Selain melakukan  puasa-puasa yang diajarkan oleh agama islam, seperti puasa ramadhan, senin kamis, puasa 3 hari pada saat bulan purnama, puasa Nabi Daud AS dll. Pelaku spiritual juga melukan puasa-puasa spiritual. Inti dari semua lakon puasa yang  mereka lakuakan tujuannya hanya satu yaitu mendekatkan diri dengan Allah SWT agar diterima iman serta islam mereka.

Puasa dan tapa adalah dua hal yang sangat penting bagi peningkatan spiritual seseorang. Di semua ajaran agama biasanya disebutkan tentang puasa ini dengan berbagai versi yang berbeda. Menurut sudut pandang spiritual metafisik, puasa mempunyai efek yang sangat baik dan besar terhadap tubuh dan pikiran. Puasa dengan cara supranatural mengubah sistem molekul tubuh fisik dan eterik dan menaikkan vibrasi/getarannya sehingga membuat tubuh lebih sensitif terhadap energi/kekuatan supranatural sekaligus mencoba membangkitkan kemampuan indera keenam seseorang.

Apabila seseorang telah terbiasa melakukan puasa, getaran tubuh fisik dan eteriknya akan meningkat sehingga seluruh racun, energi negatif dan makhluk eterik negatif yang ada didalam tubuhnya akan keluar dan tubuhnya akan menjadi bersih.

Didalam peradaban/tradisi pendalaman spiritual, seorang penghayat spiritual biasa melakukan puasa dengan hitungan hari tertentu (biasanya berkaitan dengan kalender jawa). Hal tersebut dilakukan untuk menaikkan kekuatan dan kemampuan spiritual metafisik mereka dan untuk memperkuat hubungan mereka dengan saudara kembar gaib mereka yang biasa disebut sadulur papat kalima pancer.

Apapun nama dan pelaksanaan puasa, bila puasa dilakukan dengan niat yang tulus, maka tak mungkin akan membuat manusia yang melakoninya celaka. Bahkan medikpun mampu membuktikan betapa puasa memberikan efek yang baik bagi tubuh, terutama untuk mengistirahatkan organ-organ pencernaan.

Intinya adalah ketika seseorang berpuasa dengan ikhlas, maka orang tersebut akan terbersihkan tubuh fisik dan eteriknya dari segala macam kotoran. Ada suatu konsep spiritual yang berbunyi “matikanlah dirimu sebelum engkau mati”, arti dari konsep tersebut kurang lebih kalau kita sering ‘menyiksa’ tubuh maka jiwa kita akan menjadi kuat. Karena yang hidup adalah jiwa, raga akan musnah suatu saat nanti. Itulah sedikit konsep spiritual jawa yang banyak dikenal.

Para penghayat spiritual telah ‘menemukan’ metode-metode untuk membangkitkan spirit kita agar kita menjadi manusia yang kuat jiwanya dan luas alam pemikirannya, salah satunya yaitu dengan menemukan puasa-puasa dengan tradisi kejawen. Atas dasar konsep ‘antal maut qoblal maut’ diatas puasa-puasa ini ditemukan dan tidak lupa peran serta para ghaib, arwah leluhur serta roh-roh suci yang membantu membimbing mereka dalam peningkatan spiritualnya.


Macam-macam puasa ala Spiritual :
1. Puasa Senin-kamis
Puasa ini dilakukan hanya pada hari senin dan kamis saja seperti namanya. Puasa ini disunahkan dalam agama islam. Karena memang Rasulullah SAW menganjurkannya.

2. Puasa Mutih
Puasa dalam segi bahasa artinya menahan diri (QS Maryam : 26). Dalam istilah syariah adalah menahan diri dari makan, minum dan jimak (hubungan intim suami istri) dalam waktu tertentu mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dan harus disertai dengan niat. Dengan demikian, maka puasa mutih dan puasa patigeni tidak masuk dalam kategori puasa secara syariah. Dengan demikian, puasa mutih bukan termasuk ibadah. Pelaku puasa mutih tidak berbeda dengan orang yang sedang diet. Oleh karena itu hukumnya boleh berdasarkan pada kaidah fiqih bahwa "Hukum asal dari masalah muamalah (non-ibadah) adalah boleh" [الأصل في الأشياء الأباحة]. Karena bukan ibadah, maka pelakunya tidak mendapatkan pahala apapun. Pelaku puasa mutih dan patigeni hanya akan mendapat keuntungan duniawi seperti kesaktian, dan kewaskitaan. Walaupun boleh, namun kalau dalam melakukan puasa ini terdapat perbuatan yang dilarang syariah, maka ia menjadi haram. Umpamanya, karena puasa mutih menjadi tidak shalat, dll.

