Qull ruuhi min amri robbi : Ruh adalah urusan Tuhan ~ (AL ISRA 17 : 85).
Ruh manusia serta segala macam ruh lainnya adalah merupakan rahasia daripada Allah. Ketika di Alam Arwah, ruh manusia bersama para ruh lainnya termasuk ruh para malaikat bisa berkomunikasi langsung kepada Tuhan dan telah berikrar kepada Tuhan tatkala Tuhan bertanya kepada para ruh tersebut :
Bukankah Aku adalah Tuhan-mu? Kemudian para Ruh menjawab : Benar kami bersaksi ~ (AL A’RAF 7 : 172)
Ayat tersebut merupakan syahadat awal dan juga merupakan penjelasan bahwa Ruh bisa berkomunikasi dengan Tuhan, bukan jasmaninya yang berkomunikasi.
Selanjutnya Allah berfirman :
Kutiupkan Ruh-Ku kepadanya ~ (ASH SHAAD 38 : 72, AL HIJR 15 : 29).
Kemudian Ruh masuk ke dalam jasmani sambil membawa amanah (agama?). Apakah amanah itu berupa tugas kita hidup di dunia sebagai apa? Seandainya amanah itu agama, namun tidak dikatakan agamanya apa. Semua agama mengajarkan tentang Fitrah. Agama fitrah. Ya itulah agama Islam sejati yang dianut semua umat!!!
Sesungguhnya telah kami tawarkan amanah (agama?) kepada langit, bumi dan gunung-gunung, akan tetapi mereka semua enggan memikulnya, karena takut menghianatinya, namun manusia bersedia memikulnya, karena manusia sungguh Zalim dan bodoh ~ (AL AHZAB 33 : 72)
Karena dunia merupakan tempat pembelajaran bagi para Ruh, maka ruh sudah diberi tugas dan peran apa sebagai manusia dikehidupan yang akan datang. Apapun agamanya tetap sesuai dengan fitrah Allah. Ini semua mungkin yang disebut amanah sebelum ruh dilahirkan kembali kedunia, reinkarnasi. Hal ini juga sebagai bukti Tuhan Maha Adil serta Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Manakala datang kematian pada sesorang dari mereka, dia menyesal dan berkata : Ya Tuhan-ku, hidupkanlah aku kembali, agar aku dapat beramal saleh dalam perkara yang aku lalaikan. Tidak! Itu hanya alasan belaka, dibelakang mereka ada tabir yang menghalangi mereka, sampai hari mereka dibangkitkan ~ (AL MU’MINUN 23 : 99-100)
Sekiranya kami dapat kembali kedunia, niscaya kami akan menjadi orang-orang yang beriman. Sesungguhnya hal ini menjadi keterangan yang nyata, tetapi kebanyakan mereka tidak mau percaya ~ (ASY-SYU’ARA 26 : 102-103)
Kepada-Nya lah kamu semua akan kembali, janji Allah Maha Benar, Dia-lah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya, supaya Dia dapat memberi pahala kepada mereka yang beriman dan melakukan kebaikan secara adil, sedangkan bagi mereka yang tidak percaya (disediakan) minuman air mendidih dan siksaan yang pedih dan menyakitkan, karena mereka tidak percaya ~ (YUNUS : 10 : 4)
Barang siapa berbuat baik, laki-laki atau perempuan, dan ia beriman, maka pasti akan kami hidupkan (dilahirkan kembali) dengan kehidupan yang baik dan kami akan memberinya pahala sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan ~ (AN NAHL 16 : 97)
Ternyata memang benar, jasmani kemudian menghianati amanah karena ada nafsu, maka tertutuplah pintu komunikasi (hijab) dengan Allah. Oleh karena itu manusia disebut insan yang artinya adalah lalai (lupa). Seperti halnya Nabi Adam dan Hawa.
