu dengan Allah. Kesemuanya itu adalah merupakan realisasi dari shalat yang kekal, SHOLAT YANG TIDAK TERPUTUS, yang langsung menghadap kepada Allah Yang Maha Rahman-Rahim, Maha Besar, Maha Luas. Hadapkan dirimu pada dirimu sendiri, disanalah DIA. WASHLAT, BERSEKUTU DENGAN ALLAH, MANUNGAL DENGAN ALLAH tanpa keterbatasan ruang dan waktu. Dengan demikian tampak jelas perbedaannya antara shalat yang kekal dengan Shalat wajib dan shalat lainnya yang harus menghadap ke kiblat Mekah (Ka’bah) serta ada waktunya yang bisa diundurkan atau dimajukan, disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Berarti shalat yang biasa mempunyai keterbatasan ruang (harus menghadap ke Kiblat Ka’bah) dan keterbatasan waktu.


5.4 MENAFKAHKAN SEBAGIAN HARTA ATAU REZEKI
INILAH AL KITAB YANG TIADA DIRAGUKAN, SUATU PETUNJUK BAGI MEREKA YANG TAKWA, MEREKA YANG BERIMAN KEPADA YANG GHOIB, MENDIRIKAN SHOLAT DAN MENAFKAHKAN SEBAGIAN REZEKI YANG KAMI BERIKAN KEPADANYA ( AL BAQARAH 2 : 2-3 ).
Menafkahkan sebagian harta atau rezeki adalah merupakan proses pemutihan agar harta atau rezeki yang kita terima menjadi suci, bersih, terbebas dari pada hak orang lain yang terkandung di dalamnya, sesuai dengan ajaran syare’at Islam.
Mengenai pengertian kata sebagian, di dalam permasalahan ini, besar nominalnya tergantung dari keikhlasan pribadi masing-masing. Sesungguhnya Allah tidak pernah menyusahkan umat manusia. Allah hanya ingin menilai hati umat Nya. Siapa-siapa diantara kita yang sungguh-sungguh beriman, sungguh-sungguh mencintai Allah dan Rosul Nya, serta siapa-siapa yang lebih mencintai harta bendanya. Siapa-siapa diantara kita yang lebih berserah diri kepada Allah, serta siapa-siapa yang lebih memper-Tuhan-kan hawa nafsunya, siapapun yang melakukan dosa syirik tersembunyi, pasti Allah mengetahui akan segalanya.
HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, MAUKAH KAMU AKU TUNJUKKAN SEMACAM PERNIAGAAN YANG DAPAT MENYELAMATKAN KAMU DARI SIKSAAN YANG AMAT PEDIH?
PERNIAGAAN ITU ADALAH : KAMU TETAP BERIMAN KEPADA ALLAH DAN ROSULNYA, SERTA BERJIHAD DI JALAN ALLAH DENGAN HARTA DAN JIWAMU. IMAN DAN BERJIHAD ITULAH YANG LEBIH BAIK BAGIMU JIKA KAMU MENGETAHUINYA (ASH ASHAF 61 : 10-11).
KATAKANLAH : SESUNGGUHNYA TUHANKU MELAPANGKAN REZEKI BAGI SIAPA YANG DIA KEHENDAKI DIANTARA HAMBA-HAMBA NYA DAN MENYEMPITKAN BAGI SIAPA YANG DIKEHENDAKINYA. DAN BARANG APA SAJA YANG KAMU NAFKAHKAN, MAKA ALLAH AKAN MENGGANTINYA DAN DIA LAH PEMBERI REZEKI YANG SEBAIK-BAIKNYA (AS SABA 34 : 39).
Bila kita menyadari dan menghayati Wahyu Islami dengan sepenuh hati, sesungguhnya kita ini tidak memiliki apa-apa, semuanya adalah milik Allah. Jangankan harta benda, nyawa kita, hidup kita pun milik Allah. Kita hanya sekedar makhluk ciptaannya yang harus mengabdi kepada Nya. Kenapa kita harus kikir kepada Allah, sedangkan Dia menjanjikan akan menggantinya. Allah tidak akan menyalahi janji Nya, Dia yang maha taat, Dia yang maha kaya, Dia pemberi rejeki yang sebaik-baiknya. Bila kita kikir maka Tuhan akan mengganti kita dengan kaum yang lain dan mereka lebih berjaya.
INGATLAH, KAMU INI ORANG-ORANG YANG DIAJAK UNTUK MENAFKAHKAN HARTAMU DI JALAN ALLAH. MAKA DIANTARA KAMU ADA ORANG YANG KIKIR. DAN SIAPA YANG KIKIR, SESUNGGUHNYA DIA KIKIR TERHADAP DIRINYA SENDIRI, ALLAH LAH YANG MAHA KAYA, SEDANGKAN KAMULAH YANG MEMBUTUHKANNYA. DAN JIKA KAMU BERPALING (KIKIR), NISCAYA ALLAH AKAN MENGGANTI KAMU DENGAN KAUM YANG LAIN DAN MEREKA TIDAK AKAN SEPERTI KAMU ~ (MUHAMMAD 47 : 38 ).