Puasa mutih biasa dilakukan oleh pengikut tarekat. Ia merupakan jenis puasa dimana si pelaku tarekat hanya memakan sekepal nasi putih dan segelas air putih saja dalam sehari dimana puasa putih ini dilakukan selama 1 x 24. Rentang waktu lama hari yang dijalani biasanya bergantung pada syarat yang disesuaikan dengan hajat si pelaku tarekat. Sedangkan puasa pati geni merupakan puasa dimana si pelaku tarekat akan berpuasa total tidak makan dan tidak minum selama 1 x 24 jam di dalam suatu ruangan tertutup tanpa ada cahaya maupun api. 

Dalam puasa mutih ini seseorang tidak boleh makan apa-apa kecuali hanya nasi putih dan air putih saja. Nasi putihnya pun tdk boleh ditambah apa-apa lagi (seperti gula, garam dll.) jadi betul-betul hanya nasi putih dan air puih saja. Sebelum melakukan puasa mutih ini, biasanya seorang pelaku puasa harus mandi keramas dulu sebelumnya. Dalam melakukan puasa ini tentu niat utamanya adalah Lillahita’ala, dalam pandangan dunianya praktek di lapangan niatnya sangat beragam, ada yang karena ada hajat tertentu, ada karena sakit jasmaninya, ada yang ingin melawan dan melemahkan nafsu, untuk menundukkan sifat hewaniah dalam dirinya, ada karena nadzar, dll. Intinya adalh puasa riyadhoh atau tirakat. Puasa ini tentu dosisnya sanngat berbeda tiap orang tergantung niat dan kadar keyaqinanya.
Contoh Niat dalam bahasa jawa : “niat ingsun mutih, mutihaken awak kang reged, putih kaya bocah mentas lahir dipun ijabahi Gusti Allah, Lillahi Ta`ala.”

3. Puasa Weton
Dalam bahasa Jawa “Weton” berasal dari kata dasar “Wetu” yang bermakna “keluar” atau lahir. Kemudian mendapat akhiranan yang membentuknya menjadi kata benda. Yang disebut dengan weton adalah gabungan antara hari dan pasaran saat bayi dilahirkan kedunia. Misalnya Senin Pon, Rabu Wage, Jumat Legi atau lainnya. Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon adalah nama-nama pasaran.

Jadi pengertian Puasa Weton adalah puasa yang dilakukan pada hari kelahiran berdasarkan perhitungan kalender Jawa yang berputar selama 35 hari. Artinya diperingati setiap 35 hari sekali. Berbeda dengan acara ulang tahun yang diperingati setahun sekali.

Amalan Puasa Weton merupakan ajaran mulia dari para leluhur, guna menghayati dan menghargai kelahirannya diri kita ke alam dunia ini. Falsafah sederhana puasa weton ini adalah hari lahir merupakan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Jadi pada hari tersebut, kembali kita mengingat kasih Tuhan yang begitu besar dalam hidup kita. Dengan harapan, agar kita ingat bahwa lahirnya manusia dimuka bumi ini membawa kodrat. Kalau dalam istilah Quran, diturunkannya manusia dimuka bumi ini adalah sebagai khalifah pemimpin (Al-Baqarah: 30). Layaknya sebagai seorang khalifah adalah membawa berkah dan rahmat bagi alam semesta. Bukan untuk merusak apalagi membinasakan alam atau sesama manusia.

Setiap diri yang selalu ingat kepada kodratnya ini maka akan menjadi pribadi-pribadi yang mulia, bijaksana dan penuh kasih sayang kepada sesama dan seluruh alam. Maka kehidupannya akan senantiasa dalam lindungan dan penjagaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Amalan Weton merupakan warisan budaya lokal, tidak ada hubungan dengan ajaran agama tertentu. Jadi boleh diamalkan oleh semua orang, apapun agama dan keyakinannya. Ternyata puasa hari lahir ini juga pernah dilakukan oleh Muhammad SAW. Seperti keterangan berikut ini. Nabi ditanya tentang puasa hari Senin lalu beliau menjawab, “Itu adalah hari dimana aku dilahirkan, dan hari dimana aku diutuskan sebagai Nabi, atau dimana diturunkannya wahyu pertama padaku”. (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i, sanadnya shahih). 