Turunlah kamu semua dari surga itu, kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya tiada kehawatiran dan tidak pula mereka bersedih hati ~ (AL BAQARAH 2 : 38)
Dalam dada ada qolbu, dalam qolbu fuad, di dalam fuad ada sir, di dalam sir ada Aku. Berarti Ruh Allah, Essensi Dzat Allah berada di dasar qolbu setiap manusia, di dalam hati Nurani setiap manusia. Hati Nurani selalu menyuarakan kebenaran karena di dalamnya ada Al Haqq. Ruh di dalam jasmani manusia merasa terbelenggu dan dia senantiasa ingin kembali kepada Sumber Asalnya. Oleh karena itu setiap manusia memiliki naluri dalam dirinya untuk mencari dan mengenal Allah sebagai suatu kebutuhan bathiniah agar hatinya menjadi tenang dan tentram, agar Ruhnya bisa kembali kepada Cahaya semula.
Walaupun Ruhani dan nafsu tidak berwujud seperti jasmani, akan tetapi kita bisa merasakan keberadaannya, misalnya :
Pada orang mati, hanya ada jasmaninya. Pada orang pingsan, tidur, ada jasmaninya dan ruhaninya. Pada orang sadar, bangun, ada jasmaninya, ruhaninya dan nafsunya.
Setelah kita mati, apakah ruh kita ditanya agamanya apa? Tidak ada ayat yang menjelaskan hal ini. Allah hanya bertanya : “Bukankah Aku Tuhan-mu?” Para ruh menjawab : “Benar kami bersaksi”. Kemudian Ruh dihembuskan kedalam jasmani dengan membawa amanah, tidak dikatakan amanahnya apa. Seandainya amanah itu agama, di dalam Al Qur’an tidak dikatakan agamanya apa.
Agama berasal dari kata A artinya tidak dan Gama artinya kacau. Jadi agama artinya aturan agar tidak kacau. Semua Ruh membawa amanah Allah agar mereka tidak membuat kekacauan di dunia ini. Manusia ditugaskan sebagai khalifah dan sebagai wali Allah di muka bumi, inipun amanah.
Sesungguhnya semua Ruh termasuk Ruh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan adalah berasal dari Nuur Muhammad.
Aku berasal dari Cahaya Tuhan (Allah) dan semua yang ada di alam semesta ini berasal dari cahaya ku ~ (hadits).
Aku adalah bapak dari segala ruh ~ (hadits).
Ruh merupakan pembatas dari pada AL HAQ, seperti halnya jasmani yang merupakan pembatas dari pada ruh. Pada kenyataannya seluruh dunia ini adalah pakaian dari pada ruh yang tidak diragukan lagi adalah satu (Ruh Idhofi, Nur Muhammad). Seperti halnya cahaya matahari, mataharinya tetap satu, akan tetapi cahayanya memasuki setiap jendela serta menerangi setiap rumah. Ruh tidak masuk ke dalam jasmani, akan tetapi seperti penunggang dan tubuh adalah seperti kuda. Gerakan Ruh dan Jasmani adalah seperti gerakan dari tangan dan anak kunci, terjadi serempak. Di dalam sir ada Aku, berarti Aku (Nur-Energi) menggerakkan Sir, kemudian Sir menggerakkan Ruh dan Ruh menggerakkan Qolbu, Qolbu menggerakkan budi, budi menggerakkan akal dan akal menggerakan tubuh.
Jadi urut-urutannya adalah : Nur-Sir-Ruh-Qolbu-Budi-Akal-Cipta-Rasa-Karsa-Pangawasa.
Para sufi mengatakan bahwa fungsi nafs untuk mengabdi, qolbu untuk mencintai, Ruh untuk berkomunikasi dengan Allah dan Sir untuk memfanakan diri dalam pandangan Allah, baqo dalam Allah.