Maha benar Tuhan dengan segala firman Nya. Tidak usah heran bila pada saat sekarang ini Umat Islam “kedodoran” bila dibandingkan dengan umat lain yang non Islam. Ini adalah bukti yang nyata atas kebenaran SURAT MUHAMMAD 38. Karena umat yang non Islam menafkahkan harta, menafkahkan rejeki yang di perolehnya sebesar 10 persen, sedangkan umat Islam hanya dianjurkan 2,5 persen. Hal ini tidak sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan Hadits, oleh karena 2,5 persen tersebut tidak tercantum dalam Al Qur’an dan Hadits sebagai sumber hukumnya.
KETAHUILAH, SESUNGGUHNYA APA YANG KAMU PEROLEH SEBAGAI RAMPASAN PERANG, MAKA SESUNGGUHNYA 1/5 ADALAH UNTUK ALLAH DAN ROSULNYA, UNTUK KERABAT DAN ANAK YATIM, ORANG MISKIN DAN ORANG DALAM PERJALANAN. TA’ATILAH KETENTUAN ITU JIKA KAMU BERIMAN KEPADA ALLAH DAN APA YANG KAMI TURUNKAN KEPADA HAMBA KAMI DI HARI PEMBEDAAN, DI HARI BERTEMU DUA PASUKAN. ALLAH MAHA KUASA ATAS SEGALA SESUATU. ~ (AL ANFAL 8 : 41).
Menurut Rosulullah : Jihad Akbar adalah perang melawan hawa nafsu. Oleh sebab itu, bila umat islam tidak ingin “kedodoran”, tidak ingin jadi umat yang “kuntet”, tidak ingin ditertawakan, tidak ingin diganti Allah dengan kaum lain, maka Umat Islam seharusnya menafkahkan baik harta maupun rezeki yang diperoleh dari Allah sekurang-kurangnya adalah 20 persen ( seperlima bagian ) sesuai Surat Al Anfal 8 : 41.
Hal ini mungkin sebagai dasar acuan dari Bapak Amien Rais, yang menganjurkan zakat mal 20 persen …??? Karena sampai kapanpun kita harus terus berperang melawan hawa nafsu. Dalam hal ini pemerintah pun seharusnya mengatur serta menyesuaikan antara zakat dan pajak bagi umat Islam agar tidak terasa memberatkan.
Semoga kita tidak kena laknat Allah, semoga kita tidak diganti dengan kaum lain. Silahkan atur sendiri, sesuai dengan ke ihklasan diri masing-masing.
Sesungguhnya perkataan nafkah, Infak, yunfiqun, shodaqoh, jariyah dan zakat, semuanya itu berkaitan dengan proses pemutihan baik terhadap harta maupun terhadap rezeki yang kita peroleh.
Kata nafkah, infaq dan yunfiqun secara harfiah artinya adalah perintah. Kata shodaqoh dari kata shidiq secara harfiah artinya adalah benar. Berarti barang siapa yang melaksanakan perintah Allah pasti benar.
Kata jariah arti harfiahnya adalah mengalir. Misalnya kita mendapat uang atau bonus katakanlah hadiah lebaran dari Bos, kemudian kita memberikan sebagian bonus yang kita peroleh kepada ibu – bapak, kerabat kita, kepada pembantu dsb. Pembantu pulang kampung, dikampungnya si pembantu inipun menafkahkan sebagian yang ia peroleh kepada kerabatnya. Itulah yang disebut mengalir dari atas sampai ke strata yang paling bawah. Pahalanya pun mengalir pula tanpa terputus, dari strata yang paling bawah ke strata yang paling atas. Itulah pengertian jariah.
Kata zakat pengertiannya adalah : yang memberi menjadi bersih, suci dan yang menerima menjadi senang. Apa yang kita berikan tidak harus materi.
MEREKA AKAN BERTANYA KEPADAMU TENTANG APA-APA YANG AKAN MEREKA NAFKAHKAN. JAWABLAH : APAPUN YANG KAMU NAFKAHKAN DARI HARTA YANG BAIK, MAKA UTAMAKANLAH KEPADA KEDUA ORANG IBU BAPAK, KAUM KERABAT, ANAK-ANAK YATIM, ORANG-ORANG MISKIN, DAN ORANG-ORANG DALAM PERJALANAN DAN APAPUN KEBAIKAN YANG KAMU PERBUAT, SESUNGGUHNYA ALLAH MAHA MENGETAHUINYA ~ (AL BAQARAH 2 : 215).
SEMBAHLAH ALLAH DAN JANGANLAH KAMU MEMPERSEKUTUKAN ALLAH DENGAN APAPUN, DAN BERBAKTILAH KEPADA KEDUA ORANG IBU BAPAKMU, KAUM KERABAT, ANAK-ANAK YATIM, ORANG-ORANG MISKIN, TETANGGA DEKAT DAN YANG JAUH, TEMAN SEJAWAT, ORANG-ORANG DALAM PERJALANAN DAN HAMBA SAHAYAMU, SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENYUKAI ORANG-ORANG YANG SOMBONG DAN MEMBANGGAKAN DIRI ~ (AN-NISA 4 : 36).
