Syekh Abdul Wahab Rokan Al-Kholidi Naqsyabandiah, yang lebih dikenal dengan sebutan Tuan Guru Besilam (Babussalam), adalah seorang wali Allah yang banyak memiliki kekeramatan. Beliau lahir pada tanggal 19 Rabiul Akhir 1230 H bertepatan dengan tanggal 28 September 1811 M. Tempat kelahiran beliau bernama Kampung Danau Runda, Rantau Binuang Sakti, Negeri Tinggi, Rokan Tengah, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Ayahandanya bernama Abdul Manap bin M.Yasin bin H.Abdullah bin Edek, suku Tembusai. Ibundanya bernama Arbaiyah binti Datuk Dagi binti Tengku Perdana Menteri bin Sultan Ibrahim, kepenuhan (Riau). Beliau wafat pada tanggal 21 jumadil Awal 1345 H bertepatan dengan tanggal 27 Desember 1926 M.
Sebelum meninggal dunia Syekh Abdul Wahab sempat menulis wasat yang terdiri dari 44 pasal. Wasiat ini ditujukan kepada anak cucunya, baik anak kandung maupun anak murid. Beliau berpesan kepada anak cucunya untuk menyimpan buku wasiat ini dan sering-sering membacanya, seminggu sekali, atau sebulan sekali dan sekurang-kurangnya setahun sekali, serta diamalkan segala apa yang tersebut didalamnya.
Menurut wasiatnya itu kalau sering-sering dibaca dan kemudian diamalkan segala yang termaktub didalamnya, mudah-mudahan beroleh martabat yang tinggi, kemuliaan yang besar dan kekayaan dunia dan akhirat.
Sebelum meninggal dunia Syekh Abdul Wahab sempat menulis wasat yang terdiri dari 44 pasal. Wasiat ini ditujukan kepada anak cucunya, baik anak kandung maupun anak murid. Beliau berpesan kepada anak cucunya untuk menyimpan buku wasiat ini dan sering-sering membacanya, seminggu sekali, atau sebulan sekali dan sekurang-kurangnya setahun sekali, serta diamalkan segala apa yang tersebut didalamnya.
Menurut wasiatnya itu kalau sering-sering dibaca dan kemudian diamalkan segala yang termaktub didalamnya, mudah-mudahan beroleh martabat yang tinggi, kemuliaan yang besar dan kekayaan dunia dan akhirat.
Naskah asli dari wasiat itu berbunyi sebagai berikut :
Alhamdulillah Al-Lazi Afdholana 'Ala Katsiri 'Ubbadihi Tafdhila. Washsholatu Wassalamu 'Ala Sayyidina Muhammadin Nabiyyan Warosula, Wa alihi Wa Ashabihi Hadiyan Wa Nashiran. Aamiin, Mutalazimaini daiman Abada. Amma Ba'du, maka masa hijrah Nabi kita Muhammad saw 1300 dan kepada 13 hari bulan Muharram makbul dan kepada hari jum'at jam 2.00, masa itulah saya Haji Abdul Wahab Rokan Al-Khalidi Naqsyabandi Asy-Syazili bin Abd.Manaf, Tanah Putih bin Yasin bin Al-Haj Abdullah Tambusai, membuat surat wasiat ini kepada anak dan cucu saya laki-laki atau perempuan, sama ada anak kandung atau anak murid.
Maka hendaklah taruh surat wasiat ini satu surat satu orang dan baca se jum'at sekali, atau sebulan sekali. Dan sekurang-kurangnya setahun sekali. Dan serta amalkan seperti yang tersebut di dalam wasiat ini, supaya dapat martabat yang tinggi dan kemuliaan yang besar dan kaya dunia akhirat.
Dan adalah wasiatku ini 44 wasiat. Dan lagi hai sekalian anak cucuku, sekali-kali jangan kamu permudah -mudah dan jangan kamu peringan-ringan wasiatku ini, karena wasiatku ini datang daripada Allah dan Rasul dan guru-guru yang pilihan. Dan lagi telah kuterima kebajikan wasiat ini sedikit-dikit dan tetapi belum habis aku terima kebajikannya, sebab taqshir daripada aku, karena tiada habis aku kerjakan seperti yang tersebut didalam wasiat ini. Dan barangsiapa mengerjakan sekalian wasiat ini tak dapat tiada dapat kebajikan sekaliannya dunia akhirat.