Tangan Tuhan berada di atas tangan mereka ~ (AL FATH 48 : 10)
Dan bukanlah engkau yang melempar ketika engkau melempar, akan tetapi Allah yang melempar ~ (AL ANFAAL 8 : 17)
Tidak ada yang bergerak kecuali atas perintah Tuhan ~ (HADITS)
Ruh manusia serta segala macam ruh lainnya adalah merupakan rahasia daripada Allah. Ketika di Alam Arwah, ruh manusia bersama para ruh lainnya termasuk ruh para malaikat bisa berkomunikasi langsung kepada Tuhan dan telah berikrar kepada Tuhan tatkala Tuhan bertanya kepada para ruh tersebut :
Bukankah Aku adalah Tuhan-mu? Kemudian para Ruh menjawab : Benar kami bersaksi ~ (AL A’RAF 7 : 172)
Ayat tersebut merupakan syahadat awal dan juga merupakan penjelasan bahwa Ruh bisa berkomunikasi dengan Tuhan, bukan jasmaninya yang berkomunikasi.
Selanjutnya Allah berfirman :
Kutiupkan Ruh-Ku kepadanya ~ (ASH SHAAD 38 : 72, AL HIJR 15 : 29).
Kemudian Ruh masuk ke dalam jasmani sambil membawa amanah (agama?). Apakah amanah itu berupa tugas kita hidup di dunia sebagai apa? Seandainya amanah itu agama, namun tidak dikatakan agamanya apa. Semua agama mengajarkan tentang Fitrah. Agama fitrah. Ya itulah agama Islam sejati yang dianut semua umat!!!
Sesungguhnya telah kami tawarkan amanah (agama?) kepada langit, bumi dan gunung-gunung, akan tetapi mereka semua enggan memikulnya, karena takut menghianatinya, namun manusia bersedia memikulnya, karena manusia sungguh Zalim dan bodoh ~ (AL AHZAB 33 : 72)
Karena dunia merupakan tempat pembelajaran bagi para Ruh, maka ruh sudah diberi tugas dan peran apa sebagai manusia dikehidupan yang akan datang. Apapun agamanya tetap sesuai dengan fitrah Allah. Ini semua mungkin yang disebut amanah sebelum ruh dilahirkan kembali kedunia, reinkarnasi. Hal ini juga sebagai bukti Tuhan Maha Adil serta Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Manakala datang kematian pada sesorang dari mereka, dia menyesal dan berkata : Ya Tuhan-ku, hidupkanlah aku kembali, agar aku dapat beramal saleh dalam perkara yang aku lalaikan. Tidak! Itu hanya alasan belaka, dibelakang mereka ada tabir yang menghalangi mereka, sampai hari mereka dibangkitkan ~ (AL MU’MINUN 23 : 99-100)
Sekiranya kami dapat kembali kedunia, niscaya kami akan menjadi orang-orang yang beriman. Sesungguhnya hal ini menjadi keterangan yang nyata, tetapi kebanyakan mereka tidak mau percaya ~ (ASY-SYU’ARA 26 : 102-103)
Kepada-Nya lah kamu semua akan kembali, janji Allah Maha Benar, Dia-lah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya, supaya Dia dapat memberi pahala kepada mereka yang beriman dan melakukan kebaikan secara adil, sedangkan bagi mereka yang tidak percaya (disediakan) minuman air mendidih dan siksaan yang pedih dan menyakitkan, karena mereka tidak percaya ~ (YUNUS : 10 : 4)
Barang siapa berbuat baik, laki-laki atau perempuan, dan ia beriman, maka pasti akan kami hidupkan (dilahirkan kembali) dengan kehidupan yang baik dan kami akan memberinya pahala sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan ~ (AN NAHL 16 : 97)
Ternyata memang benar, jasmani kemudian menghianati amanah karena ada nafsu, maka tertutuplah pintu komunikasi (hijab) dengan Allah. Oleh karena itu manusia disebut insan yang artinya adalah lalai (lupa). Seperti halnya Nabi Adam dan Hawa.