Perintah menafkahkan harta dijalan Allah berdasarkan ajaran Islam, bisa diterima oleh seluruh umat manusia, karena sangat jelas dan sangat masuk di akal.
Berdasarkan kedua ayat tersebut di atas : Prioritas pertama ditujukan untuk menyantuni lingkungan dalam keluarga sendiri, kemudian prioritas selanjutnya ditujukan untuk tetangga dekat dan yang terakhir adalah untuk tetangga jauh.
Di dalam lingkungan keluarga sendiri pun ada urutannya, yang pertama dan yang terutama sekali santunan diberikan kepada kedua orang ibu-bapak (termasuk ibu-bapak mertua), yang kedua kepada kaum kerabat dekat dan ketiga kepada hamba sahaya dalam hal ini adalah pembantu rumah tangga kita.
Dengan demikian siapapun orangnya bila sudah dewasa dan telah berpenghasilan cukup tentu akan lebih rela, akan lebih ikhlas bila diwajibkan untuk menyantuni lingkungan dalam keluarganya sendiri dari pada lingkungan keluarga orang lain, apalagi untuk kepentingan kedua orang tua-nya apapun akan dia berikan, bahkan nyawanya sendiri, kecuali bagi anak durhaka, yang lupa kacang akan kulitnya.
Berdasarkan beberapa ayat di dalam Al Qur’an ada 22 golongan (mustahik) yang berhak atas santunan tersebut : 1. Kedua orang ibu-bapak, 2. Kerabat, 3. Hamba sahaya, 4. Anak-anak yatim (yatim – piatu), 5. Orang-orang fakir, 6. Orang-orang miskin, 7. Pengurus zakat, 8. Mualaf, 9. Orang-orang yang berhutang yang disebut Gorimin, 10. Orang-orang yang dalam perjalanan, 11. untuk memerdekakan budak, 12. Untuk berjihad di jalan Allah, 13. Untuk Allah, 14. Untuk Rosulullah, 15. Untuk kerabat Rosul, 16. Ibnu Sabil, 17. Untuk mesjid, 18. Tetangga dekat, 19. Tetangga jauh, 20. Teman sejawat, 21. Fuqoro (Orang-orang yang terusir, tergusur), 22. Yang meminta-minta.
Pelajari Surat-surat : Al Baqarah 215, At Taubah 60, Al Anfal 41, At Taubah 18, An Nissa 36, Al Hasyr 7-8, Al Baqarah 177.
CATATAN KHUSUS :
MENGENAI SURAT AL AN’AM 6 : 79 dan 163.
Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifaw-wamaa ana minal musyrikiin (Al An’am 6 : 79) … BERUBAH MENJADI : Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-muslimaw-wamaa ana minal musyrikiin … Walaupun secara harfiyah tidak terlalu mengubah makna, namun secara prinsip telah merubah naskah asli Al Qur’an.
Laa syariikalahu wa bidzaalika umirta wa ana awwalul muslimin (Al An’am 6 : 163) BERUBAH MENJADI : Laa syariikalahu wa bidzaalika umirta wa ana minal muslimiin. Sampai saat ini penulis belum mengetahui dasar hukum dari perubahan ayat tersebut. Seandainya ada Hadits yang mendasari perubahan tersebut, namun secara pribadi penulis tetap berpegang pada sumber aslinya, yaitu Al Qur’an.
WA ANA MINAL MUSLIMIN arti harfiyahnya adalah : Mulai saat ini aku berserah diri, berarti sebelumnya (tadi, kemarin) aku belum muslim.
WA ANA AWALUL MUSLIMIN : Sejak awal aku sudah berserah diri. Sejak dahulu kala aku sudah berserah diri, sejak aku masih di Alam Arwah. Hal ini sesuai dengan SURAT AL A’RAF 7 : 172 : BUKANKAH AKU TUHANMU ??? SEMUA RUH MENJAWAB : BENAR KAMI BERSAKSI …
KEPADA ALLAH BERSUJUD APA YANG ADA DI LANGIT DAN APA YANG ADA DI BUMI ~ (AN NAHL 16 : 49).
AKU MENCIPTAKAN KAMU JAUH SEBELUMNYA, PADAHAL KAMU BELUM LAGI BERWUJUD APA-APA ~ (MARYAM 19 :9).
MAKA SIAPAKAH YANG LEBIH JAHAT DARI ORANG YANG MENDUSTAKAN AYAT-AYAT ALLAH DAN BERPALING DARI PADANYA??? AKAN KAMI BERI GANJARAN MEREKA YANG BERPALING DARI AYAT-AYAT KAMI DENGAN SEBURUK-BURUK SIKSAAN ~ (AL AN’AM 6 : 157).
Oleh karena itu untuk surat Al An’am 6 : 79 dan terutama Al An’am 6 : 163, secara pribadi penulis tetap berpegang pada Al Qur’an sebagai sumber aslinya.