Puasa weton atau puasa pada hari kelahiran, dalam kenyataannya kurang populer di kalangan kaum muslimin. Terbukti sangat jarang yang menjalankanny. Mereka lebih suka memperingati hari kelahiran dengan bersedekah, seperti mengadakan manakiban, tahlil atau pesta bersama kerabat, teman dekat dan tetangga sekitar.

Ketidak populeran itu kemungkinan besar akibat ketidak jelasan hukumnya. Dalam kitab fiqih, puasa weton tidak atau jarang sekali disinggung. Berbeda dan puasa Senin dan Kamis, misalnya.

Barangkali satu-satunya rujukan dalam masalah ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, yang bersumber dari sahabat Abi Qatadah. Sesungguhnya Rasulullah Saw. ditanya, mengapa beliau berpuasa pada hari Senin. Beliau menjawab, pada hari itu aku dilahirkan, dan hari itu juga wahyu diturunkan kepadaku.

Autentitas hadits tersebut bisa dipertanggug jawabkan, sebab terdapat dalam kitab Shahih Muslim karangan Imam Muslim yang terkenal sangat teliti dan ketat dalam menyeleksi hadis. Hadits itu menginformasikan soal Rasulullah Saw. memperingati hari kelahiran dengan berpuasa.

Kelahiran atau kehidupan merupakan karunia Allah Swt. yang harus disyukuri. Bagi Rasulullah, puasa hari Senin merupakan salah satu ekspresi rasa syukur.

Karena tidak ada perintah dan larangan yang tegas, berdasarkan hadis di atas paling tidak dapat diambil satu kesimpulan, puasa weton boleh-boleh saja dilakukan. Sebab Rasulullah Saw. berpredikat ma‘shum, terjaga dari segala dosa. Kalau beliau pernah melakukan berarti hal itu (puasa weton) tidak dilarang, bisa mubah atau sunah.

Terlepas dari cara yang dipilih, memperingati hari kelahiran mengandung beberapa hal yang positif. Paling tidak, kita diingatkan berapa umur kita. Kesadaran waktu sangat penting untuk merencanakan sebuah kehidupan. Peringatan hari ulang tahun dapat juga menjadi momentum yang tepat untuk melakukan instropeksi (al-muhasabah ‘ala an-nafs) yang diperintahkan agama, kita isi dengan amal apa umur selama ini. Sebetulnya di sinilah nilai pringatan ulang tahun itu. Bukan sekedar hura-hura tanpa arti, apalagi hanya ajang untuk gengsi. Lebih fatal lagi jika dalam pelaksanaannya, larangan dari norma agama diterjang, seperti mengonsumsi minuman keras.

Di bawah ini saya berikan nilai masing-masing hari dan pasaran sesuai hitungan jawa.
Nilai Puasa Kelahiran
NILAI HARI KELAHIRAN
Hari = Senin : 4, Selasa : 3, Rabu : 7, Kamis : 8, Jumat : 6, Sabtu : 9, dan Minggu : 5 Pasaran = Pon : 7, Wage : 4, Kliwon : 8, Legi : 5, dan Pahing : 9.

Bagaimana jika puasa weton pada hari Sabtu?

Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan hukum puasa hari Sabtu semata, tanpa disambung dengan hari sebeluin atau sesudahnya. Dalam satu hadis Rasulullah Saw. melarangnya, kecuali puasa Ramadhan. Tapi pada hadis lain ditegaskan, beliau sering melakukan puasa pada hari Sabtu dan Ahad yang merupakan hari raya kaum musyrikin. Dengan berpuasa, beliau ingin membedakan diri (mukhalafah) dari mereka, sekaligus untuk memperkuat identitas kaum muslimin. Kedua hadis itu dapat ditemukan, misalnya dalam kitab Bulugh Al-Maram.

Menghadapi dua hadis yang tampak bertentangan ini, sikap ulama berbeda-beda. Sebagian mengatakan hadis pertama dinasakh (dirombak) oleh keberadaan hadis kedua. Konsekuensinya, puasa hari Sabtu dan Ahad tidak dilarang malah dianjurkan dengan alasan sebagaimana tersebut di atas.

