Nadhom Tujuh Golongan Nu Kaiuhan

 Tujuh golongan jalma nu kaiuhan ku payungna karaton Allooh anu heman, 
dina waktu kabeh mahluk kapanasan tujuh panon poe banget deukeut pisan
 kira sa-mel jarakna luhureun sirah di masyar nu sempit nu teu puguh arah,
 pada taranjang nyaleker silih leyek ku kesang ka keueum sing koceak dengek,  
Rebu-rebu tahun mahluk kalaparan banget hanaang ku gusti di antepan, 
komo yahudi karesten bangsa setan, kafir majusi banget kasiksa pisan, 
anging tujuh golongan nu tadi tea, henang hening ngango angoan sadaya
Hiji pamingpin nu adil tara cidra, nyaah ka rakyat teu ngantep nu sangsara,  
Dua nonoman nu getol ibadah na, ti budak teu kotor ku ma'siatna, 
Tilu njalma nu hatena nyantel bae, ka masjidna bulak balik sono bae, 
Opat jalama nu nyobat dina agama, teu karna dulur tawa bisnis bersama, 
Lima jalma nu heunteu bisa kagembang, ku istri bangor ka pangeran mumuntang, 
Genep nu rajin sidekah rerencepan, taya nunyaho saurang urang acan, 
Tujuh jalama nu ceurik nyorangan, dzikir ka gusti nginghak teu kanyahoan,   
Mangga geura singkil lebet kanu tujuh, tawa salah sahijina ameh puguh... 
Aya arep-areppaneun di ahkerat, muga ieu nadhom ka urang manfaat.
 Aamiin ya robbul alamiin, al fatehah...


Penjelasan :

Tak ada manusia yang luput dari kesalahan, pujian, cobaan dan ujian dalam hidup semata-mata bukan untuk kesengsaraan ataupun keterpurukan. Belajar dari kesalahan dan syukuri apa adanya, karena semua yang kita lakukan akan di pertanggung jawabkan di akhirat kelak.

Dan pada saat hari akhir atau kiamat orang-orang berhamburan kemana-mana dan seisinya berterbangan. Tapi tidak dengan 7 golongan yang di naungi Allah SWT.

Dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina), tapi ia mengatakan: “Aku takut kepada Allah”, seseorang yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya.” (HR Bukhari)

Tujuh golongan yang akan mendapat perlindungan dari Allah yang pada hari itu tidak ada perlindungan kecuali hanya perlindungan Allah.

Yang pertama, imamun adil, pemimpin yang adil, hakim yang adil. Subhanallah, terdepan, yang pertama mendapat perlindungan Allah. Dan sungguh negeri Indonesia yang tercinta ini sangat merindukan pemimpin yang adil, hakim yang adil.

Yang kedua, pemuda yang aktif, gesit, dalam ibadah kepada Allah SWT. Aktivitasnya mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Yang ketiga, manusia, hamba Allah, yang hatinya senang berada di dalam masjid. Dia betah di masjid. Shalat berjama’ah, ia senang, subuh-subuh ia menegakkan shalat berjamaah. Allahu Akbar, tentu ini hamba Allah yang benar-benar beriman kepada Allah.

Yang keempat, orang yang bersedakah yang tangan kanannya memberi tapi tangan kirinya tidak tahu. Subhanallah. . Apa ini? Orang yang ikhlash, tidak riya, tidak ujub.

Yang kelima, orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Allah, berpisah karena Allah.

Dari Abu Hurairah RadhiAllahu ‘Anha, Rasulullaah Shalallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya kelak di hari kiamat, Allah akan berfirman,”Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan memberikan naungan kepada-Nya dalam naungan-Ku di saat tidak ada naungan kecuali naungan-Ku” “Demi Allah, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai. Apakah tidak perlu Aku tunjukkan pada satu perkara, jika kalian melakukannya, maka niscaya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian“ (HR Muslim)

Yang keenam, sangat sulit ini, pemuda yang dirayu, digoda, oleh wanita cantik yang memiliki kekayaan, lalu ia berkata: “Aku takut kepada Allah”. Keinginan maksiatnya ada, tapi rasa takutnya kepada Allah lebih hebat, sehingga ia tidak mau melakukan kemaksiatan.

Kita sangat merindukan pemuda, yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa, sehingga ia mampu menahan dari berbagai macam godaan.

Terakhir yang ketujuh, yaitu pemuda, atau hamba Allah, atau orang yang dalam ingatannya kepada Allah, dalam ibadahnya, dalam doanya, dalam dzikirnya, ia menangis. Allahu Akbar, menangis.

Dua tetesan yang dibanggakan Allah di hari kiamat, pertama tetesan darah fii sabilillah, kedua tetesan air mata karena menangis, takut azab Allah, karena merasa bersalah atas segala dosa yang ia lakukan kepada Allah, karena ia sangat mencintai Allah. (Dediesmd - berbagai sumber)