5.5 MEMBANTU YANG SAKARATUL MAUT
Oleh karena itu, bila kita ingin membantu mereka yang sedang menghadapi sakaratul maut, tindakan kita yang pertama adalah harus mengusir syaetan dan iblis tersebut dengan membaca do’a kunci 1 kali, kemudian membaca Surat Pengusiran yaitu Surat Al HASYR 59 : 21 s/d 24 sebanyak 1 kali sambil menahan nafas, kemudian kita tiupkan dari arah kiri kita ke arah kanan.
Yang kedua adalah membaca Surat At Taubah 9 : 128-129 minimal 1 kali sambil menahan nafas.
Yang ketiga : "Ya Subuhun, Ya Kudusun, Robbuna wa Robbul Malaikatu wa ruh".
Yang ke empat baca : Bismillahi nikmati ladzina an amtuna alaena wa kafa bihi nikmati Islam.
Kemudian kita tutup dengan membaca do’a kunci 1 kali, serta mohon izin dan keridoan Allah agar memberikan ampunan dan kasih sayang NYA kepada si sakit, serta mohon agar si sakit tetap beriman dan bertawakal kepada Allah semata, serta mohon agar ia mendapatkan nikmat Islam dan mohon agar yang datang menjemput si sakit adalah utusan Allah yang sebenar-benarnya.
Tata cara di atas bisa dipimpin oleh seorang imam, yang lain sebagai ma’mum, hanya mendengarkan dan mengikuti kata-kata imam di dalam hati.
Yang terakhir adalah : dzikir Asma Allah secara bergantian di telinga si sakit.
Demikianlah apa yang penulis dapatkan dari orang tua dan para sesepuh lainnya. Sesungguhnya penulis sendiri tidak mengerti dan tidak memiliki apa-apa, jangankan kepandaian, kebodohanpun bukan milik penulis.

5.6 BEBERAPA CATATAN TENTANG HAJI
PENGERTIAN HAJI MENURUT YUSRI
Haji syariat : adalah yang dikerjakan oleh umat Islam pada setiap bulan Dzulhijjah, pergi ke Baitullah dengan segala bekal dan persyaratan yang diperlukan untuk menunaikan ibadah haji.
Hakikat dari haji syariat adalah mengosongkan hati dan fikiran dari mengingat sesuatu selain Allah dengan kodrat dan irodat NYA serta mengharap syafaat dari Rosulullah. Kita tinggalkan kampung halaman, harta benda, anak istri dan lain-lainnya semata-mata untuk mencari keridoan Allah.
Sebagai bekal untuk menunaikan ibadah haji adalah kesabaran, keimanan, keikhlasan keta’atan (istiqomah) dan ketaqwaan.
Haji tarikat : adalah naiknya seorang salik ke maqam Ruh, berbekal takut kepada Allah lahir dan bathin. Kendaraannya adalah kemauan, tekad yang keras, teguh dan mantap, beristiqomah dalam melakukan perjalanan tarikat berdasarkan petunjuk guru pembimbing atau syeikh. Peralatannya adalah Dzikrullah.
Haji hakikat : adalah naiknya seorang salik ke martabat Wahdah, mereka sampai kepada Haq Allah Ta’ala melalui proses fana. Berbekal Mahabbah, rasa cinta kepada Allah, kendaraannya adalah Nur Ahadiyah, berdasarkan Hidayah Allah semata, tidak bisa didapatkan melalui usaha. Guru pembimbingnya adalah Mukasyafah (terbuka hijab) dari Haq Allah, peralatannya adalah Haibatul Jalal dalam hati, sehingga hatinya cemerlang dengan Jalalul Haq, maka ketika itu sampailah ia kepada Tuhan, yang menemaninya adalah Tajalil Jamal.
Oleh karena itu menurut Yusri : Haji Tarikat lebih mulia dari pada haji syariat, karena pada haji tarikat si salik mencapai maqam Ruh, dimana Ruh adalah lebih mulia dari pada seluruh makhluk lainnya. Demikian juga haji hakikat tentu lebih mulia dari pada haji tarikat, karena haji hakikat telah mencapai martabat Wahdah, hakikat dari pada Ruh, berarti telah mencapai pencerahan jiwa yang sempurna. Dengan demikian silahkan renungkan, hayati dan pahami sendiri, mulai dari haji syariat, haji tarikat dan haji hakikat serta apa yang dimaksud haji mabrur.
Semoga tidak pernah terjadi, namun seandainya terjadi bencana alam yang luar biasa dasyatnya sehingga Mekah tenggelam kedasar bumi, bagaimana kita bisa menunaikan ibadah haji …??? Bila kita memahami masalah HAJI HAKEKAT menurut YUSRI kita tak usah bingung…!!! Percaya Diri Aja..!!! Ikuti saja jejak para sufi, jejak Nabi Muhammad SAW ketika di guha Hiro…!!!
Syariat tanpa hakikat adalah fasik, sedangkan hakikat tanpa syariat adalah zindik, bila seseorang melakukan kedua-duanya maka sempurnalah kebenaran orang itu.