Sebagian yang lain berpendapat, yang dilarang (makruh) adalah puasa pada hari Sabtu atau Ahad semata. Kalau disambung dengan hari sebelum atau sesudahnya tidak dilarang, seperti halnya Jumat. Demikian keterangan yang diperoleh dan kitab Subul As-Salam.

Kalau kita mengikuti pendapat pertama, puasa weton hari Sabtu boleh-boleh saja dilakukan. Sebaliknya, menurut pendapat kedua harus disambung dengan hari Jumat atau Ahad. Ketentuan tersebut menyambung dengan hari sebelum atau sesudahnya, juga berlaku untuk hari Jumat dan Ahad.

Imam Nawawi telah membicarakan masalah itu secara panjang lebar dari perspektif berbagai madzhab dalam kitabnya, Al-Majmu’ pada pembahasan puasa. Dalam menyikapi pendapat yang kontradiktif seperti itu, langkah yang terbaik adalah melakukan puasa weton pada hari Sabtu disambung dengan puasa hari Jumat dan Ahad.

Sudah barang tentu puasa weton tidak diperkenankan pada hari-hari yang dtharam-kan yaitu Idul Fitri, Idul Adha dan hari Tasyriq tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Dalam fikih ada kaidah, bila ada pertentangan antara perkara halal dan haram, maka diutamakan yang haram. Menghindari larangan lebih diutamakan daripada melaksanakan perintah. Dengan kata lain, kalau sesuatu perbuatan membawa dampak positif dan negatif, sebaiknya tidak usah dikhawatirkan, kecuali lebih banyak positifnya.

4. Puasa Ngeruh
Dalam melakoni puasa ini seseorang hanya boleh memakan sayuran/buah-buahan saja. Tidak diperbolehkan makan daging, ikan, telur dsb.

5. Puasa Ngebleng
Puasa Ngebleng adalah menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari. Seseorang yang melakoni puasa ngebleng tidak boleh makan, minum, keluar dari rumah/kamar, atau melakukan aktifitas seksual. Waktu tidur-pun harus dikurangi. Biasanya seseorang yang melakukan puasa Ngebleng tidak boleh keluar dari kamarnya selama sehari semalam (24 jam). Pada saat menjelang malam hari tidak boleh ada satu lampu atau cahaya-pun yang menerangi kamar tersebut. Kamarnya harus gelap gulita tanpa ada cahaya sedikitpun. Dalam melakoni puasa ini diperbolehkan keluar kamar hanya untuk buang air saja.

6. Puasa Pati Geni
Puasa Patigeni hampir sama dengan puasa ngebleng. Perbedaanya ialah tidak boleh keluar kamar dengan alasan apapun, tidak boleh tidur sama sekali. Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang melakukannya 3 hari, 7 hari dst. 
Jika seseorang yang melakukan puasa Patigeni ingin buang air maka, harus dilakukan didalam kamar (dengan memakai pispot atau yang lainnya). 
Contoh niat puasa patigeni : “niat ingsun patigeni, amateni hawa panas ing badan ingsun, amateni genine napsu angkara murka, Lillahi Ta`ala”.

6 . Puasa Ngelowong
Puasa ini lebih mudah dibanding puasa-puasa diatas Seseorang yang melakoni puasa Ngelowong dilarang makan dan minum dalam kurun waktu tertentu. Hanya diperbolehkan tidur 3 jam saja (dalam 24 jam). Diperbolehkan keluar rumah.

7. Puasa Ngrowot
Puasa ini adalah puasa yang lengkap dilakukan dari subuh sampai maghrib. Saat sahur seseorang yang melakukan puasa Ngrowot ini hanya boleh makan buah-buahan itu saja! Diperbolehkan untuk memakan buah lebih dari satu tetapi hanya boleh satu jenis yang sama, misalnya pisang 3 buah saja. Dalam puasa ini diperbolehkan untuk tidur.
 
8. Puasa Nganyep
Puasa ini adalah puasa yang hanya memperbolehkan memakan yang tidak ada rasanya. Hampir sama dengan puasa Mutih, perbedaanya makanannya lebih beragam asal dengan ketentuan tidak mempunyai rasa.
 
9 . Puasa Ngidang
Hanya diperbolehkan memakan dedaunan saja, dan air putih saja. Selain daripada itu tidak diperbolehkan.
 
10 . Puasa Ngepel
Ngepel berarti satu kepal penuh. Puasa ini mengharuskan seseorang untuk memakan dalam sehari satu kepal nasi saja. Terkadang diperbolehkan sampai dua atau tiga kepal nasi sehari.

