Ilmu Tasawwuf adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu Islam yang utama, iaitu Ilmu Tauhid (Usuluddin), Ilmu Feqah dan Ilmu Tasawwuf.

Ilmu Tauhid
bertugas membahas soal-soal I'tiqad, seperti I'tiqad mengenai ketuhanan, kerasulan, hari akhirat dan lain-lain lagi.

Ilmu Feqah
bertugas membahas soal-soal ibadat lahir, seperti sembahyang, puasa, zakat, naik haji dan lain-lain.

Ilmu Tasawwuf bertugas membahas soal-soal yangbertalian dengan akhlak dan budi pekerti, bertalian dengan hati, iaitu cara-cara Ikhlas, khusyuk, tawadduk, muraqabah, mujahadah, sabar, redha, tawakkal dan lain-lain yang bertalian dengan hati.

Ringkasnya : Tauhid takluk kepada i'tiqad, Feqah takluk kepada amal ibadah, dan Tasawwuf takluk kepada akhlak, yaitu amalan hati.

Kepada setiap orang Islam dianjurkan supaya beri'tiqad sebagaimana yang diatur dalam Ilmu Tauhid, supaya beribadat sebagaimana diatur dalam Ilmu Feqah, dan supaya berakhlak sesuai dengan Ilmu Tasawwuf.

Sepanjang sejarah, dalam Ilmu Tauhid (Usuluddin) telah muncul ulama'-ulama' besar, seperti:
- Shaikh Abu Hassan al-Asyaari (wafat 324 H)
- Shaikh Abu Mansur al-Maturidi (wafat 333 H)
- Shaikh al-Baqalani (wafat 403 H)
- Shaikh al-Asfarini (wafat 406 H)
- Shaikh al-Qusyairi (wafat 465 H)
- Shaikh al-Juwaini (Imam al-Haramain, wafat 460 H)
- Dan lain-lain

Dalam Ilmu Feqah telah muncul ulama'-ulama' besar, seperti:
- Imam Hanafi (wafat 150 H)
- Imam Maliki (wafat 179 H)
- Imam Syafie (wafat 205 H)
- Imam Ahmad bin Hanbal (wafat 241 H)
- Imam al-Juwaini (wafat 460 H)
- Imam Nawawi (wafat 676 H)
- Imam al-Ramli (wafat 1004 H)
- Imam Ibnu Hajar al-Haitimi (wafat 974 H)
- Imam Khatib Syarbini (wafat 977 H)
- Syeikh Zakaria al-Ansori (wafat 926 H)
- Dan lain-lain.


Dalam Ilmu Tasawwuf telah muncul ulama'-ulama' besar, seperti:
- Shaikh Hassan Basri (wafat 110 H)
- Shaikhah Rabiatul Adawiah (wafat 135 H)
- Shaikh Sufian al-Thauri (wafat 161 H)
- Shaikh Ibrahim bin Adham (wafat 161 H)
- Shaikh Shaqiq al-Balkhi (wafat 195 H)
- Shaikh Maaruf al-Kharkhi (wafat 200 H)
- Shaikh al-Sirri al-Siqti (wafat 257 H)
- Shaikh Dzun al-Nun al-Misri (wafat 245 H)
- Shaikh Junaid al-Baghdadi (wafat 297 H)
- Shaikh Abu Yazid al-Bustami (wafat H)
- Shaikh Abu Talib al-Makki (wafat 386 H)
- Shaikh al-Qusyairi (wafat 465 H)
- Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali (wafat 505 H)

- Shaikh Abdul Qadir Jaelani (Wafat 561 H)
- Dan lain-lain.


Mereka inilah di antaranya ulama'-ulama' yang mengodak, merumuskan, dan langsung membukukan ilmu-ilmu dalam babnya masing-masing, iaitu dalam Usuluddin, Feqah dan Tasawwuf, sehingga kita sekarang dapat menikmati usaha mereka itu dengan membaca kitab-kitabnya dan mempelajari pendapat-pendapatnya dalam pelbagai kitab yang terbit kemudian.

Sesudah masa abad mereka ini, muncullah berpuluh-puluh dan bahkan sampai beratus-ratus ulama' Islam yang mengikuti jejak mereka itu dengan mengarang buku-buku dan kitab-kitab yang bertalian dengan ilmu Usuluddin, Feqah dan Tasawwuf yang sampai waktu sekarang kita pelajari dan kita nikmati serta kita ikuti.