PERHATIKAN FIRMAN-FIRMAN ALLAH DI BAWAH INI :
DAN LENGKAPILAH PERBEKALAN. PERBEKALAN YANG TERBAIK ADALAH TAQWA. DAN PATUHLAH KEPADA KU WAHAI ORANG-ORANG YANG MEMPUNYAI PIKIRAN ~ (AL BAQARAH 2 : 197).
HAI KETURUNAN ADAM, SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENURUNKAN KEPADAMU PAKAIAN UNTUK MENUTUPI AURATMU DAN (SEBAGAI) PERHIASAN (BAGIMU), NAMUN PAKAIAN BERUPA TAQWA ITU LEBIH BAIK. ~ (AL A’RAF 7 : 29).
IKHLAS KEPADA ALLAH (SEMATA) DAN TIADA MEMPERSEKUTUKANNYA ~ (AL HAJJ 22 : 31).
BUKAN DAGING DAN BUKAN PULA DARAHNYA, YANG SAMPAI KEPADA ALLAH ADALAH KETAQWAANMU ~ (AL HAJJ 22 : 37).
IKHLAS ITU ADALAH SALAH SATU DARI RAHASIAKU YANG AKU TITIPKAN DI DALAM HATI ORANG-ORANG YANG AKU CINTAI. MALAIKAT TIDAK MENGETAHUI KEIKHLASAN SESEORANG, SEHINGGA MALAIKAT TIDAK BISA MENCATATNYA DAN SETAN PUN TIDAK BISA MENGETAHUINYA, SEHINGGA SETAN TIDAK BISA MERUSAKNYA (HADITS QUDSI).

BERPAKAIAN IHROM :
Kita tanggalkan baju biasa pakaian sehari-hari kemudian mengenakan pakaian ikhrom. Hakikatnya adalah menanggalkan kebiasaan atau sifat-sifat kita yang tercela, baik yang dilakukan oleh anggota badan, panca indera maupun yang dilakukan oleh hati kita. Menanggalkan baju kebiasaan kita sehari-hari yang penuh lumpur-lumpur kehidupan, penuh segala noda dan dosa, penuh rasa iri hati, dendam kesumat, ujub, takabur, ria, sombong, berprasangka buruk kepada orang lain, kejam, jahil, aniaya, serakah, kikir dan lain-lainnya yang merupakan dosa syirik tersembunyi yang telah menggumpal menjadi penyakit dan membutakan mata hati, bahkan bila dibiarkan, bisa tumbuh dan berkembang menjadi berhala besar dalam diri kita sendiri. Itulah rasa keakuan, kesombongan, keangkuhan, ria, ujub, takabur, bagaikan iblis yang tidak mau sujud di hadapan Adam. Rasa keserakahan, tamak, loba, ingin memiliki yang bukan haknya, sebagaimana halnya Adam dan Hawa yang tergoda rayuan iblis. Rasa iri, dengki, cemburu buta atas keberuntungan orang lain seperti riwayat Habil dan Qabil.
Adakah kedamaian dalam kehidupan manakala … masih ada kesombongan … keangkuhan … kerakusan … keserakahan … serta … rasa iri dengki … di dalam hati ini … Yaa Allah hindarkanlah kami dari segala kemusyrikan yang tersembunyi.

WUKUF DI ARAFAH.
Di padang gersang Arafah tidak ada perbedaan harkat derajat manusia, tidak ada istilah pejabat, tidak ada istilah rakyat jelata. Dimata Allah semuanya diperlakukan sama. Kita dinilai sesuai dengan kadar amal perbuatan dan keimanan kita.
Yang dinilai Allah adalah hati kita.
Apakah kita masih mempunyai dosa syirik yang tersembunyi …
Apakah amal kita telah kita perbaiki dengan keikhlasan …
Apakah keikhlasan kita telah kita hiasi dengan kerendahan hati dalam pengabdian serta kesadaran bahwa sesungguhnya kita tidak mempunyai daya kekuatan apapun kecuali Allah Yang Maha Kuasa atas segalanya.
Di Arafah ini, di kaki Allah kita semua bersimpuh dan mengemis … dan mengemis
HAI MANUSIA, KALIAN TAK LEBIH HANYA PENGEMIS. ALLAH LAH YANG MAHA KAYA DAN MAHA TERPUJI ~ (AL FATHIR 35 : 15).
Wukuf di padang Arafah hakikatnya adalah fana-ul fana, seorang hamba yang tenggelam dalam lautan makrifah, dalam kesunyian SIRNYA, tiada yang maujud kecuali Allah, tiada yang melihat melainkan dengan penglihatan-Nya, tiada yang mendengar melainkan melalui pendengaran-Nya, tiada yang bergerak melainkan Allah yang menggerakan Nya.
Essensi wukuf di Arafah adalah tenggelam dalam dzikrullah, tenggelam dalam meditasi.