Alhamdulillah Al-Lazi Afdholana 'Ala Katsiri 'Ubbadihi Tafdhila. Washsholatu Wassalamu 'Ala Sayyidina Muhammadin Nabiyyan Warosula, Wa alihi Wa Ashabihi Hadiyan Wa Nashiran. Aamiin, Mutalazimaini daiman Abada. Amma Ba'du, maka masa hijrah Nabi kita Muhammad saw 1300 dan kepada 13 hari bulan Muharram makbul dan kepada hari jum'at jam 2.00, masa itulah saya Haji Abdul Wahab Rokan Al-Khalidi Naqsyabandi Asy-Syazili bin Abd.Manaf, Tanah Putih bin Yasin bin Al-Haj Abdullah Tambusai, membuat surat wasiat ini kepada anak dan cucu saya laki-laki atau perempuan, sama ada anak kandung atau anak murid.
Maka hendaklah taruh surat wasiat ini satu surat satu orang dan baca se jum'at sekali, atau sebulan sekali. Dan sekurang-kurangnya setahun sekali. Dan serta amalkan seperti yang tersebut di dalam wasiat ini, supaya dapat martabat yang tinggi dan kemuliaan yang besar dan kaya dunia akhirat.
Dan adalah wasiatku ini 44 wasiat. Dan lagi hai sekalian anak cucuku, sekali-kali jangan kamu permudah -mudah dan jangan kamu peringan-ringan wasiatku ini, karena wasiatku ini datang daripada Allah dan Rasul dan guru-guru yang pilihan. Dan lagi telah kuterima kebajikan wasiat ini sedikit-dikit dan tetapi belum habis aku terima kebajikannya, sebab taqshir daripada aku, karena tiada habis aku kerjakan seperti yang tersebut didalam wasiat ini. Dan barangsiapa mengerjakan sekalian wasiat ini tak dapat tiada dapat kebajikan sekaliannya dunia akhirat.
- Wasiat yang pertama, hendaklah kamu sekalian masygul dengan menuntut ilmu Quran dan kitab kepada guru-guru yang mursyid dan rendahkan dirimu kepada guru-guru kamu. Dan perbuat apa-apa yang disuruhkan, jangan bertangguh-tangguh. Dan banyak-banyak bersedekah kepadanya. Dan i'tikadkan diri kamu itu hambanya. Dan jika sudah dapat ilmu itu, maka hendaklah kamu ajarkan kepada anak cucuku. Kemudian maka orang yang lain. Dan kasih sayang kamu akan muridmu seperti kasih sayang akan anak cucu kamu. Dan jangan kamu minta upah dan makan gaji sebab mengajar itu. Tetapi pinta upah dan gaji itu kepada Tuhan Yang Esa lagi kaya serta murah, yaitu Allah Ta'ala.
- Wasiat kedua, apabila sudah kamu baligh, berakal, hendaklah menerima thariqat Syaziliyah atau thariqat Naqsyabandiah, supaya sejalan kamu dengan aku.
- Wasiat yang ketiga, jangan kamu berniaga sendiri, tetapi hendaklah berserikat. Dan jika hendak mencari nafkah, hendaklah dengan jalan tulang gega (dengan tenaga sendiri), seperti berhuma dana berladang dan menjadi amil. Dan didalam mencari nafkah itu maka hendaklah bersedekah pada tiap-tiap hari supaya segera dapat nafkah. Dan jika dapat ringgit sepuluh maka hendaklah sedekahkan satu dan taruh sembilan. Dan jika dapat dua puluh, sedekahkan dua. Dan jika dapat seratus sedekahkan sepuluh, dan taruh sembilan puluh. Dan apabila cukup nafkah kira-kira setahun maka hendaklah berhenti mencari itu dan duduk beramal ibadat hingga tinggal nafkah kira-kira 40 hari, maka barulah mencari.
- Wasiat yang keempat, maka hendaklah kamu berbanyak sedekah sebilang sehari, istimewa pada malam jum'at dan harinya. Dan sekurang-kurangnya sedekah itu 40 duit pada tiap-tiap hari. Dan lagi hendaklah bersedekah ke Mekah pada tiap-tiap tahun.