11. Puasa Ngasrep
Hanya diperbolehkan makan dan minum yang tidak ada rasanya, minumnya hanya diperbolehkan 3 kali saja sehari.

12. Puasa Wungon
Puasa ini adalah puasa pamungkas, tidak boleh makan, minum dan tidur selama 24 jam.

13. Tapa Jejeg
Tidak duduk selama 12 jam.

14. Tapa Lelono
Melakukan perjalanan (jalan kaki) dari jam 12 malam sampai jam 3 subuh (waktu ini dipergunakan sebagai waktu instropeksi diri).

15. Tapa Kungkum
Kungkum merupakan tapa yang sangat unik. Banyak para pelaku spiritual merasakan sensasi yang dahsyat dalam melakukan tapa ini. Tatacara tapa Kungkum adalah sebagai berikut :
a. Masuk kedalam air dengan tanpa pakaian selembar-pun dengan posisi bersila (duduk) didalam air dengan kedalaman air setinggi leher.
b. Biasanya dilakukan dipertemuan dua buah sungai.
c. Menghadap melawan arus air.
d. Memilih tempat yang baik, arus tidak terlalu deras dan tidak terlalu banyak lumpur didasar sungai.
e. Lingkungan harus sepi, usahakan tidak ada seorang manusiapun disana.
f. Dilaksanakan mulai jam 12 malam (terkadang boleh dari jam 10 keatas) dan dilakukan lebih dari tiga jam (walau ada juga yang memperbolehkan pengikutnya kungkum hanya 15 menit).
g. Tidak boleh tertidur selama tapa kungkum
h. Tidak boleh banyak bergerak
i. Sebelum masuk ke sungai disarankan untuk melakukan ritual pembersihan (mandi dulu)
j. Pada saat akan masuk air baca doa ini : “Putih-putih marifatku Sayidina Khidir, Ireng-ireng marifatku Sunan Kali Jaga, Lailaha Ilalaah, Muhamaddur rosulullah”
k. Pada saat masuk air, mata harus tertutup dan tangan disilangkan di dada.
l. Nafas teratur.
m. Tapa Kungkum dilakukan selama 7 malam biasanya.

16. Tapa Ngalong
Tapa ini juga begitu unik. Tapa ini dilakuakn dengan posisi tubuh kepala dibawah dan kaki diatas (sungsang). Pada tahap tertentu tapa ini dilakukan dengan kaki yang menggantung di dahan pohon dan posisi kepala di bawah (seperti kalong/kelelawar). Pada saat menggantung dilarang banyak bergerak. Secara fisik bagi yang melakoni tapa ini melatih keteraturan nafas. Biasanya puasa ini dibarengi dengan puasa Ngrowot.

17. Tapa Ngeluwang
Tapa Ngeluwang adalah tapa paling menakutkan bagi orang-orang awam dan membutuhkan keberanian yang sangat besar. Tapa Ngeluwang disebut-sebut sebagai cara untuk mendapatkan daya penglihatan gaib dan menghilangkan sesuatu. Tapa Ngeluwang adalah tapa dengan dikubur di suatu pekuburan atau tempat yang sangat sepi. 

Setelah seseorang selesai dari tapa ini, biasanya keluar dari kubur maka akan melihat hal-hal yang mengerikan (seperti arwah gentayangan, jin dlsb). 

Sebelum masuk ke kubur, disarankan baca niat ini : “Niat ingsun Ngelowong, anutupi badan kang bolong siro mara siro mati, kang ganggu maang jiwa insun, lebur kaya dene banyu krana Allah Ta’ala.”

Dalam melakoni puasa-puasa diatas, bagi pemula sangatlah berat jika belum terbiasa. Oleh karena itu disini akan dibekali dengan ilmu lambung karang. Ilmu ini berfungsi untuk menahan lapar dan dahaga. Dengan kata lain ilmu ini dapat sangat membantu bagi oarang-orang yang masih ragu-ragu dalam melakoni puasa-puasa diatas. Selain praktis dan mudah dipelajari, sebenarnya ilmu lambung karang ini berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang kebanykan harus ditebus/dimahari dengan puasa. 


Selain itu syarat atau cara mengamalkannya pun sangat mudah, yaitu :
1. Mandi keramas/jinabat untuk membersihkan diri dari segala macam kekotor.
2. Menjaga hawa nafsu.