THAWAF
Thawaf adalah tata cara beribadah kepada Allah sejak zaman nabi Adam sebelum ada perintah sholat, yaitu dengan cara berjalan mengelilingi Ka’bah. Thawaf bisa berarti suatu keta’atan dan keikhlasan melaksanakan perintah Allah. Semua makhluk ciptaan Allah harus tunduk dan ta’at kepada perintah Allah. Bulan thawaf mengelilingi bumi, bumi thawaf mengelilingi matahari dan seterusnya matahari serta seluruh planet di dalam susunan tata surya juga thawaf mengelilingi pusat galaksi di alam semesta ini. Elektron thawaf mengelilingi inti atom. Sel darah merah thawaf dari jantung ke paru-paru, setelah dibersihkan akhirnya kembali kepada jantung.
Thawaf merupakan lingkaran perjalanan kehidupan dari satu titik kemudian kembali ke titik awal. Manusia berasal dari Dzat Yang Maha Suci, setelah berkelana di dunia dengan segala noda dan dosanya, kemudian pada suatu waktu nanti, dia akan kembali kepada ke-Maha Suci-an Allah.
HENDAKLAH MEREKA (KALIAN) MEMBERSIHKAN KOTORAN-KOTORAN YANG MELEKAT DI BADAN KALIAN, SELESAIKAN NAZAR KALIAN KEMUDIAN THAWAFLAH DI RUMAH TUA INI. (AL HAJJ 22 : 29).
MILIK ALLAH AKAN KEMBALI KEPADA ALLAH (AL BAQARAH 2 : 156).
Thawaf yang hakikatnya adalah musyahadah (menyaksikan) melalui rahasia SirNya dengan cara muraqqabah. Dirinya merasa dekat dan merasa diawasi, merasa berpandang-pandangan dengan Dzat Allah. Jasmaninya menghadap ke Baitullah, hatinya memandang Dzat Allah yang Laesa Kamislihi Syaeun, tidak serupa dengan apapun. Sejenak bermesra-mesraan dengan Allah.
Oleh karena itu sangatlah wajar bila ada sesepuh yang berpendapat bahwa pada saat melakukan thawaf hati kita harus bersih dari keinginan duniawi. Hal ini sesuai dengan surat Al Hajj 22 : 29 dimana kita harus selesaikan terlebih dahulu semua nazar atau keinginan kita, setelah selesai baru kemudian thawaf. Berarti pada saat thawaf, dalam hati kita hanya semata-mata bertaubat, berserah diri kepada Allah, mohon ampunan dan keridoan Allah. Oleh karena itu cukup dengan memperbanyak bacaan tasbih di dalam hati : Subhanallah-wal hamdulillah-wa laa ilaha ilallah-hu allah-hu akbar- wa laa haola wa laa kuwata ila billahil aliyil adhim. Jangan ada keinginan yang lain selain Allah. Jangan menduakan Tuhan, jangan mencintai yang lain selain Allah pada saat thawaf.
Dalam hal ini, bagi diri pribadi penulis yang tidak pernah mengikuti pendidikan pesantren secara khusus, penulis merasa terbebani bila harus menghafal do’a yang panjang-panjang. Apalagi bagi orang-orang yang sudah tua, dimana daya ingat untuk menghafal sudah sangat berkurang. Oleh karena itu, dari segi praktisnya, dengan hanya membaca tasbih saja, dimana bacaannya juga cukup pendek, beban terasa lebih ringan, sehingga pada saat thawaf juga terasa jadi lebih khusyuk. Menurut penulis, permohonan untuk urusan duniawi bisa dilakukan dilain kesempatan, kapan saja dan dimana saja, di Masjidil Haram, asalkan tidak pada saat thawaf.

SA’I
Merupakan tujuh jalan pendakian (tujuh tahapan) yang harus dilalui dengan sungguh-sungguh, dengan tekad yang kuat sabar dan tawakal dalam rangka mencari Dzat Yang Hakiki sebagai Sumber Kesucian (shofa) dan Sumber Kebajikan (marwa), yaitu Allah.
Air dan Buah Hati Ismail adalah limpahan rizki dan rahmat yang tanpa batas yang sungguh sangat menenangkan dan menentramkan hati, sebagai hadiah dari Allah bagi mereka yang telah menemukan kebenaran yang hakiki, bagi mereka yang telah mencapai tingkat pencerahan jiwa. Kematian telah diyakininya sebagai pulang ke Rahmat Allah, karena dia berasal dari Rahmat Allah.
SESUNGGUHNYA KAMU MELALUI TINGKAT DEMI TINGKAT. ~ (AL INSYIQAAQ 84 : 19).
AKAN TETAPI DIA TIDAK MENEMPUH JALAN YANG MENDAKI. TAHUKAH KAMU JALAN YANG MENDAKI ITU? ~ (AL BALAD 90 : 11-12).
CAHAYA DIATAS CAHAYA, TUHAN AKAN MEMBIMBING DENGAN CAHAYANYA KEPADA YANG DIA KEHENDAKI ~ (AN NUR 24 : 35)
Silahkan cari sendiri makna hakiki yang disebut jalan yang mendaki itu, dalam rangka upaya untuk menyempurnakan keberagamaan kita, agar kita bisa mencapai derajat ikhsan dan menjadi insan kamil.