- Wasiat yang kelima, jangan kamu bersahabat dengan orang yang jahil dan orang pasik. Dan jangan bersahabat dengan orang kaya yang bakhil. Tetapi bersahabatlah kamu dengan orang-orang 'alim dan ulama dan shalih-shalih.
- Wasiat keenam, jangan kamu hendak kemegahan dunia dan kebesarannya, seperti hendak menjadi kadhi dan imam dan lainnya, istimewa pula hendak menjadi penghulu-penghulu. Dan lagi jangan hendak menuntut harta benda banyak-banyak. Dan jangan dibanyakkan memakai pakaian yang harus.
- Wasiat yang ketujuh, jangan kamu menuntut ilmu sihir seperti kuat dan kebal dan pemanis dan lainnya, karena sekalian ilmu ada di dalam Al-Quran dan kitab.
- Wasiat kedelapan, hendaklah kamu kuat merendahkan diri kepada orang Islam. Dan jangan dengki khianat kepada mereka itu. Dan jangan diambil harta mereka itu melainkan dengan izin syara'.
- Wasiat kesembilan, jangan kamu menghinakan diri kepada kafir laknatullah serta makan gaji serta mereka itu. Dan jangan bersahabat dengan mereka itu, melainkan sebab uzur syara'.
- Wasiat kesepuluh, hendaklah kamu kuat menolong orang yang kesempitan sehabis-habis ikhtiar sama ada tolong itu dengan harta benda atau tulang gega, atau bicara atau do'a. Dan lagi apa-apa hajat orang yang dikabarkannya kepada kamu serta dia minta tolong, maka hendaklah sampaikan seboleh-bolehnya.
- Wasiat yang kesebelas, kekalkan air sembahyang dan puasa tiga hari pada tiap-tiap bulan.
- Wasiat yang kedua belas, jika ada orang berbuat kebajikan kepada kamu barang apa kebajikan, maka hendaklah kamu balas akan kebajikan itu.
- Wasiat yang ketiga belas, jika orang dengki khianat kepada kamu, telah dipeliharakan Allah kamu dari padanya, maka hendaklah kamu sabar dan jangan dibalas dan beri nasihat akan dia dengan perkataaan lemah lembut, karena mereka itu orang yang bebal.
- Wasiat yang keempat belas, jika kamu hendak beristeri, jangan dipinang orang tinggi bangsa seperti anak datuk-datuk. Dan jangan dipinang anak orang kaya-kaya. Tetapi hendaklah pinang anak orang fakir-fakir dan miskin.
- Wasiat yang kelima belas, jika memakai kamu akan pakaian yang lengkap, maka hendaklah ada didalamnya pakaian yang buruk. Dan yang aulanya yang buruk itu sebelah atas.
- Wasiat yang keenam belas, jangan disebut kecelaan orang, tetapi hendaklah sembunyikan sehabis-habis sembunyi.
- Wasiat yang ketujuh belas, hendaklah sebut-sebut kebajikan orang dan kemuliaannya.
- Wasiat yang kedelapan belas, jika datang orang 'alim dan guru-guru kedalam negeri yang tempat kamu itu, istimewa pula khalifah thariqat Naqsyabandiah, maka hendaklah kamu dahulu datang ziarah kepadanya dari pada orang lain serta beri sedekah kepadanya.
- Wasiat yang kesembilan belas, jika pergi kamu kepada suatu negeri atau dusun dan ada didalam negeri itu orang alim dan guru-guru khususnya khalifah thariqat Naqsyabandiah, maka hendaklah kamu ziarah kepadanya kemudian hendaklah membawa sedekah kepadanya.
- Wasiat yang kedua puluh, jika hendak pergi orang alim itu daripada tempat kamu itu atau engkau hendak pergi dari pada tempat itu, maka hendaklah kamu ziarah pula serta memberi sedekah supaya dapat kamu rahmat yang besar.
- Wasiat yang kedua puluh satu, sekali-kali jangan kamu kawin dengan janda guru kamu, khususnya guru thariqat. Dan tiada mengapa kawin dengan anak guru, tetapi hendaklah bersungguh-sungguh membawa adab kepadanya serta jangan engkau wathi akan dia, melainkan kemudian daripada meminta izin. Dan lebihkan olehmu akan dia daripada isterimu yang lain, karena dia anak guru, hal yang boleh dilebihkan.
