Dalam hidup ini, setiap manusia selalu mendapatkan pengayoman dari GUSTI ALLAH. Pengayoman tersebut tidak pernah putus walau sedetik pun. Berbagai kenikmatan di dunia ini senantiasa kita terima secara gratis. Contohnya, napas kita. GUSTI ALLAH senantiasa memberikan udara pada kita untuk bernapas dan tidak membayar sepeser pun alias gratis. Namun kadangkala manusia selalu menganggap kenikmatan itu sebagai hal-hal yang berbau materi.
 
Umumnya manusia merasa baru mendapatkan kenikmatan setelah menerima duit dari orang lain. Mereka mengatakan itu merupakan rejeki. Rejeki dan kenikmatan itu semata-mata bukanlah materi. Apa yang kita terima dari GUSTI ALLAH berupa kesegaran, kesehatan dan lainnya, itupun merupakan rejeki dan kenikmatan dari ALLAH. Itu merupakan tanda bahwa GUSTI ALLAH senantiasa mengayomi setiap diri umatnya. Tidak peduli apakah umatnya itu memiliki cacat fisik maupun rohani, semuanya selalu mendapatkan pengayoman dari GUSTI.

GUSTI ALLAH itu juga Maha Adil. DIA menjaga setiap sendi-sendi kehidupan umatnya. Namun berbeda dengan manusia, rata-rata makhluk yang disebut manusia ini dalam praktek kehidupan sehari-hari ternyata tidak adil. Ada tiga hal yang patut dijaga oleh manusia agar seorang manusia itu dikatakan adil dan menjadi "Manungso sejati". Apa saja itu?

Tiga hal tersebut adalah :
1. Raga
2. Pikiran
3. Jiwa

Ketiga hal tersebut ada dalam setiap tubuh manusia. Raga dalam bahasa Jawa disebut "Wadag". Pikiran dalam bahasa Jawa disebut "nalar". Sedangkan Jiwa disebut orang Jawa dengan "suksma". Ketiga hal tersebut antara satu dengan lainnya memiliki makanan sendiri-sendiri.

Makanan untuk ketiga hal tersebut :
1. Raga (makanannya adalah nasi, roti dsb) 

2. Pikiran (makanannya adalah membaca koran, melihat TV, mendengarkan radio dan tukar pikiran dengan orang lain agar tumbuh pemahaman)

3. Jiwa (makanan dari jiwa adalah "panembah", "Memuji GUSTI ALLAH", Sembahyang, Sholat dan lainnya, agar muncul rasa tentram dalam hidup ini).

Nah, rata-rata manusia dikatakan tidak bisa adil karena untuk menjaga makanan dari ketiga hal tersebut saja merasa kesulitan. Padahal, GUSTI ALLAH sudah menitipkan tiga hal tersebut pada setiap diri dan titipan itu harus dirawat dengan baik oleh manusia. Kenyataannya malah berkata lain. Manusia umumnya menelantarkan satu dari ketiga hal tersebut.

Setiap titipan GUSTI ALLAH pada manusia jika kita sebagai manusia menelantarkannya, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam hidup ini. Contohnya, jika kita lebih mementingkan raga saja dengan makan semua makanan yang ada tanpa diimbangi dengan kebutuhan Jiwa dan pikiran, maka yang muncul adalah penyakit akibat makanan itu.

Demikian juga ketika kita lebih mementingkan pikiran dimana kita selalu mencari pemahaman dengan membaca koran dan ilmu pengetahuan lainnya tanpa mempedulikan raga dan jiwa, maka kita juga akan sakit. Umumnya sakit maag, lever dan lainnya.

Oleh karena itu, ketiga hal tersebut harus dijaga keseimbangannya karena ketiganya merupakan titipan yang sangat berharga dari GUSTI ALLAH. Kalau ketiga hal tersebut sudah bisa dijaga dengan seadil-adilnya, maka kita bisa disebut manusia yang senantiasa menjaga amanah dari GUSTI ALLAH dan digelari sebagai "Manungso Sejati".