Proses pendakian hanya bisa terungkap melalui dzikir dalam arti kata yang luas atau meditasi… sebagaimana yang telah dilakukan oleh para sufi … , pendakian ruhani melalui proses fana dan kasaf …
MUZDALIFAH
Bermalam di Muzdalifah adalah berniat dalam semua pekerjaan haji dengan mementingkan yang menjadi kesukaan Allah serta mengekang semua hawa nafsu keduniawian yang dibisikan setan dalam hati.

BERHIMPUN DI MINA
Setelah melepaskan sifat-sifat kita yang tercela, janganlah merasa diri kita paling mulia. Di Mina tidak ada istilah pejabat pemerintah, penguasa, hakim, jaksa ataupun, konglomerat, si kaya ataupun si miskin, semuanya adalah hamba Allah yang sedang dinilai, amal perbuatannya, ketakwaannya. Siapa yang paling baik hatinya dan amal perbuatannya, dialah yang paling mulia disisi Allah.

MELONTAR JUMROH
Demikian juga dengan perbuatan melontar Jumroh adalah juga melemparkan sifat-sifat kita yang tercela untuk membersihkan lahir dan bathin kita.
DAN BUKAN ENGKAU YANG MELEMPAR KETIKA ENGKAU MELEMPAR AKAN TETAPI ALLAH YANG MELEMPAR ( AL AN-FAAL 8 : 17 ).
Kitapun harus sadar bahwa kita tidak memiliki daya dan kekuatan apapun namun Allah lah yang menghidupkan dan yang menggerakkan diri kita.

BERKURBAN
Menyembelih hewan kurban pada hakikatnya adalah memotong hawa nafsu kita agar tidak melampaui batas, agar nafsu kita terkendali, agar tidak keras kepala, agar tidak egois, agar bisa tenggang rasa, agar kelakuan kita tidak seperti hewan. Dengan berkurban maka tali silaturahmi antar sesama kita akan menjadi baik. Bila hubungan antar sesama kita baik maka hubungan kita dengan Allah pun akan menjadi baik… Dengan berkurban kita belajar ikhlas semata-mata kepada Allah…


 
BAB VI KESIMPULAN
 
Awal mula beragama adalah mengenal Allah terlebih dahulu. Semulia-mulianya Ilmu adalah Ilmu Mengenal Allah, mengenal akan Asma-Nya, Sifat-sifat Nya dan AF’AL-Nya. Setelah itu carilah jalan yang terdekat untuk mendekatkan diri kepada Dzat-Nya. Yaitu melalui proses pembersihan lahir-bathin dengan cara dzikrullah dengan sepenuh hati. Kita harus mengikuti cara Rosulullah ketika di guha Hiro.
Tiada Tuhan selain Allah dan Allah itu satu adalah merupakan suatu pernyataan yang mempunyai nilai persatuan dan kesatuan bagi seluruh umat manusia di dunia dalam hal kemanunggalan arah dan tujuan dari pemujaan dan penghambaan. Berarti benar bahwa sesungguhnya di dunia ini hanya ada satu agama saja, yaitu Damai, agama yang diridhoi Allah, yang membawa keselamatan dan kedamaian di dunia dan akhirat, tiada lain adalah Islam sebagai fitrah manusia, yang berarti : suci, selamat, damai, sabar, ikhlas, kasih-sayang dan berserah diri kepada Allah.
Al Qur’an (Adz-Dzikir) dan Sunah Rosul adalah landasan “Way Of Life” bagi kita umat Islam yang harus kita pelajari dan kita hayati secara seksama.
Untuk bisa mengenal Allah maka hendaknya kita melakukan perjalanan dari bentuk-bentuk lahiriyah ke arah makna yang hakiki dan tersembunyi, karena Allah adalah AL BATHIN yang tak terjangkau oleh akal dan pikiran. Tutuplah semua ilmu dan teori yang kita miliki. Tutup semua kitab termasuk kitab diri, yaitu panca indera kita. Bukalah mata hati agar bisa menerima pancaran NUR ILAHI.
Perjalanan tersebut adalah proses pensucian lahir dan bathin. Sebagai realisasinya dalam kehidupan sehari-hari dimulai dengan pengenalan atas diri sendiri, intro speksi, jauhkan perbuatan keji dan munkar, perbanyak amal kebaikan terhadap sesama umat dengan kasih sayang yang tulus dan murni, kesabaran dan keikhlasan, serta jangan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun.
Hancurkan segala macam berhala yang ada di dalam hatimu, yaitu keakuan dan hawa nafsumu, yang harus dikendalikan dengan cara mengingat Allah (dzikrullah) serta bersyukur kepada Nya. Karena menurut Rosulullah, pembersih hati adalah dzikirullah, jalan yang terdekat menuju kepada Allah adalah dzikrullah serta dzikrullah lebih utama dalam kehidupan (Al Ankabut 29 : 45), dengan berdzikir hatipun akan menjadi tenang dan tenteram (Ar Rad 13 : 28). Maka bacalah dan pelajarilah Adz Dzikr.