Sebagai yang kami huraikan di atas bahawa sasaran ajaran Tasawwuf ialah akhlak dan budi pekerti yang baik berdasarkan kasih cinta kepada Tuhan.

Kerana itu ajaran tasawwuf terdapat dalam hampir setiap agama, seperti dalam agama Buddha, agama Yahudi, agama Kristian dan lain-lain agama kerana tujuan dari agama-agama itu mulanya adalah akhlak yang baik, budi pekerti yang luhur berdasarkan cinta kasih kepada Tuhan.

Oleh karena itu andai kata terdapat persamaan ajaran antara Buddha atau Kristian dalam soal tasawwuf dengan Islam, maka janganlah cepat-cepat diambil kesimpulan bahwa tasawwuf itu diambil dari agama Buddha atau Kristian.

Seorang ulama' wanita ahli tasawwuf yang besar, Rabiatul Adawiyyah (wafat 135 H) mendasarkan tasawwuf pada "KASIH" dan "CINTA" berdasarkan "HUBB". Tetapi beliau bukan mengambil kasih dan cinta itu daripada ajaran agama Kristian, sebab menurut sejarah Islam Rabiatul Adawiyah tidak dikenal pernah belajar kepada orang-orang Kristian.

HUBB atau CINTAnya Rabiatul Adawiyah berdasarkan Islam, bersumberkan Quran dan Hadith, dan "HUBB" yang ada di dalam ajaran Kristian tentu berdasarkan ajaran-ajaran al-Masih.

Sama juga hal keadaannya dalam Ilmu Tauhid dan Feqah, maka di dalam Ilmu Tasawwuf terdapat kitab-kitab yang menerangkan secara gembeling akan Ilmu Tasawwuf itu dan sangkut pautnya dengan al-Quran dan Hadith, dengan ama-amal sahabat nabi, tabien dan tabi at-tabien.

Kitab-kitab itu tersiar luas di seluruh pelusuk dunia Islam, di antaranya:
- Ihya' 'Ulumuddin karangan Imam al-Ghazali
- Mau'zah al-Mukminin Muhtasar Ihya' Ulumuddin karangan al-Qasimi
- Bimbingan Untuk Mencapai Tingkat Mukmin (Terjemahan Mau'zah al-Mukminin), Bahasa Indonesia - huruf latin, terjemahan Muhammad Abdul al-Rathmi
- Risalah al-Qusyairiah karangan al-Qusyairi
- Tazkirah al-Qurtubi karangan al-Sya'arani al-Hikam karangan Ibnu 'Ata'illah
- Kitab al-Arbain karangan al-Ghazali
- Mikraj as-Salikin karangan al-Ghazali
- Minhaj al-'Arifin karangan al-Ghazali
- Minhaj al-'Abidin karangan al-Ghazali
- Dan lain-lain.

Kitab-kitab ini menghuraikan dan menggali Ilmu Tasawwuf sedalam-dalamnya dari al-Quran dan Hadith sehingga Ilmu itu menjadi terang benderang, dapat dijadikan seluruh dan pedoman dalam menggamalkan tasawwuf dengan cara yang benar.

Oleh kerana itu sekelian umat Islam yang berfaham Ahli Sunnah wal Jamaah dalam i'tiqad dan menganut mazhab yang empat dalam syariat dan ibadat, mengamalkan ajaran tasawwuf dan berpegang teguh kepada pengajian-pengajiannya.

Dan untuk melengkapi pengajian-pengajian tasawwuf, ahli-ahli sufi mengadakan istilah-istilah yang terkenal dalam Ilmu Tasawwuf, sama juga halnya dengan ulama'-ulama' Feqah mengadakan istilah-istilah yang bertalian dengan Ilmu Feqah. memang, setiap ilmu mempunyai istilah-istilah yang sendiri.

Alhamdulillah, setahu kita Umat Islam di seluruh dunia terutamanya di Nusantara ini (Indonesia dan Malaysia), ulama'-ulama'nya mengamalkan sebaik-baiknya ajaran Tasawwuf itu. Mereka khusyuk dan tawadduk kepada tuhan, Mujahadah dan Muraqabah, Sabar dan Tawakkal, mereka menjauhi urusan duniawi yang berlebih-lebihan, mereka tidak mengejar ketingggian pangkat duniawi, mereka baik dan jujur, dan lain-lain sifat yang baik yang diajarkan dalam Ilmu Tasawwuf. 


=======================

Sumber disadur daripada : Kitab Masalah Agama Siri 3 Karangan Kiyai Haji Sirajuddin Abbas