- Wasiat yang kedua puluh dua, hendaklah segala kamu yang laki-laki beristeri berbilang-bilang. Dan sekurang-kurangnya dua, dan yang baiknya empat. Dan jika isterimu tiada mengikut hukum, ceraikan, cari yang lain
- Wasiat yang kedua puluh tiga, hendaklah kamu yang perempuan banyak sabar, jika suami kamu beristeri berbilang-bilang. Janganlah mengikut seperti kelakuan perempuan yang jahil, jika suaminya beristeri berbilang, sangat marahnya, dan jika suaminya berzina tiada marah.
- Wasiat yang kedua puluh empat, jika ada sanak saudara kamu berhutang atau miskin dan sempit nafkahnya dan kamu lapang nafkah, maka hendaklah kamu beri sedekah sedikit-sedikit seorang supaya sama kamu. Inilah makna kata orang tua-tua, jika kamu kaya maka hendaklah bawa sanak saudara kamu kaya pula, dan jika kamu senang, maka hendaklah berikan senang kamu itu kepada sanak saudara kamu.
- Wasiat yang kedua puluh lima, mana-mana sanak saudara kamu yang beroleh martabat dan kesenangan, maka hendaklah kamu kuat-kuat mendo'akannya supaya boleh kamu bernaung dibawah martabatnya.
- Wasiat yang kedua puluh enam, hendaklah kasih akan anak-anak dan sayang akan fakir miskin dan hormat akan orang tua-tua.
- Wasiat kedua puluh tujuh, apabila kamu tidur, hendaklah padamkan pelita, jangan dibiarkan terpasang, karena sangat makruh, sebab demikian itu kelakuan kafir Yahudi.
- Wasiat yang kedua puluh delapan, jika kiamu hendak bepergian, maka hendaklah ziarah kepada ibu bapa dan kepada guru-guru dan orang saleh-saleh. Minta izin kepada mereka itu serta minta tolong do'akan,dan lagi hendaklah mengeluarkan sedekah supaya dapat lapang.
- Wasiat yang kedua puluh sembilan, jangan berasah gigi laki-laki dan perempuan. Dan jangan bertindik telinga jika perempuan, karena yang demikian itu pekerjaan jahiliah.
- Wasiat yang ketiga puluh, jangan kuat kasih akan dunia, hanya sekedar hajat. Siapa kuat kasih akan dunia banyak susah badannya dan percintaan hatinya dan sempit dadanya. Siapa benci akan dunia, sentosa badannya dan senang hatinya dan lapang dadanya.
- Wasiat yang ketiga puluh satu, hendaklah kasih sayang akan ibu bapa seperti diikut apa kata-katanya dan membuat kebajikan kepada keduanya sehabis-habis ikhtiar. Dan jangan durhaka pada keduanya, seperti tiada mengikut perintah keduanya dan kasar perkataan kepada keduanya dan tiada terbawa adabnya.
- Wasiat yang ketiga puluh dua, jika mati kedua ibu bapa kamu atau salah seorang, maka hendaklah kamu kuat-kuat mendoa'akannya pada tiap-tiap sembahyang dan \ziarah pada kuburnya pada tiap-tiap hari jum'at.
- Wasiat yang ketiga puluh tiga, hendaklah kuat membuat kebajikan serta dengan yakin kepada guru-guru dan jangan durhaka kepadanya.
- Wasiat yang ketiga puluh empat, hendaklah berkasih-kasihan dengan orang sekampung dan jika kafir sekalipun dan jangan berbantah-bantah dan berkelahi de ngan mereka itu.
- Wasiat yang ketiga puluh lima, jangan diberi hati kamu mencintai akan maksiat, artinya membuat kejahatan, karena yang demikian itu percintaan hati. Dan jika banyak percintaan hati, membawa kepada kurus badan.
- Wasiat yang ketiga puluh enam, jangan kamu jabatkan tangan kamu kepada apa-apa yang haram, karena yang demikian itu mendatangkan bala.
- Wasiat yang ketiga puluh tujuh, jika datang bala dan cobaan, maka hendaklah mandi tobat mengambil air sembahyang, dan meminta do'a kepada Allah Ta'ala. Dan banyak-banyak bersedekah kepada fakir dan miskin dan minta tolong do'akan kepada guru-guru dan shalih-shalih karena mereka itu kekasih Allah Ta'ala.