INGATLAH KEPADAKU, NISCAYA AKUPUN AKAN INGAT KEPADA MU, BERSYUKURLAH KEPADA KU DAN JANGAN MENGINGKARI ~ (AL BAQARAH 152)
BARANG SIAPA YANG MENGHARAPKAN PERJUMPAAN DENGAN TUHAN NYA HENDAKLAH IA BERBUAT KEBAIKAN DAN JANGAN MEMPERSEKUTUKAN TUHAN NYA DENGAN APAPUN ~ (AL KAHFI 18 : 110).
Untuk kesempurnaan keberagamaan dan untuk meningkatkan keimanan kita agar bisa mencapai derajat ikhsan dan insan kamil, maka menurut Al Ghazali tiada cara lain kecuali mempelajari tasawuf kemudian sebagaimana seorang salik yang melakukan pendakian ruhani tahap demi tahap, yaitu bersihkan hati, istirahatkan pikiran melalui dzikrullaah sehingga mencapai proses fana dan kasyaf. Guru sejati ada di dalam diri. Didalam dirimu apakah engkau tidak memperhatikan. Dia ada didalam hati seorang yang beriman. Kita harus belajar meditasi Cahaya dan Shabda.
Mengenal Dzat harus melalui Dzat. Mengenal Cahaya harus melalui Cahaya. Tuhan akan membimbing dengan CAHAYANYA kepada CAHAYANYA bagi siapa yang Dia kehendaki. Yaitu mereka yang senantiasa memohon ampunan dan petunjuk kepada NYA, berbekal istiqomah, rasa kasih sayang, sabar, tawakal, senantiasa bersyukur, ikhlas dan rido. Mereka yang rendah hati dan tidak ada kemusyrikan tersembunyi di dalam hatinya. Jadi jelas bahwa tujuan akhir dari perjalanan hidup kita ini adalah kembali kepadaNya. Kembali kepada Cahaya Semula yang disebut swarga, sesuai teori energi Quanta Einstain, kembali kepada Cahaya Yang Maha Rahman dan Maha Rahim Kita kembali kepada-NYA dengan penuh keridho’an disertai ucapan “Selamat” dari Allah.
Sebagai akhirul kalam, marilah kita hayati bersama beberapa firman Allah :
TUHAN MENJADIKAN MANUSIA BERKEINGINAN, CINTA TERHADAP WANITA, PUTERA-PUTERI, EMAS-PERAK, KUDA PILIHAN, TERNAK, SAWAH-LADANG, SEMUANYA ITU HANYA SECUIL KESENANGAN HIDUP DI DUNIA SAJA, NAMUN ALLAH LAH SEINDAH-INDAHNYA TEMPAT UNTUK KEMBALI ( SURAT ALI IMRAN 3 : 14 ).
PADA HARI ITU WAJAH MEREKA BERSERI-SERI KARENA MEREKA MELIHAT TUHANNYA ~ (AL QIYAMAH 75 : 22-23).
DARI ALLAH KEMBALI KEPADA ALLAH ~ (AL BAQARAH 2 : 156)
ALLAH YANG MENINGGIKAN LANGIT TANPA TIANG YANG NAMPAK OLEHMU KEMUDIAN DIA BERSEMAYAM DI ATAS ARASY DAN MENUNDUKKAN MATAHARI DAN BULAN, MASING-MASING BEREDAR SESUAI DENGAN WAKTU YANG TELAH DITETAPKAN. TUHAN MENGATUR SEGALA URUSAN DAN MENJELASKAN TANDA-TANDA KEBESARAN-NYA AGAR KAMU MEYAKINI PERTEMUAN DENGAN TUHANNYA (SURAT AR-RA’D 13 :2).
PADA HARI INI TELAH AKU SEMPURNAKAN UNTUKMU AGAMAMU DAN TELAH AKU CUKUPKAN NIKMAT-KU KEPADAMU DAN TELAH AKU RIDHOI ISLAM (DAMAI) JADI AGAMA BAGIMU ~ (AL MAIDAH 5 : 3)
KATAKANLAH : INILAH JALANKU, AKU MENGAJAK KAMU KEPADA ALLAH DENGAN PENGLIHATAN YANG NYATA ~ (SURAT YUSUF 12 : 108)
INILAH JALANKU YANG LURUS, HENDAKNYA KAMU MENGIKUTINYA, JANGAN IKUTI JALAN-JALAN LAIN, SEHINGGA KAMU TERCERAI BERAI DARI JALANNYA … DEMIKIANLAH DIPERINTAHKANNYA KEPADAMU, SUPAYA KAMU BERTAKWA (AL AN’AM 6 : 153).
Melalui perkembangan IPTEK kebenaran Al Qur’an mulai terbukti dengan penglihatan yang nyata. Puji syukur karena kita telah memilih ISLAM ajaran MUHAMMAD serta tidak meragukan kebenaran Al Qur’an dan senantiasa berserah diri kepada-NYA, sehingga kita tidak menjadi umat yang tercerai berai …
Semoga kita semua selalu mendapat taufik dan hidayah Allah serta selalu berada dalam naungan Kasih Sayang-NYA.
Aamiin … Aamiin … Ya Robbal Alamin.

MAHA BENAR TUHAN DENGAN SEGALA FIRMAN-NYA