Turunlah kamu semua dari surga itu, kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya tiada kehawatiran dan tidak pula mereka bersedih hati ~ (AL BAQARAH 2 : 38)
Dalam dada ada qolbu, dalam qolbu fuad, di dalam fuad ada sir, di dalam sir ada Aku. Berarti Ruh Allah, Essensi Dzat Allah berada di dasar qolbu setiap manusia, di dalam hati Nurani setiap manusia. Hati Nurani selalu menyuarakan kebenaran karena di dalamnya ada Al Haqq. Ruh di dalam jasmani manusia merasa terbelenggu dan dia senantiasa ingin kembali kepada Sumber Asalnya. Oleh karena itu setiap manusia memiliki naluri dalam dirinya untuk mencari dan mengenal Allah sebagai suatu kebutuhan bathiniah agar hatinya menjadi tenang dan tentram, agar Ruhnya bisa kembali kepada Cahaya semula.
Walaupun Ruhani dan nafsu tidak berwujud seperti jasmani, akan tetapi kita bisa merasakan keberadaannya, misalnya :
Pada orang mati, hanya ada jasmaninya. Pada orang pingsan, tidur, ada jasmaninya dan ruhaninya. Pada orang sadar, bangun, ada jasmaninya, ruhaninya dan nafsunya.
Setelah kita mati, apakah ruh kita ditanya agamanya apa? Tidak ada ayat yang menjelaskan hal ini. Allah hanya bertanya : “Bukankah Aku Tuhan-mu?” Para ruh menjawab : “Benar kami bersaksi”. Kemudian Ruh dihembuskan kedalam jasmani dengan membawa amanah, tidak dikatakan amanahnya apa. Seandainya amanah itu agama, di dalam Al Qur’an tidak dikatakan agamanya apa.
Agama berasal dari kata A artinya tidak dan Gama artinya kacau. Jadi agama artinya aturan agar tidak kacau. Semua Ruh membawa amanah Allah agar mereka tidak membuat kekacauan di dunia ini. Manusia ditugaskan sebagai khalifah dan sebagai wali Allah di muka bumi, inipun amanah.
Sesungguhnya semua Ruh termasuk Ruh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan adalah berasal dari Nuur Muhammad.
Aku berasal dari Cahaya Tuhan (Allah) dan semua yang ada di alam semesta ini berasal dari cahaya ku ~ (hadits).
Aku adalah bapak dari segala ruh ~ (hadits).
Ruh merupakan pembatas dari pada AL HAQ, seperti halnya jasmani yang merupakan pembatas dari pada ruh. Pada kenyataannya seluruh dunia ini adalah pakaian dari pada ruh yang tidak diragukan lagi adalah satu (Ruh Idhofi, Nur Muhammad). Seperti halnya cahaya matahari, mataharinya tetap satu, akan tetapi cahayanya memasuki setiap jendela serta menerangi setiap rumah. Ruh tidak masuk ke dalam jasmani, akan tetapi seperti penunggang dan tubuh adalah seperti kuda. Gerakan Ruh dan Jasmani adalah seperti gerakan dari tangan dan anak kunci, terjadi serempak. Di dalam sir ada Aku, berarti Aku (Nur-Energi) menggerakkan Sir, kemudian Sir menggerakkan Ruh dan Ruh menggerakkan Qolbu, Qolbu menggerakkan budi, budi menggerakkan akal dan akal menggerakan tubuh.
Jadi urut-urutannya adalah : Nur-Sir-Ruh-Qolbu-Budi-Akal-Cipta-Rasa-Karsa-Pangawasa.
Para sufi mengatakan bahwa fungsi nafs untuk mengabdi, qolbu untuk mencintai, Ruh untuk berkomunikasi dengan Allah dan Sir untuk memfanakan diri dalam pandangan Allah, baqo dalam Allah.
Tangan Tuhan berada di atas tangan mereka ~ (AL FATH 48 : 10)
Dan bukanlah engkau yang melempar ketika engkau melempar, akan tetapi Allah yang melempar ~ (AL ANFAAL 8 : 17)
Tidak ada yang bergerak kecuali atas perintah Tuhan ~ (HADITS)
0 Komentar