- Wasiat yang ketiga puluh delapan, apabila hampir bulan Ramadhan, maka hendaklah selesaikan pekerjaan dunia supaya senang beramal ibadat didalam bulan Ramadhan dan jangan berusaha dan berniaga didalam bulan Ramadhan, tetapi hendaklah bersungguh-sungguh beramal dan ibadat dan membuat kebajikan siang dan malam, khususnya bertadarus Quran dan bersuluk.
- Wasiat yang ketiga puluh sembilan, hendaklah kuat bangun pada waktu sahur, beramal ibadat dan meminta do'a , karena waktu itu tempat do'a yang makbul, khususnya waktu sahur malam jum'at.
- Wasiat yang keempat puluh, hendaklah kuat mendo'akan orang Islam, sama ada hidup atau mati.
- Wasiat yang keempat puluh satu, apabila bertambah-tambah harta benda kamu dan bertambah-tambah pangkat derjat kamu, tetapi amal ibadat kamu kurang, maka jangan sekali-kali kamu suka akan yang demikian itu, karena demikian itu kehendak setan dan iblis dan lagi apa faedah harta bertambah-tambah dan umur berkurang-kurang.
- Wasiat yang keempat puluh dua, maka hendaklah kamu i'tikadkan dengan hati kamu, bahwasanya Allah Ta'ala ada hampir kamu dengan tiada bercerai-cerai siang dan malam. Maka Ia melihat apa-apa pekerjaan kamu lahir dan batin. Maka janganlah kamu berbuat durhaka kepada-Nya sedikit jua, karena Ia senantiasa melihat juga tetapi hendaklah senantiasa kamu memohonkan keridhaan-Nya lahir dan batin. Dan lazimkan olehmu i'tikad ini supaya dapat jannatul 'ajilah artinya sorga yang diatas dunia ini.
- Wasiat yang keempat puluh tiga, maka hendaklah kamu ingat bahwa malikal maut datang kepada setiap seorang lima kali dalam sehari semalam, mengabarkan akan kamu bahwa aku akan mengambil nyawa kamu, maka hendaklah kamu ingat apabila sudah sembahyang tiada sampai nyawa kamu kepada sembahyang kedua, demikian selama-lamanya.
- Wasiat yang keempat puluh empat, hendaklah kamu kuat mendo'akan hamba yang dha'if ini dan sekurang-kurangnya kamu hadiahkan kepada hamba pada tiap-tiap malam jum'at dibaca fatihah sekali dan Qul Huwallahu Ahad sebelas kali, atau Yasin sekali pada tiap-tiap malam jum'at atau ayatul Kursi 7 kali dan aku mendo'akan pula kepada kamu sekalian.
Inilah wasiat hamba yang empat puluh empat atas jalan ikhtisar dan hamba harap akan anak cucu hamba akan membuat syarahnya masing-masing dengan kadarnya yang munasabah, supaya tahu dha'ifut thullab wa qashirul fahmi. Wallahu Khairul Hakimin, wa Maqbulus Sailin. Amin.
Demikianlah bunyi wasiat beliau, dengan tidak merobah redaksinya. Apabila kita perhatikan dengan seksama, maka akan kita dapati, bahwa isi wasiat itu sesuai benar dengan firman Allah dan sabda Rasulullah saw. Kita yakin dan percaya apabila wasiat itu kita amalkan, niscaya kita memperoleh keberuntungan dan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
(Penulis, H.M.Fahmi El Fuad, adalah cicit langsung dari Syekh Abdul Wahab Rokan Al-Khalidi Naqsyabandi, Tuan Guru Babussalam).
Demikianlah bunyi wasiat beliau, dengan tidak merobah redaksinya. Apabila kita perhatikan dengan seksama, maka akan kita dapati, bahwa isi wasiat itu sesuai benar dengan firman Allah dan sabda Rasulullah saw. Kita yakin dan percaya apabila wasiat itu kita amalkan, niscaya kita memperoleh keberuntungan dan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
(Penulis, H.M.Fahmi El Fuad, adalah cicit langsung dari Syekh Abdul Wahab Rokan Al-Khalidi Naqsyabandi, Tuan Guru Babussalam).
0 Komentar