Dalam perjalanan kehidupan yang sesungguhnya, manusia mengalami dan menemukan kembali 5 tahapan kehidupan, yang selalu dijadikan simbol ajaran kesempurnaan. 

Dalam keilmuan Sunda Besar atau Buana di bagi menjadi lima tahapan, yaitu :


1.  Buana Larang atau alam lahir atau jagat semesta.
2. Buana Panca Tengah atau alam kehidupan atau (rasa)
3. Buana Nyuncung atau alam Ruh atau Hirup.
4. Buana Kahyangan atau alam akal budi atau rasa (Buana Parahyangan ~ ilmu, amal, akhak)
5. Buana Agung adalah sebuah istilah untuk memaknai Yang Maha Mutlak atau disebut Pancer. 

Hal ini ditemukan dalam kebudayaan Sunda Lama yaitu : "Papat Kalima Pancer", dalam tata Negara yang menunjuk pada :
1. Jawa Dwipa
2. Waruna Dwipa
3. Swarna Dwipa
4. Simhala Dwiwa
5. Parahyangan sebagai Pancer. 

Dalam ajaran ilmu fisik dan metafisik atau sering disebut juga "Kejawen" atau "Tata Salira", sering ditemukan istilah :


 
1. Hadi yang bersifat abstrak atau tidak terlihat.
2. Wadi atau Hawa bersifat abstrak atau tidak terihat.
3. Madi atau Rasa bersifat abstrak atau tidak terlihat.
4. Mani atau Wujud, bersifat nyata atau terlihat.
5. Maningkem atau kang Ari tali ari-ari sebagai Pancer.

Menurut Syekh Siti Jenar :
“Sajati jatining ngelmu Lungguhe cipta pribadi Pustining pangestinira Gineleng dadya sawiji, Wijaning ngelmu dyatmika Neng kahanan ening-ening”
Hakikat ilmu yang sejati letaknya pada cipta pribadi maksud dan tujuannya, disatukan adanya, lahirnya ilmu unggul, dalam keadaan hening-seheningnya - Serat Siti Jenar.
Dalam paradigma filsafat ilmu, definisi dari ilmu adalah pengetahuan yang telah diproses sedemikian rupa menggunakan metode, sistematisasi, memiliki obyek forma/sudut tinjau (point of view) dll. Metode ilmu berbeda-beda. Tergantung pada obyek material/materi yang diteliti. Namun, ilmu dalam pemahaman kalangan spiritualis biasanya dipahami lebih kompleks dari itu. Ilmu tidak hanya pengetahuan yang telah diproses dengan metode, sietematisasi, obyek dll, melainkan lebih luas. Meliputi wilayah ilmu sebagai teori dan juga praktik sebagai sarana untuk manembah ke diri pribadi yang merupakan pengejawantahan dirinya Gusti Inkang Akaryo Jagad.

Syekh Siti Jenar juga menghayati ilmu seperti pemahaman ini. Terwujudnya ilmu/ngelmu karena ada usaha dan aspek tindakan nyata dari teori. (Ngelmu iku kalakone kanthi laku) Untuk mendapatkan ngelmu, Syekh Siti Jenar mensyaratkan adanya perjuangan yang berat, sungguh-sungguh, teliti dan sabar. Bahkan ada syarat khusus yaitu pelaku ngelmu tersebut harus dapat mengerem/mengendalikan hawa nafsunya. Ilmu yang dicari oleh Syekh Siti Jenar adalah ilmu sejati, yaitu ilmu yang harus dihayati dan memberikan kemanfaatan hidup di dunia dan di akhirat. Jadi ilmu harus memiliki dimensi pragmatis/kemanfaatan/kegunaan yang besar.

Teori itu penting namun lebih penting lagi adalah mampu mempraktikkan ilmu tersebut untuk kemanfaatan sasama makhluk Tuhan. Ibarat insinyur, teori membangun gedung itu penting. Namun yang lebih penting adalah bagaimana insinyur tersebut mampu mengaplikasikan teori tersebut untuk membangun gedung. Syekh Siti Jenar membimbing orang untuk mampu mengetahui ilmu dari Gusti Yang Maha Tunggal dengan mengetahui kenyataan ini adalah sebuah perwujudan kodrat-Nya. Siapa yang mampu memiliki ilmu ini? Tidak lain pribadi yang tahu, paham dan mempraktekkan kodrat, iradat dan ilmunya.

Ilmu yang sebenarnya/ilmu sejati menurut Siti Jenar berada di dalam cipta pribadi. Ide dan kreasi yang lahir dari dalam diri sendiri. Yang adanya di dalam diri yang paling dalam. Biasanya, kita mengetahui sesuatu itu berasal dari luar, melalui indera/pengalaman indera dan melalui pengajaran-pengajaran dari orang lain/guru/dosen. Namun, kata Syekh Siti Jenar, ilmu sejati yang memberi pengajaran adalah DIRI SEJATI. 

Diri Sejati itu berada di dalam lapisan diri yang paling dalam. Maka, pengetahuan tentang ilmu sejati, menurut Syekh Siti Jenar, hanya bisa ditemukan melalui ketajaman batin yang sumbernya dari hening dan sepinya diri. Sebab ilmu sejati memang adanya di kedalaman kesadaran manusia yang paling dalam.

Untuk mendapatkan ilmu sejati, manusia harus sepi ing pamrih rame ing gawe. Bebas dari nafsu dan ego pribadi apapun juga. Batin benar-benar menyatu dalam irama keheningan samadi. 

Hati dan pikiran tertuju pada fokus : Hu Allah! Itu saja, sehingga tidak ada konflik batin karena semuanya hakikatnya SATU. Susah-senang, baik-buruk, benar-salah, hitam-putih semuanya sumbernya satu dan tidak saling mengalahkan. Semuanya bisa diresapi dalam diamnya pribadi kita untuk selalu menyatu dengan pribadi-Nya. 

Sedulur papat limo pancer : Empat saudara yaitu ketuban, ari-ari, tali pusat dan darah yang menyertai kelahiran bayi ke alam dunia. Keempat saudara itu secara simbolik akan mati dan bersifat sementara, tinggal Pancernya — Ruh — Pribadi yang hidup. Pancer yang berupa ruh itulah DIRI PRIBADI MANUSIA.

Kekuatan yang sangat besar yang ada pada manusia antara lain karena keterlibatan Malaikat Langit yang diturunkan oleh Allah ta’ala untuk membantu manusia sebagai kalifah di Bumi. Oleh tradisi kejawen hal ini disebut Makdum Sarpin atau yang terkenal dengan Ilmu Sedulur Papat Kalimo Pancer. Dasar dari pemahaman ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut :

1. QS 13 : Ar ra’d : 11
Lahu mu’aqqibaatun min bayni yadayhi wamin khalfihi yahfazhu–unahu min amri allaahi inna allaaha laa yughayyiru maa biqawmin hattaa yughayyiruu maa bi-anfusihim wa-idzaa araada allaahu biqawmin suuan falaa maradda lahu wamaa lahum min duunihi min waalin.

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

3. QS 6 : Al Anaam:61 : 

“wahuwa alqaahiru fawqa ‘ibaadihi wayursilu ‘alaykum hafazhatan hattaa idzaa jaa-a ahadakumu almawtu tawaffat-hu rusulunaa wahum laa yufarrithuuna”.
 
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.


Sedulur alus yang tidak berbadan fisik itu menurut kepercayaan tradisional Jawa selalu membantu saudaranya yang manusia dengan jalan menyertai, melindungi, memantu supaya saudaranya yang manusia menjalani kehidupannya dengan selamat, sehat, sejahtera selama hidup dibumi ini. Tugas sedulur alus tersebut sesuai dengan paugeran ketentuan dari Gusti. Saudara halus itu jumlahnya banyak, mari kita coba mengenali mereka :


1. KAKANG KAWAH  : Kakang Kawah, yang keluar dari rahim ibu, sebelum si bayi. Warnanya PUTIH, tempatnya di KANAN dilambangkan sebagai MALAIKAT JIBRIL. bertugas membawa wahyu/berita, Sebagai pembawa ilmu pengetahuan, karena dengan ILMU, manusia dapat sejahtera hidupnya, dan terhindar dari kebodohan yang membuat dirinya menderita. 

Maka orang yang bermaqom MALAIKAT JIBRIL biasanya cerdas mempunyai ilmu laduni, dan doa-doanya biasanya makbul dll.

2. GETIH : Darah yang keluar dari rahim ibu sewaktu melahirkan. Darah merupakan transpotasi sari-sari makanan ke seluruh tubuh, sehingga seluruh sel-sel dapat hidup. Warnanya MERAH, tempatnya di KIRI, dilambangkan sebagai
MALAIKAT MIKAIL, bertugas sebagai pembawa rezeki.  
Maka orang yang bermaqom MALAIKAT MIKAIL kehidupanya berkecukupan dan mudah memperoleh hal rezeki apapun dan doanya makbul dll.

3. TALI ARI-ARI (TALI PUSAR) :  yang dipotong sesudah kelahiran bayi. Warnanya HITAM, tempatnya di DEPAN. Dilambangkan sebagai MALAIKAT ISROFIL, bertugas meniup terompet dihari kiamat

Maka orang yang bermaqom MALAIKAT ISROFIL berwibawa dan mempunyai kemampuan menundukan semua makhluk, doanya makbul dll.

4. ARI-ARI (BALI) : Adik ari-ari, yang keluar dari rahim ibu, sesudah si bayi. Warnanya KUNING, tempatnya di BELAKANG. Dilambangkan sebagai MALAIKAT IZROIL. Maka orang bermaqom
MALAIKAT IZROIL memiliki kekuasaan tinggi, berwibawa dan mempunyai kemampuan menundukan semua makhluk, doanya makbul dll.